TREND AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS LANGLANGBUANA
BANDUNG
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya kepada kami, sehingga akhirnya kami dapat menyelesaikan tugas
mata kuliah Menejemen Sumber Daya Manusia berupa makalah yang berjudul “Trend
Akuntansi”.
Makalah ini dibuat dengan mengacu pada sumber tertulis dan juga berbagai sumber
sebagai landasan pemikiran. Kami menyadari bahwa pembuatan makalah ini tidak luput dari
segala kekurangan dan kesempurnaan. Namun kami telah mengusahakan yang terbaik bagi
pembuatan makalah ini. Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ i
DAFTAR ISI .......................................................................................................................................... 2
BAB I...................................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 3
A. Latar Belakang .................................................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................. 4
BAB II .................................................................................................................................................... 5
TEORI DAN PEMBAHASAN ............................................................................................................. 5
2.1 Trend Akuntansi .................................................................................................................... 5
2.2 Beberapa Topik Baru dalam Akuntansi .......................................................................... 6
2.3 Akuntansi Prilaku ............................................................................................................... 12
2.4 Multidiscipline Paradigm .................................................................................................. 12
2.5 Akuntansi Dan Pembangunan Berkelanjutan ............................................................. 14
2.6 Efficient Market Hypothesis ............................................................................................ 16
2.7 Krisis Akuntansi Masa Depan ........................................................................................ 18
2.1.1 Krisis Akuntansi Menurut Lev ................................................................................... 18
2.1.2 Krisis Menurut Belkaoui .............................................................................................. 19
2.1.3 Skandal Korporasi......................................................................................................... 20
2.1.4 Alternatif Akuntansi Konvensional.......................................................................... 21
2.1.5 Bazerman ....................................................................................................................... 22
2.1.6 Albrecht dan Sack........................................................................................................ 22
2.1.7 Akuntansi dan UKM dan Dunia Ketiga .................................................................. 22
2.1.8 Siapa Mengawasi Siapa ............................................................................................ 23
2.1.9 Jim Peterson ............................................................................................................... 23
BAB III ................................................................................................................................................. 24
PENUTUP ........................................................................................................................................... 24
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................................ 24
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada awalnya, proses mencari kebenaran itu dimulai dari cara dogmatis
dimana kebenaran itu berasal dari orang atau pihak atau lembaga yang diberi
dan diyakini memiliki otoritas menetapkan kebenaran. Kemudian cara ini
berkembang dan menggunakan cara normatif dengan menggunakan logika
ilmiah, pemikiran sehat. Kemudian berkembang dan kemudian menggunakan
metode empiris dengan titik berat melihat kenyataan yang ada dilapangan
(fenomena sosial). Didalam sistem yang terakhir inilah yang menjadi ajang
dari penelitian ilmiah. Sudah merupakan suatu kesepakatan masyarakat
akademisi bahwa proses penelitian ini harus mengikuti aturan-aturan atau
konvensi yang diikuti oleh semua pihak sehingga kualitas hasil penelitian itu
terjamin. Perkembangan ilmu akuntansi yang demikian cepat akhir-akhir ini
didasarkan pada proses penelitian ini. Berbagai teori muncul, teori lama di-
refute, dan teori baru dibangun.
3
Peningkatan ekonomi pada suatu organisasi dapat digunakan untuk
menjadi dasar dalam memilih informasi yang relevan terhadap pengambilan
keputusan. Keterampilan matematis sekarang ini telah berperan dalam
menganalisis permasalahan keuangan yang kompleks. Begitu juga dengan
kemajuan dalam teknologi komputer akuntansi yang memungkinkan informasi
yang tersedia dengan cepat. Tetapi, seberapa canggih pun prosedur
akuntansi yang ada, informasi yang dapat disediakan pada dasarnya
bukanlah tujuan akhir.
