TEORI AKUNTANSI
OLEH
KELOMPOK 5
Segala puji syukur bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi kami
kesempatan serta kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah berjudul
“Konsep Dasar” sesuai dengan waktu yang ditentukan. Makalah ini dibuat untuk
memenuhi tugas mata kuliah Teori Akuntansi, kami menyadari tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak akan bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih kepada bapak Dr. Tawakkal, S.E., M.Si., Ak, selaku dosen
pengampuh mata kuliah ini yang telah membimbing dan mengarahkan kami.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak terdapat
kesalahan serta kekurangan. Untuk itu, kami mengharapkan kritik serta saran yang
membangun dari pembaca agar nantinya bisa menjadi yang lebih baik lagi.
Demikian, apabila ada kesalahan pada modul ini kami mohon maaf yang sebesar-
besarnya. Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak semoga
tugas ini bermanfaat. Terima kasih
Kelompok 5
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara umum, akuntansi memiliki konsep dasar yang menjadi acuan dalam
penyusunan standar akuntansi yang digunakan yang bertujuan untuk diterapkan dalam
praktek akuntansi.Karena hal inilah yang membuat munculnya berbagai konsep-konsep
dasar akuntansi dalam penyajian dan pelaporan keuangan suatu entitas.Sehingga
membuat beberapa sumber yang mengajukan berbagai konsep-konsep dasar akuntansi
yang berbeda-beda
Di dalam pengertian konsep dasar menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) dalam
dalam Kerangka Dasar Penyajian dan Pelaporan Keuangan (KDPPLK) menyatakan
bahwa asumsi dasar akuntansi dasar akuntansi berdasarkan dasar akrual dan
kelangsungan usaha(going concern). Menurut IFRS dalam The Conceptual Framework
for Financial Reporting sebagai asumsi dasar akuntansi adalah hanya kelangsungan
usaha. Sedangkan menurut Patondan Littleton, konsep dasar akuntansi terdiri dari konsep
kesatuan usaha , kontinuitas usaha ,penghargaan sepakatan , kos melekat, upaya dan hasil,
bukti terverifikasi dan asumsi. Menurut Anthony, Hawkins dan Merchant, konsep dasar
akuntansi terdapat beberapa point seperti konsep pengukuran dengan unit uang, konsep
entitas, konsep kelangsungan usaha, konsep kos, aspek ganda, periode akuntansi,
konservatisme, realisasi, penandingan, konsistensi dan materialitas.
Hal-hal mengenai konsep dasar akuntansi inipun dipelajari dalam mata kuliah Teori
Akuntansi yang perlu diketahui oleh mahasiswa-mahasiswa akuntansi dalam menambah
pengetahuan dan acuan dalam pengembangan pendidikan akuntansi yang dipelajari.
Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai pemahaman mengenai konsep dasar
akuntansi
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan konsep dasar?
2. Apa saja yang menjadi sumber dalam konsep dasar?
3. Apa saja konsep dasar menurut Patton Littleton?
4. Apa manfaat dari konsep dasar?
1
C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui konsep dasar
2. Untuk mengetahui sumber dalam konsep dasar
3. Untuk mengetahui konsep dasar menurut Patton Littleton
4. Untuk mengetahui manfaat konsep dasar
2
BAB II
PEMBAHASAN
2. Paul Grady
Grady (1965) melakukan studi untuk menginventarisasi praktik akuntansi di
Amerika untuk mengidentifikasi berbagai factor lingkungan, kebiasaan, konsep,
prinsip, dan teknik yang membentuk prinsip akuntansi berterima umum di Amerika.
3
Grady mengidentifikasi terdapat 10 konsep dasar sebagai konsep yang mendasari
kualitas kebermanfaatan dan keterandalan informasi akuntansi atau sebagai
keterbatasan (limitations) yang melekat pada statement keuangan.
