Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada
sejumlah besar orang (mass communication is messages communicated trough a mass medium
to a large number of people). Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa
itu harus menggunakan media masa. Jadi, sekalipun komunikasi itu disampaikan kepada
khalayak yang banyak, seperti rapat akbar di lapangan luas yang dihadiri oleh ribuan orang,
bahkan puluhan ribu orang, jika tidak menggunakan media massa, maka itu bukan komunikasi
massa. Media komunikasi yang termasuk media massa adalah: radio siaran dan televisi,
keduanya dikenal sebagai media elektronik. Surat kabar dan majalah, keduanya dikenal sebagai
media cetak. Serta media film, film sebagai media komunikasi massa adalah film bioskop.1

Seiring dengan perkembangan komunikasi, media komunikasi massa pun semakin


canggih dan kompleks, seta memiliki kekuatan yang lebih dari masamasa sebelumnya,
terutama dalamhal menjangkau komunikan. Aneka pesan melalui sejulah media massa (Koran,
majalah, radiosiaran, televisi, film, dan internet) dengan sajian berbagai peristiwa yang
memiliki nilai berita ringan sampai berita tinggi, itu semua mencerminkan proses komunikasi
massa yang selalu menerpa kehidupan manusia. Bagi yang tidak suka membaca Koran,
setidaknya ia akan mendengarkan radio atau menonton televisi, maka bisa dikatakan tidak ada
orang yang terlepas dari terpaan media massa.

1
Elvinaro Ardianto. 2007. “Komunikasi Massa“. PT. Simbiosa Rekatama Media: Bandung. Hal: 3

1
BAB II
PEMBAHASAN

Pengertian Komunikasi

Komunikasi atau Communication berasal dari bahasa Latin yaitu communis yang
berarti sama. Communico, communicatio atau communicare yang berarti membuat sama
(make to common). Secara sederhana komunikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan antara
penyampaian pesan dan orang yang menerima pesan. Oleh sebab itu, komunikasi begantung
pada kemampuan kita untuk dapat memahami satu dengan yang lainnya. Manusia
berkomunikasi untuk membagi pengetahuan dan pengalaman mereka. Bentuk umum
komunikasi manusia termasuk bahasa sinyal, bicara, tulisan, gerak dan penyiaran.2

Komunikasi Dalam Hubungan Masyarakat

Proses komunikasi pada prinsipnya meliputi pengiriman dan penerimaan pesan-pesan


di antara dua orang, kelompok kecil masyarakat, atau dalam satu lingkungan atau lebih dengan
tujuan untuk mempengaruhi perilaku dalam suatu masyarakat. Dengan bahasa yang lebih
sederhana, proses komunikasi dapat diartikan sebagai “transfer informasi” atau pesan-pesan
(messages) dari pengirim pesan sebagai komunikator dan kepada penerima pesan sebagai
komunikan, dalam proses komunikasi tersebut bertujuan (feedback) untuk mencapai saling
pengertian (mutual understanding) antara kedua belah pihak.

Dalam kaitannya kegiatan komunikasi, public relations menjalankan komunikasi


dengan tujuan untuk menciptakan sebuah efek, yaitu berupa citra perusahaan (corporate
image). Menyelenggarakan komunikasi untuk membentuk citra korporasi atau organisasi di
mata pihak luar dimaksudkan untuk menumbuhkan saling pengertian di antara korporasi atau
organisasi dan pihak luar itu. Bagi korporasi, pihak luar yang dimaksudkan adalah masyarakat,
baik sebagai konsumen, pemasok, agen, atau rekanan korporasi. Saling pengertian antara
korporasi atau organisasi dan masyarakat, berkembang melalui hubungan baik antara
keduanya.

