DAN
KOMPENSASI KERUGIAN
BY SUHARTINI
Tujuan Pembelajaran:
PENDAHULUAN
Rekonsiliasi Fiskal
REKONSILIASI FISKAL
Contoh Rekonsiliasi Fiskal --->Penghasilan
Tujuan:
Agar laporan keuangan komersial sebelum datanya
dimasukan dalam SPT tahunan PPh terlebih dahulu disesuaikan
dengan ketentuan perpajakan yang berlaku
HAL-HAL YANG PERLU DILAKUKAN DIPERHATIKAN DALAM
REKONSILIASI FISKAL
PENGHASILAN BUKAN
OBJEK PPh
DEDUCTIBLE EXPENSE :
2. BIAYA DAPAT DIJADIKAN PENGURANG PENGHASILAN BRUTO
6
Skema Rekonsiliasi Fiskal
Koreksi Koreksi
Koreksi Fiskal
Positif Negatif
BEDA TETAP
(PERMANENT DIFFERENCE)
BEDA
FISKAL BEDA SEMENTARA (TEMPORARY
DIFFERENCE)
POSITIF
PENYESUAIAN
FISKAL
NEGATIF
8
Koreksi Positif
Keperluan
Perpajakan
Koreksi Negatif
Koreksi Fiskal
Beda Waktu
Keperluan
Penerapan
PSAK 46
Beda Permanen
KOREKSI FISKAL
Lap.
Jenis Koreksi Fiskal Komersial VS Lap. Fiskal
Koreksi Positif Penghasilan < Penghasilan
Contoh:
a. Biaya yang dibebakan/dikeluarkan untuk kepentingan pribadi WP atau orang
yang menjadi tanggungannya
b. Premi asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi
dwiguna, dan asuransi beasiswa yang dibayarkan oleh WP
c. Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang
diberikan dalam bentuk natura atau kenikmatan
d. Jumlah yang melebihi kewajaran yang dibayarkan kepada pihak yang
mempunyai hubungan istimewa sehubungan dengan pekerjaan yang dilakukan
e. Harta yang dihibahkan, bantuan, atau sumbangan
f. Pajak penghasilan
g. Gaji yang dibayarkan kepada pemilik
h. Sanksi administrasi
i. Selisih penyusutan/amortisasi komersial di ats penyusutan/ amortisasi fiskal
j. Biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang
dikenakan Pajak Penghasilan Final dan penghasilan yang tidak termasuk Objek
Pajak
Koreksi Fiskal Negatif
Menyebabkan Berkurangnya jumlah pajak penghasilan terutang
Contoh:
a. Penghasilan yang dikenakan Pajak Penghasilan Final dan penghasilan
yang tidak termasuk Objek Pajak tetapi termasuk dalam peredaran
usaha
b. Selisih penyusutan/amortisasi komersial dibawah penyusutan atau
amortisasi fiskal
Beda Tetap dan Beda Sementara
BEDA TETAP (Permanent Different) :
Perbedaan antara laba akuntansi dan penghasilan kena
pajak yang disebabkan ketentuan perpajakan dan tidak akan
menimbulkan permasalahan akuntansi serta tidak
memberikan pengaruh terhadap kewajiban perpajakan masa
mendatang.
15
BEDA SEMENTARA (Temporary Different)
Perbedaan antara laba akuntansi dan penghasilan kena
pajak yang disebabkan oleh ketentuan perpajakan dan
memberikan pengaruh di masa mendatang dalam
jangka waktu tertentu sehingga pengaruh terhadap laba
akuntansi dan penghasilan kena pajak akhirnya menjadi
sama.
1. Penentuan masa manfaat Tergantung pada justifikasi Sudah diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan
manajemen secara kaku
2. Besaran nilai perolehan Mengenal prinsip materialitas, bila Tidak mengenal prinsip materialitas. Bila memiliki
tidak material bisa dibebankan masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun harus
sekaligus sebagai biaya dibebankan melalui penyusutan sesuai Keputusan
Menteri Keuangan
3. Metode penyusutan Metode garis lurus Kelompok bangunan harus menggunakan metode
Metode saldo menurun garis lurus,
Metode satuan produksi Kelompok selain bangunan boleh memilih antara
Metode identifikasi khusus metode garis lurus atau saldo menurun
4. Aset yang boleh disusutkan Semua aset tetap yang dimiliki badan Hanya aset yang dimiliki dan digunakan untuk
usaha, kecuali tanah. memelihara (3M) penghasilan yang merupakan obyek
pajak tidak final
5. Penghitungan jumlah bulan Jumlah bulan dapat dibulatkan ke atas Jumlah bulan selalu dibulatkan ke atas, walaupun
sejak saat dimulainya atau ke bawah. Misalnya pembelian di dibeli di atas tanggal 15 setiap bulannya.
