Anda di halaman 1dari 20

Program Kerja dan Perencanaan Humas

Kelompok 2

Disusun Oleh:

Fonna Mifthahul Jannah : 2021160003

Shintia Amanda : 2021160006

Irma Fitri : 2021160009

DOSEN :

Tisi Maulidia Putri, S.Sos.I., M,Sos

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK


UNIVERSITAS ISKANDAR MUDA
2022
Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Kami
panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta
inayah-NyA kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah dengan judul
Program Kerja dan Perencanaan Humas.

Makalah ini sudah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai
pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari segala hal tersebut, Kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karenanya kami dengan
lapang dada menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini bisa memberikan manfaat maupun
inspirasi untuk pembaca.

Banda Aceh, 8 Oktober 2022

Penyusun
Daftar Isi

Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab 1
Pendahuluan
Latar Belakang
Rumusan masalah
Tujuan
Manfaat

Bab 2
Pembahasan
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan Public Relation / HUMAS saat ini maju dengan pesatnya. Setiap
perusahaan / institusi dipastikan membutuhkan praktisi Public relation. Keberadaannya
sangat dibutuhkan karena Public Relation mempunyai peran yang sangat penting dalam
suatu perusahaan / institusi tersebut. Kemajuan dan kemunduran perusahaan / institusi
tergantung dengan kinerja PR itu sendiri. Public Relation merupakan profesi yang
menjadi mediator antara lembaga yang diwakilinya dengan para public baik eksternal
maupun internal.
Dengan adanya seorang Public Relation diharapkan perusahaan / institusi bisa
membangun hubungan baik dengan organisasi lain, karena hal ini nantinya bisa
memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak. Dengan kata lain ciri khas dari Public
Relation adalah menyelenggarakan komunikasi timbal balik (two way communication)
antara lembaga dengan public yang bertujuan untuk menciptakan saling pengertian dan
dukungan bagi terciptanya suatu tujuan tertentu, kebijakan, kegiatan produksi
barang/pelayanan jasa dan sebagainya.
Demi kemajuan perusahaan / institusi yang bersangkutan. Public Relation tidak
hanya memberikan informasi kepada publiknya akan tetapi, Public Relation juga
menerima informasi dari publiknya. Oleh karena itu masing-masing pihak akan
mengetahui keinginan pihak yang lainnya.
Proses komunikasi yang dilakukan oleh Public Relation pada sebuah perusahaan
/ institusi adalah hal yang sangat penting dimana peran PR tersebut bukanlah sebuah
tugas yang mudah dan sepele yang bisa dilaksanakan secara personal tanpa adanya
kerjasama dari sebuah tim yang solid serta tanpa sebuah rencana kerja yang efektif,
efisien, dan komprehensif, dan juga didukung oleh para orang-orang yang ahli dibidang
ini.
Praktisi public relations harus melakukan perencanaan dalam program kerja baik
itu jangka panjang maupun jangka pendek, yang harus direncanakan dengan cermat dan
hati – hati, sehingga akan diperoleh hasil – hasil yang nyata. Program tersebut harus
berhubungan dengan tujuan organisasi, maka seorang praktisi PR harus memahami apa
yang sedang dilakukan manajemen, bahwa mereka adalah bagian dari tim manajemen.
1.2 Rumusan Masalah 
Apakah yang dimaksud dengan Program Kerja ?
Bagaimana proses pelaksanaan Program Kerja ?
Apa manfaat perencanaan Program Kerja Humas ?
1.3 Tujuan
Mengetahui apa yang dimaksud dengan program kerja.
Mengetahui bagaimana proses perencanaan program kerja.
Mengetahui apasaja manfaan perencanaan program kerja.
Mengetahui pelaksanaan dan program kerja humas.