2
Prof. Deddy Mulyana, Ilmu komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), hlm.7

2
Adapun hubungan baik ini terjadi apabila terselenggara komunikasi yang baik pula (public
relationship). Dari situlah terbentuk citra korporasi atau organisasi (corporate image) di mata
pihak luar. (Siregar, 2000:42)

Pengertian Public Relation dalam komunikasi

Definisi PR berdasarkan tujuan kegiatannya, yang dirumuskan oleh seorang praktisi


Public Relations, Dr. Carter McNamara (Iriantara, 2005:9) yaitu humas sebagai aktivitas
berkelanjutan untuk menjamin perusahaan memiliki citra yang kuat di mata publik. Definisi
tersebut menunjukkan bahwa pada dasarnya PR merupakan proses komunikasi kepada publik
untuk menjalin relasi yang baik sehingga tercapai tujuan untuk membangun, membina, dan
menjaga citra yang positif atau reputasi baik. Definisi yang serupa juga dituliskan pada kamus
IPR terbitan bulan November 1987 yang mendefinisikan praktek humas atau PR adalah
keseluruhan upaya yang dilangsungkan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka
menciptakan dan memelihara niat baik dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan
segenap khalayaknya. (Jefkins, 1998:17)

Pengertian lain tentang public relations menyatakan bahwa PR adalah suatu rangkaian
kegiatan yang diorganisasikan sebagai suatu rangkaian kampanye atau program terpadu, dan
semuanya itu berlangsung secara berkesinambungan dan teratur, jadi PR sama sekali bukanlah
kegiatan yang sifatnya sembarangan atau dadakan. PR juga memiliki tujuan utama untuk
memastikan bahwa organisasi tersebut senantiasa dimengerti oleh pihak-pihak lain yang turut
berkepentingan atau publiknya (Jefkins, 1998:17). Publik pada pengertian ini yaitu sekelompok
orang yang mempunyai minat dan perhatian yang sama terhadap sesuatu hal. (Yulianita,
2005:17)

Public relations senantiasa berkenaan dengan kegiatan penciptaan pemahaman melalui


pengetahuan, dan melalui kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan akan muncul suatu dampak,
yakni berupa perubahan yang positif. Dengan demikian, humas adalah suatu bentuk
komunikasi yang berlaku terhadap semua jenis organisasi, pemerintah, maupun swasta.
(Anggoro, 2005:27)

Dalam kehidupan masyarakat sekarang ini, kegiatan public relations merupakan


kebutuhan. Public relations akan terus berkembang sesuai dan sejalan dengan perkembangan
masyarakat. Perkembangan public relations itu berlangsung bersama dengan adanya
hubungan-hubungan dalam masyarakat yang lebih pada namun bersifat impersonal dan lebih

3
banyak pembagian dan terkotak-kotaknya karena macam-macam kepentingan.
(Setyodarmodjo, 2003:13)

Kegiatan dan sasaran Public Relation

Dengan perbedaan kepentingan tersebut, Rosady Ruslan membagi peran PR bersifat


dua arah, yaitu membina hubungan ke dalam (publik internal) dan membina hubungan ke luar
(publik eksternal). Beberapa kegiatan dan sasaran PR sebagai pendukung fungsi manajemen
perusahaan, yaitu: (Ruslan, 2006:21)

a. Building corporate identity dan image (membangun identitas dan citra perusahaan)
sebagai pendukung manajemen perusahaan, PR memiliki sasaran yaitu dengan menciptakan
identitas dan citra perusahaan yang positif serta mendukung kegiatan komunikasi timbal balik
dua arah dengan berbagai pihak.

b. Facing crisis (menghadapi krisis). Menghadapi krisis merupakan bagian dari kehidupan
PR yaitu dengan menangani komplain, membentuk manajemen krisis dan PR recovery image,
serta memperbaiki image.

