Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH ILMU KOMUNIKASI

KOMUNIKASI ORGANISASI

Dosen Pengampu : Hari Rahman Hakim, S. Kom. I, M. Sos.

Disusun Oleh :

Difa Raudyatuzzahra Ramadani NIM : 23702331007

Isti Ihful Asih NIM : 23702331011

Muhammad Andriansyah NIM : 23702331004

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI ISLAM

IAI NASIONAL LAA ROIBA BOGOR

2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.

Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Ilmu
Komunikasi”yang diampu oleh bapak Hari Rahman Hakim, S. Kom. I, M. Sos.
Makalah ini berisikan tentang komunikasi organisasi. Penulis sangat berharap
semogamakalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca.
Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktikkan
dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan


dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Bogor, 10 Desember 2023

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Komunikasi Organisasi..............................................................3
B. Tujuan Komunikasi Organisasi....................................................................3
C. Fungsi Komunikasi Organisasi....................................................................4
D. Manfaat Komunikasi Organisasi..................................................................4
E. Bentuk Komunikasi Organisasi....................................................................5
F. Jaringan/Pola Komunikasi Organisasi..........................................................7
G.Teori Komunikasi Organisasi.....................................................................10
H.Contoh Komunikasi Organisasi..................................................................13
I. Pentingnya Komunikasi dalam Organisasi.................................................14
J. Hambatan Komunikasi dalam Organisasi..................................................15
K. Karakteristik Komunikasi Organisasi........................................................16
L. Perbedaan Komunikasi Kelompok dan Komunikasi Organisasi...............17
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................19

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam suatu organisasi, komunikasi berfungsi sebagai fungsi
informatif, di mana orang-orang yang terlibat dalam suatu organisasi dapat
memperoleh informasi yang konsisten untuk mencapai tujuan organisasi.
Komunikasi dalam organisasi juga berfungsi sebagai regulator untuk
mengatur dan mengendalikan semua informasi yang disampaikan
berdasarkan kewenangannya. Selanjutnya, komunikasi dalam organisasi
juga memiliki fungsi persuasif yang digunakan seorang pimpinan untuk
membangun persuasi agar bawahannya rela dan bahkan senang untuk
mengerjakan sesuatu demi tercapainya tujuan bersama.
Singkat kata, komunikasi dalam organisasi merupakan proses unik
dan berbeda dari komunikasi sehari-hari yang bahkan digunakan pada
suatu pengelolaan manajemen sekali pun. Oleh karena itu, komunikasi
organisasi mendapatkan perhatian khusus karena membutuhkan
pertimbangan serta ketelitian yang berbeda dari proses komunikasi pada
umumnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian, tujuan, fungsi, dan manfaat dari komunikasi
organisasi?
2. Apa saja bentuk, pola, teori, dan contoh dari komunikasi organisasi?
3. Bagaimana hambatan dan karakteristik dari komunikasi organisasi?
4. Apa yang membedakan antara komunikasi kelompok dengan
komunikasi organisasi?

1
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian, tujuan, fungsi, dan manfaat dari komunikasi
organisasi.
2. Mengetahui bentuk, pola, teori, dan contoh dari komunikasi organisasi.
3. Mengetahui hambatan dan karakteristik dari komunikasi organisasi.
4. Mengetahui perbedaan antara komunikasi kelompok dengan
komunikasi organisasi.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Komunikasi Organisasi


