Anda di halaman 1dari 19

KOMUNIKASI (COMMUNICATION)

MAKALAH
Dibuat untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah
Pengantar Manajemen
Dr. H. Odang Kusmayadi, M.M.

Disusun oleh :
1. Muhammad Faisal Al Gifari (2310631020044)
2. Muhammad Fikri Yusuf (2310631020045)
3. Nadila Berlian Agustina (2310631020134)
4. Najwa Asy-syifa Kurniawan (2310631020136)

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI


UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
2023
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan karunia dan rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyusun makalah yang
berjudul “Komunikasi (Communication)” dengan tepat waktu.
Makalah ini disusun dalam rangka penyelesaian tugas mata kuliah
Pengantar Manajemen. Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada Bapak Dr. H. Odang Kusmayadi, M.M. atas perannya sebagai dosen pada
mata kuliah Pengantar Manajemen, serta kepada seluruh teman-teman dan
pendukung lainnya yang membantu dalam pembuatan makalah ini terlalu banyak
untuk disebutkan satu per satu.
Tujuan kami adalah agar pembaca dapat lebih memahami dan
mendapatkan informasi mengenai “Komunikasi dalam Organisasi” dengan
menggunakan makalahl ini. Mengingat keterbatasan yang kami miliki, kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk keperluan
penyempurnaan makalah ini, kami dengan senang hati menyambut masukan dan
rekomendasi dari para pembaca.

Karawang, 22 November 2023

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah.................................................................................1
1.3 Batasan Masalah......................................................................................1
1.4 Rumusan Masalah....................................................................................2
1.5 Tujuan dan Manfaat.................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................3
BAB III PEMBAHASAN........................................................................................4
3.1 Pengertian Komunikasi.............................................................................4
3.2 Fungsi Komunikasi....................................................................................4
3.3 Proses Komunikasi...................................................................................5
3.4 Tipe-tipe Saluran Komunikasi...................................................................7
3.5 Hambatan Terhadap Komunikasi Efektif...................................................8
3.6 Pedoman Komunikasi yang Efektif..........................................................12
BAB IV PENUTUP.............................................................................................14
4.1 Kesimpulan............................................................................................14
4.2 Saran......................................................................................................15

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manajemen sering mepunyai masalah tidak efektifnya komunikasi.
Padahal komunikasi yang efektif adalah penting bagi para manajer, paling tidak
untuk dua alasan. Pertama, komunikasi adalah proses melalui fungsi-fungsi
manajemen perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan dapat
dicapai. Kedua, komunikasi adalah kegiatan untuk para manajer mencurahkan
sebagian besar proporsi waktu mereka.
Informasi harus dikomunikasikan kepada para manajer agar mereka
mempunyai dasar perencanaan, rencana-rencana harus dikomunikasikan kepada
pihak lain agar dilaksanakan. Pengorganisasian memerlukan komunikasi dengan
bawahan tentang penugasan jabatan mereka. Pengarahan mengharuskan
manajer untuk berkomunikasi dengan bawahannya agar tujuan kelompok dapat
dicapai. Komunikasi tertulis dan lisan adalah esensi dari pengawasan. Jadi,
manajer dapat melaksanakan fungsi-fungsi manajemen mereka hanya melalui
interaksi dan komunikasi dengan pihak lain.

1.2 Identifikasi Masalah

1. Komunikasi sangat penting dalam suatu organisasi.


2. Ketidakmampuan manajer untuk efektif berkomunikasi dapat
menyebabkan ketidakjelasan dalam menyampaikan tujuan perusahaan
atau rencana tindakan.

1
1.3 Batasan Masalah

1. Membahas pengertian komunikasi.


2. Membahas fungsi komunikasi.
3. Membahas proses komunikasi.
4. Membahas tipe-tipe saluran komunikasi.
5. Membahas hambatan terhadap komunikasi efektif.
6. Membahas pedoman komunikasi yang efektif.

1.4 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian komunikasi?


2. Apa fungsi komunikasi?
3. Bagaimana proses komunikasi?
4. Apa saja tipe-tipe saluran komunikasi?
5. Apa hambatan terhadap komunikasi efektif?
6. Bagaimana pedoman komunikasi yang efektif?