Kesepuluh konsep dasar tersebut adalah sebagai berikut:
1) Struktur masyarakat dan pemerintah yang mengakui hak milik pribadi (asociety
and government structure honoring private property right)
2) Entitas bisnis spesifik (specific business entity)
3) Usaha nerlanjut (going concern)
4) Penyimbolan secara moneter dalam seperangkat akun (monetary expression in
accounts)
5) Konsistensi antara periode untuk entitas yang sama (consistency between periods
for the same entity)
6) Kenekaragaman perlakuan akuntansi diantara entitas independen (diversity in
accounting among independent entities)
7) Konservatisme (conservatism)
8) Keterandalan data melalui pengendalian internal (dependability of data through
internal control)
9) Materialitas (materiality)
10) Ketepatwaktuan dalam laporan keuangan membutuhkan taksiran (timelines in
financial reporting requires estimation)
4
7) Harga pertukaran (exchange price)
8) Angka pendekatan (approximation)
9) Pertimbangan (judgment)
10) Informasi keuangan umum (general purpose financial information)
11) Statement keuangan berkaitan secara mendasar (fundamentally related
financial statement)
12) Substansi dari pada bentuk (substance over form)
13) Materialitas (materiality)
5
4) Kos (cost)
5) Aspek ganda (dual aspect)
6) Periode akuntansi (accounting period)
7) Konversatisme (conservatism)
8) Realisasi (realization)
9) Penandingan (matching)
10) Konsistensi (consistency)
11) Materilaitas (materiality)
6
nama badan tersebut dan bukan atas nama pemiliknya. Jadi hubungan antara badan
usaha dan pemiliknya dipandang sebagai hubungan bisnis (hak dan kewajiban atau
utang dan piutang). Pemisahan kedudukan antara kesatuan usaha dengan pemiliknya
mengartikan bahwa fungsi manajemen terpisah dari fungsi investasi.
Kesatuan usaha menjadi sudut pandang akuntansi berarti bahwa akuntansi
berkepentingan dengan pelaporan keuangan kesatuan usaha, dan bukan pemilik badan
usaha. Dengan kata lain badan usaha atau kesatuan usaha bertindak sebagai kesatuan
pelapor (reporting entity) yang bertanggung jawab kepada pemilik. Kesatuan usaha
merupakan pusat pertanggung jawaban dan statement keuangan merupakan medium
pertanggungjawaban.
Konsep dasar ini didukung legitimasinya dari segi administrasi yang baik. Secara
administrasif, pemisahan antara pemilikan dan manajemen (khususnya perusahaan
tidak berbadan hokum) merupakan praktek yang sehat yang sangat penting. Dari segi
yuridis, konsep ini sangan didukung legitimasinya dengan diakuinya bentuk badan
usaha perseroan terbatas (PT) secara hukum.
Gambar 5.1
Pengertian Konsep Kesatuan Usaha
Kesatuan Usaha
Terpisah
Pemilik
Berbuat dan bertindak
atas namanya sendiri
Akuntan
Dengan pengertian diatas, bila konsep kesatuan usaha dianut, konsep ini
mempunyai beberapa implikasi, seperti:
a) Batas Kesatuan
7
Walaupun secara yuridis kesatuan usaha didukung keberadaannya, batas
kesatuian usaha dari segi akuntansi bukanlah kesatuan yuridis atau hukum
melainkan kesatuan ekonomik. Artinya akuntansi memperlakukan badan usaha
sebagai suatu kesatuan ekonomik bukan kesatuan yuridis. Batas kesatuan ekonomik
adalah kendali (control) oleh manajemen. Oleh karena itu, untuk menentukan
kesatuan usaha sebagai pusat pertanggungjawaban keuangan, pertimbangan
akuntansi adalah apakah secara ekonomik satu kegiatan usaha atau lebih dapat
dianggap berdiri sendiri sebagai satu kesatuan.
b) Pengertian Ekuitas
Karena hubungamn antara kesatuan usaha terpisah dengan pemilik dan
hubungan tersebut dipandang sebagai hubungan bisnis, konsep kesatuan usaha
mempunyai implikasi terhadap pendefenisian ekuitas. Dengan sudut pandang
kesatuan usaha, secara konseptual ekuitas/modal adalah utang atau kewajiban
perusahaan kepada pemilik. Hal ini berlawanan dengan pendefenisian secara
structural bahwa ekuitas adalah hak residual pemilik terhadap asset bersih
sebagaimana didefenisikan dalam rerangka konseptual FASB.
c) Pengertian Pendapatan
Konsep kesatuan usaha dapat menjelaskan mengapa pendapatan (dan untung)
didefenisikan sebagai kenaikan atau aliran masuk asset. Dengan konsep kesatuan
usaha, semua sumber ekonomik yang dimiliki atau dikuasai oleh perusahaan
merupakan asset perusahaan dan bukan asset pemilik. Kalau ada aliran asset masuk,
maka asset perusahaan akan bertambah dan inilah yang disebut dengan pendapatan.
