Anda di halaman 1dari 15

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Umum

2.1.1 Definisi Public Relations

Menurut Kotler dan Keller dalam Rahman (2016:50) “Public Relations

secara umum seringkali ditekankan sebagai alat komunikasi perusahaan untuk

menjaga citra perusahaan atau masing-masing produknya”.

Menurut Chrismardani (2014:186) menyatakan bahwa Public Relations


(PR) membangun hubungan baik dengan berbagai publik perusahaan
dengan memperoleh publisitas yang menguntungkan, membentuk citra
korporasi yang bagus dan menangani atau menghilangkan rumor, cerita dan
peristiwa yang tidak menguntungkan.
Menurut Datuela (2013:3) “Public Relations atau dalam Bahasa Indonesia

ialah Hubungan Masyarakat (Humas) adalah seni menciptakan pengertian publik

yang lebih baik sehingga dapat memperdalam kepercayaan publik terhadap suatu

individu atau organisasi”.

Menurut Neni Yulianita dalam Ali (2017:3) menjelaskan bahwa “Public

Relations merupakan keseluruhan bentuk komunikasi yang terencana, baik itu

keluar maupun ke dalam, yakni antara suatu organisasi dengan publiknya dalam

rangka mencapai tujuan yang spesifik atas dar adanya saling pengertian”.

Pengertian diatas, dapat penulis pahami bahwa Public Relations adalah

jembatan antara suatu lembaga atau perusahaan dengan publik baik secara internal

ataupun eksternal untuk terciptanya mutual understanding (saling pengertian).

13
14

2.1.2 Tugas dan Fungsi Public Relations

Karim (2015:2) dalam jurnalnya yang berjudul “Peranan Public Relations

dalam Memberikan Informasi tentang Asuransi Bumi Putera” menjelaskan bahwa

“salah satu tugas dan fungsi public relations adalah untuk memberikan informasi

kepada masyarakat”.

Sementara fungsi Public Relations menurut Harlow dalam Kriyantono

(2017:24) adalah sebagai berikut:

1. Membantu memelihara dan menjaga komunikasi, pengertian, penerimaan,

dan kerjasama antara organisasi dan publiknya.

2. Mencakup manajemen masalah dan isu-isu.

3. Membantu manajemen agar selalu memberikan informasi dan responsif

terhadap opini publik.

4. Mendefinisikan dan menekankan pada tanggung jawab manajemen untuk

melayani kepentingan publik.

5. Membantu manajemen selalu mengikuti dan memanfaatkan perubahan.

6. Melayani sistem pencegahan awal untuk mengantisipasi tren.

7. Menggunakan penelitian dan teknik komunikasi yang beretika sebagai alat

pokok.

Ardhoyo (2013:15) menyebutkan 3 fungsi Public Relations, diantaranya:

1. Image maker; menciptakan, memelihara dan meningkatkan citra positif.

2. Communicator/mediator; melaksanakan kegiatan komunikasi dua arah bagi

stakeholders lembaga yang berdimensi vertikal, horizontal, internal dan


15

eksternal, sehingga terbina hubungan yang harmonis/serasi antara organisasi

dan publiknya.

3. Back-up management; memberikan dukungan dan menunjang kegiatan

setiap departemen dalam perusahaan untuk mencapai misi atau sasarannya.

Secara garis besar fungsi Public Relations juga dikemukakan oleh Yualinta

dalam Ali (2017:19-20) yaitu:

1. Mengabdi kepada kepentingan publik

2. Memelihara komunikasi yang baik

3. Menitikberatkan moral dan tingkah laku yang baik

4. Menjamin dan menilai opini publik yang ada dari organisasi

5. Memberikan nasehat atau penerangan pada manajemen dalam hubungannya

dengan opini publik

6. Menggunakan komunikasi dalam rangka mempengaruhi opini publik

Dalam jurnalnya yang berjudul “Peranan Public Relations Dalam

Meningkatkan Kinerja Karyawan” Christanti, Warouw, Dkk (2015:2)

menyatakan bahwa “tugas dan fungsi Public Relations secara internal yaitu

bagaimana memelihara hubungan baik antara pimpinan dengan bawahan,

karyawan dengan karyawan dan bagaimana mempertinggi produktifitas SDM

yang ada di perusahaan tersebut”.