1.4 Manfaat
Manfaat dari makalah ini yaitu sebagai penamkbah informasi dan pengetahuan akan
pentingnya melakukan perencanaan dalam pembuatan program kerja Humas.
Bab II
Pembahasan

2. 1 Pengertian Program Kerja


Program adalah suatu rancangan mengenai asas suatu usaha yang akan dijalankan.
Sekumpulan aktivitas yang saling berkaitan dan bantu membantu diantara satu dengan
yang lain kepada pencapaian sesuatu tujuan program itu. Organisasi mengandung satu
atau lebih program dan tujuan tiap – tiap program itu adalah tidak serupa, tetapi saling
menyumbang kepada satu tujuan sebuah organisasi itu.
Program kerja adalah sebagai suatu rencana kegiatan dan suatu organisasi yang
terarah terpadu dan tersistematis yang dibuat untuk rentang waktu yang telah ditentutan
oleh suatu organisasi. Program kerja ini akan menjadi pegangan bagi organisasi dalam
menjalankan rutinitas roda organisasi. Program kerja juga digunakan sebagai sarana
untuk mewujudkan cita – cita organisasi

2.2 Ruang Lingkup Program Kerja Public Relations


Program berhubungan dengan tujuan keorganisasian, maka seorang praktisi
Public Relations harus memahami apa yang sedang dilakukan oleh manajemen, bahwa
mereka adalah bagian dari tim manajemen. Program merupakan suatu rancangan
mengenai asas serta usaha yang akan dijalankan.
Program kerja PR adalah rancangan yang dibuat untuk menjalankan kegiatan PR.
Dengan melaksanakan metode program kerja secara bertahap dan menggunakan media
komunikasi yang tepat Public Relations dapat membantu melancarkan jalannya kegiatan
perusahaan. Dalam hal ini banyak permasalah yang perlu menjadi pemikiran Public
Relations, antara lain:
a. Ke dalam

 Meningkatkan efisiensi tenaga buruh atau pegawai (SDM)


 Meningkatkan keterampilan dan pengetahuan pegawai (SDM)
 Melihara kekompakan kerja serta menyalurkan kreativitas para pegawai (SDM)
 Mengawasi dan menjaga perusahaan dari gangguan penyelewengan

b. Ke luar
 .Memelihara hubungan baik antara perusahaan dengan masyarakat (public)
terutama dengan public sekitar tempat dimana perusahaan itu berada
 Mengajak masyarakat untuk menjadi minded terhadap hasil produksi perusahaan.
 Memperluas pasaran hasil produksi perusahaan
 Membina kepercayaan dan simpati masyarakat terhadap kegiatan perusahaan.
(Suhandang, 2004:238)

Pada dasarnya tujuan umum dari program kerja dan berbagai aktivitas PR adalah
cara menciptakan hubungan harmonis antara organisasi atan perusahaan yang
diwakilinya dengan publiknya atau stakeholder sasaran khalayak yang terkait.
Tujuan dari proses perencana program kerja untuk mengelola berbagai aktivitas PR
tersebut dapat diwujudkan jika terorganisasi dengan baik melalui manajemen yang
dikelola secara professional dan dapat dipertanggungjawabkan hasi atau sasarannya.

2.3 Perencanaan Program Kerja Public Relations

Definisi perencanaan kerja, menurut pakar Public Relations, Frank Jenkins (2004),
Public Relations consists off all from of planned communications outwards and inwards
between an organization and its public for the purpose of achieving specific objectives
concerning mutual understanding.
Secara umum pengertian dari perencanaan program kerja public relations yaitu
terdiri dari semua bentuk kegiatan perencanaan komunikasi baik kegiatan ke dalam
maupun ke luar antara organisasi dan publiknya yang tujuannya untuk mencapai saling
pengertian.
Perencanaan program kerja public relations tersebut, berkaitan dengan pengertian
perencanaan, wujud rencana kerja dan alasan dilakukannya perencanaan kerja program
PR, termasuk manfaat dan klusifikasi perencanaan kerja tersebut. Maka penjelasanya
sebagai berikut. Perencanaan kerja, yaitu terdiri dari :

 Perencanaan, seseorang yang memanfaatkan atau menginterpretasikan segala


informasi, materi dan data yang tersedia baik secara kuantitatif maupun kualitatif
untuk di analisis, diseleksi dan diproses sebagai bahan perencanaan kerja yang
akan datang.
 Hasil yang akan diperoleh relevan dengan hal-hal yang berkaitan dengan peran
dan fungsi kegiatan dalam suatu organisasi.

