“POSTULAT AKUNTANSI”
Dosen Pengampu:
Jufri Darma,SE.,M.Si.,Ak.,Ca.,Dr
Tuti Sriwedari S.E.,M.Si
Disusun Oleh :
Kelompok 5
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah Swt. karena berkat rahmat-Nya kami
dapat menyelesaikan tugas Makalah Teori Akuntansi ini, hingga sampai kepada hadapan
pembaca. Tidak lupa sholawat berangkaikan salam dihadiahkan kepada Baginda Nabi
Muhammad Saw. sebagai suri tauladan yang Allah hadirkan.
Terimakasih kami ucapkan kepada Bapak Jufri Darma,SE.,M.Si.,Ak.,Ca.,Dr Dan Ibu Tuti
Sriwedari S.E.,M.Si sebagai dosen pengampu mata kuliah Teori Akuntansi . Terimakasih kepada
orang tua, dan para rekan yang telah memberi dukungan kepada kami. Semoga apa yang saya
sampaikan dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Walau sejatinya begitu
banyak kekurangan dalam penulisan ini.
Kelompok 5
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................................i
Kesimpulan ................................................................................................................. 8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Postulat berasal dari bahasa Latin yaitu Postulatum dan Postulare yang artinya meminta
dan menuntut. Menurut Lotze postulat sebagai asumsi yang niscaya dan mutlak, yang
berbeda dengan hepotesis-hepotesis yang bersifat terkaan. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia postulat adalah asumsi yang menjadi pangkal dalil yang dianggap benar tanpa
pembuktiannya. Dengan demikian, postulat adalah sebagai asumsi yang disepakati benar
tanpa perlu adanya pembuktian. Postulat tidak perlu adanya pembuktian karena postulat ini
merupakan suatu keterangan atau asumsi itu sudah disepakati kebenarannya dan postulat
ini juga bersifat badihi yang artinya tidak butuh pada pembuktian seperti ‘kemustahilan
dua hal yang kondradiktif’.
Postulat akuntansi (accounting postulate) adalah pernyataan atau aksioma yangsangat jelas
yang umumnya diterima berdasarkankesesuaiannya terhadap tujuan laporan keuangan.
Postulat akuntansi merupakan asumsi dasar yang menggambarkan lingkungan ekonomi,
politik,sosial, dan hukum dimana akuntansi diterapkan.Terdapat empat postulat akuntansi,
yaitu: postulat entitas, postulat kelangsungan usaha, postulat unit pengukuran, dan postulat
periode akuntansi.
B. Rumusan Masalah
Makalah ini bertujuan untuk membahas mengenai pengertian, prinsip, dan seputaran
postulat lainnya.
1
BAB II
PEMBAHASAN
3
C. Postulat Kesatuan Entitas/Usaha
Postulat entitas mengatakan bahwa setiap perusahaan merupakan unit akuntansi
yang terpisah dan berbeda dari pemiliknya dan perusahaan lain. Postulat entitas
merumuskan bidang perhatian akuntan dan membatas jumlah objek, peristiwa dan atribut
peristiwa yang harus dimasukkan kedalam laporan keuangan. Perusahaan dianggap
sebagai suatu kesatuan atau badan usaha ekonomi yang berdiri sendiri, bertindak atas
namanya sendiri, dan kedudukannya terpisah dari pemilik atau pihak lain yang
menanamkan dana dalam perusahaan dan kesatuan ekonomi tersebut menjadi pusat
perhatian atau sudut pandang akuntansi. Cara lain mendefinisikan akuntansi adalah dalam
kerangka kepentingan ekonomi berbagai pemakai, dan bukan aktivitas ekonomi dan
pengendalian administratif unit. Pendekatan ini lebih berorientasi pemakai daripada
berorientasi perusahaan. Kepentingam pemakai, dan bukan aktivitas ekonomi
perusahaan, mendefinisi batasan entitas akuntansi dan informasi yang seharusnya
dimasukkan dalam laporan keuangan. Konsep dari American Accounting Association
tahun 1964 dan komite studi penelitian standar tentang konsep entitas mendukung
pandangan ini, meyatakan bahwa "batasan entitas dapat diidentifikasi:
Dengan menentukan kepentingan individual atau
Dengan menentukan sifat kepentingan individual atau kelompok.