1.5 Tujuan dan Manfaat

1. Untuk mengetahui pengertian komunikasi.


2. Untuk mengetahui fungsi komunikasi.
3. Untuk mengetahui proses komunikasi.
4. Untuk mengetahui tipe-tipe saluran komunikasi.
5. Untuk mengetahui hambatan terhadap komunikasi efektif.
6. Untuk mengetahui pedoman komunikasi yang efektif.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Makalah ini membahas tentang komunikasi, mulai dari pengertian, fungsi dan
tujuan, proses, tipe-tipe saluran, hambatan, serta komunikasi yang efektif.
Beberapa teori yang ada dalam pembahasan dalam makalah ini sebagai berikut :
1. Daft (2003), Gatewood dan taylor (1996), Stoner, Freeman, dan Gilbert
(1996), Newman dan Summer (1961) mengemukakan pengertian
komunikasi.
2. Menurut Sopiah (2008), bahwa terdapat empat fungsi komunikasi.
3. Alo Liliweri menjelaskan proses komunikasi yang lebih lengkap.
4. De Vito (2011) menerangkan komunikasi di dalam organisasi, terbagi
menjadi tiga tipe saluran.
5. Hambatan-hambatan terhadap komunikasi yang efektif menurut Sri Astuti
(2006).
6. Pedoman-pedoman untuk meningkatkan efektifitas komunikasi organisasi
menurut American Management Associations (AMA).

Perkembangan teori dalam komunikasi terus berkembang hingga masa ini,


komunikasi adalah hal yang sudah menjadi kebiasaan dalam kehidupan tiap
individu sehari-hari.

3
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Komunikasi
Menurut Daft (2003), komunikasi ialah proses pertukaran dan
pemahaman informasi oleh dua orang ataupun lebih. Komunikasi didefinisikan
oleh Gatewood dan taylor (1996) sebagai proses pemindahan informasi dan
maksud dari satu orang ke orang lain. Dalam hal ini, informasi dan maksud
tersebut dipindahkan dalam bentuk lisan dan tulisan melalui berbagai metode,
mulai dari berhadap-hadapan langsung, hingga menggunakan telepon, memo,
ataupun laporan. Menurut Stoner, Freeman, dan Gilbert (1996), komunikasi ialah
proses yang digunakan manusia untuk mengidentifikasi kesamaan makna melalui
penyaluran pesan simbolis. Oleh Newman dan Summer (1961), komunikasi
diartikan sebagai proses pertukaran fakta, ide, opini, ataupun emosi melalui kata,
surat, simbol, ataupun pesan. Komunikasi merupakan tools agar anggota
organisasi dapat saling memahami.
Meskipun setiap ahli mendefinisikan komunikasi secara berbeda, pada
intinya, mereka memandang komunikasi sebagai suatu proses pertukaran
informasi dan makna.

3.2 Fungsi Komunikasi

Menurut Sopiah (2008), dijelaskan bahwa terdapat empat fungsi


komunikasi yaitu:

1. Komunikasi memiliki fungsi sebagai pengungkapan emosi. Fungsi


komunikasi ini berperan ketika kelompok kerja dalam organisasi menjadi
sumber pertama dalam berinteraksi sosial. Komunikasi yang terjadi dalam
kelompok ini merupakan mekanisme fundamental dimana masing masing

4
anggota dapat menunjukkan kekecewaan ataupun rasa puas mereka
terhadap anggota lain ataupun dalam masyarakat.
2. Komunikasi sebagai pengendali perilaku anggota. Fungsi komunikasi ini
berjalan apabila anggota diwajibkan untuk menyampaikan keluhan yang
berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan atau kewajiban anggota
ataupun karyawan tersebut dalam perusahaan.
3. Komunikasi berfungsi dalam membangkitkan motivasi karyawan. Fungsi
ini berjalan ketika dalam organisasi, seorang atasan ingin melihat kinerja
bawahan.
4. Fungsi komunikasi sebagai pertimbangan pengambilan keputusan dalam
organisasi. Dengan adanya komunikasi, informasi akan mengalir, dan
dengan hal tersebut, akan tercipta pertimbangan pertimbangan yang
menyeluruh terhadap keputusan ataupun kebijakan yang akan diambil,
seperti penurunan ataupun kenaikan gaji karyawan, atau perlu tidaknya
adanya liburan dan sebagainya.