2.1.3 Peran Public Relations

Menurut Suhandang dalam Prianto dan Suhartini (2015:60) “peran Public

Relations dalam perusahaan diperlukan untuk memupuk adanya suasana kondusif


16

dan menyenangkan, serta meyakini rasa tanggung jawab akan kewajibannya

terhadap perusahaan”.

Peran Public Relations dibagi menjadi empat kategori menurut Harlow

dalam Yuliawati dan Irawan (2016:211-212), yaitu:

1. Technician Communication (Pelaksana Teknis Komunikasi); peran public

relations dianggap sebagai pelaksana teknis komunikasi yang hanya

menyediakan layanan di bidang teknis, sementara kebijakan dan keputusan

public relations, manajemen dan public relations yang melaksanakannya.

2. Expert Prescriber Communication (Penasehat Ahli Komunikasi); petugas

public relations dianggap sebagai orang yang ahli untuk menasehati

pimpinan peruahaan atau organisasi. Hubungan mereka diibaratkan seperti

hubungan dokter dan pasien.

3. Communication Facilitator (Fasilitator Komunikasi); dalam hal ini praktisi

public relations berperan sebagai jembatan komunikasi antara publik

dengan perusahaan sebagai media atau penengah bila terjadi miss

communication.

4. Problem Solving Process Facilitator (Fasilitator Proses Pemecah Masalah);

praktisi public relations berperan melibatkan diri atau dilibatkan dalam

manajemen krisis. Menjadi anggota tim, bahkan bila memungkinkan

menjadi leader dalam penanganan krisis manajemen.

Sementara Anwar (2015:54) menyimpulkan bahwa peran “public relations

secara konseptual dibedakan atas peran manajer dan peran praktisi. Peran manajer

terdiri atas peran penasehat ahli, fasilitator proses pemecahan masalah, dan

fasilitator komunikasi. Sedangkan peran teknisi yaitu teknisi komunikasi”.


17

2.1.4 Ruang Lingkup Public Relations

Setelah mengetahui pengertian dari Public Relations, maka ada pula ruang

lingkup Public Relations dalam menjalankan fungsi dan tugas pada suatu

organisasi atau perusahaan. Menurut Sari (2017:3) ruang lingkup Public Relations

dalam sebuah perusahaan/organisasi meliputi dua bagian, yaitu:

1. Membina hubungan ke dalam (Publik Internal)

2. Membina hubungan keluar (Publik Eksternal)

Sementara menurut Ruslan dalam Harris seperti yang dikutip oleh Wahid

dan Puspita (2017:35-36) menjabarkan secara rinci komponen utama public

relations yang biasa disebut dengan P.E.N.C.I.L.S sebagai berikut:

1. Publications (Publikasi dan Publisitas), adalah menyelenggarakan publikasi

atau menyebarluaskan informas melalui berbagai media tentang aktivitas

atau kegiatan perusahaan atau organisasi yang pantas untuk diketahui oleh

publik. Setelah itu, menghasilkan publisitas untuk memperoleh tanggapan

positif secara lebih luas dari masyarakat.

2. Event (Penyusunan program acara), merancang acara tertentu atau lebih

dikenal dengan peristiwa khusus (special event) yang dipilih dalam jangka

waktu, tempat, dan objek tertentu yang khusus sifatnya untuk

mempengaruhi opini publik.

3. News (Menciptakan berita), berupaya menciptakan berita melalui press

realease, newsletter dan bulletin, dan lain-lain. Public Relations Officer

(PRO), mau tidak mau harus mempunyai kemampuan untuk menulis, karena
18

sebagian besar tugasnya untuk tulis-menulis (PR writing), khususnya dalam

menciptakan publisitas.

