Anda di halaman 1dari 4

AKUNTANSI DALAM KONDISI IDEAL

A. Kondisi Ideal dengan Kepastian

Menurut Scott (2006) yang dimaksud kondisi ideal adalah suatu perekonomian yang dicirikan
oleh pasar sempurna dan lengkap, atau tidak adanya asimetri informasi dan halangan-
halangan lainnya bagi operasi pasar yang wajar dan efisien. Kondisi tersebut juga disebut
‘first-best’. Selain itu, penilaian aset dan kewajiban berdasar nilai tunai/sekarang harapan
arus kas yang akan datang.

Karakteristik kondisi ideal dalam kepastian (certainty) adalah arus kas masa depan dan
tingkat bunga bebas risiko dipublikasi dan pasti. Apabila kedua hal ini terjadi maka disebut
kondisi ideal.

Dalam kondisi ideal kepastian :

1. Laporan keuangan dapat menghasilkan informasi yang relevan sekaligus reliabel.


Relevan karena neraca merupakan gambaran dari prospek perusahaan. Reliabel
karena
a. precision, yaitu bebas dari error atau noise (noise bisa muncul dari kesalahan
dalam sistem akuntansi estimasi),
b. hardness, yaitu bebas dari bias dan manupulasi.
2. Laba bersih dapat dihitung dari perkalian tingkat bunga dengan nilai tunai awal
aktiva yang disebut juga accretion of discount. Laba ini juga disebut ex ante net
income (atau expected net income) karena diprediksi di tahun 0 atau awal tahun.
Karena kondisi ideal, maka laba bersih ini akan sebesar laba yang terealisir yang
disebut ex post net income (atau realized net income).
3. Walaupun laba dapat dihitung dengan sempurna, informasi laba bersih dalam laporan
rugi laba tidak memiliki peran karena laba bersih sudah dapat ditentukan dari necara.
4. Nilai pasar aktiva akan sama dengan nilai tunai aktiva tersebut. Dalam kondisi ideal
akan selalu terjadi harga ekuilibrium antara nilai pasar dan nilai tunai, karena itu
proses arbitrage tidak bisa terjadi. Arbitrage juga bermaksud bahwa ada dua cara
untuk menentukan nilai wajar aktiva, yaitu
a. dengan mendiskontokan nilai tunai arus kas masa depan (pendekatan ini
disebut pendekatan langsung), dan
b. dengan menggunakan nilai pasar (pendekatan ini disebut pendekatan tidak
langsung).
5. Kebijakan dividen tidak relevan (dividend irrelevancy) karena apabila investor
menerima dividen dan menginvestasikannya dengan tingkat bunga yang sama, maka
hasilnya akan sama dengan apabila dividen tersebut tidak diambil. Nilai tunai bagi
investor akan sama saja.
6. Dalam kondisi ideal juga dikenal first best. First best adalah tidak ada asimetri
informasi. Berikutnya ada istilah second best, yaitu ada asimetri informasi, jadi lebih
realistik.
7. Kondisi ideal tidak mungkin terjadi. Karena itu, kondisi ideal hanya berfungsi
sebagai benchmark. Dalam kondisi ideal, capital maintenance (laba merupakan
perbedaan dua neraca berurutan) cocok digunakan.
8. Dalam kondisi ideal, neraca mengandung semua informasi yang relevan, sehingga
laporan rugi laba tidak diperlukan. Dalam kondisi ideal, laba bersih dapat dihitung
dari perkalian tingkat bunga dengan nilai tunai awal aktiva yang disebut juga
accretion of discount. Laba ini juga disebut ex ante net income (atau expected net
income) karena diprediksi di tahun 0 atau awal tahun. Karena kondisi ideal, maka
laba bersih ini akan sebesar laba yang terealisir yang disebut ex post net income (atau
realized net income). Dalam kondisi ideal, laporan rugi laba hanya merupakan selisih
antara dua neraca berurutan.

B. Kondisi Ideal dengan Ketidakpastian

Kondisi ideal dengan ketidakpastian (uncertainty) memiliki karakteristik:

1. Tingkat suku bunga diketahui.


2. Kondisi ekonomi (state) dipublikasi dan lengkap.
3. Probabilitas terjadinya kondisi ekonomi diketahui.
4. Realisasi kondisi ekonomi dapat diobservasi

Dalam kondisi ideal dengan ketidakpastian:

1. Laporan keuangan dapat menghasilkan informasi yang relevan sekaligus reliabel.


2. Expected net income tidak sama dengan realized net income.
3. Informasi laba bersih dalam laporan rugi laba tidak memiliki peran karena laba bersih
sudah dapat ditentukan dari necara.
4. Nilai pasar aktiva dapat ditentukan dengan dua cara, yaitu (a) dengan mendiskontokan
nilai tunai arus kas masa depan, dan (b) dengan menggunakan nilai pasar.
5. Kebijakan dividen tidak relevan (dividend irrelevancy) karena nilai tunai bagi investor
akan sama saja

Perbedaan pokok antara kondisi ideal dalam kepastian dan kondisi ideal dalam ketidakpastian
terletak pada expected net income dan realized net income. Dalam kondisi kepastian,
expected net income sama dengan realized net income. Sedangkan dalam kondisi
ketidakpastian keduanya tidak sama.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap perusahaan maupun lembaga-lembaga membutuhkan suatu laporan keuangan.


Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi serta media penting ang
digunakan oleh parapengelola perusahaan dalam proses pengambilankeputusan untuk
mengetahui informasi yang menyangkut posisi keuangan.Laporan keuangan perusahaan
lazim diterbitkan secara periodik, bisa tahunan,semesteran, triwulan, bulanan, bahkan bisa
harian. Laporan keuangan dan pelaporan keuangan sendiri dianggap user utamanya (investor
dan kreditor) sebagai good news dan bad new. Good news, artinya informasi yang disajikan
dianggap merupakan hal penting dan dapat digunakan sebagai pengambilan keputusan kredit
dan investasi. Adapun bad news maksudnya adalah informasi yang disajikan tidak dapat
memenuhi kunci, sehingga mereka memandang bahwa financial reporting masih berguna,
tetapi perlu diperbaiki.

Laporan keuangan ini sudah menjadi kebutuhan para pengusaha, investor,


manajemen, bank, pemerintah maupun pelaku pasar modal. Berdasarkan uraian diatas
makalah kegunaan laporan keuangan ini dibuat utnuk mempelajari tentang pemahaman
laporan keuangan sehubungan dengan tugas matakuliah teori akuntansi

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah konsep dasar laporan keuangan ?


2. Apa itu akuntansi pada kondisi ideal ?
3. Bagaimana pendekatan decision usefulness approach untuk pelaporan akutansi ?

1.3 Tujuan

Sejalan dengan rumusan masalah, berikut tujuan makalah ini

1. untuk mengetahui konsep dasar laporan keuangan


2. untuk mengetahui akuntansi pada kondisi ideal
3. untuk mengetahui pendekatan decision usefulness approach untuk pelaporan

Anda mungkin juga menyukai