Menurut Goldhaber (1986) komunikasi organisasi adalah sebuah
proses penciptaan serta saling menukar pesan dalam satu jaringan
hubungan yang bergantung oleh satu sama lain untuk mengatasi
lingkungan tidak pasti atau lingkungan yang berubah- ubah.
Menurut Pace & Faules dalam Riinawati (2019, hlm. 61)
pengertian komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penafsiran pesan
di antara unit-unit komunikasi dalam hubungan-hubungan hierarkis antara
satu dengan lainnya dalam suatu organisasi. Mudahnya, komunikasi
organisasi merupakan proses komunikasi yang terjadi dalam suatu
lingkungan organisasi.
Sementara itu, menurut Mulyana (2016, hlm. 33) definisi
komunikasi organisasi adalah komunikasi yang terjadi dalam suatu
organisasi, bersifat formal dan juga informal, dan berlangsung dalam
jaringan yang lebih besar dari pada komunikasi kelompok.
Berdasarkan pengertian komunikasi organisasi menurut para ahli di
atas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi organisasi adalah proses
berbagai komunikasi yang merupakan pengiriman dan penafsiran pesan
baik secara formal maupun informal yang terjadi dalam suatu organisasi
berdasarkan pola atau jaringan tertentu dengan cakupan yang lebih besar
dari pada komunikasi kelompok.
B. Tujuan Komunikasi Organisasi
Menurut Robbin & Jones (1982 dalam Nainggolan dkk, 2021, hlm. 105 )
tujuan komunikasi organisasi antara lain adalah sebagai berikut.
1. Memberikan informasi,
2. Umpan balik,
3. Pengendalian,

3
4. Pengaruh,
5. Memecahkan persoalan, dan
6. Pengambilan keputusan.

C. Fungsi Komunikasi dalam Organisasi


Menurut Firmansyah dan Syamsudin (2016:6-37) terdapat 4 fungsi
komunikasi dalam organisasi, yakni sebagai berikut.
1. Sebagai informasi,
Komunikasi membantu proses penyampaian informasi yang diperlukan
individu atau kelompok untuk mengambil keputusan dengan meneruskan
data dan menilai pilihan-pilihan alternatif.
2. Sebagai kendali,
komunikasi bertindak untuk mengendalikan perilaku anggota
dalam beberapa cara, setiap organisasi mempunyai wewenang dan garis
panduan formal yang harus dipatuhi oleh karyawan.
3. Sebagai motivasi,
komunikasi membantu perkembangan motivasi dengan
menjelaskan para karyawan apa yang harus dilakukan bagaimana
mereka bekerja baik dan apa yang dapat dikerjakan untuk memperbaiki
kinerja jika itu di bawah standar.
4. Pengungkap emosional,
sebagian komunitas anggota memerlukan interaksi sosial,
komunikasi yang terjadi di dalam komunitas itu merupakan cara
anggota untuk menunjukkan kekecewaan dan rasa puas. Oleh karena
itu, komunikasi menyiarkan ungkapan emosional dari perasaan dan
sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan sosial.

D. Manfaat Komunikasi Organisasi

Selain memiliki fungsi, komunikasi organisasi juga memiliki


beberapa manfaat yang perlu diketahui.

4
1. Mengetahui teori komunikasi

Manfaat komunikasi organisasi untuk dapat mengetahui teori


komunikasi di dalam suatu organisasi sehingga seorang individu yang
hidup di suatu kelompok atau organisasi dalam memahami posisinya dan
posisi orang lain dalam organisasi tersebut.

2. Memperkuat hubungan antar anggota

Terjadinya komunikasi organisasi juga dapat memperkuat


hubungan antara anggota dan pimpinan organisasi sehingga umur suatu
organisasi tersebut bisa bertahan lama bahkan muncul rasa ingin menjaga
dan merawat organisasi tersebut.

3. Memudahkan tujuan organisasi tercapai

Mempermudah tercapainya tujuan organisasi karena terjalinnya


komunikasi yang baik antaranggota atau pimpinan sehingga para anggota
dan pimpinan dapat memahami perbedaan pendapat dalam suatu diskusi
di dalamnya.

4. Supaya bisa menyesuaikan

Membuat individu yang tergabung di dalamnya dapat


menempatkan dan menyesuaikan dengan baik dengan organisasi tersebut.