Perencanaan kerja PR, yang berkaitan dengan :


 Fungsi dan teknis manajemen humas yang profesional, dinamis serta proaktif.
merupakan metode terbaik untuk mempersiapkan pihak organisasi dalam
menghadapi perubahan yang sering terjadi
 3.Penilaian (evaltiasi) atau meriview hasil perkembangan kegiatan masi lalu,
sekarang dan masa yang akan datang.
 Mengantisipasi dan menghadapi, tuntungan atau resiko yang akan terjadi melalui
suatu proses untuk menentukkan tujuan dan sasaran jangka pendek dan jangka
panjang secara periodik dan strategis.

Wujud rencana kerja PR


1.Rencana yang berkaitan dengan hasil atau produk dari perencanaan yan telah
dilaksanakan, baik dalam waktu jangka pendek maupun jangka panjang.
2. Rencana perencanaan konsep dur dari perencanaan kerja PR yang dirancang
3. Rencana untuk membuat penyatuan berdasarkan dari target yang ingin dicapai
4. Perencanaan Kerja PR dan alasan-alisan untuk dilakukan kegiatan PR

Alasan dalam kegiatan perencanaan, dalam kata lain yaitu action plan yang mana dapat
bersifat proaktif, reaktif, defensive, preventif, protektif dan hingga profifbel.
Alasan mengapa (why)
1. Untuk mengantisipasi perubahan lingkungan lebih luas
2. Menghadapi perubahan lebih sempit dalam bidang operasional
3. Menciptakan tujuan yang objektif, sasaran dan target yang ingin dicapai

Manfaat perencanaan kerja PR


Manfaat yang diperoleh dari pembentukan perencanaan kerja PR. yaitu :
1. Membantu pihak manajemen organisasi untuk mampu beradaptasi terhadap
lingkungan yang berubah-ubah
2. Mengefektifkan dan mengefesienkan koordinasi atan kerjasama antara departemen
dan pihak terkait lainnya
3. Menghindari resiko kegagalan dengan tidak melakukan perkiman atau perencanaan
tanpa arah yang jelas dan konkret
4. Mampu melihat secara keseluruhan kemampuan operasional organisasi
5. Menetapkan klasifikasi rencana kerja PR. yaitu rencana strategi, rencana tetap dan
rencana tertentu

Dalam pembentukan perencanaan program kerja PR, dimana perlunya seorang


praktisi khusus harus terlebih dahulu mengetahui dan dapat memahami tujuan yang akan
dicapai oleh organisasinya, jika tidak memahami dan mengetahui dengan pasti tujuan
organisasi sebelum melakukan perencanaan program PR, akibatnya timbul hambatan-
hambatan yaitu:
1. Kegagalan manajemen menyertakan para pelaksana untuk turun serta
mempertimbangkan perumusan kebijaksanaan dan program kerja organisasi
2. Kurang tercapainya kesepakatan mengenai tujuan-tujuan dari pelaksananaan program
PR
3. Kurang waktu karena tersita oleh pembahasan-pembahasan mengenai permasalahan
sehari-hari
4. Keterlambatan dan frustusi yang thalami pelaksana karena kurangnya koordinasi
departemen terkait

Tujuan dan proses perencanaan program kerja untuk mengelola berbagi aktivitas
manajemen humas tersebut yang diwujudkan jika terorganisasi dengan baik melalui
manajemen humas yang dikelola secara profesional dan dapat dipertanggung jawabkan
hasil dan sasarannya. Secara umum pengertian dari perencanaan hamas yaitu terdiri dan
semun bentuk kegiatan perencanaan, wujud rencana kerja dan alasan dilakukannya
perencanaan kerja humas. Apapun jenis perencanaan, akan selalu mengikuti langkah-
langkah tertentu, dimana langkah-langkah tersebut sebaga berikut:
1. Menentukkan kebutuhan, kemudian memprioritaskan satu atau beberapa yang menjadi
tujuan perencanaan
2. Melakukan ramalan dan menentukan program serta alternatif-alternatif pemecahan
3. Menspesifikasi program
4. Memilih alternatif pemecahan

Perencanaan program kerja PR harus dikaitkan dengan cita-cita dan tujuan.


