Anda di halaman 1dari 13

KOMUNIKASI BISNIS

KOMUNIKASI ORGANISASI

(Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah manajemen)

Kelompok 5:

Muhammad Zulfikri (21612250)

Olla Meldi Waysifa (21612297)

Pastika Utami (21612095)

Rizky Putra Adipratama (21612088)

Tegar Ahmad (21612107)

Dosen Pengampu: Maryati, S.P., M.M.

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PEMBANGUNAN TANJUNGPINANG

2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah, Tuhan Semesta Alam yang telah memberikan rahmat, taufiq,
hidayah, serta inayah-Nya kepada kita sehingga kita dapat menjalankan aktivitas sehari-hari.
Shalawat dan Salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi dan Rasul, Sang Revolusioner
sejati, yakni Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umat manusia dari zaman
kebodohan menuju kehidupan yang penuh dengan ilmu pengetahuan.

Suatu rahmat yang besar dari Allah SWT yang selanjutnya penulis syukuri sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Komunikasi Organisasi” untuk
memenuhi tugas kelompok matakuliah Layanan Informasi Berbasis Pengguna yang di ampu
oleh Ibu Marhyati, S.P., M.M. penulis mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan yang
turut membantu dalam penyelesaian makalaj ini. Semoga makalah ini bermanfaat dan dapat
menambah wawasan bagi siapapun yang membaca dan dapat diterima sebagai bahan
pembelajaran dalam komunikasi bisnis. Akhir kata penulis ucapkan terimakasih.

12 Mei 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................1

1.3 Tujuan..........................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3

2.1 Definisi Komunikasi Organisasi..................................................................................3

2.2 Perkembangan Komunikasi Organisasi.......................................................................4

Kemunculan dan perkembangan komunikasi.........................................................................4

Asal mula organisasi...............................................................................................................5

2.3 Fungsi Komunikasi Organisasi....................................................................................6

2.4 Manfaat dari Komunikasi Organisasi..........................................................................7

BAB III PENUTUP..................................................................................................................9

3.1 Kesimpulan..............................................................................................................9

3.2 Saran........................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia hidup pastinya selalu berkomunikasi. Apabila tidak ada komunikasi yang
terjalin tentunya akan membuat kehidupan yang ada menjadi hampa. Komunikasi selalu
dilakukan baik secara individual maupun dalam kelompok atau suatu organisasi. Adanya
timbal balik dalam interaksi yang dilakukan disebut dengan tindakan komunikasi. Tindakan
komunikasi dapat dilakukan dengan dua metode yakni verbal (lisan dan tulisan) serta
nonverbal (gerak dan bahasa tubuh) (Siregar et al., 2021).

Seiring perkembangan zaman, informasi yang beredar di masyarakat terlihat jelas


memiliki perubahan yang signifikan. Di dukung dengan perkembanfan teknologi yang
semakin canggih memudahkan siapapun memberikan, mendapatkan, bahkan menyebarkan
informasi yang terbaru di waktu yang sama. Perubahan ini mempercepat stimulus
perkembangan informasi sehingga banyaknya informasi yang beredar baik itu yang valid
maupun yang hoax memungkinkan terjadinya ledakan informasi. Kemampuan organisasi
dalam berkomunikasi tidak hanya diperlukan dalam mengurus suatu lembaga, tetapi juga hal-
hal yang terjadi sehari-hari dalam kehidupan. Adanya organisasi yang bergerak dalam
komunikasi menjadikannya sebagai seni mengatur sesuatu, khususnya dalam menyampaikan
informasi yang valid yang beredar di masyarakat. Dan dengan komunikasi sebagai sarana
membuat masyarakat lebih mudah menerima (Sahputra Napitupulu, 2019).

Tentunya dalam menerapkan ilmu ini memerlukan pemahaman yang lebih lanjut dan
dengan penjelasan yang seksama sehingga dapat diserap oleh siapapun yang membacanya.
Karena itu, permasalahan ini diambil sebagai bentuk perhatian terhadap wawasan yang
berkaitan dengan komunikasi organisasi dalam institusi pendidikan tinggi.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu komunikasi organisasi?


2. Bagaimana komunikasi organisasi bisa berkembang?
3. Apa fungsi yang ada dari komunikasi organisasi?
4. Apakah manfaat yang timbul dari adanya komunikasi organisasi?