Pendekatan kedua justifikasi kemungkinan perluasan data yang merupakan hasil
dari skopa akuntansi baru sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan potensialsemua
pemakai. Sebagai contoh, informasi yang dihasilkan dari kemungkinan adopsi akuntansi
sumber daya manusia, akuntansi sosiol, ekonomi, akuntansi untuk kos modal,dan
pelaporan prakiraan keuangan mungkin akan semakin mudah masuk dalam laporan
keuangan yang didasarkan pendekatan pemakai daripada pendekatan perusahaan dalam
mendefinisikan entitas akuntansi.
Kesatuan usaha menjadi sudut pandang akuntansi berarti bahwa akuntansi
berkepentingan dengan pelaporan keuangan kesatuan usaha, bukan pemilik. Akuntansi
mengukur hasil operasi dari suatu kesatuan usaha yang terpisah dan berbeda dengan
pemilik.Kesatuan usaha menjadi kesatuan pelapor (reporting entity) yang bertanggung
jawab kepada pemilik. Kesatuan usaha merupakan pusat pertanggungjawaban. Dan
laporan keuangan merupakan media pertanggungjawaban. Bagi perusahaan yang tidak
4
berbadan hukum, maka pemisahan antara pemilik dan manajemen merupakan praktek
sehat yang sangat penting.
D. Postulat Keberlansungan Usaha
Postulat kelangsungan usaha, atau postulat kontinuitas, menyatakan bahwa entitas
akuntansi akan terus beroperasi untuk melaksanakan projek, komitmen, dan aktivitas
yang sedang berjalan. Postulat mengasumsikan bahwa perusahaan tidak diharapkan untuk
dilikuidasi dalam masa mendatang yang dapat diketahui dari sekarang atau bahwa entitas
akan terus beroperasi untuk periode waktu yang tidak tertentu. Storey berpendapat bahwa
hal tersebut merupakan konvensi realisasi dan bukan konvensi kelangsungan usaha yang
mensyaratkan penilaian sediaan cost. Sterling berpendapat bahwa entitas akuntansi
memiliki kehidupan yang tidak terbatas tidak menjustifikasi nilai likuidasi , tetapi juga
bahwa asumsi ini bukan alasan yang memadai untuk menggunakan cost histories ketika
terdapat alternative penilaian lain yang lebih relevan. Chambers memandang
kelangsungan usaha sebagai entitas yang berada terus dalam keadaan likuidasi teratur,
bukan dalam lukuidasi dipaksakan. Fremgen menawarkan suatu definisi yang konsisten
dengan pandangan bahwa postulat kelangsungan usaha merupakan suatu kesimpulan atau
pertimbangan bukan asumsi, ketika dia menyatakan bahwa entitas dipandang sebagai
tetap berada dalam operasi secara tidak terbatas.
Postulat ini memberikan pembenaran terhadap penilaian asset secara historical
cost dan book value bukan current value atau liquidation value. Dalam asumsi ini seolah
dinyatakan bahwa nilai atau harga yang terdapat dalam laporan keuangan didasarkan
pada asumsi bahwa perusahaan ini tidak akan dilikuidasi atau dijual sehingga nilai dari
asset atau utang dari perusahaan yang akan dibubarkan. Tentu pada kenyatannya, nilai
aset pada perusahaan yang sudah berhenti dan menunggu akan dibubarkan umumnya
berbeda atau jauh lebih rendah dari perusahaan yang masih terus beroperasi dan lancar.
Postulat ini juga membenarkan metode alokasi akuntansi seperti pembebanan
penyusutan, penyisihan, konsep konservatisme maupun amortisasi selama masa
penggunaannya tau selama perusahaan berjalan.
