Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PUBLIK DALAM PUBLIC RELATION

D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
YOSEF MANUEKE (20053180)
THESALONICA ALENG (20053189)
PAMELA DAMALING (20053187)

JURUSAN ADMINISTRASI BISNIS


PRODI MANAJEMEN BISNIS D4
POLITEKNIK NEGERI MANADO
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang maha Esa karena memberikan rahmat-
Nya kepada kita semua. Salam senantiasa kita sanjungkan kepada junjungan kita,Tuhan yang
maha Esa.

Hanya rasa syukur yang bias penulis sampaikan hingga makalah ini menjadi tugas Public
Relation bias terselesaikan dengan baik.

Kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dosen Cysca A. J. Langi, SE., M.Si Yang
telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Demikianlah yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat menjadi salah satu panduan
untuk para pembaca. Kritik dan saran senantiasa kami harapkan agar makalah ini dapat lebih
ditingkatkan kedepannya.

Manado, 15 Februari 2022

Kelompok 8
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Publik dalam PR Publik adalah khalayak yang menjadi sasaran kegiatan PR Publik
dalam PR sering juga disebut stakeholder, yaitu semua pihak yang berada di dalam maupun di
luar perusahaan yang mempunyai peran dalam mencapai keberhasilan perusahaan Publik atau
khalayak harus dikenali dan harus ditetapkan karena: Untuk menciptakan skala prioritas
sehubungan Untuk mengidentifikasi khalayak sbg sasaran program keterbatasan anggaran dan
sumber daya lainnya Untuk memilih media dan teknik komunikasi yang sesuai
Publik dalam PR (lanjutan) Publik Internal dan eksternal Publik internal adalah publik yang
beradadi dalam perusahaan, seperti karyawan, manajer, pemegang saham. Publik eksternal
adalah publik yang ada di luar perusahaan seperti: pelanggan, pemerintah, perusahaan mitra,
bank, pemasok bahan baku, dsb.
Publik dalam PR (lanjutan) Publik primer, sekunder, dan marjinal Publik primer adalah publik
yang paling penting, mereka menentukan hidup- matinya perusahaan Publik sekunder, publik
yang kurang penting bagi perusahaan Publik marjinal yaitu publik yang bisa diabaikan
Publik dalam PR (lanjutan) Publik tradisional adalah publik yang padasaat sekarang sudah
berhubunganPublik tradisional dan publik masa depan dengan perusahaan, seperti: karyawan
dan pelanggan Publik masa depan adalah publik yang dimasa depan diperkirakan akan menjalin
hubungan dengan perusahaan/organisasi.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka dirumuskan masalah penelitian yaitu
“bagaimana mengidentifikasi terhadap publik atau khalayak kegiatan public relations
Kampus D3 UNY di Wates (internal maupun eksternal)”.

BAB II

PEMBAHASAN
C. Tujuan Pembahasan
Sesuai dengan perumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan
mengidentifikasi terhadap publik atau khalayak kegiatan public relations Kampus D3
UNY di Wates (internal maupun eksternal).

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritisi
Sebagai informasi bagi mahasiswa dalam perkembangan ilmu pengetahuan tentang Publik
dalam public relations dan sebagai bahan pustaka dalam mengembangkan pengetahuan.
2. Manfaat praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan menambah wawasan
kepada khalayak, mahasiswa, maupun instansi tentang Publik dalam public relations.

E. Kerangka Teori
1. Public relations

Kehadiran seorang public relations atau humas dalam suatu instansi sangatlah penting,
karena kehadirannya bisa memberikan dampak yang baik bagi instansi. Seorang PR atau
humas akan melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan kehumasan, karena PR
atau humas itu terdiri dari semua bentuk komunikasi yang akan menghubungkan antar instansi
dengan semua kontak yang terjalin dengan instansi.

Humas atau public relations memiliki beberapa pengertian, salah satunya adalah seperti yang
dikemukakan oleh Frank Jefkins dalam bukunya yang berjudul Public Relations. Dia
mengatakan bahwa humas adalah adalah semua bentuk komunikasi yang terencana, baik
itu ke dalam maupun keluar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka
mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian (Jefkins, 2004:10).

Seorang humas atau public relations dalam sebuah perusahaan atau organisasi memiliki
fungsi dalam pekerjaannya. Menurut Nova dalam bukunya yang berjudul crisis public
relations mengungkapkan bahwa, fungsi utama public relations adalah menumbuhkan dan
mengembangkan hubungan baik antar lembaga (organisasi) dengan publiknya, internal maupun
eksternal dalam rangka menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi
publik dalam upaya menciptakan iklim pendapat (opini publik) yang menguntungkan
lembaga organisasi (Nova, 2009:38).

