Kelompok 2
Disusun Oleh:
DOSEN :
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Kami
panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta
inayah-NyA kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah dengan judul
Program Kerja dan Perencanaan Humas.
Makalah ini sudah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai
pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari segala hal tersebut, Kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karenanya kami dengan
lapang dada menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini bisa memberikan manfaat maupun
inspirasi untuk pembaca.
Penyusun
Daftar Isi
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab 1
Pendahuluan
Latar Belakang
Rumusan masalah
Tujuan
Manfaat
Bab 2
Pembahasan
BAB I
PENDAHULUAN
1.4 Manfaat
Manfaat dari makalah ini yaitu sebagai penamkbah informasi dan pengetahuan akan
pentingnya melakukan perencanaan dalam pembuatan program kerja Humas.
Bab II
Pembahasan
b. Ke luar
.Memelihara hubungan baik antara perusahaan dengan masyarakat (public)
terutama dengan public sekitar tempat dimana perusahaan itu berada
Mengajak masyarakat untuk menjadi minded terhadap hasil produksi perusahaan.
Memperluas pasaran hasil produksi perusahaan
Membina kepercayaan dan simpati masyarakat terhadap kegiatan perusahaan.
(Suhandang, 2004:238)
Pada dasarnya tujuan umum dari program kerja dan berbagai aktivitas PR adalah
cara menciptakan hubungan harmonis antara organisasi atan perusahaan yang
diwakilinya dengan publiknya atau stakeholder sasaran khalayak yang terkait.
Tujuan dari proses perencana program kerja untuk mengelola berbagai aktivitas PR
tersebut dapat diwujudkan jika terorganisasi dengan baik melalui manajemen yang
dikelola secara professional dan dapat dipertanggungjawabkan hasi atau sasarannya.
Definisi perencanaan kerja, menurut pakar Public Relations, Frank Jenkins (2004),
Public Relations consists off all from of planned communications outwards and inwards
between an organization and its public for the purpose of achieving specific objectives
concerning mutual understanding.
Secara umum pengertian dari perencanaan program kerja public relations yaitu
terdiri dari semua bentuk kegiatan perencanaan komunikasi baik kegiatan ke dalam
maupun ke luar antara organisasi dan publiknya yang tujuannya untuk mencapai saling
pengertian.
Perencanaan program kerja public relations tersebut, berkaitan dengan pengertian
perencanaan, wujud rencana kerja dan alasan dilakukannya perencanaan kerja program
PR, termasuk manfaat dan klusifikasi perencanaan kerja tersebut. Maka penjelasanya
sebagai berikut. Perencanaan kerja, yaitu terdiri dari :
Alasan dalam kegiatan perencanaan, dalam kata lain yaitu action plan yang mana dapat
bersifat proaktif, reaktif, defensive, preventif, protektif dan hingga profifbel.
Alasan mengapa (why)
1. Untuk mengantisipasi perubahan lingkungan lebih luas
2. Menghadapi perubahan lebih sempit dalam bidang operasional
3. Menciptakan tujuan yang objektif, sasaran dan target yang ingin dicapai
Tujuan dan proses perencanaan program kerja untuk mengelola berbagi aktivitas
manajemen humas tersebut yang diwujudkan jika terorganisasi dengan baik melalui
manajemen humas yang dikelola secara profesional dan dapat dipertanggung jawabkan
hasil dan sasarannya. Secara umum pengertian dari perencanaan hamas yaitu terdiri dan
semun bentuk kegiatan perencanaan, wujud rencana kerja dan alasan dilakukannya
perencanaan kerja humas. Apapun jenis perencanaan, akan selalu mengikuti langkah-
langkah tertentu, dimana langkah-langkah tersebut sebaga berikut:
1. Menentukkan kebutuhan, kemudian memprioritaskan satu atau beberapa yang menjadi
tujuan perencanaan
2. Melakukan ramalan dan menentukan program serta alternatif-alternatif pemecahan
3. Menspesifikasi program
4. Memilih alternatif pemecahan
1. Tiga Dasar
Ada tiga dasar yang hakiki agar Rencana Program PR dapat berhasil baik, yaitu:
i. Rencana program kerja harus dibuat dengan teliti dan harus didukung oleh pihak
manajemen
ii. Rencana program kerja tersebut harus mempunyai tujuan
iii. Dilakukannya pengarahan mengenai Rencana Program tersebut
PRO (Praktisi PR) tidak boleh benmusan dengan PR rabun dan rencana program yang
direncanakan secara tidak jelas. Agar berhasil, rencana program PR harus disusun
terlebih dahulu dan disesuaikan dengan ruang lingkup dimana PRO bekerja di
perusahaan besar atau kecil. Misalnya, dengan ruang lingkup yang kecil dan disesuaikan
dengan keadaan finansialnya ketika dibuat rencana program PR selama satu tahun.