4. Community involvement, adalah mengadakan kontak sosial dengan

kelompok masyarakat tertentu untuk menjaga hubungan baik (community

relations and humanity relations) dengan pihak organisasi atau lembaga

yang diwakilinya.

5. Inform or image, yaitu memberitahukan sesuatu kepada publik atau menarik

perhatian, sehingga diharapkan akan memperoleh tanggapan berupa citra

positif dari suatu proses “nothing” diupayakan menjadi “something”. Dari

yang tidak tahu menjadi tahu, setelah tahu menjadi suka, dan kemudian

diharapkan timbul sesuatu (something) yaitu berupa citra.

6. Lobbying and negotiation, yaitu kemampuan melobi dan negosiasi yang

sangat diperlukan bagi seorang Public Relations Officer (PRO) agar semua

terencana, ide atau gagasan kegiatan suatu lembaga atau organisasi sebelum

di masyarakat perlu diadakan pendekatan untuk mencapai kesepakatan

(deal) atau memperoleh dukungan dari individu dan lembaga yang

berpengaruh sehingga timbul saling menguntungkan (win-win solution).

7. Social Responsibility, yaitu aspek tanggung jawab sosial sebuah perusahaan

dan tidak hanya memikirkan keuntungan materi bagi lembaga atau

organisasi serta tokoh yang diwakilinya, tetapi juga kepedulian kepada

masyarakat untuk mencapai sukses dalam memperoleh simpati atau empati

dari khalayak-khalayaknya.
19

2.2. Studi Literatur

2.2.1 Strategi Public Relations

Strategi Public Relations sangat diperlukan untuk mencapai visi dan misi

sebuah perusahaan. Effendy dalam Anggraeni, Siswoyo, dkk (2014:207)

mengemukakan pendapat bahwa “berhasil atau tidaknya kegiatan komunikasi

secara efektif banyak ditentukan oleh strategi komunikasi. Strategi pada

hakekatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk

mencapai suatu tujuan”.

Menurut Morrisan dalam Datuela (2013:4) pelaksanaan strategi public

relations dalam berkomunikasi dikenal dengan istilah “7-Cs PR Communications”

yakni sebagai berikut:

1. Credibility (Kredibilitas), komunikasi dimulai dari suasana saling percaya

yang diciptakan oleh pihak komunikator secara sungguh-sungguh untuk

melayani publiknya yang memiliki keyakinan dan respect.

2. Context (Konteks), menyangkut sesuatu yang berhubungan dengan

lingkungan kehidupan sosial, pesan harus disampaikan dengan jelas serta

sikap partisipatif. Komunikasi efektif sangat diperlukan untuk mendukung

lingkungan sosial melalui pemberitaan diberbagai media massa.

3. Content (Isi), isi pesan dalam strategi ini haruslah menyangkut kepentingan

orang banyak sehingga informasi dapat diterima sebagai sesuatu yang

bermanfaat secara umum bagi masyarakat.


20

4. Clarity (Kejelasan), pesan disusun dengan kata-kata yang jelas, mudah

dimengerti serta memiliki pemahaman yang sama (maksud, tema dan

tujuan) antara komunikator dan komunikan.

5. Continuity and Consistency (Kontinuitas dan Konsistensi), komunikasi

merupakan proses yang tidak pernah berakhir, oleh karena itu dilakukan

secara berulang-ulang dengan berbagai variasi pesan serta pesan-pesan

tersebut harus konsisten. Dengan cara demikian, akan mudah melakukan

proses komunikasi untuk membujuk publiknya.

6. Channels (Saluran), menggunakan saluran media yang tepat dan terpercaya

serta dipilih oleh khalayak sebagai target sasaran. Pemakaian saluran media

yang berbeda, akan berbeda pula efeknya. Dalam hal ini seorang PR harus

memahami perbedaan dan proses penyebaran informasi secara efektif.