Postulat going concern ini juga dapat dipergunakan untuk mendorong agar
manajer bersikap forward looking, melihat jauh ke depan dan investor pun dengan
pemahaman ini diharapkan ia akan bersedia menanamkan modalnya dalam perusahaan
5
dalam jangka waktu yang lama atau terus menerus agar ia mendapatkan value added
dari kinerja perusahaan. Implikasinya :
Jika entitas memiliki kehidupan yang terbatas, maka laporan yang sesuai akan
akan menspesifikasi data terminal dan sifat likuidasi.
Menjustifikasi penilaian asset dengan dasar non likuidasi dan menyediakan dasar
untuk akuntansi depresiasi
Harapan tentang manfaat di masa mendatang mendorong manajer untuk melihat
ke depan dan memotivasi investor untuk menanamkan modalnya ke perusahaan.
E. Postulat Unit Pengukuran
Unit pengukuran dan pertukaran diperlukan dalam pencatatan transaksi terhadap
perusahaan dengan metode yang sama atau seragam. Pengukuran umum yang dipilih
dalam akuntansi adalah unit moneter. Pertukaran barang, jasa, dan modal diukur dalam
satuan mata uang. Konsep ini menyatakan bahwa akuntansi adalah pengukuran dan
proses mengkomunikasikan aktivitas perusahaan yang dapat diukur dalam satuan
moneter. Konsep unit pengukuran berimplikasi pada dua keterbatasan utama dalam teori
akuntansi yaitu :
1. Akuntansi memiliki keterbatasan dalam membuat perkiraan atas informasi yang
dinyatakan pada satuan moneter, tidak mecatat dan mendistribusikan informasi
lainnya yang bersifat nonmoneter namun masih relevan dalam aktivitas bisnis.
Persepsi tersebut membawa pada definisi bahwa informasi akuntansi adalah
sebagai "formal, kuantitatif, dapat diaudit, numerik, terstruktur, dan juga
berorientasi pada masa yang lalu atau lampau" dan mendefinisi informasi
nonakuntansi sebagai "kualitatif, inform naratif,tidak teraudit, dan berorientasi
masa depan. Namun definisi ini menunjukkan, bahwa meskipun akuntansi
merupakan disiplin yang terkait dengan pengukuran dan pengkomunikasian
aktivitas moneter, dapat diperluas dalam area-area yang sebelumnya dipandang
sebagai bersifat kualitatif.
2. Nilai berfluktuasi karena tergantung kepada kemampuan dari daya beli uang
tersebut. Daya beli uang tersebut tidak stabil karena dimakan oleh inflasi sehingga
informasi keuangan yang disajikan kehilangan relevansi, maka muncullah yang
dikenal dengan akuntansi inflasi atau menggunakan metode penilaian current cost.
6
F. Postulat Periode Akuntansi
Meskipun konsep kelangsungan usaha menyatakan bahwa perusahaan akan tetap
ada untuk periode waktu yang tak terbatas, pemakai akuntansi menginginkan berbagai
informasi tentang posisi keuangan dan kinerja perusahaan untuk pengambilan keputusan
jangka pendek. Kendala atas tanggapan yang muncul dari berbagai lingkungan akuntansi,
pernyataan atas konsep periode akuntansi menggambarkan bahwa perubahan laporan
keuangan atas kemajuan suatu perusahaan haruslah secara periodik diungkapkan kepada
pengguna akuntansi. Panjangnya suatu periode akuntansi dapat bervariasi. Peraturan
pajak pada umumnya memberikan syarat kepada perusahaan dalam pelaporan keuangan
dengan dasar tahunan, begitu juga dengan praktik bisnis tradisioanal yang biasanya
menerbitkan laporan keuangan dengan periode normal selama satu tahun kalender Siklus
bisnis apabila tidak terhubung pada tahun kalender, akan lebih bisa dimanfaatkan untuk
menutup satu periode akuntansi ketika telah mencapai titik paling rendah pada aktivitas
bisnis. Karena kebutuhan akan informasi yang tepat waktu, relevan dan berkelanjutan,
kebanyakan perusahaan juga menerbitkan laporan interim yang menyediakan informasi
keuangan triwulanan ataupun bulanan.