penyusutan atas tanggal 15 dibulatkan ke bawah
dan belum diakui penyusutannya
JENIS-JENIS KOREKSI FISKAL
I. Peredaran Usaha
1.1 Potongan Penjualan Realisasi Realisasi No
Penyisihan - Temporer
1.3 Jasa Konstruksi oleh Pengusaha Kecil Pendapatan PPh Final Tetap
(2%, 3%, 4% atau 6%)
19
JENIS-JENIS KOREKSI FISKAL
20
JENIS-JENIS KOREKSI FISKAL
3.6 Penghasilan dari Hadiah atas Undian Pendapatan PPh Final (25%) Tetap
21
JENIS-JENIS KOREKSI FISKAL
22
JENIS-JENIS KOREKSI FISKAL
CONTOH
26
- SISA RUGI FISKAL TAHUN 2009 Rp 100.000.000.
YANG MASIH TERSISA PADA AKHIR TH 2014,
TIDAK BOLEH DIKOMPENSASIKAN DGN LABA FISKAL
TAHUN 2015. SEDANGKAN :
27
KREDIT PAJAK
DAN
TARIF PPh BADAN
KREDIT PAJAK
Kredit Pajak adalah:
Dasar:
- UU PPh Pasal 24
- UU PPh pasal 28
- PP Nomor 42 tahun 1995 jo. PP Nomor 25 tahun 2001
Terdiri dari:
2. PPh Pasal 21
Kredit PPh asal 21 adalah jumlah PPh yang telah dipotong
oleh pemotong pajak PPh Pasal 21 dalam tahun pajak yang
bersangkutan, baik terhadap WP sendiri maupun terhadap
istri WP yang bekerja pada lebih dari satu pemberi kerja, dan
anak/ anak angkat yang belum dewasa
a. Bank Devisa dan Direktorat Jenderal Bea Cukai, atas impor barang;
b. Direktorat jenderal Anggaran, Bendaharawan Pemerintah baik tingkat pusat
maupun daerah, BUMD dan BUMN, yang melakukan pembayaran atas
pembelian barang dari belanja negra atu belanja daerah;
c. Badan Usaha yang bergerak di bidang industri semen,industri kertas, industri
baja dan industri otomotif, yang ditunjuk oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak,
atas penjualan hasil produksinya dalam negeri;
d. Pertamina atas penjualan hasil produksi berupa premium, solar, pelumas,
minyak tanah, dan gas LPG kepada pembeli yang bukan sebagai
penyalur/agen/dealer
e. Bulog atas penyerahan gula pasir dan tepung terigu kepada pembeli yang
bukan penyalur/grosir.
4. PPh Pasal 23
Kredit Pajak PPh Pasal 23 adalah jumlah PPh yang telah dipotong dalam
Tahun Pajak yang bersangkutan oleh pemotong PPh Pasal 23 atas
penghasilan berupa dividen, royalti, hadiah dan penghargaan, sewa,
imbalan atas jasa teknik, jasa manajemen, jasa konsultan, dan jasa lain
yang ditentukan Direktorat Jenderal Pajak, kecuali PPh yang bersifat final.
5. PPh Pasal 24
Kredit Pajak PPh Pasal 24 adalah jumlah pajak yang
dibayar/dipotong/terutang di luar negeri atas penghasilan yang diterima
atau diperoleh di luar negeri dalam tahun yang bersangkutan, sebesar
PPh yang dibayar/dipotong/terutang di luar negeri tetapi tidak bolah
melebihi perhitungan pajak yang terutang berdasarkan UU PPh.
Contoh perhitungan:
Pajak yang telah dilunasi dalam tahun berjalan, baik yang dibayar sendiri oleh Wajib
Pajak ataupun yang dipotong serta dipungut oleh pihak lain, dapat dikreditkan
terhadap pajak yang terutang pada akhir tahunyang bersangkutan.
UU PPh Pasal
PERHITUNGAN PPH SECARA UMUM
Komersial Fiskal
Penghasilan xxx xxx
Biaya ( dan bukan biaya) (xxx)(xxx)
Laba/Penghasilan netto xxx xxx
Kompensasi rugi tahun sebelumnya (xxx) Penghasilan
kena pajak (PKP) xxx
PPh terhutang (PKP x Tarif) xxx
Kredit Pajak :
- PPh 22/23/24/25 (xxx)
Kurang (lebih) bayar xxx
UU PPh Pasal
TARIF PPH BADAN
LAM BAR
A U
Lapisan Penghasilan
Tarif Tarif Tunggal
Kena Pajak
UU PPh Pasal