Anda di halaman 1dari 6

Public Relations adalah upaya terencana guna memengaruhi opini publik melalui karakter yang baik dan kinerja

yang bertanggung jawab, yang didasarkan pada komunikas

Tugas-tugas PR menurut Oxley (1987:12-13) dalam buku Community Relations, Konsep dan Aplikasinya yang
diterbitkan Simbiosa Rekatama Media (2007) adalah sebagai berikut: a. Memberi saran kepada manajemen
tentang semua perkembangan internal dan eksternal yang mungkin memenagruhi hubungan organisasi dengan
publik-publiknya. b. Meneliti dan menafsirkan untuk kepentingan organisasi, sikap publikpunlik utama pada
saat ini atau antisipasi sikap publik-publik utama terhadap organisasi. c. Bekerja sebagai penghubung
(liasion) antara manajemen dan publikpubliknya. d. Memberi laporan berkala kepada manajemen tentang
semua kegiatan yang mempengaruhi hubungan publik dan oragnisasi.

PROSES TRANSFER HUMAS

Pembentukan citra yang positif bagi suatu perusahaan merupakan hal yang sangat mendasar bagi Humas.
Selanjutnya Jefkins menyatakan bahwa untuk menciptakan, meningkatkan atau memelihara dan memperbaiki
citra perusahaan, ia merumuskan tentang The Public Relations Transfer Proses (Proses Transfer Humas), yang
merupakan proses dari kegiatan publik relations untuk mentransfer hala-hal negatif menjadi positif. Menurut
Jefkins Proses Transfer Humas meliputi :

Permusuhan (hostility) yaitu adanya rasa permusuhan, antipati dari publik terhadap suatu organisasi. Keadaan
ini harus diubah menjadi simpati

Simpati (sympaty) yaitu suatu pernyataan yang dikemukakan publik terhadap suatu organisasi tentang adanya
rasa senang terhadap suatu organisasi, memperhatikan suatu organisasi, atau adanya kesediaan membantu
dan mendukung organisasi.

Prasangka (prejudice) yaitu adanya prasangka negatif dari publik terhadap suatu organisasi atau tuduhan-
tuduhan tertentu terhadap suatu organisasi. Keadaan ini harus diubah menjadi acceptance

Penerimaan (acceptance) yaitu publik menerima kehadiran suatu organisasi tanpa mempunyai prasangka
negatif, mengakui akan eksistensi suatu organisasi bahwa organisasi itu adalah bagus.

Apati (apathy) yaitu adanya rasa apatisme dalam arti masa bodo dari publik tentang adanya suatu organisasi.
Apatis ini bisa juga berupa adanya rasa putus asa / frustasi publik terhadap organisasi untuk memperjuangkan
sesuatu bagi kepentingan organisasi dimana dianggapnya bahwa perjuangan tersebut adalah sia-sia saja.
Keadaan ini harus diubah menjadi interest.

Minat (interest) yaitu adanya rasa bahwa publik mempunyai kepentingan terhadap suatu organisasi sehingga
publik mempunyai rasa memiliki organisasi secara tinggi bahkan adanya rasa ketergantungan dari publik
terhadap organisasi.

Acuh tak acuh (ignorance) yaitu adanya ketidaktahuan dari publik terhadap segala sesuatu yang menyangkut
organisasi, sehingga hal tersebut dapat menimbulkan kesulitan-kesulitan terhadap fungsi sosial dari suatu
organisasi. Keadaan ini harus diubah menjadi knowledge.

Pengetahuan (knowledge) yaitu publik mempunyai pengetahuan yang baik tentang suatu organisasi sehingga
pengetahuan yang dimiliki akan membuka jalan bagi lancarnya kegiatan komunikasi organisaasi.(Yulianita, 1999:
47-48)