2. Unexpected Came
Dalam praktek, seorang PRO sering dihadapkan dengan sesuatu yang berada
diluar perkiraan atau tujuan rencana program. Maka rencana program harus dibuat sebaik
mungkin. Penanganan hal-hal yang hadir di luar dengan dugaan tersebut akan jauh lebih
sulit dikarenakan tidak ada guideline (patokan) dalam rencana program itu sendiri.
Karena itulah, tak satu bisnis pun dapat beroperasi tanpa rencana program yang matang
dan jelas
Dukungan dari berbagai peralatan fisik seperti alat-alat kantor, mesin cetak,
kamera dll
Permusuhan (hostility)
Prasangka (prejudice)
Apati (apathy)
Sikap acuh tak acuh (ignorance)
2. Penetapan Tujuan
Setiap tujuan organisasi dalam pengertian yang luas akan jauh lebih mudah
dijangkau apabila usaha mencapainya juga disertai dengan kegiatan-kegiatan humas, baik
itu yang dilakukan oleh departemen humas internal maupun lembaga konsultasi humas
eksternal. Seperti masalah keterbatasan sumberdaya khususnya tidak semua tujuan
tersebut bisa dicapai.
Terpilihnya tujuan tidak hanya semata-mata ditentukan oleh keterbatasan
sumberdaya, tetapi bisa berasal dan sejauh mana pimpinan perusahaan atan organisasi
yang bersangkutan menyadari arti pentingnya humas dun seberapa baik ia menjalin
hubungan dengan kalangan media massa.
3. Defenisi Khalayak
Betapa pentingnya suatu organisasi harus mengenali dan membatasi khalayaknya. Ia
harus menentukan bagian yang paling sesuai atau yang paling dibutuhkannya. Kalau
khalayak yang potensial ternyata terlalu luas atau bervariasi maka khalayak hanya
terfokus sebagian diantaranya. Walaupun untuk beberapa khalayak kita bisa
menjangkaunya sekaligus melalui media-media tertentu seperti surat kabar dan televisi
1. Condong pada media-media yang punya ciri khas, menarik atau glamor sesuai dengan
karakteristik khalayak yang hendak dituju.
2. Para praktis periklanan lebih banyak berhubungan dengan manajer iklan dari berbagai
perusahaan dan petugas iklan di media massa
3. Kampanye periklanan biasanya dilakukan terbatas pada media-media yang bisa
diharapkan akan membuahkan hasil maksimal dengan biaya serendah-rendahnya
4. Dunia periklanan selalu memilih tempat-tempat tertentu yang paling menjanjikan
keberhasilan
5. Pengaturan Anggaran
Para perencana media humas jaga harus memperhitungkan media mana yang harus
digunakan untuk menjangkau khalayak yang dipilih, tentunya sesuai dengan keterbatasan
anggaran yang ada.
Pentingnya Anggaran
Adapun arti penting dari penyusunan anggaran bersumber dari adanya beberapa alasan
yaitu:
1. Untuk mengetahui seberapa banyak dana yang diperlukan dalam rangka membiayai
suatu program atau kampanye humas.
2. Anggaran memaksakan disiplin pengeluaran dana sehingga mencegah terjadinya
pemborosan atau pengeluaran yang berlebihan dan tidak perlu. sehingga segala sesuatu
yang berkaitan dengan soal pengeluaran ata pembiayaan akan berjalan tepat sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan.
