PENGANTAR MANAJEMEN
DISUSUN OLEH
NAMA :OWEN JUNIARKO
NIM : 213030302305
DOSEN PENGAMPU :
Dra. TM. Murniati, MM
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PALANGKARAYA
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..............................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Tujuan Penulisan....................................................................................3
C. Manfaat Penulisan..................................................................................3
E. Alur Komunikasi...................................................................................11
F. Dimensi Komunikasi.............................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dalam menjalin relasi dengan orang lain, kita membutuhkan komunikasi. Dalam
dunia kerja, komunikasi merupakan satu hal yang paling penting dan menjadi bagian
menyampaikan informasi kepada orang lain. dan komunikasi tersebut dapat berjalan
baik dan tepat dan jika penyampaian informasi tadi menyampaikannya dengan patut,
antara manajer atau supervisor dengan karyawan atau di antara karyawan itu sendiri
adalah adanya miskomunikasi yang terjadi. Untuk bisa berkomunikasi dengan baik
dibutuhkan tidak hanya bakat, tapi terutama kemauan untuk melakukan proses belajar
untuk mengirim dan menguraikan pesan secara akurat dan efektif untuk
pertukaran tanpa mempertimbangkan bagaimana pihak lain bereaksi. Pesan yang kita
sampaikan seringkali terlalu berorientasi kepada diri sendiri, sehingga apa yang
terjadi dengan pihak lain menjadi sesuatu yang terabaikan. Dalam organisasi, ada dua
komunikasi yang terjadi, yaitu komunikasi organisasi secara makro dan secara mikro.
Komunikasi makro terjadi antara organisasi tersebut dengan lingkungannya atau
komunikasi yang terjadi diantara para anggota organisasi, antara atasan dan bawahan,
antar para pemimpin, dan antar kelompok kerja atau antar divisi. Jadi, komunikasi
berlangsung dalam organisasi, metode dan teknik apa yang dipergunakan, media apa
yang dipakai, bagaimana prosesnya, faktor-faktor apa yang menjadi penghambat, dan
bahan telaah untuk selanjutnya menyajikan suatu konsepsi komunikasi bagi suatu
dilancarkan.
mengenai komunkasi organiasi yang dirangkum dalam sebuah makalah yang berjudul
”Komunikasi Organisasi”
B. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adlah untuk mengetahui komunikasi organisasi,
Manfaat dari penulisan ini adalah menambahw wawasan dan pengetahuan bagi
penulis sehingga penulis dapat melakukan komunikasi baik dalam organisasi maupun
interpersonal dilapangan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
organisasi tertentu. Kalau dalam organisasi dikenal adanya struktur formal dan
informal maka dalam komunikasinya yang kiranya juga amat penting dikemukakan
sebagai unsur kontinum yang ketiga ialah komunikasi antarpribadi (Prasetya, 2011).
organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa
cara kerja di dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus
dilakukan dalam organisasi. Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan
secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya
secara individual.
mendefinisikan organisasi sebagai suatu sistem yang mapan dari mereka yang bekerja
sama untuk mencapai tujuan bersama, melalui jenjang kepangkatan, dan pembagian
tugas.
berikut:
memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu. Informasi
itu juga informasi tentang jaminan keamanan, jaminan sosial dan kesehatan, izin
dalam suatu organisasi. Terdapat dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi
semua informasi yang disampaikan. Juga memberi perintah atau intruksi supaya
tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya
kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi
kewenangannya.
Ada dua saluran komunikasi yang dapat mewujudkan hal tersebut, yaitu: a.
akan menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri
bayaran pada daya produksi, presisi, dan efisiensi. Adapun prinsip-prinsip dari teori
kesatuan komando- suatu karyawan hanya menerima pesan dari satu atasan
rantai skalar- garis otoritas dari atasan ke bawahan, yang bergerak dari atas
sampai ke bawah untuk organisasi; rantai ini, yang diakibatkan oleh prinsip
divisi pekerjaan- manegement perlu arahan untuk mencapai suatu derajat tingkat
spesialisasi yang dirancang untuk mencapai sasaran organisasi dengan suatu cara
efisien.
tanggung jawab dan otoritas- perhatian harus dibayarkan kepada hak untuk
disiplin- ketaatan, aplikasi, energi, perilaku, dan tanda rasa hormat yang keluar
menentukan siapa yang akan berkomunikasi dengan enak kepada siapa. Selain
itu, isi dan akurasi komunikasi juga dipengaruhi oleh perbedaan wewenang.
jagron, pandangan mengenai waktu, sasaran, tugas dan gaya pribadi yang sama.
2. Mengadakan identifikasi.
dalam unit dan sub-unit pada suatu organisasi. Komunikasi yang diperlukan pada
organisasi. Semua tugas-tugas yang telah diuraikan pada dua pendekatan sebelumnya
diselesaikan oleh komunikasi individual satu sama lainnya. Ada beberapa bentuk
komunikasi individual :
kehidupan organis yang harus terus menerus beradaptasi kepada suatu perubahan
informasi dari lingkungan sedikit banyak sifatnya tidak jelas, dan aktivitas-
ketidakjelasan.
ahli teori dan ethnografi, peneliti budaya yang melihat makna bersama yang unik
organisasi merupakan sebuah cara hidup (way of live) bagi para anggotanya,
lainnya.
bukan sesuatu yang dipunyai oleh sebuah organisasi, tetapi budaya adalah sesuatu
cara yang lain selain perilaku tugas ”resmi” dari para karyawan, karena aktivitas-
aktivitas sehari-hari yang paling membumi juga memberi kontribusi bagi budaya
tersebut.
hampir semua aspek lainnya dalam masyarakat, dan kehidupan kita banyak
korporat.