3.3 Proses Komunikasi

Proses komunikasi sederhana :

Pengirim  Pesan  Penerima

Sementara itu Alo Liliweri menjelaskan proses komunikasi yang lebih


lengkap. Menurut Alo Liliweri (2007) proses komunikasi terperinci meliputi :

1. Sumber (Source)
Proses komunikasi diawali oleh pengirim sebagai sumber pesan.
Pengirim dalam kerangka keorganisasian dapat berupa karyawan
biasa, manajer, atau pihak luar yang memberikan gagasan, maksud,
informasi, dan bertujuan mengadakan komunikasi.

5
2. Pengubahan pesan ke dalam sandi/kode (Encoding)
Setelah pengirim memiliki informasi atau pesan yang akan
disampaikan adalah membuat sandi (penyandian). Penyandian itu
perlu karena informasi hanya dapat dikirim dari seorang kepada orang
lain lewat perwakilan atau sandi. Bentuk utama dari sandi adalah
bahasa. Misalnya, informasi keuangan, laporan penjualan, dan data
komputer diterjemahkan ke dalam sebuah pesan.
3. Pengiriman pesan (Transmitting the massage)
Pesan yang telah dibuat melalui sandi-sandi kemudian dikirim kepada
penerima (receiver). Fungsi saluran komunikasi disini adalah sebagai
alat menyampaikan pesan. Untuk menyampaikan atau mengirimkan
pesan yang dimaksud, organisasi seseorang dapat menggunakan
berbagai macam cara, yaitu tatap muka, telepon, pertemuan
kelompok, komputer, memo, pernyataan kebijakan, sistem imbalan,
jadwal produksi, dan ramalan penjualan.
4. Penerima (Receiver)
Apabila pesan tidak sampai pada penerima, maka komunikasi itu
belum terjadi. Artinya, pesan yang dikirimkan itu harus diterima baik
dipahami oleh penerima. Oleh karena itu pesan yang dikirimkan harus
jelas kepada siapa pesan itu di tujukan.
5. Pengartian atau penerjemahan kembali pesan (Decoding)
Pesan yang telah diterima kemudian diinterpretasikan dan
diterjemahkan ke dalam informasi yang mempunyai arti. Proses ini
dilakukan dengan dua cara, pertama penerima harus menerima,
kemudian mengartikannya. Pengertian dipengaruhi oleh pengalaman
penerima, penilaian pribadi melalui symbol dan gerakan tubuh yang
dipakai, dan harapan.

6
6. Umpan balik (Feedback)
Sebuah rangkaian umpan balik (feedback) memberi saluran bagi
tanggapan penerima yang memungkinkan pengirim untuk
menentukan apakah pesan telah diterima dan ditanggapi. Umpan
balik itu sendiri diwujudkan dalam berbagai cara. Pada situasi tatap
muka misalnya, umpan balik akan diberikan secara langsung melalui
isyarat ataupun tanda.

3.4 Tipe-tipe Saluran Komunikasi

Menurut De Vito (2011) komunikasi di dalam organisasi, terbagi menjadi


tiga tipe saluran :
1. Komunikasi vertikal
Komunikasi vertikal terdiri atas komunikasi ke atas dan komunikasi ke
bawah sesuai rantai perintah. Komunikasi ke bawah (downward
communication) dimulai dari manajemen puncak kemudian ke bawah
melalui tingkatan-tingkatan manajamen sampai ke karyawan lini dan
personalia paling bawah. Fungsi utama komunikasi ke atas (upward
communication) adalah untuk mensuplai informasi kepada tingkatan
manajemen atas tentang apa yang terjadi pada tingkatan bawah. Tipe
komunikasi ini mencakup laporan-laporan periodik, penjelasan, gagasan,
dan permintaan untuk diberikan keputusan. Hal ini dapat dipandang
sebagai data atau informasi umpan balik bagi manajemen atas. Bentuk-
bentuk komunikasi seperti kebijaksanaan “pintu terbuka”, sistem
komunikasi informal, survey sikap, dewan manajemen karyawan, atau
sistem inspektur jenderal dirancang untuk memudahkan komunikasi ke
atas ke manajemen puncak.