7. Capability of the Audience (Kapabilitas Khalayak), memperhitungkan

kemampuan yang dimiliki oleh khalayak. Komunikasi akan efektif bila

berkaitan dengan faktor-faktor seperti kebiasaan dan peningkatan

kemampuan membaca dan pengembangan pengetahuan khalayak.

Dari penjelasan para ahli diatas seorang praktisi Public Relations sangat di

tuntut mempunyai gagasan yang cemerlang serta penglihatan secara menyeluruh

tentang kondisi perusahaan dan mampu memiliki solusi atau jalan keluar untuk

mengatasi semua permasalahan yang terjadi baik internal maupun eksternal.


21

2.2.2 Definisi Corporate Communication

Cornelissen dalam Rebecca (2013:80) menjelaskan pengertian Corporate

Communication sebagai berikut:

Corporate Communication adalah fungsi manajemen yang menawarkan


kerangka kerja untuk koordinasi yang efektif dari semua komunikasi
internal dan eksternal dengan tujuan keseluruhan membangun dan
mempertahankan reputasi yang menguntungkan dengan kelompok
pemangku kepentingan organisasi.
Kotlers dalam Pahlevi (2017:314) mendefinisikan:
Corporate Communication sebagai sarana promosi bagi organisasi melalui
komunikasi internal maupun eksternal. Corporate Communication
merupakan bagian yang cukup penting dalam kebijakan oleh manajemen,
yang dimana perusahaan memasukkan visi dan misisnya untuk pemegang
saham, termasuk para karyawan. Corporate Communication juga berperan
mengatur fungsi komunikasi dalam hal transmisi dan penerimaan pesan.
Menurut Kartono dalam Murtiadi (2016: 80) menjelaskan bahwa:
Corporate Communications adalah fungsi manajemen yang khas dan
mendukung pembinaan, pemeliharaan jalur bersama antara organisasi
dengan publiknya, menyangkut aktivitas komunikasi, pengertian,
penerimaan, dan kerja sama melibatkan manajemen dalam menghadapi
opini publik mendukung manajemen dalam mengikuti dan memanfaatkan
perubahan secara efektif, bertindak sebagai sistem peringatan dini dalam
mengantisipasi kecenderungan penggunaan penelitian serta teknik
komunikasi yang sehat dan etis sebagai sarana utama.
Corporate Communications harus berusaha untuk meningkatkan kesadaran

akan pentingnya keberadaan public relations di perusahaan. Perusahaan harus

lebih memperhatikan apa yang menjadi fasilitas penting untuk public relations

perusahaannya dan memberikan kepercayaan kepada public relations untuk

mengetahui informasi yang ada di perusahaan bahkan untuk informasi yang

menjadi rahasia sekalipun. Hal itu diperuntukkan agar corporate communication

dapat ikut andil dalam membantu perusahaan menghadapi permasalahan yang

terjadi dalam perusahaan, (Febriyanti, 2013:46).


22

Dengan beberapa pengertian diatas, dapat peneliti mengerti bahwa

Corporate Communication merupakan sebuah fungsi manajemen yang dapat

mendukung pemeliharaan hubungan perusahaan dengan publiknya dengan

aktivitas komunikasi agar dapat mendapatkan opini publik yang positif dan

memanfaatkannya untuk kepentingan organisasi/perusahaan.

2.2.3 Tugas dan Fungsi Corporate Communication

Komunikasi korporat (corporate communication) berfungsi sebagai dasar

dalam menyusun pesan komunikasi, dapat dilihat dari fungsinya menurut Argenti

dalam Arswendi (2013:34) yang mengemukakan bahwa “komunikasi korporat

(corporate communication) memainkan peran penting dalam mendefinisikan misi

korporat sebagai landasan dari strategi menyeluruh sebuah perusahaan dan

mengkomunikasikan misi tersebut kepada stakeholder internal maupun eksternal”.