Sehubungan dengan hal tersebut terdapat dan dua program PR yang bersifat mendasar
yaitu program PR yang bersifat preventif dan program suatu program yang direncanakan
untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan oleh organisasi, sedang
program remedial sehubungan dengan perbaikan situasi dan kondisi yang terjadi pasca
krisis. Perencanaan kerja PR, berkaitan dengan :

1. Tiga Dasar
Ada tiga dasar yang hakiki agar Rencana Program PR dapat berhasil baik, yaitu:
i. Rencana program kerja harus dibuat dengan teliti dan harus didukung oleh pihak
manajemen
ii. Rencana program kerja tersebut harus mempunyai tujuan
iii. Dilakukannya pengarahan mengenai Rencana Program tersebut
PRO (Praktisi PR) tidak boleh benmusan dengan PR rabun dan rencana program yang
direncanakan secara tidak jelas. Agar berhasil, rencana program PR harus disusun
terlebih dahulu dan disesuaikan dengan ruang lingkup dimana PRO bekerja di
perusahaan besar atau kecil. Misalnya, dengan ruang lingkup yang kecil dan disesuaikan
dengan keadaan finansialnya ketika dibuat rencana program PR selama satu tahun.
2. Unexpected Came
Dalam praktek, seorang PRO sering dihadapkan dengan sesuatu yang berada
diluar perkiraan atau tujuan rencana program. Maka rencana program harus dibuat sebaik
mungkin. Penanganan hal-hal yang hadir di luar dengan dugaan tersebut akan jauh lebih
sulit dikarenakan tidak ada guideline (patokan) dalam rencana program itu sendiri.
Karena itulah, tak satu bisnis pun dapat beroperasi tanpa rencana program yang matang
dan jelas

3. Faktor Utama Rencana Program


i. Kegiatan yang dituangkan dalam bentuk proposal perencanaan kerja PR,
termasuk special event seperti launching, facility visit, penandatanganan kerja
sama atau kegiatan lainya : pameran, promosi, sponsor ship, dan kampanye.
ii. Perencanaan anggaran, yang merupakan faktor yang penting. Tidak ada kegiatan
tanpa pengeluaran dan pemasukan uang
iii. Perizinan dari yang berwenang
iv. Strategi pelaksanaan kegiatan
v. Rapat
vi. Perekrutan karyawan yang akan dilibatkan dalam pekerjaan termasuk
jobdescriptionnya
vii. Penyediaan saruna untuk hal-hal yangakan muncul secara tidak terduga

2. 4 Pentingnya Perencanaan Program Public Relations


Rencana program PR sama pentingnya dengan menciptakan suatu fondasi yang
kuat untuk sebuah bangunan .Menurut Frank Jelkins (2002: 56) ada empat alasan yang
paling penting bagi perlunya suatu perencanaan PR. Keempat alasan tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Untuk menetapkan target-target operasi PR yang nantinya akan menjadi tolak ukur
atas segenap hasil yang diperoleh
2. Untuk memperhitungkan jumlah jam kerja dan berbagai biaya yang diperlukan
3. Untuk menyusun skala prioritas gana menentukan jumlah program dan waktu yang
diperlukan untuk melaksanakan segenap program PR yang telah diprioritaskan
4. Untuk menentukan kemungkinan pencapaian tujuan tertentu sesuai dengan
ketersediaan :

 Staf pendukung atau personil yang mencukupi

 Dukungan dari berbagai peralatan fisik seperti alat-alat kantor, mesin cetak,
kamera dll

 Anggaran dana yang tersedia

2.5 Model Perencanaan PR


Menurut Jenkins (2004:57) ada enam model perencanaan PR yang sudah diterima
secara luas oleh para praktisi PR profesional yaitu:
1. Pengenalan Situasi
Model perencanaan kegiatan PR dengan pengenalan situasi adalah dengan
melakukan perencanaan logis yang merupakan prosedur penyusunan rencana yang
didasarkan pada pencapaian tajuan. Situasi PR biasanya menyangkut hal-hal yang
dihadapi oleh para praktis PR. Pada situasi ini tujuan yang ingin dicapai adalah
mengubah empat sikap negatif menjadi empat sikap positif. Melalui pengubahan tersebut
diharapkan pada akhimya akan dicapai suatu pengetahuan yang dapat menumbuhkan
pemahaman.