Tambahan asset ini pada akhirnya nanti akan dikembalikan kepada pemilik kalau
perusahaan tidak diteruskan ayau dilikuidasi.Ini berarti bahwa pada saat kas masuk
sebagai pendapatan, perusahaan sebenarnya telah mempunyai hutang kepada
pemilikyang pada saatnya nanti akan dikembalikan. Pada saat terjadi pendapatan
atau kenaikan asset, maka pada saat yuang sama telah terjadi penambahan utang
unit usaha kepada pemilik.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pendapatan menambah ekuitas (utang
kesatuan usaha kepada pemilik). Jadi pendapatan menambah ekuitas karena dengan
konsep kesatuan usaha pendapatan sebagai kenaikan (aliran masuk) kas
menimbulkan kenaikan utang usaha kesatuan usaha kepada pemilik (ekuitas).
8
Dengan demikian defenisi pendapatan menurut FASB konsisten dengan konsep
kesatuan usaha.
d) Pengertian Biaya
Penyerahan produk dalam rangka menciptakan pendapatan, menyebabkan asset
(sediaan barangay) berkurang. Berkurangnya asset (sejumlah kos barang terjual)
inilah yang dimaksud dengan biaya. Bila pendapatan yang diperoleh diabaikan atau
dipisahkan dengan berkurangnya aset, maka berkurangnya aset sebesar kos barang
terjual ini akhirnya harus ditanggung oleh pemilik.
Jadi, seandainya semua asset (setelah dikurangi dengan utang) harus
dikembalikan kepada pemilik, jumlah rupiah yang kembali kepemilik akan
berkurang sebesar biaya tersebut. Ini berarti bahwa pada saat terjadi biaya, utang
kepada pemilik akan berkurang dan pemilik harus bersedia menanggung biaya
tersebut karena kesatuan usaha dapat dikatakan bertindak untuk kepentingan
pemilik. Jadi dapat disimpulkan bahwa biaya mengurangi ekuitas.
e) Sistem Berpasangan
System berpasangan (double entry) atau aspek ganda (dual aspect) yang
dikemukakan Anthony, Hawkins, dan Merchant sebenarnya merupakan
konsekuensi logis atau turunan dari konsep kesatuan usaha. Hubungan bisnis antara
manajemen dan pemilik mengakibatkan manajemen harus selalu mempertanggung
jawabkan asset yang dikelolanya dan sumber asset tersebut.
Ini berarti bahwa pengaruh transaksi terhadap hubungan bisnis dan posisi
keuangan (termasuk utang-piutang dengan pemilik dan pihak lainnya) harus selalu
ditunjukkan. Untuk melaksanakan hal ini dengan mudah dan nyaman, digunakanlah
system berpasangan.
f) Persamaan Akuntansi
Konsep kesatuan usaha memisahkan manajemen dengan penyedia dana
(investor dan kreditor) dan manajemen bertanggungjawab kepada mereka.
Pertanggungjawaban menuntut agar asset yang dipercayakan kepada manajemen
selalu ditunjukkan sumber atau asalnya. Pelaporan keuangan harus menunjukkan
hubungan ini. Hubungan fungsional inilah yang disebut dengan persamaan
9
akuntansi. Persamaan akuntansi merupakan cara mengimplikasikan system
berpasangan.
g) Artikulasi
Sebagai konsep dasar yang dikemukakan APB, yaitu bahwa statement keuangan
berkaitan secara mendasar (fundamentally related financial statement), artikulasi
sebenarnya merupakan turunan atau konsekuensi dari konsep kesatuan usaha.
Dengan artikulasi akan selalu dapat ditunjukkan bahwa laba dalam statement laba
rugi akan sama dengan laba dalam statement perubahan ekuitas, dan jumlah rupiah
ekuitas akhir dalam statement perubahan ekuitas akan sama dengan jumlah rupiah
ekuitas dalam neraca.
Dengan konsep kesatuan usaha, pendapatan (P), biaya (B), dan laba (P-B)
didefenisikan sebagai perubahan asset yang akhirnya mempengaruhi ekuitas.
Dengan demikian, posisi keuangan awal digabung dengan perubahan akan
menghasilkan posisi keuangan akhir.