1
1.3 Tujuan

Adapun tujuan dalam pembahasan ini yaitu untuk mengetahui definisi dari
komunikasi organisasi, proses berkembangnya komunikasi organisasi dalam
masyarakat, mengetahui fungsi dari komunikasi organisasi, serta mengetahui manfaat
dari adanya komunikasi organisasi.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Komunikasi Organisasi

Komunikasi organisasi ialah suatu kegiatan mengirimkan dan menerima segala informasi
organisasi baik yang terjadi di dalamnya maupun yang terjadi di luar (informal) organisasi
tersebut. Goldhaber mengemukakan bahwa komunikasi organisasi merupakan proses yang
terjadi dalam satu hubungan dengan menciptakan pesan dan saling bertukar sehingga
keduanya saling bergantung satu sama lain agar informasi yang selalu berubah-ubah dapat
teratasi (Evi Zahara, 2018). Hubungan antara komunikasi dan organisasi dapat dipahami baik
dalam pamdangan operasional maupun konseptual. Pandangan operasional menyangkut
tentang prinsip-prinsip kerja organisasi, baik itu tujuan organisasi, kewenangan yang ada
pada koordinasi untuk pengintegrasian dan pengarahan kegiatan-kegiatan internal organisasi
tersebut sehingga lebih efektiv dan efisien dalam mencapai tujuan (Sahputra Napitupulu,
2019).

Dapat disimpulkan bahwa komunikasi organisasi tidak hanya menciptakan pesan, tetapi
juga mencari informasi yang benar sehingga dapat diberikan kepada masyarakat. Tentunya
tujuan yang ingin dicapai ialah informasi yang diberikan sampai sehingga dapat mencegah
segala kemungkinan buruk yang ada. Komunikasi organisasi juga dapat diartikan sebagai
penunjuk dan penafsir informasi yang ada diantara segala unit komunikasi pada suatu
organisasi. Tentunya agar organisasi ini dapat berfungsi memerlukan pengumpulan informasi,
memproses, menyimpan, hingga menyebarkan komunikasi (Organisasi et al., 2019).

Tidak hanya menggunakan bahasa, tetapi komunikasi organisasi juga dapat menggunakan
simbol atau gerak tubuh serta penggunaan teknologi dalam menyampaikan informasi
sehingga dapat mendukung pembuatan keputusan, mengatur konflik yang terjadi, hingga
mengembangkan suatu hubungan. Komunikasi organisasi terbagi menjadi dua jenis, yakni
komunikasi formal dan informal. Komunikasi formal biasanya dilakukan dalam suatu
kegiatan organisasi yang bersifat resmi dan terdapat struktur organisasi seperti laporan,
memo, hingga rapat resmi. Sementara komunikasi informal biasanya dilakukan diluar
organisasi yang terjadi secara spontan antara anggota organisasi, seperti percakapan sehari-
hari.

3
2.2 Perkembangan Komunikasi Organisasi
Kemunculan dan perkembangan komunikasi

Komunikasi organisasi bermula dari adanya ilmu komunikasi. Ilmu komunikasi pertama
kali muncul pada masa peradaban Yunani kuno yang digagas oleh Aristoteles. Ia menggagas
bahwa komunikasi teradapat komunikator, yakni penyampai pesan dan penerima pesan.
Banyak pakar yang mengatakan sebenarnya komunikasi sudah dilakukan oleh nenek moyang
manusia lebih dari 500.000 tahun yang lalu dan ilmu ini merupakan hasil dari pembelajaran
yang dilakukan manusia. Hal ini terbukti dari adanya bahasa lisan yang sudah dimulai jauh
sebelum komunikasi tertulis (Neanderthold) yang hidup sekitar 60.000 tahun yang lalu.
Bukti-bukti sarana komunikasi manusia ditemukan di dalam gua-gua Perancis Selatan,
Spanyol, dan Afrika Utara berupa goresan dan sketsa-sketsa yang dibuat sekitar 35.000 SM.
Hasil analisis terhadap komunikasi ini berkaitan dengan ritual yang dilakukan untuk
memohon perlindungan dan pertolongan kepada para dewa.