3. Unsur-unsur Anggaran Humas
Pada umumnya suatu anggaran humas memiliki unsur-unsur atau pos pengeluaran
pokok sebagai berikut :(Anggo, 2008:85)
1) Tenaga Kerja
2) Biaya tetap
3) Materi atau Peralatan
4) Kas kecil
6. Pengukuran Hasil Kegiatan Humas
Ada 3 hal terpenting berkenaan dengan pengukuran hasil ini.
1. Teknik-teknik yang digunakan untuk mengenali situasi sering kali juga
dimanfaatkan guna mengevaluasi berbagai hasil yang telah dicapai dari segenap
kegiatan-kegiatan humas yang telah dilaksanakan.
2. Metode pengumpulan pendapat atau uji sikap merupakan dan metode yang paling
lazim digunakan. Metode metode evaluasi hasil biasanya diterapkan pada tahap
perencanaan. Namam bila perlu, penyesuain bisa pula dilakukan selama
berlangsungnya proses pelaksanaan dari program humas yang bersangkutan.
3. Setiap program humas harus memiliki tujuan yang pasti.
Lantaran berkaitan dengan media massa, praktisi PR sebaiknya juga memahami dunia
jurnalistik. Di dalamnya, praktisi PR paling tidak memahami kode etik jurnalis, nilai
berita, bahasa jurnalis dan lain-lain. Tujuannya untuk membina hubungan yang baik
antara organisasi dengan media massa, terutama para jurnalis. Berikut beberapa produk
penulisan PR yang umum :
1. Siaran Pers
Siaran pers (rilis) adalah naskah berupa data atau informasi sebelum dan sesudah
kegiatan dilakukan yang disampaikan kepada wartawan atau kantor redaksi untuk
dipublikasikan. Oleh sebab itu, menulis siaran pers pada dasarnya sama seperti menulis
berita. Karakteristik siaran pers adalah memiliki "nilai berita" (news values), yakni
aktual, faktual, penting dan menarik. Struktur penulisannya pun sama seperti berita,
yakni terdiri dari head (judul), dateline (baris tanggal), lead (teras berita) dan news body
(tubuh atau isi berita)
2. Feature
Feature merupakan artikel analisis, menghibur, menceritakan manusia atau benda
di dalam dan di luar berita (Itule dan Anderson, 2003: 461). Feature tidak bermaksud
menyampaikan berita dengan segera. Feature ditulis untuk suatu isu tertentu dari surat
kabar, majalah atau jurnal. Jika ditulis dengan baik, kemungkinan feature tidak perlu
diedit.
Dibandingkan press release, penulisan feature lebih memakan biaya, waktu dan
tenaga. Alasannya, menulis feature lebih banyak menyita waktu untuk mendapatkan izin
menulis subjek jika ada pihak lain yang terlibat, negosiasi publikasi dengan editor,
mengumpulkan data, menulis dan mengecek draft dari pihak yang memberi informasi.
Artikel PR terkait feature dapat ditulis oleh editor atau staf penulis, kontributor atau
Public Relations Officer. Isi feature meliputi profil, human interest, cerita terkait tren, in-
depth stories dan backgrounders.
3. Brosur
Brosur adalah terbitan tidak berkala yang dapat terdiri dari satu hingga sejumlah
kecil halaman, tidak terkait dengan terbitan lain dan selesai dalam sekali terbit. Publikasi
brosur kebanyakan dibagikan secara gratis. Brosur harus memiliki "kejelasan", baik dari
segi isi, tujuan, publik sasaran dan bahasa. Lebih lanjut, brosur bernada lugas, hindari
penggunaan jargon dan pembaca umum harus dapat memahami dengan cepat.