2. Komunikasi Lateral atau Horizontal

7
Komunikasi lateral atau horizontal meliputi hal-hal berikut ini :
a. Komunikasi diantara para anggota dalam kelompok kerja yang
sama.
b. Komunikasi yang terjadi antara dan diantara departemen-
departemen pada tingkatan organisasi yang sama.
Bentuk komunikasi ini pada dasarnya bersifat koordinatif, dan merupakan hasil
dari konsep spesialisasi organisasi. Sehingga komunikasi ini dirancang guna
mempermudah koordinasi dan penanganan masalah. Komunikasi lateral, selain
membantu koordinasi kegiatan-kegiatan lateral, juga menghindarkan prosedur
pemecahan masalah yang lambat.
1. Komunikasi Diagonal
Komunikasi diagonal merupakan komunikasi yang memotong secara
menyilang diagonal rantai perintah organisasi. Hal ini sering terjadi
sebagai hasil hubungan-hubungan departemen lini dan staf.
3.5 Hambatan Terhadap Komunikasi Efektif

Menurut Sri Astuti (2006) hambatan-hambatan terhadap komunikasi yang


efektif dikelompokkan sebagai :

1. Hambatan-hambatan organisasional
Ada tiga hambatan organisasional, yaitu :
a. Tingkatan Hirarki
Bila suatu organisasi tumbuh, strukturnya berkembang, akan
menimbulkan berbagai masalah komunikasi. Karena berita harus
melalui tingkatan (jenjang) tambahan, yang memerlukan waktu yang
lebih lama untuk mencapai tempat tujuan dan cenderung menjadi
berkurang ketepatannya. Berita yang mengalir ke atas atau ke bawah
tingkatan-tingkatan organisasi akan melalui beberapa “filter”, dengan
persepsi, motif, kebutuhan dan hubungan sendiri. Setiap tingkatan

8
dalam rantai komunikasi dapat menambah, mengurangi, merubah
atau sama sekali berbeda dengan berita aslinya.
b. Wewenang Manajerial
Tanpa wewenang untuk membuat keputusan tidak mungkin manajer
dapat mencapai tujuan dengan efektif. Tetapi dilain pihak, pada
kenyataannya bahwa seseorang yang mengendalikan orang lain juga
mennimbulkan hambatan-hambatan terhadap komunikasi. Banyak
atasan merasa bahwa mereka tidak dapat sepenuhnya menerima
berbagai masalah , kondisi, atau hasil yang dapat membuat mereka
tampak lemah. Sebaliknya, banyak bawahan menghindari situasi
dimana mereka harus mengungkapkan informasi yang dapat
membuat mereka dalam kedudukan yang tidak menguntungkan.
Sebagai hasilnya ada kesenjangan “leveling” antara atasan dan
bawahan.
c. Spesialisasi
Meskipun spesialisasi adalah prinsip dasar organisasi, tetapi juga
menciptakan masalah-masalah komunikasi, dimana hal ini cenderung
memisahkan orang-orang, bahkan bila mereka bekerja saling
berdekatan. Perbedaan fungsi, kepentingan dan istilah-istilah
pekerjaan dapat membuat orang-orang merasa bahwa mereka hidup
dalam dunia yang berbeda. Akibatnya dapat menghalangi perasaan
memasyrakat, membuat sulit memahami, dan mendorong terjadinya
kesalahan-kesalahan.
2. Hambatan-hambatan antar pribadi
a. Persepsi Selektif
Persepsi adalah suatu proses menyeluruh dengan mana seseorang
menseleksi, mengorganisasika, dan mengartikan segala sesuatu di
lingkungannya. Segera setelah seseorang menerima sesuatu, akan

9
mengorganisasikan menjadi berbagai tipe informasi yang berarti.
Dalam hal ini pengalaman mengajarkan seseorang dengan reaksi
tertentu, bila seseorang mendengar suara kereta api, maka dia akan
mengharapkan akan melihat kereta api. Manajer perlu
memperhatikan tiga aspek berikut sehubungan dengan persepsi
selektif :
 Penerima akan menginterprestasikan berita berdasarkan
pengalaman diri dan bagaimana mereka telah “belajar” untuk
menanggapi sesuatu.
 Penerima akan menginterprestasikan berita dengan cara menolak
setiap perubahan dalam struktur kepribadian yang kuat. Berita
yang bertentangan dengan keyakinan seseorang cenderung untuk
ditolak.
 Penerima akan cenderung mengelompokkan dan menyimpan
karakteristik-karakteristik pengalaman mereka sehingga mereka
dapat membuat pola-pola mnyeluruh.