Pengenalan situasi dilihat dari sikap negatif antara lain:

 Permusuhan (hostility)

 Prasangka (prejudice)

 Apati (apathy)
 Sikap acuh tak acuh (ignorance)

2. Penetapan Tujuan
Setiap tujuan organisasi dalam pengertian yang luas akan jauh lebih mudah
dijangkau apabila usaha mencapainya juga disertai dengan kegiatan-kegiatan humas, baik
itu yang dilakukan oleh departemen humas internal maupun lembaga konsultasi humas
eksternal. Seperti masalah keterbatasan sumberdaya khususnya tidak semua tujuan
tersebut bisa dicapai.
Terpilihnya tujuan tidak hanya semata-mata ditentukan oleh keterbatasan
sumberdaya, tetapi bisa berasal dan sejauh mana pimpinan perusahaan atan organisasi
yang bersangkutan menyadari arti pentingnya humas dun seberapa baik ia menjalin
hubungan dengan kalangan media massa.

3. Defenisi Khalayak
Betapa pentingnya suatu organisasi harus mengenali dan membatasi khalayaknya. Ia
harus menentukan bagian yang paling sesuai atau yang paling dibutuhkannya. Kalau
khalayak yang potensial ternyata terlalu luas atau bervariasi maka khalayak hanya
terfokus sebagian diantaranya. Walaupun untuk beberapa khalayak kita bisa
menjangkaunya sekaligus melalui media-media tertentu seperti surat kabar dan televisi

4. Pemilihan Media Dan Teknik-Teknik Humas


Media danTeknik Humas
Media dan teknik humas sangat bervariasi. Bila kita membandingkan media humas dan
media iklan, akan muncul beberapa hal menarik yaitu:
Humas
1. Para praktisi humas cenderung pada media-media yang bercakupan lebih luas
2. Para praktisi hutuas berhubungan dengan para editor, jumalis, serta para produser TV
dan Radio.
3. Kolom dan waktu siar untuk artikel hammas terkadang tidak harus dibayar
4. Kampanye humas bersedia mengunakan media apa saja, asalkan bisa menjangkau
sebanyak mungkin khalayak.
5. Program-program humas secara umum tidak terlalu pilih pilih media seperti iklan
Periklanan

1. Condong pada media-media yang punya ciri khas, menarik atau glamor sesuai dengan
karakteristik khalayak yang hendak dituju.
2. Para praktis periklanan lebih banyak berhubungan dengan manajer iklan dari berbagai
perusahaan dan petugas iklan di media massa
3. Kampanye periklanan biasanya dilakukan terbatas pada media-media yang bisa
diharapkan akan membuahkan hasil maksimal dengan biaya serendah-rendahnya
4. Dunia periklanan selalu memilih tempat-tempat tertentu yang paling menjanjikan
keberhasilan