Mengutip definisi PR dari Scott Cutlip dan Allan Center, definisi PR adalah upaya
terencana guna memengaruhi opini publik melalui karakter yang baik dan kinerja yang
bertanggung jawab, yang didasarkan pada komunikasi dua arah yang memuaskan kedua belah
pihak (Iriantara, 2005:9). Komunikasi yang dijalankan oleh public relations merupakan
komunikasi yang bersifat timbal balik (two way communications) sebab tujuan dari public
relations adalah menciptakan dan meningkatkan citra yang baik dari organisasi kepada publik-
publik yang berkepentingan. (Yulianita, 2005:41)

Dalam keterkaitannya dengan pembangun citra, Public Relations merupakan salah


satu fungsi manajemen modern yang mempunyai fungsi melekat pada manajemen perusahaan
(corporate management function), yakni bagaimana berperan dalam melakukan komunikasi
timbal balik (two ways communications) untuk tujuan menciptakan saling pengertian
(mutual understanding), saling menghargai (mutual appreciation), saling mempercayai
(mutual confidence), menciptakan goodwill, memperoleh dukungan publik (public support)
dan sebagainya demi tercapainya citra yang positif bagi suatu lembaga/perusahaan (corporate
image). Jadi, komunikasi dua arah yang dilakukan oleh perusahaan terhadap publiknya guna
menciptakan citra yang positif bagi perusahaan itu sendiri. (Ruslan, 2006:21)

4
Dalam melakukan komunikasi dua arah dengan publik, terutama publik eksternal,
public relations membutuhkan kualitas komunikasi. Kualitas public relations dengan pihak luar
ditentukan kualitas komunikasi eksternal. Komunikasi ekternal yang baik akan membentuk
public relationship yang baik terhadap pihak di luar korporasi atau organisasi,

yang selanjutnya akan membentuk citra positif atas korporasi atau organisasi
(corporate image, organizational image).

Berhubungan dengan komunikasi public relations tersebut, menurut Cultip, Center dan
Broom, dalam komunikasi public relations itu ada 7 faktor penting yang disebut sebagai “the
seven C’s of communication” (Ruslan, 2007:122), yaitu:

a. Kredibilitas. Komunikasi itu dimulai dari suasana saling percaya yag diciptakan oleh
pihak komunikator secara sungguh-sunghuh untuk melayani publiknya yang memiliki
keyakinan dan respek.

b. Konteks. Menyangkut sesuatu yang berhubungan dengan lingkungan kehidupan sosial,


pesan yang haruus disampaikan dengan jelas serta sikap partisipatif. Komunikasi efektif
diperlukan untuk mendukung lingkungan sosial melalui pemberitaan di berbagai media Massa.

c. Content (isi). Pesannya menyangkut kepentingan orang banyak/publik sehingga


informasi dapat diterima sebagai sesuatu yang bermanfaat secara umum bagi masyarakat

d. Clarity. Pesan harus disusun dengan kata-kata yang jelas, mudah dimengerti serta
memiliki pemahaman yang sama antara komunikator dan komunikan dalam hal maksud, teman
dan tujuan semua pihak,

e. Continuity dan consistency (kontinuitas dan konsistensi) . Komunikasi merupakan proses


yang tidak pernah berakhir, oleh karena itu dilakukan secara berulang-ulang dengan berbagai
variasi pesan. Dengan cara demikian untuk mempermudah proses belajar, membujuk dan tema
dari pesan-psan tersebut harus konsisten.

f. Channels (saluran). Mempergunakan saluran media informasi yang tepat dan terpercaya
serta dipilih oleh khalayak sebagai target sasaran. Pemakaian saluran media yang berbeda akan
berbeda pula efeknya. Dengan demikian seorang PR harus dapat memahami perbedaan dan
proses penyebaran informasi secara efektif.