Tujuan Public Relations menurut Rachmat Kriyantono (2012:6) antara lain:


 Menciptakan pemahaman antara perusahaan dan publiknya
 Membangun citra perusahaan
 Citra perusahaan melalui CSR
 Membentuk opini publik yang favourable
 Membentuk goodwill dan kerja sama

2. Publik dalam public relation


Publik secara sederhana adalah a lar ge gr oup. Dalam publik itu mungkin sekali
terdapat segolongan orang dan anggota kelompok yang pendapatnya berpengaruh atau
”dominan”. Unsur-unsur issue, diskusi, dan collective opinion merupakan ciri pokok
dan publik. Keistimewaan publik ialah bahwa pada publik itu 8 Irving Smith Kogan
B.S., Public Relations, dalam Modern Bussiness .

Alexander Hamilton Institude, 1965 terdapat disagreement yang selanjutnya


menumbuhkan diskusi tentang bagaimana persoalan itu harus diselesaikan. Interaksi
anggota-anggota publik berbeda dengan interaksi ”kelompok kerumunan” sejumlah
orang yang sekedar berkerumun berkumpul atau cr owd. Dalam cr owd tindakan
berdasarkan sensari, sedangkan dalam publik tindakan itu berdasarkan ratio. Cr owd
adalah sekelompok manusia yang bergerombol secara spontan, tanpa organisasi atau
pola yang disengaja, tanpa tradisi atau corak tertentu.

Massa adalah an elementar y and spontanious collective gr ouping, yang dalam banyak
hal sama dengan cr owd, tapi dalam beberapa banyak hal lainnya berbeda secara
fundamental dengan cr owd. Sebab, massa adalah sekumpulan orang yang turut serta
di dalam mass behaviour perilaku sejumlah orang yang sama atau mirip Ciri-ciri
massa:

1. Keanggotaan massa dapat bersumber dari segala walk of life dan dari segala
macam bentuk kegiatan sosial, termasuk orang-orang dari golongan yang
berbeda-beda.
2. Massa adalah kelompok yang anonim atau lebih tepat lagi, terdiri dari orang-
orang anonim asal-usul atau jati dirinya tidak dipersoalkan.
3. Pada massa, dikalangan anggotanya hanya terdapat sedikit hubungan interaksi
atau change of exper ience .
4. massa sangat loosely or ganized dan tidak dapat bertindak secara teratur.
Pengertian publik dalam public relations tidaklah demikian. Publik dalam Public
Relations ialah kelompok yang harus senantiasa dihubungi dan diperhatikan.

Didalam kegiatan public relations ada dua macam publik khalayak yang menjadi
tujuan yaitu:
 Publik Intern Yang dimaksud dengan publik intern adalah publik yang
menjadi bagian dari unit usaha badan perusahaan instansi itu sendiri. Di
dalam Public Relations industri atau perusahaan, publik intern ini umumnya
adalah buruh atau karyawan yang bekerja serta pejabat pengambil keputusan
di dalam industri atau perusahaan itu, termasuk para pemegang saham. Di
dalam instansi pmerintahan, publik intern itu adalah para pegawai karyawan
instansi tersebut, termasuk juga para pejabat pengambil keputusan.
 Publik Ekstern Yang dimaksud dengan publik ekstern adalah ”orang luar”
atau publik umum masyarakat dimana industri atau usaha itu berada, yang
harus diberi penerangan atau informasi demi tumbuhnya goodwill dari
mereka. Dalam kegiatan Public Relations pemerintah, atau penerangan
pemerintah gover nment infor mation , maka publik atau khalayak ekstern
adalah rakyat atau masyarakat secara keseluruhan. Kunci suksesnya suatu
komunikasi, dalam hal ini kegiatan Public Relations , banyak tergantung
pada prinsip ”pelaksanaan komunikasi yang efektif”.
Publik dari public relations adalah khalayak sasaran dari PR yang biasa juga disebut
dengan stakeholders atau juga khalayak humas, yaitu kumpulan orang-orang atau pihak-pihak
yang berkepentingan terhadap perusahaan. Unsur-unsur tersebut antara lain:

1. Pemegang saham
2. Karyawan dan manajemen
3. Keluarga karyawan
4. Kreditor
5. Konsumen
6. Pemasok
7. Komunitas Pemerintah
Dari berbagai stakeholder tersebut perlu diklasifikasikan sebagai berikut.