5. Pengaturan Anggaran
Para perencana media humas jaga harus memperhitungkan media mana yang harus
digunakan untuk menjangkau khalayak yang dipilih, tentunya sesuai dengan keterbatasan
anggaran yang ada.
Pentingnya Anggaran
Adapun arti penting dari penyusunan anggaran bersumber dari adanya beberapa alasan
yaitu:
1. Untuk mengetahui seberapa banyak dana yang diperlukan dalam rangka membiayai
suatu program atau kampanye humas.
2. Anggaran memaksakan disiplin pengeluaran dana sehingga mencegah terjadinya
pemborosan atau pengeluaran yang berlebihan dan tidak perlu. sehingga segala sesuatu
yang berkaitan dengan soal pengeluaran ata pembiayaan akan berjalan tepat sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan.
3. Unsur-unsur Anggaran Humas
Pada umumnya suatu anggaran humas memiliki unsur-unsur atau pos pengeluaran
pokok sebagai berikut :(Anggo, 2008:85)
1) Tenaga Kerja
2) Biaya tetap
3) Materi atau Peralatan
4) Kas kecil
6. Pengukuran Hasil Kegiatan Humas
Ada 3 hal terpenting berkenaan dengan pengukuran hasil ini.
1. Teknik-teknik yang digunakan untuk mengenali situasi sering kali juga
dimanfaatkan guna mengevaluasi berbagai hasil yang telah dicapai dari segenap
kegiatan-kegiatan humas yang telah dilaksanakan.
2. Metode pengumpulan pendapat atau uji sikap merupakan dan metode yang paling
lazim digunakan. Metode metode evaluasi hasil biasanya diterapkan pada tahap
perencanaan. Namam bila perlu, penyesuain bisa pula dilakukan selama
berlangsungnya proses pelaksanaan dari program humas yang bersangkutan.
3. Setiap program humas harus memiliki tujuan yang pasti.

2.6 Proses Kerja PR


Proses kerja PR merupakan satu kesatuan perencanaan yang secara sirkuler terus
menerus berlangsung. Langkah-langkah kegiatan PR yaitu (Jetkins, 2004:72):
1. Menganalisis perilakı umum dan hubungan organisasi terhackip lingkungan.
2. Menentukan dan memahami secara benar perilaku tiap-tiap kelempok terhadap
organisasi.
3. Menganalisis tingkat opin public, baik yang intern maupun yang ekstern
4. Mengantisipasi kecenderungan-kecenderungan, masalah yang potensial kebutuhan-
kebutuhan dan kesempatan-kesempatan.
5. Menentukan formulasi dan merumuskan kebijakan-kebijakan.
6 Merencanakan alat atau cara yang sesud untuk meningkatkan atau mengubah perilaku
kelompok masyarakat sasaran.
7. Menjalankan dan melaksanakan aktifitas-aktifitas sesuai dengan program yang telah
direncanakan.
8. Menerima umpan balik annak dievaluasi, kemudian mengadakan penyesuaian-
penyesuaian yang diperlukan

Scott M. Cudlip& Allen H. Center (2005:295), menyatakan bahwa proses


perencanaan program kerja melalui proses empat tahapan atau langkah-langkal pokok
yang menjadi landasan acuan untuk pelaksanaan program kerja kehumasan adalah:
1. Penelitian dan Mendengarkan
Penelitian yang dilakukan berkaitan dengan opini, sikap dan reaksi dari mereka
yang berkepentingan dengan aksi dan kebijaksanaan fakta-fakta, dan informasi yang
masuk untuk menentukan keputusan berikutnya. Pada tahap ini akan ditetapkan suatu
fakta dan informasi yang berkaitan langsung dengan kepentingan organisasi, yaitu apa
yang menjadi kebijaksanaan suatu organisasi, yaitu apa yang menjadi problem kita.
2. Perencanaan dan Mengambil Keputusan
Sikap, opini, ide-ide, dan reaksi yang berkaitan dengan kebijaksanaan serta
penetapan program kerja organisasi yang sejalan dengan kepentingan atau keinginan-
keinginan pihak yang berkepentingan mulai diberikan : apa yang dapat kita kerjakan?
3. Mengkomunikasikan dan Pelaksanaan
Informasi yang berkenaan dengan langkah-langkah yang akan dilakukan,
dijelaskan sehingga mampu menimbulkan kesan-kesan yang secara efektif dapat
mempengaruhi pihak-pihak yang dianggap penting dan berpotensi ntuk memberikan
dukungan sepenuhnya : apa yang telah kita lakukan dan mengapa begitu?
4. Mengevaluasi
Pihak human mengadakan penilaian terhadap hasil-hasil dari program program
kerja atau aktivitas humas yang telah dilaksanakan Termasuk mengevaluasi
koefektivitasan dari teknik-teknik manajemen dan komunikasi yang telah diperlukan:
bagaimana yang telah kita lakukan?
Tahap yang paling sering diabaikan adalah penelitian, perencanaan dan evaluasi.
Sebaliknya di antara mereka yang terlalu banyak memfokuskan pekerjaannya pada
publisitus, yang sebenamya akan secara otomatis muncul apabila program FR dirancang
berdasarkan penelitian, perencanaanidan evaluasi yang serius