B. Rumusan Masalah
Trend Akuntansi
Beberapa Topik Baru dalam Akuntansi
Akuntansi Prilaku
Multidiscipline Paradigm
Akuntansi dan Pembangunan Berkelanjutan
Efficient Market Hypothesis
Krisis Akuntansi Masa Depan
4
BAB II
Trend yang dibuat Ethoven ini beranjak dari megatrend-nya naisbitt yaitu :
1. Dunia akan bergerak dari ekonomi nasional ke ekonomi global.
2. Dasar pemikiran orang akan beralih dari skup jangka pendek ke skup jangka
panjang.
3. Ciri masyarakat kita akan beralih dari masyarakat industry ke masyarakat
informasi.
4. Struktur organisasi akn berubah dari yang bersifat hierarki dengan inti
kekuasaan ke struktur organisasi yang bersifat jaringan atau net-working,
kekuasaan sudah tidak dikedepankan lagi.
5. Pilihan semakin banyak sehingga masyarakat beralih dari dua pilihan ke
pilihan banyak.
6. Pertumbuhan ekonomi akan beralih dari dunia bagian utara ke bagian
selatan.
7. Keterlibatan politik masyarakat akan beralih dari demokrasi perwakilan ke
democrasi partiisipasi.
8. Dari bantuan institusi ke mandiri
9. Kemajuan teknologi akan beralih dari teknologi keras ke teknologi lunak.
10. Kekuasaan akan beralih dari sebtralisasi ke desentralisasi
Kesepuluh shift inilah yang dijadikan dasar oleh Enthoven untuk memprediksi
pengaruh tren itu ke dalam profesi dan bidang ilmu akuntansi.
5
Megatrends 2010
Perkembangan terakhir yang masih terus menjadi bahan riset dan pengembangan
bidang akuntansi yang menjadi tren di antaranya adalah:
Topic tiga pertama sudah disinggung di beberapa bab sebelumnya dan dalam bab
ini kita akan membahas poin 4 dan seterusnya.
Dalam Studies in Accounting Research yang ditulis Yuji Ijiri yang disponsori
AAA menyatakan bahwa kalau double entry itu berdimensi dua maka triple entry
ini berdimensi tiga jadi sebenarnya merupakan penyempurnaan dari system
double entry. Bagi yang berminat mendalami ini dapat dibaca Studies in
Accounting Research No.18. yang ditulis Yuji Ijiri (1982).
2. Employee Reporting
Semakin besarnya kekuatan menawarkan serikat pekerja di Barat, khususnya
di Eropa menimbulkan fenomena baru dalam tuntutan akan laporan keuangan
yang dapat menggambarkan informasi yang dibutuhkan oleh kaum pekerja.
Pegawai selaku salah satu dari stakeholders juga berhak akn informasi
keuangan. Informasi keuangan seperti inilah yang disebut Employee reporting.
Employee reporting merupakan bentuk laporan keuangan yang memuat
informasi yang relevan bagi karyawan atau serikat pekerja. Employee reporting
sangat berkembang d USA dan Eropa pada khususnya. Bahkan telah diterapkan
di beberapa Negara seperti anggota Organization of Economic Cooperation and
Development (OECD) seperti USA, Canada, Jerman, Perancis, Denmark,
Norwegia, Swedia, dan United Kingdom (Belkaoui, 1995).
7
Beberapa hal yang mendesak dan mendorong perlunya employee reporting
ini adalah (Purdy dalam belkaoui, 1985):
Jumlah pegawai;
Lokasi tempat bekerja;
Umur karyawan;
Jam kerja;
Biaya tebaga kerja;
Program pension;
Program jaminan social, kecelakaan kerja, kesehatan, hari tua;
Pelatihan dan pendidikan atau adanya career path;
Pengakuan terhadap serikat pekerja;
Daftar karyawan berdasarkan agama, suku, bangsa, kelamin;
Dan sebagainya.