10
Untuk mengukur daya melaba jangka panjang, aliran kontinus sumber ekonomik
masuk dan keluar satuan usaha (pendapatan-biaya) harus dipenggal-penggal
dengan periode waktu sebagai wadah atau penakar. Jadi konsep periode waktu yang
dikemukakan oleh Anthony, Hawkins dan Merchant atau konsep periode akuntansi
yang dikemukakan oleh APB sebenarnya merupakan turunan dari konsep dasar
kontinuitas usaha. Penggalan pendapatan dan biaya untuk satu periode dituangkan
dalam statement laba rugi periodic sehingga statement laba rugi dipandang sebagai
statement yang paling penting dalam pelaporan keuangan karena tingkat laba dalam
rangka menilai daya melaba.
Pemenggalan aliran data yang terus menerus dalam penggalan waktu sebagai
penakar cendrung memutus keterkaitan antara kejadian-kejadian antarperiode yang
berkaitan. Akibatnya, kalau tidak hati-hati orang cendrung mengartikan bahwa laba
besar suatu periode merupakan indikator kesuksesan manajemen pada periode
tersebut padahal laba yang besar itu sebenarnya hasil penjualan yang besar akibat
kampanye produk secara besar besaran pada periode sebelumnya.
Oleh karena itu, informasi keuangan yang dituangkan dalam statement keuangan
periodik harus dianggap bersifat tentative (provisional in character) dan bukannya
tuntas (final).
11
3. Penghargaan Sepakatan (Measured Consideration)
Konsep ini menyatakan bahwa jumlah rupiah/agregat harga atau penghargaan
kesepakatan yang terlibat dalam tiap transaksi atau kegiatan pertukaran merupakan
bahan olah dasar akuntansi yang paling objektif, terutama dalam mengukur sumber
ekonomik yang masuk dan sumber ekonomik yang keluar.
Konsep ini dilandasi pemikiran bahwa fungsi akuntansi adalah menyediakan
informasi yang terpaut dengan kegiatan perusahaan yang sebagian besar terdiri atas
transaksi pertukaran dengan perusahaan lain. Akuntansi berfungsi untuk
menyimbolkan secara tepat bermacam-macam kegiatan atau transaksi perusahaan
tersebut secara kuantitatif dan bermakna sehingga informasi semantic (objek-ukuran-
hubungan) dapat disampaikan dengan baik dan efektif. Penghargaan sepakatan
merupakan dasar kuantifikasi berbagai jenis objek menjadi objek-objek honogenus
yang paling objektif untuk menyajikan hubungan antar objek yang bermakna.
12
memperoleh barang atau jasa. Cost akan tetap menjadi pengukur berbagai pos
asset dan kewajiban.
Dari segi pembeli, kalau istilah cost mempunyai keterbatasan karena tidak
dapat menyatakan hal yang sama dari kedua belah pihak dalam suatu
pertukaran, keterbatasan ini sebenarnya tidak menimbulkan masalah karena
akuntansi menganut konsep kesatuan usaha.
13
mempunyai manfaat yang lebih besar dari pada manfaat masing-masing komponen
pembuat produk secara terpisah.
Kos melekat dilandasi oleh konsep kos yang disebut kos terkandung (embodied
cost) yaitu kos yang benar-benar terkandung dalam suatu objek atau produk sebagai
pasangan kos penggantian, yaitu kos seandainya objek tersebut tidak ada dan harus
diadakan sehingga maknanya sama dengan kos kesempatan.
14
Kos baru sebagai tambahan asset (laba) yang menunjukkan imbalan untuk
jasa modal yang ditanamkan dan resiko yang ditanggung dalam menjalankan
usaha.
b) Wadah Penggabungan
Dalam mengikuti alur fisis produksi, kos dipecah, dikelompokkan dan kemudian
digabung kembali mengikuti unit fisis produk. Ini berarti kos digabungkan dengan
produk sebagai wadah atau penakar penggabungan. Setelah produk diserahkan
kepada pelanggan, maka kos yang melekat pada unit produk yang telah diserahkan
akan mengukur biaya dan secara logis dapat disebut dengan kos barang terjual (cost
of good sold).
Kos yang ikatannya dengan produk dapat dikenali dengan mudah, biasanya
wadah penggabungannya adalah produk, misalnya kos tenga kerja langsung. Kos
yang tidak erat kaitannya dengan produk atau sukar dirunut secara praktis ke
produk, maka wadah penggabiungannya adalah periode (waktu) dan akan
membentuk kos periode (period cost), misalnya adalah kos administrasi.
15
menimbulkan hasil tersebut. Dengan demikian, diperlukan dasar asosiassi yang
tepat dan rasional agar kedua komponen tersebut dan agar laba mempunyai makna
atau nilai sebagai pengukur kinerja yang terandalkan.