Selanjutnya perkembangan komunikasi ditemukan telah ada sekitar 3000 SM di Sumenia


dan Mesopotamia dengan system penulisan pada tanah hat. Para arkeolog juga menemukan
semacam bulletin pertanian yang diduga telah ada sejak 1800 SM di Irak. Pada Romawi
kuno, penyebarluasan informasi yang dilakukan oleh pihak kerajaan menggunakan papan
pengumuman di tempat-tempat keramaian, seperti alun-alun kota ataupun tanah lapang.
Papan pengumuman ini disebut dengan “Acta Diurna”. Dalam perkembangan berikutnya,
komunikasi terus digagas dan dikembangkan sehingga lahir dua bentuk komunikasi yang
masing-masing berkembang di benua yang berbeda. Komunikasi tersebut yaitu ilmu
publisistik di Jerman dan ilmu komunikasi massa di Amerika. Kedua ilmu ini merupakan
tetesan ilmu komunikasi yang kita kenal hingga saat ini (Zuriah, 2014).

Di Indonesia ilmu komunikasi muncul pertama kali dalam diskusi dan seminar yang
dilakukan pada awal tahun 1970-an. Padatahun 1982 ilmu komunikasi ditetapkan sebagai
ilmu yang dipelajari dalam pendidikan di Indonesia melalui 107/82, sehingga nama ilmu
komunikasi semakin mencuat sebagai disiplin ilmu yang resmi di Indonesia.

Secara umum, ilmu komunikasi dibagi menjadi empat periode yaitu:

a. Periode tradisi retorika, muncul pada zaman Yunani kuno yang dikemukakan oleh
Aristoteles dengan melihat partisipasi masyarakat dalam berdemokrasi pada saat itu.

4
b. Periode pertumbuhan (masa jurnalistik), berkembang pada akhir abad ke-14 hingga
abad ke-19. Masa jurnalistik terbagi menjadi empat periode, diantaranya yakni:
- Masa jurnalistik sebagai seni (1700-1870)
- Masa jurnalistik sebagai ilmu sosial (1870-1930)
- Masa jurnalistik menjadi komunikasi massa (1930-1950)
- Masa komunikasi massa menjadi ilmu komunikasi (1950-sekarang)
c. Periode konsolidasi, periode ini berkembang setelah perang dunia ke II usai. Pada
masa ini pendekaran ilmu komunikasi sebagai bentuk pengetahuan sosial bersifat
multidisipliner, dimana segala ilmu yang ada mencakup dalam komunikasi.
d. Periode teknologi komunikasi, brerkembang sejak 1960-an hingga sekarang. Pada
periode ini kepopuleran komunikasi interpersonal hingga mencakup komunikasi
kelompok juga komunikasi organisasi. Adanya kepopuleran ini membuat komunikasi
interpersonal dan komunikasi lintas budaya menjadi suatu keilmuan yang spesifik
dengan retorika, komunikasi public, debat, serta relasi public yang turut berkembang.

Asal mula organisasi

Organisasi berkembang pertama kali setelah masyarakat Eropa tidak tabu lagi dengan
segala kegiatan bisnis. Perkembangan organisasi terus meningkat seiring perkembangan
zaman. Akselerasinya memuncak pada pertengahan abad ke-18 saat terjadi revolusi industri
di Inggris. Organisasi pada dasarnya merupakan bentuk paling sederhana karena organisasi
terikat dengan kegiatan rumah tangga, suku-suku, kelompok keagamaan, militer, ataupun
pemerintahan. Apabila dilihat dari sejarah perkembangannya, studi organisasi ada pada saat
Elton Mayo yang merupakan psikolog dan dibantu oleh tim peneliti dari Havard University
dan Yayasan Rockefeller pada tahun 1927 dan 1932. Mereka melalukan penelitian di Western
Electric Hawthrone Plant yang bertempat di Western Chicago dan Cicero, Illinois yang
merupakan sebuah penelitian yang popular dan melahirkan pendekatan studi baru, yaitu
human relation approach.

Meski human relation approach sering disebut dengan pondasi bagi ilmu perilaku
organisasi, cikal bakal yang sebenarnya sudah ada sejak tahun 1913 ketika Hugo Munsterberg
menulis “Psychology and Industrial Efficiency”. Di sisi lain, para akademisi terus
menyempurnakan dan mengembangkan konsep pendekatan human relation mengingat

5
konsep yang dibangun oleh Mayo masih terdapat kelemahan. Selain penelitian Mayo, paling
tidak ada empat bidang studi lain yang

berkembang pada sekitar Perang Dunia II yang ikut membantu kita memahami studi
perilaku organisasi. Keempat bidang studi tersebut adalah studi kepemimpinan, teori
pengambilan keputusan, teori manajemen terbuka (open system theory), dan teori kontijensi
(contingency theory) (Zuriah, 2014).