cara memperoleh citra positif. Menurut Jefkins (Soemirat, 2005:121-122), cara memperoleh citra atau image
yang positif adalah sebagai berikut : 1. Menciptakan Public Understanding (pengertian publik) Pengertian
belum berarti persetujuan atau penerimaan, persetujuan belum berarti penerimaan. Dalam hal ini publik
memahami organisasi atau perusahaan atau 21 instansi, apakah itu dalam hal produk atau jasanya, aktivitas-
aktivitasnya, reputasinya, perilaku manajemennya. 2. Public Confidence (adanya kepercayaan publik terhadap
organisasi kita). Publik percaya bahwa hal-hal yang berkaitan dengan organisasi atau perusahaan atau instansi
adalah benar adanya apakah itu dalam hal kualitas produk atau ajsanya, aktivitas-aktivitas yang positif, reputasi
yang baik, perilaku manajemennya dapat diandalkan. 3. Public Support ( adanya unsur dukungan dari publik
terhadap oraganisasi) Baik dalam bentuk material (membeli produk kita) maupun spiritual (dalam bentuk
pendapat atau pikiran untuk menunjang keberhasilan perusahaan kita). 4. Public Cooperation ( adanya
kerjasama dari publik terhadap organisasi kita). Jika ketiga tahapan diatas dapat dilalui, maka akan
mempermudah adanya kerjasama dari publik yang berkepentingan terhadap organisasi kita guna mencapai
keuntungan dan kepuasan bersama.
Media Humas (PR Media) adalah segala bentuk media (sarana/saluran/channel) yang digunakan praktisi
humas dalam pekerjaannya dengan tujuan publikasi yang luas agar produk atau jasa yang humas
pasarkan lebih dikenal oleh masyarakat. Media humas bersifat lebih kepada publikasi dan komunikasi.
Media komunikasi yang penting digunakan humas adalah dalam kemitraannya dengan media pers (cetak
atau elektronik) --dikenal dengan media relations (hubungan media) atau press relations (hubungan
pers).

1. Tujuan Media Humas ( Promosi & tingkatkan pemasaran, Komunikasi berkesinambungan. Tingkatkan
kepercayaan publik., Tingkatkan citra perusahaan/organisasi )

2. Jenis Media Humas

Media Cetak (jurnal inhouse, surat kabar, majalah, dll)

Online Media (website, blog, media sosial, email, dll)

Broadcasting Media (radio, televisi, dll)

Special Event (seminar, workshops..dll)

Outdoor Media - Media Luar Ruang (spanduk, papan reklame, poster, dll)

Public Relatios (PR) adalah sebagai jembatan antara perusahaan atau organisasi dengan publiknya, terutama
tercapainya mutual understanding (saling pengertian) antara perusahaan dengan publiknya (Ardianto,2004: 3)

II. 3 Public Relations dan Penanganan Krisis Kepercayaan Serta Turunnya Citra Perusahaan

Citra merupakan hal yang terpenting dari suatu perusahaan. Citra ini dengan sengaja diciptakan agar
memberikan nilai positif. Nilai positif sangat diperlukan bagi sebuah perusahaan untuk mendapatkan
kepercayaan dari publik agar eksistesnsi dari perusahaan dapat terus berlanjut. Saat terjadi krisis
kepercayaan dan menurunnya citra perusahaan, peran PR sangat dibutuhkan oleh perusahaan. Untuk
lebih jelas mengetahui peran PR dalam menangani krisis kepercayaan dan menurunnya citra
perusahaan ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu :

II. 4 .1 Persyaratan Menjadi Public Relations (PR)

Terdapat persyaratan mendasar yang harus dimiliki seseorang yang ingin menjalankan fungsi PR, diantaranya
yaitu :

1. Ability to communicate (kemampuan berkomunikasi)

Kemampuan berkomunikasi bagi seorang PR dalam bentuk lisan dan tulisan,

yakni seorang PR harus mampu berbicara di depan umum, seperti dapat melakukan presentasi,
mampu mewawancarai dalam upaya pengumpulan fakta dan data, dan dapat diwawancarai oleh pers
atau wartawan sebagai sumber berita. Dalam komunikasi tulisan harus mampu membuat Press
Release, menulis laporan, membuat naskah pidato untuk manajemen, menulis konsep iklan layanan
masyarakat, menulis brosur atau selebaran, dan bentuk komunikasi tulisan lainnya.

2. Ability to organize (kemampuan manajerial atau kepemimpinan)

Kemampuan manajerial atau kepemimpinan seorang PR dapat diartikan sebagai kemampuan


mengantisipasi masalah dalam dan luar perusahaan, termasuk kemampuan untuk menyusun rencana kegiatan
dan melaksanakannya.

3. Ability to get on with people (kemampuan bergaul atau membina relasi)

Kemampuan bergaul atau membina relasi artinya harus mampu berhubungan dengan dan bekerjasama
dengan berbagai macam orang, dan mampu menjaga komunikasi yang baik dengan orang-orang yang berbeda
atau sama tingkatannya.
4. Personality Integrity (memiliki kepribadian yang utuh atau jujur)

Kepribadian yang utuh atau jujur, artinya seorang PR harus memiliki kredibilitas yang tinggi, yakni dapat
diandalkan dan dipercaya oleh orang lain, dan dapat diterima sebagai orang yang memiliki kepribadian utuh atau
jujur.

5. Imagination (banyak ide dan kreatif)

Memiliki imajinasi (banyak ide dan kreatif) dalam pengertian seorang PR harus memiliki wawasan yang
luas, mengetahui benang merah persoalan serumit apapun.