2.7 Produk Penulisan Naskah Public Relations


Produk penulisan terkait konsep PR cukup beragam. Dari sisi internal organisasi,
produk penulisan PR misalnya laporan tahunan, rangkuman kebijakan dan majalah
khusus anggota atau karyawan. Untuk eksternal organisasi, produk penulisan PR
biasanya bersinggungan dengan media relations. Misalnya, siaran pers, rancangan khusus
untuk konferensi pers, majalah umum, profil organisasi, brosur dan lain sebagainya.

Lantaran berkaitan dengan media massa, praktisi PR sebaiknya juga memahami dunia
jurnalistik. Di dalamnya, praktisi PR paling tidak memahami kode etik jurnalis, nilai
berita, bahasa jurnalis dan lain-lain. Tujuannya untuk membina hubungan yang baik
antara organisasi dengan media massa, terutama para jurnalis. Berikut beberapa produk
penulisan PR yang umum :
1. Siaran Pers
Siaran pers (rilis) adalah naskah berupa data atau informasi sebelum dan sesudah
kegiatan dilakukan yang disampaikan kepada wartawan atau kantor redaksi untuk
dipublikasikan. Oleh sebab itu, menulis siaran pers pada dasarnya sama seperti menulis
berita. Karakteristik siaran pers adalah memiliki "nilai berita" (news values), yakni
aktual, faktual, penting dan menarik. Struktur penulisannya pun sama seperti berita,
yakni terdiri dari head (judul), dateline (baris tanggal), lead (teras berita) dan news body
(tubuh atau isi berita)

2. Feature
Feature merupakan artikel analisis, menghibur, menceritakan manusia atau benda
di dalam dan di luar berita (Itule dan Anderson, 2003: 461). Feature tidak bermaksud
menyampaikan berita dengan segera. Feature ditulis untuk suatu isu tertentu dari surat
kabar, majalah atau jurnal. Jika ditulis dengan baik, kemungkinan feature tidak perlu
diedit.
Dibandingkan press release, penulisan feature lebih memakan biaya, waktu dan
tenaga. Alasannya, menulis feature lebih banyak menyita waktu untuk mendapatkan izin
menulis subjek jika ada pihak lain yang terlibat, negosiasi publikasi dengan editor,
mengumpulkan data, menulis dan mengecek draft dari pihak yang memberi informasi.
Artikel PR terkait feature dapat ditulis oleh editor atau staf penulis, kontributor atau
Public Relations Officer. Isi feature meliputi profil, human interest, cerita terkait tren, in-
depth stories dan backgrounders.

3. Brosur
Brosur adalah terbitan tidak berkala yang dapat terdiri dari satu hingga sejumlah
kecil halaman, tidak terkait dengan terbitan lain dan selesai dalam sekali terbit. Publikasi
brosur kebanyakan dibagikan secara gratis. Brosur harus memiliki "kejelasan", baik dari
segi isi, tujuan, publik sasaran dan bahasa. Lebih lanjut, brosur bernada lugas, hindari
penggunaan jargon dan pembaca umum harus dapat memahami dengan cepat.

4. Surat Pembaca
Surat pembaca mirip press release, terutama dalam hal teknis penulisan dan
pengiriman. Keduanya berbeda dalam hal isi dan tujuan. Isi dan tujuan surat pembaca
merupakan tanggapan, sanggahan, klarifikasi, atau penggunaan Hak Jawab dan Hak
Koreksi atas informasi yang dinilai salah dan merugikan. Jika berupa tanggapan, surat
pembaca biasanya diawali dengan mengutip berita atau surat pembaca lainnya yang
sudah dimuat. Oleh sebab itu, pembaca dapat mengetahui latar belakang masalah yang
diklarifikasi. Surat pembaca dapat dimanfaatkan sebagai saluran komunikasi yang efektif
bagi perusahaan dengan publiknya.