2.3 Fungsi Komunikasi Organisasi

Suatu organisasi tentunya memiliki prinsip, salah satunya ialah kemampuan berkoordinasi
antara pihak atasan dan bawahan. Saefullah mengemukakaan bahwa komunikasi memiliki
fungsi secara sederhana yaitu:

1. Menyampaikan informasi (to inform)


2. Mendidik (to educate)
3. Menghibur (to entertain)
4. Perubahan sosial (social change)

Komunikasi organisasi menjadi cara yang sangat strategis untuk menjalankan berbagai
kegiaran organisasi sehingga tugas pokok dan fungsinya dapat terlaksana dalam mencapai
tujuan secara efektif dan efisien. Dikutip dari Syafaruddin, menurut Gibs dan Hotgetts ada
empat jenis komunikasi dalam suatu organisasi yang dapat dilihat dari penggunaan proses
informasi yang terdiri dari:

1. Komunikasi dari pimpinan kepada pegawai, dimana komunikasi ini berawal dari
pimpinan ataupun manajer kepada pegawai. Biasanya dalam proses komunikasi ini
digunakan untuk menginformasikan, bersifat langsung, berkoordinasi, dan
mengevaluasi pegawai.
2. Komunikasi pegawai kepada pimpinan, komunikasi barawal dari pegawai kepada
pimpinan ataupun manajer. Komunikasi ini penting untuk menjaga manajer tetap
menyadari bagaimana perasaan pegawai atas pekerjaan mereka, rekan kerja, dan
organisasi secara umum.
3. Komunikasi horizontal, disebut juga komunikasi lateral. Komunikasi ini terjadi secara
langsung antara orang-orang dalam tingkatan dari hirarki yang sama dalam struktur
formal.

6
4. Komunikasi diagonal, komunikasi ini melintasi berbagai bidang kerja sekaligus dan
setiap tingkatan yang ada di organisasi tersebut. Komunikasi ini biasanya lebih
menguntungkan karena dapat disampaikan secara langsung tanpa pihak ketiga yang
berperan sebagai perantara. Penggunaan e-mail menjadi salah satu fasilitas dalam
komunikasi diagonal.

Ada tujuh faktor yang dapat diperhatikan agar komunikasi menjadi lebih efektif,
yakni:

1. Sasaran komunikasi harus diketahui secara pasti;


2. Sasaran komunikasi di usahakan sesingkat mungkin;
3. Memiliki saluran formal;
4. Harus melalui saluran yang lengkap;
5. Sumber komunikasi yang terpercaya;
6. Saluran komunikasi tidak boleh diganggu pada waktu komunikasi berlangsung;
7. Sumber komunikasi dalam organisasi harus jelas (Sahputra Napitupulu, 2019).

2.4 Manfaat dari Komunikasi Organisasi

Pentingnya komunikasi yang efektif bagi suatu organisasi tidak dapat diabaikan karena
alasan tertentu. Tidak hanya dalam satu kegiatan, tetapi juga dalam setiap proses yang
dijalankan oleh organisasi itu. Seorang manajer tidak dapat membuat keputusannya sendiri
tanpa memiliki informasi. Oleh sebab itu informasi perlu di komunikasikan. Komunikasi
perlu disediakan ketika keputusan hendak dibuat. Dengan kata lain, jika komunikasi tidak ada
maka tidak ada keputusan yang dapat dibuat jika tidak ada gagasan terbaik dalam organisasi.
Pemimpin yang baik ialah pemimpin yang mampu memberikan tugas dan wewenang kepada
para pegawainya sehingga setiap pegawai mampu melakukan sesuatu dengan kreatif tanpa
harus selalu melaporkannya kepada atasan (Sahputra Napitupulu, 2019).