Menurut Argenti dalam Rebecca (2013:81) Corporate Communication

menawarkan fungsi-fungsi komunikasi yang terdiri atas:

1. Identitas dan Citra,

2. Iklan dan Advokasi Korporat,

3. Tanggung Jawab Perusahaan,

4. Komunikasi Pemasaran,

5. Sistem Komunikasi Internal,

6. Investor Relations (IR),


23

7. Hubungan Pemerintah, dan

8. Manajemen Krisis.

Sementara menurut Maulizal (2017:217) mengemukakan bahwa:

Public Relations (PR) atau Hubungan Masyarakat (Humas) merupakan


pendahulu dari fungsi Corporate Communication (Komunikasi Korporasi)
yang tumbuh karena adanya kebutuhan. Walaupun perusahaan tidak
memiliki strategi spesifik untuk sistem komunikasi, mereka harus sering
merespons kepada publik internal dan eksternal.

2.2.4 Sumber Daya Manusia/Karyawan

Sumber daya manusia merupakan satu komponen sumber daya organisasi

atau institusi sebagai penggerak dan penentu diharapkan dapat dijadikan sebagai

motor bagi sumber daya manusia yang lain. Oleh karena itu berhasil tidaknya

suatu organisasi atau institusi akan ditentukan oleh faktor manusianya atau

karyawannya (Hakim & Wuryanto, 2014:2).

Menurut Neely, Adams, dan Crowe dalam Kristanto (2015:86) “Sumber

daya manusia merupakan salah satu aspek dari keberhasilan perusahaan”.

Sementara Binilang, Massie, dkk (2017:1434) menyatakan bahwa

“karyawan merupakan aset utama perusahaan yang dapat bekerja secara optimal

dalam rangka menunjang keberhasilan perusahaan mencapai tujuannya”.

Menurut As’ad dalam Suprihati (2014:94) kinerja karyawan tidak akan


optimal apabila hanya mengandalkan mesin produksi tanpa memperhatikan
aspek manusianya. Haruslah diingat bahwa dalam suatu organisasi
perusahaan, aspek manusia yang berkemampuan, berketerampilan,
bertanggung jawab sebagai karyawan merupakan suatu asset perusahaan
yang sangat berharga bagi kelangsungan hidup perusahaan. Manusia sebagai
tenaga kerja yang diharapkan mampu mencapai tingkat produktivitas kerja
yang optimal dengan standar tertentu.
24

2.2.5 Special Event

Menurut Lasswell dalam Tandy (2013:139) kegiatan komunikasi meliputi


lima unsur, yaitu komunikator, pesan, media, komunikan dan efek. Special
Event adalah salah satu bentuk komunikasi yang memiliki kelima unsur
komunikasi tersebut. Penyelenggara event sebagai komunikator ingin
menyampaikan pesan dengan mengadakan special event pada publiknya
sebagai komunikator. Dalam proses penyelenggaraan event tersebut juga
terjadi komunikasi antara pihak penyelenggara dengan peserta event.
Special event (acara khusus) memiliki unsur-unsur yang dapat

meningkatkan beberapa hal, antara lain knowledge, awareness, pleasure,

sympathy, dan image ( Ruslan dalam Syuderajat dan Prameswari, 2017:188).

Terdapat lima tahap yang harus dilakukan untuk menghasilkan special event

yang efektif dan efisien menurut Goldblatt dalam Hartono, Dida, dkk (2016:164-

165), diantaranya sebagai berikut:

1. Research, penelitian yang dilakukan dengan baik akan mengurangi resiko

kegagalan dalam pelaksanaan. Penelitian dilakukan untuk menentukan

kebutuhan, keinginan, dan ekspektasi khalayak sasaran. Penelitian harus

dilakukan dengan eliti dan komprehensif.