Dengan meminta entitas untuk menyediakan secara periodic, laporan keuangan
jangka pendek, postulat periode akuntansi membebankan akrual dan tangguhan,
penerapan yang menyebabkan perbedaan penting antara akuntansi akrual dan kas. Setiap
periode, penggunaaan akrual dan tangguhan diminta dalam pembuatan posisi keuangan
perusahaan dalam istilah seperti expenses dibayar dimuka, pendapatan yang belum
diterima, gaji yang belum dibayar, dan expenses depresiasi. Akuntansi harus
menggantungkan pada pengalaman dan perimbangan untuk merekonsialisasi postulat
kontinuitas dan akrual serta tangguhan. Meskipun laporan keuangan jangka pendek
bersifat arbitrer dan kurang tepat, kekurangan dikesampingkan karena signifikansinya
bagi pemakai, dengan cara menentukan bahwa proses akuntansi terus menghasilkan.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Postulat adalah sebagai asumsi yang disepakati benar tanpa perlu adanya
pembuktian. Postulat tidak perlu adanya pembuktian karena postulat ini merupakan suatu
keterangan atau asumsi itu sudah disepakati kebenarannya dan postulat ini juga bersifat
badihi yang artinya tidak butuh pada pembuktian seperti ‘kemustahilan dua hal yang
kondradiktif’. Postulat akuntansi adalah pernyataan yang tidak memerlukan pembuktian
atau aksioma, berterima umum berdasarkan kesesuaiannya dengan tujuan laporan
keuangan, menggambarkan lingkungan ekonomi, politik, sosiologi dan hukum dari suatu
lingkungan dimana akuntansi itu beroperasi. Terdapat empat postulat akuntansi, yaitu:
postulat entitas, postulat kelangsungan usaha, postulat unit pengukuran, dan postulat
periode akuntansi.
Postulat entitas mengatakan bahwa setiap perusahaan merupakan unit akuntansi
yang terpisah dan berbeda dari pemiliknya dan perusahaan lain. Postulat entitas
merumuskan bidang perhatian akuntan dan membatas jumlah objek, peristiwa dan atribut
peristiwa yang harus dimasukkan kedalam laporan keuangan. Konsep dari American
Accounting Association tahun 1964 dan komite studi penelitian standar tentang konsep
entitas mendukung pandangan ini, meyatakan bahwa "batasan entitas dapat diidentifikasi:
Dengan menentukan kepentingan individual atau
Dengan menentukan sifat kepentingan individual atau kelompok.
Postulat kelangsungan usaha, atau postulat kontinuitas, menyatakan bahwa entitas
akuntansi akan terus beroperasi untuk melaksanakan projek, komitmen, dan aktivitas
yang sedang berjalan. Postulat mengasumsikan bahwa perusahaan tidak diharapkan untuk
dilikuidasi dalam masa mendatang yang dapat diketahui dari sekarang atau bahwa entitas
akan terus beroperasi untuk periode waktu yang tidak tertentu.
Unit pengukuran dan pertukaran diperlukan dalam pencatatan transaksi harus
diukur dengan suatu alat ukur atau alat tukar yang seragam. Alat ukur yang dipakai dalam
akuntansi adalah alat ukur moneter.
Konsep unit pengukuran berimplikasi pada dua keterbatasan utama dalam teori
akuntansi yaitu :
8
Akuntansi memiliki keterbatasan dalam membuat perkiraan atas informasi yang
dinyatakan pada satuan moneter, tidak mecatat dan mendistribusikan informasi
lainnya yang bersifat nonmoneter namun masih relevan dalam aktivitas bisnis.
Nilai berfluktuasi karena tergantung kepada kemampuan dari daya beli uang
tersebut. Daya beli uang tersebut tidak stabil karena dimakan oleh inflasi sehingga
informasi keuangan yang disajikan kehilangan relevansi, maka muncullah yang
dikenal dengan akuntansi inflasi atau menggunakan metode penilaian current cost.
Postulat periode akuntansi sebagai tanggapan terhadap kendala yang disebabkan
lingkungan pemakai, postulat periode akuntansi menyatakan bahwa laporan keuangan
yang menggambarkan perubahan dalam kesejahteraan perusahaan seharusnya
diungkapkan secara periodic.
9
DAFTAR PUSTAKA
10