Dari suatu survey laporan keuangan kepada karyawan sejak tahun 1919
sampai 1979 diketahui beberapa alasan pelaporan sebagai berikut (Lewis, et. Al
1984 :
a. Menyampaikan perubahan.
b. Menyajikan propaganda manajemen.
c. Mempromosikan kepentingan memahami masalah dan prestasi perusahaan.
d. Menyampaikan keputusan manajemen.
e. Menyampaikan hubungan antara karyawan, manajemen, dan pemegang
saham.
f. Menjelaskan tujuan perusahaan.
g. Mendorong partisipasi karyawan yang lebih besar.
h. Merespons tekanan legislative atau serikat pekerja.
i. Membangun imej perusahaan.
j. Memenuhi ketentuan UU tentang pengungkappan informasi yang dibutuhkan
karyawan.
8
k. Merespon kekhawatiran manajemen terhadap berbagai tuntutan pegawai,
maupun persaingan.
l. Menunjukkan perhatian besar terhadap karyawan.
9
Langkah 1:
Disini dihitung Laba Ditahan yang didapat dari Hasil Penjualan dikurangi Biaya,
Pajak, Dividen, atau:
Langkah 2:
Laporan Pertambahan Nilai ini dapat dosusun dari data di atas dengan format
sebagai berikut:
Beberapa kegunaan dari Value Added Reporting ini dapat disebut sebagai
berikut:
a. Konsep ini dinilai objektif sehingga dianggap sebagai informasi yang abash
sebagai dasar perhitungan reward.
b. Pertambahan nilai kotor merupakan informasi yang sangat berguna untuk
memgetahui angka reinvestasi (laba ditahan dan penyusutan).
c. Laporan ini dianggap dapat menjembatani kepentingan akuntansi dan
ekonomi dengan jumlah kekayaan dalam pengukuran pendapan nasional.
10
d. Pertambahan nilai bersih bisa menjadi dasar distribusi kekayaan bukan
pertambahan nilai kotor :
Pertambahan nilai bersih sangat cocok menjadi dasar perhitungan bonus
produktivitas tenaga kerja dengan memberikan penyisihan pada perubahan
modal.
Dengan mengurangi biaya penyusutan akan menghindari double counting
yang bisa terjadi jika ada pertukaran aktiva antara dua perusahaan.
Pertambahan nilai bersih sangat menguntungkan bagi konsep laba untuk
semua.
Mestinya remunerasi karywan tidah hanya berasal dari gaji, tetapi juga
kenaikan kekayaan, ini konsep baru dalam dunia bisnis modern.
Dapat menjadi media peramalan yang baik bagi peristiwa ekonomi yang
dapat mempengaruhi kesehatan perusahaan.
Sangat cocok untuk ekonom dalam perhitungan pendapatan nasianal.
Dapat menilai proporsi masing-masing terhadap niali tambah sehingga
dapat mendorong keadlian.
Namun, di samping keunggulannya ada juga beberapa keterbatasan
Laporan Pertambahan Nilai ini, yaitu sebagai berikut:
Tidak semua pihak yang terlibat dalam menghasilkan pertambahan nilai itu
merasa senang bekerja sama dengan yang lain.
Ada kemungkinan dengan adnya laporan pertambahan niali ini manajemen
salah tanggep seolah ingin memaksimasi pertmabhan niali.
Kesalahan penafsiran terhadap pertambahan nilai dapat menimbulkan
kepalsuan pendapat seperti :
Kenaikan pertambahan nilai dianggap kenaikan laba;
Kenaikan pertambahan niali per unit dianggap otomatis bermanfaat
bagi pemegang saham;
Seolah dianggap bisa mengidentifikasi distribusi yang adil atas
perubahan pertambahan niali;
Pertambahan nilai yang tinggi untuk tenaga kerja per unit dianggap
meruapakan prestasi ekonomi yang baik;
Share tenaga kerja yang besar atas pertambahan nilai tidak berhak
mendapatkan gaji yang tinggi.