5. Advertorial
Advertorial (adv) adalah gabungan promosi dan opini atau pemberitaan tentang hal
yang dipromosikan, baik berupa produk, jasa, perusahaan, organisasi, aktivitas atau
program pemerintah. Bentuk tulisannya berupa berita, feature, atau artikel. Advertorial
sering disebut iklan dalam bentuk pemberitaan atau tulisan panjang. Sifat advertorial
adalah informatif, interpretatif, persuasif, argumentatif, dan eksploratif.

6. Media Kit
Media Kit adalah bahan tertulis untuk kalangan pers sehingga memiliki data yang
akurat dan lengkap. Bahan tertulis dapat berupa press release, susunan acara, makalah,
artikel, feature, brosur, proposal, atau informasi lainnya terkait tujuan, jadwal, target,
kepanitiaan, daftar pengisi acara, yang dimasukkan dalam sebuah map atau amplop besar.

7. Newsletter
Newsletter merupakan media informasi dan komunikasi internal sebuah
organisasi, biasanya terdiri dari dua hingga delapan lembar kertas kuarto atau folio, tanpa
cover. Isi newsletter bervariasi mirip majalah, misalnya agenda dan berita kegiatan,
artikel, feature, atau gambar.

8. In-House Magazine
In-house magazine adalah majalah internal sebuah organisasi. Desainnya seperti
majalah umum, namun isinya berupa informasi "dapur" organisasi. In-house magazine
dikelola seperti proses manajemen media massa pada umumnya, yakni melalui proses
redaksional sehingga dibutuhkan keterampilan meliput dan menulis berita.

9. Laporan Tahunan
Laporan tahunan merupakan laporan perkembangan aktivitas dan pencapaian
organisasi selama satu tahun dalam konteks yang luas. Data dan informasi akurat menjadi
kunci. Bagi investor, analis keuangan, karyawan, hingga pemerintah, laporan keuangan
menjadi representasi budaya, karakter dan filosofi. Setiap halamannya menjadi
penjabaran visi dan misi yang terwujud dalam prestasi. Laporan tahunan bukan hanya
sumber dokumentasi prestasi organisasi, namun menjadi alat pemasaran yang efektif.
Banyak investor yang mempelajari laporan tahunan sebelum berinvestasi.
Bab III
PENUTUP

KESIMPULAN
Program kerja adalah sebagai suara rencana kegiatan dan suatu organisasi yang
terarah terpadu dan tersistematis yang dibuat untuk rentang waktu yang telah ditentutan
oleh suatuorganisasi.
Tujuan dari proses perencanaan program kerja humas untuk mengelola berbagai
aktivitas manajemen humas tersebut yang diwujudkan jika terorganisasi dengan baik
melalui manajemen humas yang dikelola secara profesional dan dapat dipertanggung
jawabkan hasil dan sasarannya. Secara umum pengertian dari perencanaan humas yaitu
terdiri dari semua bentuk kegiatan perencanaan, wujud rencana kerja dan alasan
dilakukannya perencanaan kerja humas. Program perencanaan PR memiliki beberapa
model yaitu pengenalan situasi, penetapan tujuan, definisi khalayak, pemilihan media dan
Teknik-teknik humas, penentuan anggaran.
Daftar Pustaka

Black, Sam and Sharpe L. Melvin. 1998. Practical Public Relations. Jakarta : P.T
Intermasa.
Dr. Syarifuddin S. Gassing, B.E, M.Si dan Suryanto, S.Sos, M.SI 2016. Public Relations.
Yogyakarta : Penerbit Andi
Rakhmat, Jalaluddin. 2005. Penelitian Public Relations. Bandung: Senat Mahasiswa
Fakultas Publisistik.

Anda mungkin juga menyukai