Komunikasi yang efektif akan melahirkan lingkaran kerja organisasi yang sehat dan
transparan. Hal ini sangat penting untuk memusatkan kreativitas dan dedikasi para pegawai.
Oleh sebab itu, suatu organisasi membutuhkan komunikasi yang efektif. Dengan cara yang
sama, ketika organisasi melakukan komunikasi akan memberikan dampak perilaku hidup
seseorang, dengan siapa mereka berbicara, siapa yang mereka sukai, bagaimana perasaan

7
mereka, apa yang akan mereka capai, serta cara mereka menyelaraskan diri dengan lingkup
organisasi (Slamet Bambang Riono, 2020)

Adanya komunikasi organisasi memberikan berbagai manfaat, diantaranya yaitu:

1. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi


2. Menciptakan budaya kerja yang positif
3. Meningkatkan produktivitas
4. Meningkatkan hubungan dengan pelanggan
5. Mengurangi biaya dan meningkatkan keuntungan
6. Meningkatkan reputasi suatu organisasi
7. Mengurangi konflik
8. Meningkatkan inovasi

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Komunikasi organisasi tercipta karena adanya kebutuhan untuk mengelola informasi
dalam suatu organisasi. Hal ini diperlukan untuk memastikan bahwa informasi dapat
bergerak dengan efektif dan efisien diantara anggota organisasi. Tanpa komunikasi yang
baik, pegawai tidak akan memiliki arahan atau perintah yang jelas, bahkan pemahaman
yang sama terkait tugas dan tujuan dari organisasi. Adanya komunikasi organisasi yang
efektif dapat membuat pegawai saling berbagi informasi dan pengalaman, berkolabirasi,
hingga memecahkan masalah bersama sehingga organisasi dapat mencapai tujuan. Tidak
hanya sekadar menyebarkan informasi, tetapi setiap organisasi perlu mencari informasi
tersebut dengan baik dan benar, memilah dan memilih setiap informasi yang diterima.
Penggunaan teknologi juga diperlukan agar informasi dapat mudah didapatkan.
Komunikasi organisasi sangat penting agar tidak terjadi kesalah pahaman baik antara
pegawai, maupun dengan pihak atasan. Dengan adanya komunikasi organisasi dapat
produktivitas informasi serta lebih efisien sehingga mampu menaikkan reputasi suatu
organisasi.

3.2 Saran
Diharapkan dengan adanya pembahasan mengenai komunikasi organisasi ini mampu
memberikan pemahaman kepada para pembaca, khususnya mahasiswa. Tidak hanya
sekadar di dapat, tetapi komunikasi organisasi ini diaharpkan mampu diterapkan dalam
lingkup pendidikan tinggi hingga menyebarluaskan nya kepada masyarakat. Tentunya jika
penggunaan komunikasi organisasi ini tepat digunakan maka organisasi yang diikuti
tujuan dari organisasi mampu dicapai dengan lebih mudah.

9
DAFTAR PUSTAKA

Evi Zahara. (2018). Peranan Komunikasi Organisasi Pimpinan Organisasi. Peranan


Komunikasi Organisasi Bagi Pimpinan Organisasi, 1829–7463(April), 8.

Organisasi, B., Care, I. V. E., Fakultas, P., Universitas, K., Kedokteran, F., & Indonesia, U.
(2019). Jurnal Sosial Humaniora Terapan KOMUNIKASI ORGANISASI DALAM
PROSES PEMBENTUKAN BUDAYA ORGANISASI ( STUDI NILAI BUDAYA
ORGANISASI I ’ VE CARE PADA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
INDONESIA ). 2(1).

Sahputra Napitupulu, D. (2019). Komunikasi Organisasi Pendidikan Islam. At-Ta’dib: Jurnal


Ilmiah Prodi Pendidikan Agama Islam, 11(2), 9.

Siregar, R. T., Enas, U., Putri, D. E., Hasbi, I., Ummah, A. H., Arifuddin, O., Hanika, I. M.,
Zusrony, E., Chairunnisah, R., Ismainar, H., Syamsuriansyah, Bairizki, A., Lestari, A.
S., & Utami, M. M. (2021). Komunikasi Organisasi. In Widina Bhakti Persada
Bandung.

Slamet Bambang Riono, M. S. dan S. N. U. (2020). Pengaruh Komunikasi Organisasi,


Budaya Organisasi, dan Komitmen Organisasi terhadap Kinerja Pegawai di Rumah
Sakit dr. Soeselo Kabupaten Tegal. Syntax Idea, 2(4), 138–147.
https://doi.org/https://doi.org/10.36418/syntax-idea.v2i4.190

Zuriah. (2014). Komunikasi Organisasi (Sebuah Pengantar Teori dan Praktek). Jurnal Ilmiah
Komunikasi Makna, 5, 31.

10

Anda mungkin juga menyukai