11
2.3 Akuntansi Perilaku
Aspek budaya dalam akuntansi disebut juga behavioral accounting. Di sini
diperhatikan berbagai budaya yang dapat memengaruhi peran atau hasil dari
interaksi antara informasi akuntansi dengan perilaku konsumennya atau
penyajiannya. Dengan perkataan lain, berkaitan dengan hubungan antara
perilaku manusia dan system akuntansi baik dalam bidang akuntansi
keuangan maupun akuntansi manajemen. Bahkan ini dianggap sebagai
bidang (cabang) akuntansi yang khusus (Siegel, Ramanauskas-Marconi,
1989). Bidang akuntansi ini dimulai dikembangkan pada awal tahun 1950-an.
Pada tahun 1951 the Controllership Foundation of America mensponsori
penelitian untuk mengetahui pengaruh budget terhadap manusia. Riset ini
dilakukan oleh Cornell University dengan dipimpim oleh Chris Argyris.
Penelitian ini telah memberikan beberapa rekomendasi tentang beberapa
perilaku yang muncul dalam penerapan budget. Hasil riset ini muncul di
Harvard business Review yang ditulis oleh Argyris dengan judul Human
Problems with budget. Sejak itu maka banyak ahli menjadi pemerhati dan
menjadi peneliti akuntansi perilaku ini seperti Mayo, Maslow, Mc Gregor,
Likert.
Dalam akuntansi perilaku ini yang menjadi sorotan adalah dampak dari
informasi akuntansi terhadap perilaku orang yang membaca atau
menyiapkannya. Juga melihat bagaimana reaksi manusia terhadap informasi
yang akuntansi yang diberikan. Dampak perilaku dari system budget terhadap
prilaku, dampak system responsibility accounting terhadap oerilaku, dampak
system desentralisasi ataupun sentralisasi pengambilan keputusan terhadap
perilaku, dimensi perilaku dalam system pengawasan internal, beberapa pola
perilaku auditor, aspek perilaku dalam proses pengambulan keputusan, factor
perilaku dalam kebutuhan pengungkapan, aspek perilaku dalam akuntansi
sumber daya manusia, dan sebagainya. Lebih simple Siegel, Ramanauskas,
dan Marconi (1989) membaginya atas tiga bagian besar berikut ini.
12
Mulanya ilmu yang dikenal manusia adalah ilmu filsafat. Menurut Al-
Farabi, ilmu filsafat adalah ilmu pengdetahuan tentang alam yang maujud dan
bertujuan menyelidiki hakikat yang sebenarnya (Anshari, 1991). H.Endang
Saifuddin Anshari (1991) mengubgkapkan ilmu itu kemudian berkembang
menjadi tiga bidang :
Ilmu ekonomi yang merupakan bagian dari ilmu social berkembang menjadi
berbagai disiplin ilmu seperti :
13
Produksi (production)
Keuangan (finance)
Fenomena ini menarik karena Nampak sekali bahwa lengah sedikit saja
dalam pengembangan ilmu itu kita akan ketinggalan ditelan kemajuan disiplin
lain. Oleh karena itu, pengembangan disiplin dan profesi akuntansi di tanah air
jangan sampai lengah dan terlambat mengantisipasi perubahan ilmu dan
teknologi yang demikian cepat.
14
memudahkan para pengambil keputusan dalam memanaje masalah
pembangunan, lingkunagn, dan aspek social ekonominya.
Saya mengakui salah satu alasan dari respons kita yang tidak lengkap
terhadap permasalahan social adalah isu kualitas hidup yang membingungkan
dan penyebab utama kkebingungan itu adalah kekurangan atau karena
“kasarnya” bentuk dan kualitas pengukuran (May 1971).
Keluhan beliau ini sebenarnya dapat diatasi oleh disiplin akuntansi sebagai
satu instrument measurement of quality. Para ahli akuntansi sejak awal athun
1930-an sebenarnya sudah melakukan pengkajian yang intensif tentang
bagaiman mencatat, mengukur national income, social accounting, dan dampak
social yang diakibatkan oleh industry, perusahaan, atau kegiatan pembangunan.
Ini tidak berbeda dengan apa yang dibicarakan dalam KTT Bumi tersebut. Dalam
pengertian lingkungan termasuk di dalamnya manusia, flora, fauna, air, lahan, dan
segala isinya.