E. Alur Komunikasi
Komunikasi keatas, kebawah, dan menyamping merupakan ciri-ciri arah dan alur
dan informal. Alur komunikasi diatur di dalam organisasi. Ada secara eksplisit dan
implisit pembatas pada siapa dapat berkomunikasi, dengan cara bagaimana, tentang
(lihat gambar). Jaringan rantai merupakan suatu pola komunikasi yang ada pada
birokrasi dan organisasi lain dimana terdapat suatu rantai formal komando.
pertukaran antara satu orang dan dua orang lainnya—satu diatas dan satu dibawah
organisasi yang lebih tinggi dan lebih bawah. Meskipun rantai tersebut hanya
yang lainnya pada batas luar suatu pengelompokkan. Pada jaringan ini, seperti pada
orang berkomunikasi dengan setiap orang lainnya. Pinwheel ini memberikan contoh
desentralisasi dapat lebih efektif untuk pemecahan masalah secara kreatif, sedangkan
prosedur, serta bisa jadi digunakan untuk feedback yang bersifat motivasional pada
karyawan. Komunikasi lateral atau horisontal terjadi antar rekan kerja. Anggota tim
organisasi. Informasi itu mungkin concern pada aktivitas lingkungan luar atau
pengembangan.
Pesan lebih mungkin untuk dimengerti ketika sebuah pertukaran terjadi daripada
menanyakan atau tidak mengharapkan suatu respon. Tentu saja, jika tidak ada
komunikasi keatas, maka akan sangat sulit mengetahui apakah pesan pimpinan telah
dapat diterima. Pada komunikasi dua-arah, penerimaan pesan dapat diperjelas sebab
pekerjaan. Dua isu sentral dari konsep itu adalah kejujuran dalam menyingkap
F. Dimensi Komunikasi
Pertukaran gagasan di antara para administrator dan karyawan dalam suatu
perusahaan, dalam struktur lengkap yang khas disertai pertukaran gagasan secara
bawahannya. Fungsi arus komunikasi dari atas ke bawah ini adalah: a) Pemberian
and practices) d) Pemberian motivasi kepada karyawan untuk bekerja lebih baik.
Ada 4 metode dalam penyampaian informasi kepada para pegawai menurut Level
Komunikasi ke atas menjadi terlalu rumit dan menyita waktu dan mungkin hanya
komunikasi ke atas yang dilakukan pegawai 4. Perasaan bahwa atasan tidak dapat
karyawan ataupun bagian yang memiliki kedudukan yang setara. Fungsi arus
lintas-saluran yang dilakukan spesialis staf dan orang-orang lainnya yang perlu
Ada dua kondisi yang harus dipenuhi dalam menggunakan komunikasi lintas-
meminta izin terlebih dahulu dari atasannya langsung 2. Setiap pegawai yang
organisasi melalui suatu jaringan yang terbatas, seperti jaringan rantai, ia diubah
melalui proses Filtering. Pimpinan tingkat menengah menyaring informasi yang
mereka terima dan teruskan. Mereka menghilangkan beberapa bagian dari informasi
itu dan menambah detil pada bagian yang lain. Mereka mengirimkannya kepada
beberapa bawahan tetapi tidak seluruhnya. Pada setiap tingkatan yang dilalui oleh
sebuah pesan, seorang pimpinan memutuskan seberapa banyak informasi yang perlu
hilang, dan pesan menjadi terdistorsi. Seberapa seriuskah masalah filtering ini?
Beberapa pihak telah melaporkan bahwa sebanyak 80% informasi hilang sebagai
pesan yang turun dari atas ke bawah organisasi, mengindikasikan bahwa filtering
yang relevan dengan tugas sebelum mereka dikirim kepada anggota.Filtering terjadi
pada komunikasi keatas dengan cara yang sama. Pimpinan menengah merangkum
atasnya. Ini mungkin perlu jika atasan tidak memiliki waktu atau keahlian teknis
untuk mengkaji dan mengerti pesan aslinya. Anggota mungkin juga menyaring
ditahan ketika komunikasi berisikan berita buruk atau ketika atasan di atasnya tidak
yang penting (Gaines, 1980). Detail yang dihilangkan dari pesan ini seringkali
diberikan
BAB III
PENUTUP
Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi
di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi. Proses komunikasi
berbeda-beda tergantung dari metode dan teknik yang dipergunakan, media yang dipakai,
prosesnya, faktor-faktor yang menjadi penghambat, dan sebagainya. Selain hal tersebut,
komunikasi juga tergantung pada jenis organisasi, sifat organisasi, dan lingkup organisasi
http://akur-stbajia.blogspot.com/2009/04/arti-komunikasi-dalam-sebuah-organisasi.html
Thoha. 2008. Perilaku Organisasi; konsep dasar dan aplikasinya. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Wayne Pace dan Don F. Faules. 2006. Komunikasi Organisasi; strategi meningkatkan
kinerja perusahaan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.