Pelajaran bagi manajer untuk memahami sebanyak mungkin tentang


kerangka kesukaan, kebutuhan, motif, tujuan, tingkat bahasan, dan
stereotip (proses penyusunan berita menjadi seperti sesuatu yang
diharapkan) dari penerima, agar dapat mengkomunikasikan
pengertian secara efektif.

b. Status atau Kedudukan Komunikator


Hambatan utama komunikasi lainnya adalah kecendrungan untuk
menilai, mempertimbangkan dan membentuk pendapat atas dasar
karakteristik-karakteristik pengirim (sumber), terutama kredibilitas-
nya. Kredibilitas didasarkan “keahlian” seseorang dalam bidang yang

10
sedang dikomunikasikan dan tingkat kepercayaan seseoranng bahwa
orang tersebut akan mengkomunikasikan kebenaran.
Manajer harus dipandang bawahan mereka sebagai orang yang
terpercaya dan dapat dipercaya. Kalau tidak, usaha untuk memotivasi,
mempengaruhi dan mengarahkan kegiatan-kegiatan bawahan akan sangat
terhambat dari permulaan.
c. Keadaan Membela Diri
Perasaan pembelaan diri pada pengirim, penerima berita atau
keduanya juga menimbulkan hambatan-hambatan komunikasi.
Keadaan membela diri seseorang mengakibatkan ekspresi wajah,
gerakan tubuh, dan pembicaraan tertentu, dan sebaliknya
meningkatkan tingkat pembelaan di pihak lain. Jadi, akan timbul reaksi
rantai defensive. Keadaan ini membuat pendengar lebih
berkonsentrasi pada apa yang akan dikatakan dan bukan pada apa
yang sedang didengar. Sebagai contoh, bila seseorang karyawan
terancam akan kehilangan kedudukannya, maka dapat kehilangan
kemampuan untuk mengartikan berita secara tepat dengan memberi
reaksi defensive atau agresif.
d. Pengdengaran Lemah
Manajer perlu belajar untuk mendengar secara efektif agar mampu
mengatasi hambatan ini. Berbagai kebiasaan sehubungan dengan
pendengaranlemah meliputi :
 Mendengar hanya permukaannya saja, dengan sedikit perhatian
pada apa yang sedang dikatakan.
 Memberikan pengaruh, melalui baik perkataan atau tanda-tanda
(seperti melihat jam, memandang langit, menunjukkan
kegelisahan)

11
 Menunjukkan tanda-tanda kejengkelan atau kebosanan terhadap
bahan pembicaraan
 Mendengar dengan tidak aktif.

e. Ketidak tepatan Penggunaan Bahasa


Salah satu kesalahan terbesar yang dibuat dalam komunikasi adalah
anggapan bahwa pengertian terletak dalam “kata-kata” yang
digunakan. Sebagai contoh, perintah manajer untuk mengerjakan
“secepat mungkin” bisa berarti satu jam, satu hari atau satu minggu.
Di samping itu, bahasa-bahasa “non-verbal” yang tidak konsisten,
seperti nada suara, ekspresi wajah, dan sebagainya dapat
menghambat komunikasi.

3.6 Pedoman Komunikasi yang Efektif

American Management Associations (AMA) telah menyusun sejumlah


prinsip-prinsip komunikasi yang disebut “The Ten Commandments of Good
Communication” (sepuluh pedoman komunikasi yang baik). Pedoman-pedoman
ini disusun untuk meningkatkan efektifitas komunikasi organisasi, yang secara
ringkas adalah sebagai berikut :

1. Cari kejelasan gagasan-gagasan terlebih dahulu sebelum dikomunikasikan.


2. Teliti tujuan sebenarnya setiap komunikasi.
3. Pertimbangkan keadaan fisik dan manusia keseluruhan kapan saja
komunikasi akan dilakukan.
4. Konsultasikan dengan pihak-pihak lain, bila perlu dalam perencanaan
komunikasi.
5. Perhatikan tekanan nada dan ekspresi lainnya sesuai isi dasar berita
selama berkomunikasi.