1. Publik Internal dan Publik Eksternal. Publik internal adalah publik yang berada di dalam
perusahaan. Misalnya para karyawan, satpam, penerima telepon, supervisor, manajer, pemegang
saham, sedangkan publik eksternal adalah mereka yang berkepentingan terhadap perusahaan dan
berada di luar perusahaan. Misalnya: penyalur, pemasok, bank, pemerintah, komunitas dan pers.
2. Publik Primer, Sekunder dan Marjinal. Tidak semua elemen dalam stakeholder perlu
diperhatikan perusahaan. Perusahaan perlu menyusun suatu kerangka prioritas. Yang paling
penting disebut publik primer, yang kurang penting disebut publik sekunder, dan yang dapat
diabaikan adalah publik marjinal. Urutan-urutan dan prioritas publik setiap perusahaan berbeda,
sekalipun industrinya sama. Urutan-urutan tersebut juga memungkinkan untuk berubah dari
tahun ke tahun.
3. Publik Tradisional dan Publik Masa Depan. Karyawan dan konsumen bisa dimasukkan dalam
publik tradisional, sedangkan untuk publik masa depan antara lain mahasiswa/pelajar, peneliti,
konsumen potensial, dan pejabat pemerintah.
4. Proponents, Opponents, dan Uncommitted. Terdapat publik yang menentang perusahaan
(opponents), yang memihak (proponents) dan ada yang tidak peduli (uncommitted). Perusahaan
perlu mengenal publik yang berbeda-beda ini agar dapat dengan jernih melihat permasalahan
yang mungkin muncul.
5. Silent Majority dan Vocal Minority. Dilihat dari aktivitas publik dalam mengajukan komplain
atau mendukung perusahaan, terdapat orang yang vokal (aktif) dan yang silent (pasif). Publik
penulis di surat kabar umumnya adalah the vocal minority, yang aktif menyuarakan pendapatnya,
namun jumlahnya tak banyak. Sedangkan mayoritas pembaca adalah pasif sehingga tak kelihatan
suara dan pendapatnya.

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah deskriptif kualitatif. Penelitian ini
mementingkan makna dan tidak ditentukan oleh kuantitasnya. Data yang diperoleh
berwujud kata-kata dalam kalimat atau gambar yang mempunyai arti lebih dari
sekedar angka atau jumlah.

Dalam penelitian ini peneliti hanya bertindak sebagai pengamat, yang hanya membuat kategori
perilaku, mengamati gejala, dan mencatat selama observasi digunakan.

Penelitian deskriptif ditujukan untuk :

 Mengumpulkan informasi secara terperinci yang melukiskan gejala yang ada.


 Mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek.
 Membuat perbandingan atau evaluasi
 Menentukan apa yang harus dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang
sama dan belajar dari pengalaman untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu
yang akan datang (Rakhmat, 1992:25)

2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Jl. Banua 3 Politeknik

3. Teknik Pengumpulan Data


Teknik Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini, antara lain menggunakan
teknik wawancara mendalam (indepth interview) dan Dokumentasi yang terkait dengan
strategi pemasaran.
a. Wawancara Mendalam (indepth interview)
Indepth Interview is conducted to explore issues, personal biographies, and what
is meaningful to or valued by, participants, how they feel about particular issues,
how they look particular issues, their attitudes, opinion and emotions (Louis Cohen
L. M., 2011).
Wawancara mendalam digunakan untuk menyelidiki persoalan biografi seseorang,
penilaian oleh masyarakat bagaimana mereka merasakan, melihat, terhadap
persoalan yang sedang terjadi, sikap, pendapat, dan emosi terhadap permasalahan.
Syarat seorang informan yaitu harus jujur, taat pada janji, patuh pada peraturan, suka
berbicara, tidak termasuk anggota salah satu kelompok yang bertikai dalam latar
penelitian, dan mempunyai pandangan tertentu tentang peristiwa yang terjadi
(Moelong, 2007:132).
Adapun kriteria sampel sebagai sumber data atau sebagai informan (Sugiyono,
2013:454) adalah sebagai berikut:
a. Mereka yang menguasai atau memahami sesuatu melalui proses enkulturasi,
sehingga sesuatu itu bukan sekedar diketahui, tetapi juga dihayatinya.
b. Mereka yang tergolong sedang berkecimpung atau terlibat pada kegiatan yang
tengah diteliti.
c. Mereka yang mempunyai waktu yang memadai untuk dimintai informasi.
d. Mereka yang tidak cenderung menyampaikan informasi hasil „kemasannya‟
sendiri.
e. Mereka yang pada mulanya tergolong „cukup asing‟ dengan peneliti
sehingga lebih menggairahkan untuk dijadikan semacam guru atau narasumber.