II. 4. 1 Tujuan Universal Public Relatios

Public Relations memiliki tujuan yang universal diantaranya, yaitu :

1. Menciptakan public understanding (pengertian publik). Pengertian belum berarti


persetujuan/penerimaan, dan persetujuan belum berarti penerimaan. Di sini public memahami
organisasi/perusahaan tersebut dalam masalah produk/jasa, aktivitas-aktivitas, reputasi, perilaku
manajemen, dsb.

2. Menciptakan public Confidence (adanya kepercayaan publik terhadap perusahaan).

3. Menciptakan public Support (adanya unsur dukungan dari publik terhadap perusahaan) baik itu
dalam bentuk material maupun spiritual.

4. Menciptakan public Coorperation (adanya kerjasama dari publik terhadap perusahaan).

II. 4. 2 Fungsi dan Kegiatan Utama Public Relations

* Fungsi dari PR adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui secara pasti dan mengevaluasi pendapat umum yang berkaitan dengan perusahaannya.

2. Menasehati para eksekutif mengenai cara-cara menangani pendapat umum yang timbul.

3. Menggunakan komunikasi untuk mempengaruhi pendapat umum

* Kegiatan utama dari PR adalah sebagai berikut :

1. Menjalankan program terencana dan berkesinambungan sebagai bagian dari manajemen organisasi

2. Berurusan dengan hubungan antara organisasi dengan publiknya

3. Memantau pengetahuan, pendapat, sikap dan prilaku didalam dan diluar organisasi.

4. Menganalisis pengaruh kebijakan, prosedur dan tindakan pada publik.

5. Menyesuaikan kebijakan, aturan dan tindakan yang dipandang menimbulkan konflik dengan
kepentingan publik dan keberadaan perusahaan

6. Memberikan saran dan masukan kepada manajemen dalam pembuatan kebijakan, aturan dan
tindakan yang dipandang menimbulkan konflik dengan kepentingan publik dan keberadaan
perusahaan.

7. Membangun dan memelihara hubungan komunikasi dua arah antara organisasi dengan publiknya

8. Menghasilkan perubahan yang khusus dalam pengetahuan, pendapat, sikap dan perilaku didalam
dan diluar organisasi.

9. Menciptakan hubungan baru dan atau memelihara hubungan antara organisasi dan publiknya.
II. 4. 1 Metode Public Relations dalam Menangani Krisis Kepercayaan dan Menurunnya Citra Perusahaan

Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang berhasil mencapai cita-cita dan
tujuannya secara maksimal. Begitu pula dengan kerja praktisi PR yang bertugas menangani krisis
kepercayaan dan mengembalikan citra positif perusahaan dimana praktisi PR ini bernaung. Untuk
kelancaran jalannya proses pencapaian tujuan tersebut dilakukan cara-cara penyelenggaraan kerja
yang seefisien mungkin dengan mengingat faktor tujuan, biaya, fasilitas, waktu, dan tenaga. Dengan
kata lain bahwa PR memerlukan metode kerja yang menjadi syarat mutlak untuk mencapai tujuan.

Metode pekerjaan PR ditekankan pada penelitian terhadap publik. Dari penelitian


disusun rencana kerja, kemudian dilaksanakan, lalu dilakukan evaluasi. Secara sistemastis proses
pekerjaan PR dalam menangani krisis dan menurunnya citra perusahaan dapat digambarkan sesuai
tahapan tadi, yaitu :

1. Penelitian (Research)

Penelitian mempunyai peranan sangat penting sebagai kegiatan pendukung dalam


melaksanakan fungsi PR, baik untuk memperoleh data, fakta lapangan mengenai citra
perusahaan, persepsi, pandangan, dan opini public secara akurat serta tanggapan khalayak
sebagai target sebagai sasaran mengenai kebikajsanaan, pelayanan, program kerja, aktivitas
perusahaan.

Menurut Ann H. Barkelew, Senior Vise President of Fleishman-Hillards Office,


Amerika menjelaskan bahwa sangat pentingnya peranan penelitian untuk mencapai
kesuksesan atau efektivitas dalam pelaksanaan praktik PR (Cutlip, 2000 : 351).[6]

Secara ilmiah kita mengenal beberapa jenis penelitian : survey, case study, activity
analysis, content/document analysis, serta penelitian follow up. Semua jenis penelitian
tersebut dapat digunakan praktisi PR untuk mencapai tujuannya.

1. Perencanaan (Planning)

Setelah mendapatkan hasil laporan yang berupa data dan fakta dari penelitian, PR
kemudian menyusun rencana kerja. Dalam hal ini rencana kerja disusun tidak berdasarkan
pada keinginan yang dipaksakan dan irrasional. Perencanaan yang baik bersifat rasional,
flexible, dan berkelanjutan.