12
6. Ambil kesempatan, bila timbul, untuk mendapatkan segala sesuatu yang
membantu atau umpan balik.
7. Ikuti lebih lanjut komunikasi yang telah dilakukan.
8. Perhatikan konsistensi komunikasi.
9. Tindakan atau perbuatan harus mendorong komunikasi.
10. Jadilah pendengar yang baik, berkomunikasi tidak hanya untuk
dimengerti tetapi untuk mengeti.

Prinsip-prinsip komunikasi AMA ini memberikan kepada para manajer pedoman


untuk meningkatkan efektifitas komunikasi.

13
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dalam makalah ini, definisi komunikasi adalah
suatu proses pertukaran informasi dan makna.
Terdapat empat fungsi komunikasi yaitu: komunikasi memiliki fungsi
sebagai pengungkapan emosi, komunikasi sebagai pengendali perilaku anggota,
komunikasi berfungsi dalam membangkitkan motivasi karyawan, fungsi
komunikasi sebagai pertimbangan pengambilan keputusan dalam organisasi.
Proses komunikasi sederhana: pengirim, pesan, dan penerima. Sedangkan
proses komunikasi terperinci meliputi: sumber (source), pengubahan pesan ke
dalam sandi/kode (encoding), pengiriman pesan (Transmitting the massage),
Penerima (receiver), pengartian atau penerjemahan kembali pesan (Decoding),
dan umpan balik (Feedback).

Tipe-tipe saluran komunikasi yaitu: komunikasi vertikal, komunikasi lateral


atau horizontal, dan komunikasi diagonal.

Hambatan-hambatan terhadap komunikasi efektif dikelompokkan


sebagai: hambatan-hambatan organisasional dan hambatan-hambatan antar
pribadi.

Pedoman komunikasi yang efektif yaitu: cari kejelasan gagasan-gagasan


terlebih dahulu sebelum dikomunikasikan, teliti tujuan sebenarnya setiap
komunikasi, pertimbangkan keadaan fisik dan manusia keseluruhan kapan saja

14
komunikasi akan dilakukan, konsultasikan dengan pihak-pihak lain, bila perlu
dalam perencanaan komunikasi, perhatikan tekanan nada dan ekspresi lainnya
sesuai isi dasar berita selama berkomunikasi.

4.2 Saran

Komunikasi dalam organisasi ini sangat dibutuhkan, jika belum dipahami


atau tidak direncanakan secara efektif kita dapat mengalami kerugian yang
mungkin tidak kita ketahui. Oleh karena itu, mengetahui bagaimana
berkomunikasi secara efektif dalam organisasi sangat penting untuk mencapai
tujuan. Tujuan dari makalah ini adalah untuk menjelaskan prosedur komunikasi
yang digunakan dalam organisasi. Walaupun makalah ini masih banyak
kekurangannya, kami menyediakannya dengan harapan pembaca dapat
menemukan sesuatu yang bernilai di sini.

15
DAFTAR PUSTAKA

Desa, D. I., Kecamatan, S., Lompoliu, R. A., Rembang, M. R., & Pasoreh, Y. (2015).
e- journal “Acta Diurna” Volume IV. No.3. Tahun 2015. IV(3).
Evelina, L. W., & Angeline, M. (2014). Komunikasi Vertikal dan Horizontal dalam
Membentuk Gaya Kepemimpinan Berbasis Kearifan Lokal: Studi pada Binus
University. Humaniora, 5(1), 445.
https://doi.org/10.21512/humaniora.v5i1.3044
Indayani, L. (2018). Pengantar Manajemen. In Pengantar Manajemen.
https://doi.org/10.21070/2018/978-602-5914-18-8
Wandy Zulkarnaen. (2019). Pengaruh Komunikasi Organisasi Terhadap Kepuasan
Kerja Karyawan Pada PT. Hadji Kalla Toyota Cab. Pare-Pare Ainun Khulfatya1
…, 3(June). https://doi.org/10.31955/mea.vol3.iss2.p

16

Anda mungkin juga menyukai