4. Surat Pembaca
Surat pembaca mirip press release, terutama dalam hal teknis penulisan dan
pengiriman. Keduanya berbeda dalam hal isi dan tujuan. Isi dan tujuan surat pembaca
merupakan tanggapan, sanggahan, klarifikasi, atau penggunaan Hak Jawab dan Hak
Koreksi atas informasi yang dinilai salah dan merugikan. Jika berupa tanggapan, surat
pembaca biasanya diawali dengan mengutip berita atau surat pembaca lainnya yang
sudah dimuat. Oleh sebab itu, pembaca dapat mengetahui latar belakang masalah yang
diklarifikasi. Surat pembaca dapat dimanfaatkan sebagai saluran komunikasi yang efektif
bagi perusahaan dengan publiknya.
5. Advertorial
Advertorial (adv) adalah gabungan promosi dan opini atau pemberitaan tentang hal
yang dipromosikan, baik berupa produk, jasa, perusahaan, organisasi, aktivitas atau
program pemerintah. Bentuk tulisannya berupa berita, feature, atau artikel. Advertorial
sering disebut iklan dalam bentuk pemberitaan atau tulisan panjang. Sifat advertorial
adalah informatif, interpretatif, persuasif, argumentatif, dan eksploratif.
6. Media Kit
Media Kit adalah bahan tertulis untuk kalangan pers sehingga memiliki data yang
akurat dan lengkap. Bahan tertulis dapat berupa press release, susunan acara, makalah,
artikel, feature, brosur, proposal, atau informasi lainnya terkait tujuan, jadwal, target,
kepanitiaan, daftar pengisi acara, yang dimasukkan dalam sebuah map atau amplop besar.
7. Newsletter
Newsletter merupakan media informasi dan komunikasi internal sebuah
organisasi, biasanya terdiri dari dua hingga delapan lembar kertas kuarto atau folio, tanpa
cover. Isi newsletter bervariasi mirip majalah, misalnya agenda dan berita kegiatan,
artikel, feature, atau gambar.
8. In-House Magazine
In-house magazine adalah majalah internal sebuah organisasi. Desainnya seperti
majalah umum, namun isinya berupa informasi "dapur" organisasi. In-house magazine
dikelola seperti proses manajemen media massa pada umumnya, yakni melalui proses
redaksional sehingga dibutuhkan keterampilan meliput dan menulis berita.
9. Laporan Tahunan
Laporan tahunan merupakan laporan perkembangan aktivitas dan pencapaian
organisasi selama satu tahun dalam konteks yang luas. Data dan informasi akurat menjadi
kunci. Bagi investor, analis keuangan, karyawan, hingga pemerintah, laporan keuangan
menjadi representasi budaya, karakter dan filosofi. Setiap halamannya menjadi
penjabaran visi dan misi yang terwujud dalam prestasi. Laporan tahunan bukan hanya
sumber dokumentasi prestasi organisasi, namun menjadi alat pemasaran yang efektif.
Banyak investor yang mempelajari laporan tahunan sebelum berinvestasi.
Bab III
PENUTUP
KESIMPULAN
Program kerja adalah sebagai suara rencana kegiatan dan suatu organisasi yang
terarah terpadu dan tersistematis yang dibuat untuk rentang waktu yang telah ditentutan
oleh suatuorganisasi.
Tujuan dari proses perencanaan program kerja humas untuk mengelola berbagai
aktivitas manajemen humas tersebut yang diwujudkan jika terorganisasi dengan baik
melalui manajemen humas yang dikelola secara profesional dan dapat dipertanggung
jawabkan hasil dan sasarannya. Secara umum pengertian dari perencanaan humas yaitu
terdiri dari semua bentuk kegiatan perencanaan, wujud rencana kerja dan alasan
dilakukannya perencanaan kerja humas. Program perencanaan PR memiliki beberapa
model yaitu pengenalan situasi, penetapan tujuan, definisi khalayak, pemilihan media dan
Teknik-teknik humas, penentuan anggaran.
Daftar Pustaka
Black, Sam and Sharpe L. Melvin. 1998. Practical Public Relations. Jakarta : P.T
Intermasa.
Dr. Syarifuddin S. Gassing, B.E, M.Si dan Suryanto, S.Sos, M.SI 2016. Public Relations.
Yogyakarta : Penerbit Andi
Rakhmat, Jalaluddin. 2005. Penelitian Public Relations. Bandung: Senat Mahasiswa
Fakultas Publisistik.