5
g. Capability of the Audiens (kapabilitas khalayak). Memperhitungkan kemampuan yang
dimiliki oleh khalayak. Komunikasi dapat menjadi bagi masyarakat bila berkaitan dengan
berkaitan faktor-faktor yang bermanfaat seperti kebiasaan dan peningkatan kemampuan
membaca dan pengembangan pengetahuan.3

Peran Public Realition dalam komunikasi massa


PR berperan untuk menjalin relasi antara organisasi/perusahaan dengan publik. Salah
satu cara PR untuk menjalin relasi ini adalah dengan mempublikasikannya lewat komunikasi.
Nah, komunikasi disini ada banyak macamnya, tapi komunikasi yang sering digunakan oleh
PR adalah komunikasi massa yang bisa menghubungkan suatu perusahaan/organisasi dengan
masyarakat melalui media cetak dan elektronik. Hal ini karena dalam kehidupannya,
masyarakat sangat berhubungan erat dengan media, sehingga PR lebih mudah menjalin relasi
dengan masyarakat melalui komunikasi massa. Supaya lebih jelas, berikut beberapa contoh
keterkaitan antara komunikasi massa dan PR, antara lain :

1. PR berperan untuk menciptakan citra yang baik dari suatu perusahaan tempat Ia bekerja
guna membangun kepercayaan publik. Seorang PR harus mempunyai strategi untuk
memperkokoh brand imagenya dan dipublikasikan melalui media yang ada agar customer
semakin percaya dengan perusahaan tersebut, sehingga perusahaan itu mampu bersaing dengan
perusahaan lain, misalnya : Strategi marketing public relations yang dilakukan oleh perusahaan
MJ Travel Malang guna membentuk citra perusahaan di mata customer adalah dengan
melakukan strategi marketing melalui media elektronik, seperti internet atau biasa disebut
dengan E- PR. Strategi tersebut berupa penggunaan media jejaring sosial, seperti twitter dan
facebook.

2. Apabila ada masalah besar yang menimpa suatu perusahaan/organisasi sehingga


menjatuhkan nama mereka, maka PR akan melakukan konferensi pers untuk mengembalikan
nama baik perusahaan/organisasi tersebut. Dalam melakukan konferensi pers maka PR akan
mengundang para wartawan supaya konferensi persnya dimuat dalam media cetak ataupun
elektronik, sehingga masyarakat bisa mengetahui bagaimana konferensi pers tersebut
berlangsung dan bagaimana kebeneraan dari peristiwa yang menimpa

3
Lukiati Komal, (Ilmu Komunikasi: Prespektif, Proses dan Konteks), (Bandung:Widaya Padjajaran, 2009), hlm.41

6
Karakteristik Komunikasi Massa
A. Pesan bersifat umum atau publik

Komunikasi massa merupakan jenis komunikasi yang bersifat terbuka. Dengan kata
lain bahwa komuniksi massa itu ditunjukan kesemua orang bukan kepada kelompok
tertentu saja. Sehingga dapat disimpulkan bahwa komunikasi massa itu merupakan jenis
komunikasi yang bersifat umum atau publik. Pesan atau informasi yang didapat haruslah
disampaikan dengan fakta atau sesuai dengan realita yang ada tanpa adanya unsur
tambahan yang sifatnya mengada – ngada.4

B. Komunikan bersifat anonim dan heterogen

Komunikan pada komunikasi massa itu haruslah bersifat anonim dan heterogen. Pada
komunikasi antarpersonal, komunikator akan mengenal komunikannya, mengetahui
identitasnya seperti nama, pendidikan, pekerjaan, tempat tinggal, bahkan mengenal sikap
dan perilakunya. Sedangkan dalam komunikasi massa, komunikatornya tidak mengenal
komunikannya itu yang disebut bersifat anonim. Karena terdiri dari berbagai lapisan
masyarakat yangbberbeda – beda yang dapat dikelompokkan berdasrkan faktor usia, jenis
kelamin, pendidikan, pekerjaan, latar belakang budaya, agama dan tingkat ekonomi itu
lah yang disebut bersifat heterogen.