15
juga yang tergantung dengan makhluk lain sebagai penduduk bumi ikut
bertanggung jawab melindungi bumi dari setiap kerusakan lingkungan yang kalau
tidak dijaga akhirnya akan merusak dia sendiri sehingga tidak dapat dilakukan
pembangunan berkelanjutan atau pembangunan berwawasan lingkungan.
Kesulitan Pengukuran
Kesulitan utama dari akuntansi bidang ini adalah ketidaksepakatan para ahli
dalam menentukan criteria pengukuran. Mengukur nilai kerusakan lingkungan,
nilai social cost maupun social benefit-nya tidak semudah yang dibayangkan.
Contohnya kasus Cernobyl, kasus Union Carbides, dan lain sebagainya
menunjukkan betapa sukarnya melakukan penetapan nilai kerusakan dan
perbaikan lingkungan yang sama-sama diterima dan sesuai pula dengan prinsip
akuntansi yang sudah baku.
Penyajian
Dari berbagai konsep yang diajukan lembaga dan para ahli ada yang
menganjurkan metode penyajian: penjelasan dalam laporan keuangan (footnote
disclosure, narrative disclosure), membuat pos tersendiri, laporan khusus tentang
kerusakan lingkungan, Social Responsibility Report, Environment Exchange
Report, Social Income Statement Report, Compherensive Social Benefit Cost
Model, dan Multidimensional Income Statement. SEC biasanya mengharuskan
perusahaan yang listed di bursa New York Stock Exchange untuk melaporkan
hal-hal yang bertalian dengan masalah lingkungan, dan social cost dan benefit
lainnya.
Sebenarnya topic ini bukan baru apalagi tren, karena isu ini sudah lama kenal
dalam akuntansi. Dalam akuntansi dikenal teori atau hipotesis EMH (Efficient
Market Hypothesis). Teori EMH ini menyatakan bahwa “Pasar akan
menyesuaikan diri dengan setiap informasi baru yang dikeluarkan mengenai
saham.” Dalam bahasa penelitian bidang penelitian yang menyangkut soal ini
adalah positive accounting teory. Dalam teori ini yang dibahas bukan bagaimana
mencatat transaksi, tetapi menyangkut:
16
Fama (1969) menyatakan bahwa beberapa syarat untuk menciptakan pasar
yang efisien adalah sebagai berikut:
Ketiga set informasi di atas dapat memengaruhi harga saham sebagai berikut.
1. Bentuk lemah (weak form) dari sham efisien. Di sini harga pasar saham pada
periode tertentu secara penuh merupakan refleksi dari informasi yang berasal
dari harga harga saham masa lalu. Di sini tidak ada strategi dagang
berdasarkan siklus harga, pola harga atau peraturan lainnya.
2. Bentuk semi kuat (semistrong) di mana harga saham secara penuh
merupakan gambaran dari seluruh informasi yang tersedia kepada public
termasuk harga saham masa lalu. Di sini juga tidak ada strategi dagang yang
dipakai dalam perdagangan saham.
3. Bentuk kuat (strong form) di mana harga saham merupakan gambaran dari
seluruh yang ada baik informasi harga saham yang lalu, informasi yang
tersedia untuk public dan informasi lainnya seperti informasi dari dalam dan
informasi pribadi nlainnya.
Dari ketiga bentuk ini maka bentuk semistrong-lah yang paling relevan
dengan akuntansi karena dasar informasinya adalah informasi yang tersedia
bagi public.
Dalam EMH sering digunakan Capital Assets Princing Model (CAPM). Yang
dimaksud dengn model CAMP ini adalah suatu model yang menaksir laba yang
abnormal atau laba yang tidak diperkirakkab dari saham biasa suatu perusahaan
pada saat diumumkannya laba perusahaan. Bentuk semistrong juga dipakai
dalam model ini.
17
2.7 Krisis Akuntansi Masa Depan
Kantor akuntan hanya boleh memberikan jasa information technology (IT) dan
konsultasi lainnya jika Komite Dewan Audit menerimanya.