2. Design, hal ini dilakukan untuk menemukan ide baru untuk memperkuat

konsep acara yang diusulkan. Tahap desain dapat diaplikasikan melalui

brainstorming dan mind mapping.

3. Planning, banyak hal yang harus dipertimbangkan pada saat perencanaan

sehingga susunan perencanaan sering kali mengalami perubahan,

penambahan, atau pengurangan sesuai kondisi.


25

4. Coordinating, penyelenggara acara harus mengelola sumber daya secara

efisien. Sumber daya tersebut meliputi kemampuan administrasi, koordinasi,

marketing, dan risk management.

5. Evaluation, riset di tahap pertama terhubung dengan tahap terkahir,

evaluasi. Pada fase ini, perencana acara akan mengevaluasi tiap tahapan dari

proses manajemen event untuk mendapatkan review secara komprehensif

dari semua tahap.

2.2.6 Employee Relations

Employee Relations menurut Lesley dalam Irsyad (2015:3)

“merupakan suatu pendekatan yang menyangkut tentang hubungan antara

perusahaan dan karyawannya”.

Menurut Hardiyanto (2017:43) employee relations salah satu


tujuannya dilakukan antara lain adalah untuk menciptakan bentuk
hubungan atau komunikasi dua arah yang baik antara pihak
manajemen dengan para karyawannya, dalam upaya membina
kerjasama dan hubungan yang harmonis diantara keduanya.

Menurut Ruslan dalam Kartika & Anindito (2017:10) bentuk

penerapan employee relations dalam suatu organisasi atau perusahaan dapat

dilaksanakan dalam bentuk berbagai macam aktifitas dan program, antara

lain sebagai berikut:

1. Program Pendidikan dan Pelatihan

Program pendidikan dan pelatihan dilaksanakan perusahaan dalam

upaya meningkatkan kinerja dan keterampilan (skill) karyawan dan

kualitas maupun kuantitas pemberian jasa pelaanan dan lain sebagainya.


26

2. Program Motivasi Kerja Berperstasi

Program tersebut dikenal dengan istilah Achievement Motivation

Training (ATM), dimana melalui pelatihan tersebut diharapkan dapat

mempertemukan antara motivasi dan prestasi kerja serta displin

karyawan dengan harapan-harapan atau keinginan dari pihak

perusahaan dalam mencapai produktivitas tinggi.

3. Program Penghargaan

Program penghargaan yang dimaksud adalah upaya pihak perusahaan

(pimpinan) dalam memberikan suatu penghargaan kepada karyawan,

baik yang berprestasi kerja maupun cukup lama masa pengabdian

pekerjaan. Dalam hal ini penghargaan yang diberikan itu akan

menimbulkan loyalitas dan rasa memiliki (Sense of Belonging) yang

tinggi terhadap perusahaan.

4. Program Acara Khusus (Special Event)

Suatu program khusus yang sengaja dirancang di luar bidang pekerjaan

sehari-hari. Contohnya, seperti dalam rangka event ulang tahun

perusahaan diadakan kegiatan kegamaan, olahraga, hingga lomba yang

dihadiri oleh pimpinan dan seluruh karyawan. Maksud dan tujuan

diadakannya acara tersebut untuk menimbulkan rasa keakraban bersama

antara sesama karyawan dan pimpinan.

5. Program Mediasi Komunikasi Internal

Membentuk komunikasi internal melalui bulletin, news release

(majalah dinding), dan majalah perusahaan yang berisikan pesan,


27

informasi dan berita yang berkaitan dengan kegiatan antar karyawan

atau perusahaan dan pimpinan.

Sedangkan menurut Ruslan dalam Rahmi, Hafiar, dkk (2018:39)

menjelaskan “karyawan merasa dihargai dan diperhatikan oleh pihak pimpinan

perusahaan, sehingga dapat menciptakan rasa memiliki (sense of belonging),

motivasi kreatifitas dan ingin mencapai prestasi kerja semaksimal mungkin”

Anda mungkin juga menyukai