16
d) Kos Aktual
Dalam menandingkan biaya dan hasil, akuntansi hanyalah menandingkan upaya
yang benar-benar telah terjadi oleh suatu entitas sehingga laba yang diperoleh
adalah selisih biaya dan pendapatan yang diukur dengan kos yang benar-benar
terjadi.
f) Pengertian Depresiasi
Depresiasi adalah biaya nyata dan bukan hipotesis. Depresiasi untuk satu periode
harus diperhitungkan dan diakui sebagai biaya karena jasa yang diberikan oleh asset
tetap tidak terjadi sekaligus pada saat pemerolehan atau pemberhentian asset
tersebut. Sebagai upaya, penentuan besarnya depresiasi tidak bergantung pada
besarnya laba perusahaan walaupun besarnya biaya depresiasi mempengaruhi
besarnya laba periodic.
g) Kapasitas Menganggur
Biaya depresiasi yang telah dihitung dengan metode tertentu harus tetap
merupakan biaya untuk menghasilkan pendapatan walaupun perhitungan tersebut
menimbulkan atau bahkan menambah rugi perusahaan. Misalnya biaya depresiasi
17
suatu kendaraan, meskipun kendaraan tersebut tidak dipergunakan, namun tetap
baiya depresiasinya dihitung dan menjadi pengurang pendapatan. Ilustrasi seperti
inilah yang dimaksud dengan kapasitas menganggur.
b) Objektifitas Bukti
Mautz dan Sharaf (1964, hal. 110) menjelaskan pengertian dan lingkup bukti
audit sebagai berikut:
Audit evidence includes all influences on the mind of auditor which affect his
judgement about the truthfulness of the financial statement propositions,
submitted to him for review.
18
Bukti yang objektif berarti bahwa fakta yang diungkapkan oleh sustu bukti tidak
dipengaruhi oleh kepentingan pribadi.
c) Objektifitas relative
Akuntansi bukan ilmu pasti sehingga objektivitas bukti dalam akuntansi bersifat
relative. Oleh karena itu, konsep objektifitas dalam penciptaan data akuntansi
adalah objektivitas yang disesuaikan dengan keadaan yang ada pada saat penentuan
fakta, bukan objektivitas mutlak.
7. Asumsi (Assumption)
Asumsi dalam dalam dafta konsep dasar P&L sebenarnya bukan merupakan konsep
dasar tetapi lebih merupakan penjelasan bahwa keenam konsep dasar sebelumnya
merupakan asumsi atau didasarkan atas asumsi tertentu dengan segala
keterbatasannya. Asumsi yang menjadi landasan penalaran dalam memilih konsep
yang relevan, yaitu:
a) Kontinuitas Usaha
Konsep ininhanya dapat dibenarkan atas dasar pengalaman perusahaan pada
umumnya. Tingkat kegagalan usaha adalah tinggi terutama untuk perusahaan kecil.
Beberapa perusahaan yang baru didirikan tidak pernah menikmati kesuksesan usaha
dalam periode selanjutnya sehingga dibubarka segera.
19
biasanya digunakan adalah satu tahun, baik tahub kalender ataupun tahun
buku/fiscal.
c) Kos Sebagai Bahan Olah
Penghargaan sepakatan yang menjadi bahan olah akuntansi didasarkan atas
asumsi bahwa kos factor produksi yang diperoleh perusahaan menunjukkan nilai
wajar pada saat terjadinya.
20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa untuk menyediakan data kuantitatif, terutama
yang mempunyai sifat keuangan dari kesatuan usaha ekonomi yang dapat digunakan
dalam pengambilan keputusan ekonomi yang sesuai dengan prinsip akuntansi dalam
memilih alternatif dari suatu keadaan. Didalam menyusun prinsip akuntansi, digunakan
asumsi-asumsi dan konsep-konsep dasar tertentu. Asumsi dasar ini merupakan aspek dari
lingkungan dimana akuntansi itu dilaksanakan. Sedangkan konsep-konsep dasar
merupakan pedoman dalam menyusun prinsip akuntansi. Konsep dasar diperlukan untuk
membuat kesatuan fikir dalam pembuatan laporan keuangan, agar tidak terjadi perbedaan
antara pembuatan laporan keuangan yang satu dan yang lain.
21
DAFTAR PUSTAKA
Soewardjono. Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Yogyakarta:
BPFE, 2005.
22