Auditor independen akan dinilai apakah investor yang biasa akan melihat ada
tidaknya konflik.
Auditor tidak dapat melakukan tugas internal auditing melebihi 40%.
Perusahaan harus mengungkapkan berapa mereka membayar untuk biaya
audit, konsultasi, dan jas pajak.
Menurut Lev, akuntan bukan a good eyesight. Apalagi jika ingin melaporkan
hal-hal yang berkaitan dengan aktiva tidak berwujud seperti : ide, merek, cara
kerja, goowill, franchises. Lev mengambil contoh, didalam standart dan poor
500,500 perusahaan memiliki rasio market to net value perusahaan (yang
18
terdapat di neraca) lebih besar dari 6. Ini berarti bahwa angka neraca yang di-
supply oleh akuntansi keuangan hanya menggambarkan 10-15% dari nilai
perusahaan. Pada tahun 1929 rasio modal intangible business yang cukup
spektakuler. Produk intangible asset dapat berupa :
Pada tahun 1989 Belkaoui menulis buku dengan judul The Coming Crisis in
Accounting yang membahas krisis akuntansi yang mungkin muncul dari hal-hal
sebagai berikut :
Profesi Akuntan
Dalam profesi akuntan terjadi penurunan remunerasi, penurunan jumlah
tenaga kerja, peningkatan porsi jasa konsultasi dan pengurangan jasa
akuntan/auditing. Akuntan yang selama ini dianggap borjius justru menjadi
proletar. Di samping itu, ada juga anggapan bahwa akuntan sebetulnya bukan
tergolong sebagai profesi karena ketidakmampuan menjadi independen dan
otonom dari langganannya dan kehilangan monopolinya atas jasa informasi
akuntansi yang saat ini banyak di-supply oleh IT.
Kecurangan dalam lingkungan akuntansi
Kecurangan adalah tindakan criminal. Banyak tindakan kecurangan yang
dilakukan korporasi maupun kecurangan yang melibatkan akuntan khususnya
melalui laporan keuangan. Public menganggap meningkatnya kecurangan ini
tidak lepas dari kegagalan profesi akuntan. Bahkan di tanah air akuntan
sering juga dicap”tukang angka” yang bias menentukan jumlah laba atau rugi
perusahaan. Kasus factual telah banyak terjadi mendukung anggapan ini
sehingga akuntan berada di ambang krisis.
Menurunnya work load dalam proses akuntansi
Karena kemajuan computer, tugas-tugas akuntansi sudah bias dilakukan oleh
software yang user friendly sehingga tidak memerlukan keahlian akuntansi
lagi. Dengan demikian, beban kerja dari seorang ahli akuntan semakin
terbatas yang akan menimbulkan krisis profesi akuntan.
Iklim organisasi dikantor akuntan
Kantor akuntan adalah fakultas kedua setelah fakultas ekonomi. Kantor
akuntan hanya sebagai batu loncatan untuk memasuki dunia bisnis lain yang
lebih menggiurkan. Bahkan turn over perpindahan kerja, di kantor akuntan
cukup tinggi, career path tidak jelas, job description yang tidak tegas, semakin
19
kabur, dan bahkan semakin tingginya konflik internal dalam kantor akuntan itu
sendiri. Bahkan jasa yang akan dibolehkan diberikan oleh akuntan semakin di
atur dan dibatasi seperti baru-baru ini diberlakukan oleh SEC di USA, di mana
akuntan tidak bias bebas memberikan beberapa jasa pada perusahaan yang
sama karena dianggap mengurangi independensi.
Problema produksi ilmu pengetahuan dalam akuntans
Ilmu pengetahuan paling tidak saat ini dari proses akademik sedangkan
akuntansi adalah kebutuhan profesi yang berkembang secara praktik dalam
dunia bisnis. Sering terjadi antara hasil proses ilmu pengetahuan dari proses
akademik sering tidak match atau tidak sesuai dengan keinginan atau
kebutuhan dunia praktik sehingga terjadi gap antara dunia akademis dengan
dunia profesi. Banyaknya keluhan ditemukan pasar bahwa apa yang
diajarkan di bangku kuliah tidak relevan dengan apa yang diinginkan pasar
atau user dari tenaga akuntan yang dihasilkan perguruan tinggi itu. Jika hal ini
berjalan terus maka akuntansi juga akan mengalami krisis.