Tujuan dari perencanaan PR adalah :

1. Mengubah citra.

2. Membentuk citra baru.

3. Memperkenalkan perusahaan.

4. Meningkatkan community relatios.

5. Menentukan partisipasi pemimpin dalam kehidupan masyarakat (public life).

6. Memberitahukan kegiatan penelitian.

Keberhasilan perencanaan tergantung pada keterampilan dan efisiensi praktisi PR.


Salah satu faktor yang bisa dijadikan tolak ukur keberhasilan dari perncanaan tersebut adalah
pembentukkan opini, sikap, dan citra.

1. Pelaksanaan (Action)
Pelaksanaan dilakukan setelah rencana yang matang mendapatkan persetujuan
dari semua pihak terkait. Pelaksanaan kerja merupakan kegiatan operasional dalam
melakukan apa yang telah direncanakan. Pengembalian kepercayaan dan citra perusahaan
dilakukan dengan menggabungkan tenaga kerja, alat-alat, informasi, waktu, tempat, dan uang.
Pelaksanaan ini dikatakan sukses apabila tujuan telah tercapai. Dalam hal ini berbagai cara
dan teknik digunakan diantaranya yaitu pendekatan terhadap pegawai (internal public) dan
pendekatan kepada umum (eksternal public). Untuk mengebalikan kepercayaan publik dan
citra perusahaan diutamakan pendekatan kepada umum karena menyangkut pandangan
masyarakat secara luas.

Ada beberapa instrument yang dilakukan praktisi PR dalam melaksanakan


membentuk citra lembaga dalam perusahaan diantaranya :

Publisitas, merupakan komunikasi kepada publik melalui media massa atau langsung face to
face, dan tidak memerlukan suatu bayaran, baik dari pihak komunikator (PR) maupun dari
pihak media massa yang bersangkutan. Dalam membangun citra lembaga instrument ini
sering digunakan, terutama jika lembaga tersebut sedang dalam permasalah finasial
(deficit).

Periklanan (Advertising), periklanan merupakan suatu kegiatan yang terkait dengan dua
bidang kehidupan manusia sehari-hari, yakni ekonomi dan komunikasi. Dengan iklan citra
suatu perusahaan bisa menjadi lebih baik. Iklan hanya menyebutkan sisi positif perusahaan.
Iklan yang terus menerus yang ditayangkan dapat mempengaruhi pola perilaku,pandangan,
serta kepercayaan masyarakat.

Demonstrasi adalah sesuatu yang bisa mempercepat pengaruh terhadap khalayak sasaran
serta meningkatkan citra yaitu demonstrasi. Dalam hal ini penglihatan, pendengaran, dan
pemikiran publik bisa terkonsolidasi seketika sehingga menimbulkan penilaian yang bisa
mendorong ke arah tindakan publik yang positif. Terutama pandangan atau image akan lebih
baik terlihat oleh khalayak

Propaganda, agar publik menerima apa yang disodorkan serta mau menanamkan citra yang
positif dan timbul kepercayaan, perusahaan dan petugas PR hendaknya melakukan
propaganda. Propaganda merupakan kegiatan persuasif untuk mempengaruhi seseorang,
suatu kelompok, atau orang banyak dengan dasar-dasar psikologis agar menerima suatu ide
yang pada waktu tertetu belum tentu di terima.

Pameran , salah satu cara yang menarik untuk menanamkan citra positif pada perusahaan
adalah dengan melakukan pameran. Tujuan utama dari pameran adalah mengundang publik
untuk mengenal, melihat, dan mengerti akan hal-hal mengenai perusahaan, terutama sekali
hasil dari produksinya.

Sales Promotion. Di samping untuk meningkatkan citra perusahaan, promosi dilakukan


bertujuan untuk meningkatkan penjualan dengan memberikan rangsangan atau bujukan
yang membangkitkan pembelian barang dan jasa.

House Organ ( Penerbitan Majalah Perusahaan/lembaga ). Agar pencitraan yang sudah


dicapai tetap bertahan maka diberikanlah informasi kepada pihak khlayak atau pihak
eksternal melalui majalah khusus yang diterbitkan oleh perusahaan, dan biasa disebut house
organ.

Open House, memperkenalkan citra perusahaan dapat juga dilaksanakan dengan cara
mengundang dan menerima tamu untuk keperluan pencitraan tersebut. Tujuan utamanya
adalah agar dikenal dan populernya perusahaan dikalangan masyarakat.

1. Penilaian (Evaluation)
Penilaian ini tahap dimana pemeriksaan terhadap program dan rencana yang dapat
dilakukan. Tahap ini berguna untuk mengetahui permasalahan yang harus diperhatikan lebih
lanjut.

Anda mungkin juga menyukai