C. Bersifat satu arah

Seperti halnya bahwa komunikasi massa yaitu pesan yang disampaikan melalui media
massa. Sehingga terdapat perantara berupa media massa atau cetak. Dengan adanya
perantara tersebut pesan itu dapat membuat antara komunikator dengan komunikan tidak
dapat bertatap muka secara langsung. Hal ini dapat ditinjau dari contoh ketika kita
mendapat pesan berupa berita yang disampaikan melalui televisi, dan ketika ada beberapa
bagian yang tidak kita pahami, maka kita tidak berkomunikasi secra langsung oleh
komunikatornya untuk mengulang atau menjelaskan lagi informasi yang disampaikannya.
Hal inilah yang dinamakan sifat satu arah dalam komunikasi.

4
Wadsworth, (Communication Nonverbal Edisi ke-11), (Bandung: Pustaka Jaya, 2008),
hlm.69

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Komunikasi atau Communication berasal dari bahasa Latin yaitu communis yang
berarti sama. Communico, communicatio atau communicare yang berarti membuat sama
(make to common). Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide,
gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan
atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak, dan juga dapat dilakukan dengan
menggunakan gesture tubuh, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum,
menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi nonverbal.

Proses komunikasi pada prinsipnya meliputi pengiriman dan penerimaan pesan-pesan


di antara dua orang, kelompok kecil masyarakat, atau dalam satu lingkungan atau lebih dengan
tujuan untuk mempengaruhi perilaku dalam suatu masyarakat

Dalam kaitannya kegiatan komunikasi, public relations menjalankan komunikasi


dengan tujuan untuk menciptakan sebuah efek, yaitu berupa citra perusahaan (corporate
image). Menyelenggarakan komunikasi untuk membentuk citra korporasi atau organisasi di
mata pihak luar dimaksudkan untuk menumbuhkan saling pengertian di antara korporasi atau
organisasi dan pihak luar itu. Public relations senantiasa berkenaan dengan kegiatan penciptaan
pemahaman melalui pengetahuan, dan melalui kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan akan
muncul suatu dampak, yakni berupa perubahan yang positif. Dengan demikian, humas adalah
suatu bentuk komunikasi yang berlaku terhadap semua jenis organisasi, pemerintah, maupun
swasta.

Dalam kehidupan masyarakat sekarang ini, kegiatan public relations merupakan


kebutuhan. Public relations akan terus berkembang sesuai dan sejalan dengan perkembangan
masyarakat. Perkembangan public relations itu berlangsung bersama dengan adanya
hubungan-hubungan dalam masyarakat yang lebih pada namun bersifat impersonal dan lebih
banyak pembagian dan terkotak-kotaknya karena macam-macam kepentingan. PR
berperan untuk menjalin relasi antara organisasi/perusahaan dengan publik

8
Berhubungan dengan komunikasi public relations tersebut, menurut Cultip, Center
dan Broom, dalam komunikasi public relations itu ada 7 faktor penting yang disebut sebagai
“the seven C’s of communication” yaitu:

a. Kredibilitas
b. Konteks
c. Content (isi)
d. Clarity
e. Continuity dan consistency (kontinuitas dan konsistensi)
f. Channels (saluran).
g. Capability of the Audiens (kapabilitas khalayak)

Karakteristik komunikasi massa: - Pesan bersifat umum atau public - Komunikan bersifat
anonim dan heterogen - Bersifat satu arah

9
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, yudi. 2015. Buku jurnalistiksebuah introduksi. Yogyakarta: deepublish.

Daulattimere, dll. Public Realition Profesi dan Praletik. 2010, Jakarta: Salemba
Humanika.

Elvinaro Ardianto. 2007. (Komunikasi Massa). Bandung : PT. Simbiosa Rekatama


Media

Lukiati Komal. 2009. (Ilmu Komunikasi: Prespektif, Proses dan Konteks).


Bandung:Widaya Padjajaran.

Prof. Deddy Mulyana, 2007. Ilmu komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.

Wadsworth. 2008. Communication Nonverbal Edisi ke-11).Bandung: Pustaka Jaya

10

Anda mungkin juga menyukai