Menurut Belkaoui akuntan saat ini tidak memiliki otonomi yang cukup kepada
langganan dalam melaksanakan profesinya dan tidak memiliki kekuasaan atas
langganan. Kemudian, dengan berkembangnya ilmu computer maka
kompleksitas profesi menjadi berkurang akibat kemampuan computer menyabot
sebagian besar fungsi akuntan terutama dalam penyajian laporan keuangan.
Dari sini Belkaoui menyimpulkan bahwa akuntansi berada dalam situasi apakah
sebagai”yang tidak murni profesi” atau berada pada proses
bertahap”deprofessionalisasi”.
Skandal korporasi ini sebenarnya bukan hal yang baru. Sejarah menunjukan
bahwa manusia dengan segala kemajuan dan perangkat social yang dimilikinya
sudah didesain untuk menghindari kemungkinan skandal itu. Skandal korporasi
itu ada yang menggunakan teknik akuntansi. Skandal korporasi yang terjadi
belakangan ini terungkap, umumnya menyangkut skandal akuntansi. Bahkan
skandal ini sempat meruntuhkan salah satu kantor akuntan besar Arthur
20
Anderson di Amerika dan mengubah system pertanggungjawaban korporasi di
Amerika. Untuk mengasi itulah tidak kurang presiden George bush jr melakukan
pidato dan mengujungi NYSE dan pada tanggal tangga 30 juli 2002 UU
Corporate Accountability telah diundangkan. UU ini diharapkan untuk dapat
mengembalikan kepercayaan public terhadap perusahaan Amerika yang sudah
jatuh akibat berbagai skandal yang terjadi belakangan ini. UU itu mencakup
sebagai berikut :
Respon Amerika terhadap skandal besar 2002 ini cukup cepat kendatipun
kemungkinan terjadinya kasus serupa di masa yang akan datang masih
mungkini. Sejauh ini memang skandal keuangan akibat kesalahan akuntansi
belum banyak terungkap karena dinaungi besarnya KKN.
21
resoures accounting, value added reporting, Islamic aceounting.Current Cost
accounting (Belkaoui, 1984, Harahap, 2003).
2.1.5 Bazerman
Albrecht dan Sack (2000) melakukan penelitian yang sangat intens tentang
nasib pendidikan akuntansi di USA dan mereka menyimpulkan bahwa profesi ini
tengah mengalami bahaya disebabkan tiga factor:
Memang situasi ini belum memasuki profesi di tanah air tetapi biasanya
gelombangnya akan merambah praktisi di Negara lain karena sector ekonomi
dan bisnis dikuasai oleh Amerika.
Desain dari akuntansi yang saat ini dikenal terutama yang diajarkan di
perguruan tinggi lebih banyak untuk kepentingan perusahaan besar dan
perusahaan yang terdaftar di pasar modal. Padahal sebagian besar perusahaan
banyak tergolong perusahaan kecil dan titik terdaftar di pasar modal sehingga
akuntansinya juga mestinya memiliki perbedaan. Salah seorang yang bergelut
dengan sector usaha kecil dan koperasi Thoby Mutis menyatakan betapa
akuntansi konvensional tidak bias diandalkan untuk membantu perusahaan UKM
22
dan perusahaan yang tidak terdaftar di pasar modal. Akuntansi untuk UKM dan
koperasi harus memiliki sifat dan ciri tersendiri.
Beliau mengemukakan pada awal November 2006 th Big Four ditambah dua
lembaga besar, yaitu :
1. Deloittee
2. Ernest & Young
3. KPMG
4. Pricewaterhouse Coopers
5. Grant Thornton
6. BDO
23
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
24