Berdasarkan kriteria yang disebutkan, Adapun informannya adalah:

CEO PAF yaitu Theodorus Danang, CEO PAF memiliki peran dalam Pengambil keputusan utama
di dalam semua hal yang berhubungan dengan pengembangan organisasi seluruh kegiatan Putih
Abu-Abu Production.

Direktur Public Relations dan Creative Content yaitu Arief Sumarwanto, Direktur Public Relations
dan Creative Content berperan dalam Community Relations, Konsep acara, dan penanggung
jawab seluruh acara PAF.

Koordinator Divisi keamanan Yaitu Heksa Arif Adipura, Koordinator Divisi keamanan dipilih berperan
sebagai penanggungjawab dalam menjaga keamanan.

b. Dokumentasi
Kegiatan mengumpulkan data, baik dari dokumen divisi public relations, laporan
tahunan, buku-buku maupun literatur yang relevan. Peneliti juga menggunakan
penelusuran data-data online. Penelusuran dilakukan melalui media internet seperti
internet, yang menyediakan fasilitas online sehingga memungkinkan peneliti dapat
memperoleh data informasi berupa data dan juga informasi teori yang dapat
dipertanggungjawabkan secara akademik (Bungin, 2007:125). Dalam penelitian ini,
digunakan beberapa media dokumentasi yang dapat mendukung perolehan data yang
mendukung dan melengkapi. Jenis dokumentasi yang dimaksud dalam penelitian
ini yaitu buku atau laporan pelaksanaan yang telah dilakukan PAF production periode
2015.

4. Teknik Analisis Data

Analisa data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang mudah dibaca.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Analisa Kualitatif yaitu analisis terhadap data yang
diperoleh baik secara primer maupun sekunder dalam bentuk utama dan tidak menggunakan kaidah-
kaidah statistik. Tujuan analisis data menurut Sutopo (2002:91) adalah:

a. Reduksi

Reduksi data merupakan komponen pertama dalam analisa yang merupakan proses
seleksi, pemfokusan, penyederhanaan, dan abstraksi data dari fieldnote. Proses ini berlangsung terus
sepanjang pelaksanaan penelitian. Bahkan prosesnya diawali sebelum pelaksanaan pengumpulan data.
Artinya, reduksi data sudah berlangsung sejak penelitian mengambil keputusan (meski mungkin
tidak menyadari sepenuhnya) tentang kerangka kerja konseptual.

b. Sajian data

Sajian data merupakan suatu rakitan organisasi informasi, deskripsi dalam bentuk narasi
yang memungkinkan simpulan peneliti dapat dilakukan. Sajian ini merupakan rakitan kalimat yang
disusun secara logis dan sistematis, sehingga dibaca, akan mudah dipahami berbagai hal yang terjadi
dan memungkinkan peneliti untuk berbuat sesuatu pada analisa ataupun tindakan lain berdasarkan
pemahamannya tersebut. Sajian data harus mengacu pada rumusan masalah yang telah
dirumuskan sebagai pertanyaan penelitian, sehingga narasi yang tersaji merupakan deskripsi mengenai
kondisi yang rinci untuk menceritakan dan menjawab setiap permasalahan yang ada. Sajian data ini
merupakan narasi yang disusun dengan pertimbangan permasalahan dengan menggunakan logika
penelitian. Sajian data selain dalam bentuk kalimat, juga dapat berbagai jenis matriks, gambar atau
skema, jaringan kerja berkaitan kegiatan, dan juga tabel sebagai pendukung narasinya. Semuanya
dirancang guna merakit informasi secara teratur.

c. Penarikan simpulan dan verifikasi data

Simpulan akhir tidak akan terjadi sampai pada waktu proses pengumpulan data berakhir.
Simpulan perlu verifikasi agar cukup mantap dan benar-benar dapat dipertanggungjawabkan.

Perlu dilakukan aktifitas pengulangan untuk tujuan pemantapan, penelusuran data kembali
dengan cepat, memungkinkan sebagai akibat pikiran kedua yang timbul melintas pada peneliti pada
waktu menulis sajian data dengan melihat kembali sebentar pada catatan lapangan. Verifikasi juga
dapat yang dilakukan dengan lebih mengembangkan ketelitian. Dengan usaha yang lebih luas yaitu
dengan melakukan replikasi dalam satuan data yang lain.

Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya dalam penelitian ini bahwa proses analisis
dilakukan semenjak data awal dikumpulkan. Oleh karena itu kesimpulan yang ditarik pada awalnya
bersifat sangat tentatif atau kabur. Agar kesimpulan lebih “grounded” maka verifikasi dilakukan
sepanjang penelitian. Hal ini dimaksudkan untuk menjamin tingkat kepercayaan hasil penelitian,
sehingga prosesnya berlangsung sejalan dengan member check dan triangulasi. Berikut adalah diagram
tentang analisa data menurut Milles dan Huberman.

Diagram analisis data menurut Milles dan Huberman.

5. Validitas Data
Teknik yang digunakan peneliti dalam memvalidasi data menggunakan teknik trianggulasi
data sumber, yaitu dengan membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu
informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif. Hal itu dapat
dicapai dengan jalan; (1) membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara; (2)
membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa yang dikatakannya secara
pribadi; (3) membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa
yang dikatakannya sepanjang waktu; (4) membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan
berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah
atau tinggi, orang berada, orang pemerintahan; (5) membandingkan hasil wawancara dengan isi
suatu dokumen yang berkaitan (Patton dalam Moeloeng, 2001:178).

Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan trianggulasi dengan metode


membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara guna untuk mendapatkan
kajian yang sesuai.

G. Sistematika Penulisan

Guna mendapatkan gambaran yang jelas dari penelitian yang dilakukan, maka disusun
sistematika penulisan yang berisi informasi yang mencakup materi dan hal-hal yang dibahas pada setiap
bab, adapun sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab 1 ini berisikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah.

BAB II PEMBAHASAN

Pada bab ini berisi tentang pembahasan Publik dalam public relation, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, kerangka teori, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB III PENUTUP

Pada bab ini berisikan tentang kesimpulan.

BAB III

PENUTUP
Seorang PR atau humas akan melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan kehumasan,
karena PR atau humas itu terdiri dari semua bentuk komunikasi yang akan menghubungkan
antar instansi dengan semua kontak yang terjalin dengan instansi.

Humas atau public relations memiliki beberapa pengertian, salah satunya adalah seperti yang
dikemukakan oleh Frank Jefkins dalam bukunya yang berjudul Public Relations.

Dia mengatakan bahwa humas adalah adalah semua bentuk komunikasi yang terencana, baik
itu ke dalam maupun keluar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka
mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian (Jefkins, 2004:10).

Menurut Nova dalam bukunya yang berjudul crisis public relations mengungkapkan bahwa,
fungsi utama public relations adalah menumbuhkan dan mengembangkan hubungan baik antar
lembaga (organisasi) dengan publiknya, internal maupun eksternal dalam rangka menanamkan
pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik dalam upaya menciptakan iklim
pendapat (opini publik) yang menguntungkan lembaga organisasi (Nova, 2009:38).

Tujuan Public Relations menurut Rachmat Kriyantono (2012:6) antara lain: Menciptakan
pemahaman antara perusahaan dan publiknya, Membangun citra perusahaan, Citra perusahaan
melalui CSR, Membentuk opini publik yang favourable, Membentuk goodwill dan kerja sama

Didalam kegiatan public relations ada dua macam publik khalayak yang menjadi tujuan yaitu: •
Publik Intern Yang dimaksud dengan publik intern adalah publik yang menjadi bagian
dari unit usaha badan perusahaan instansi itu sendiri.

Di dalam Public Relations industri atau perusahaan, publik intern ini umumnya adalah buruh
atau karyawan yang bekerja serta pejabat pengambil keputusan di dalam industri atau perusahaan
itu, termasuk para pemegang saham.

Publik Ekstern Yang dimaksud dengan publik ekstern adalah ”orang luar” atau publik umum
masyarakat dimana industri atau usaha itu berada, yang harus diberi penerangan atau informasi
demi tumbuhnya goodwill dari mereka.

Publik dari public relations adalah khalayak sasaran dari PR yang biasa juga disebut dengan
stakeholders atau juga khalayak humas, yaitu kumpulan orang-orang atau pihak-pihak yang
berkepentingan terhadap perusahaan.

Yang paling penting disebut publik primer, yang kurang penting disebut publik sekunder, dan
yang dapat diabaikan adalah publik marjinal.

Karyawan dan konsumen bisa dimasukkan dalam publik tradisional, sedangkan untuk publik
masa depan antara lain mahasiswa/pelajar, peneliti, konsumen potensial, dan pejabat pemerintah.

Terdapat publik yang menentang perusahaan (opponents), yang memihak (proponents) dan ada
yang tidak peduli (uncommitted).
Dilihat dari aktivitas publik dalam mengajukan komplain atau mendukung perusahaan, terdapat
orang yang vokal (aktif) dan yang silent (pasif).

Anda mungkin juga menyukai