5. Meningkatkan kinerja maupun efektivitas

Mengetahui tugas pemimpin dan anggota lainnya agar lebih sadar


mengenai tugas-tugas dan dapat meningkatkan kinerja maupun
efektivitas organisasi untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.

E. Bentuk Komunikasi Organisasi

5
Bentuk atau jenis komunikasi organisasi dapat diklasifikasikan
menjadi beberapa jenis berdasarkan berbagai konteksnya. Beberapa bentuk
komunikasi organisasi di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Komunikasi verbal dan nonverbal
Komunikasi verbal merupakan komunikasi yang disampaikan
menggunakan kata-kata dan terbagi menjadi komunikasi oral (melalui
ujaran atau diucapkan) dan tertulis (ditulis menggunakan suatu
simbol/aksara). Sebaliknya, komunikasi nonverbal adalah komunikasi
yang ditransmisikan melalui gerak tubuh, bahasa tubuh, ekspresi wajah,
kontak mata, kedekatan jarak, sentuhan, dsb (di luar kata-kata).
2. Komunikasi vertikal dan horizontal
Komunikasi vertikal adalah komunikasi yang dilakukan pimpinan
untuk mengomunikasikan tujuan pada bawahannya dan terbagi atas: a)
komunikasi ke bawah, yakni dari atasan ke bawahan; dan b)
komunikasi ke atas, yakni dari bawahan ke atasan. Sementara itu
komunikasi horizontal adalah komunikasi lintas departemen, bidang,
atau divisi yang memiliki kedudukan yang sama dalam organisasi.
3. Komunikasi formal dan Informal
Komunikasi formal merupakan komunikasi yang telah menjadi
kesepakatan dalam sebuah organisasi yang memiliki tujuan untuk
kepentingan organisasi dengan memperhatikan hierarki dan struktur
organisasi (bahasa sopan dengan panggilan jabatan, dsb).Sementara itu
komunikasi informal dilakukan tanpa memperhatikan hierarki atau
struktur organisasi.
4. Komunikasi internal dan eksternal
Komunikasi internal adalah proses penyampaian pesan yang
dilakukan antaranggota organisasi untuk kepentingan utama organisasi
yang dapat terdiri dari komunikasi personal (individu), kelompok kecil,
dan kelompok besar. Sementara itu komunikasi eksternal adalah
komunikasi yang dilakukan oleh organisasi dengan pihak di luar
organisasi atau khalayak yang dijadikan sasaran organisasi yang terbai

6
menjadi: komunikasi dari organisasi kepada khalayak atau sebaliknya,
yakni komunikasi dari khalayak kepada organisasi (Siregar, 2021, hlm.
86-109).
F. Jaringan/Pola Komunikasi Organisasi
Struktur suatu organisasi akan menentukan pola atau jaringan
komunikasi organisasi itu sendiri. Misalnya, dalam organisai yang
dikendalikan secara terpusat, maka komunikasi akan berpusat di antara
orang-orang yang memiliki jabatan tinggi saja. Menurut Robbins & Judge
(dalam Siregar dkk, 2021, hlm. 102-104) terdapat 5 macam jaringan atau
pola komunikasi organisasi yang di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Pola Komunikasi Roda (Wheel Communicotion)
Komunikasi organisasi yang berpola roda memiliki pemimpin pada
posisi utama, dan memiliki pengaruh atau kontrol pada proses
penyampaian pesan atau informasi. Sehingga semua informasi yang ada
pada organisasi harus disampaikan terlebih dahulu kepada pimpinan
atau atasan. Perintah atau instruksi, laporan atau pertanggungjawaban,
serta pengawasan kinerja berpusat pada pimpinan atau atasan dengan
empat bawahan atau lebih, dan tidak ada komunikasi yang dilakukan
sesama anggota atau bawahan lain. Pola komunikasi roda sangat umum
digunakan di sebagian organisasi karena menyediakan penyelesaian
masalah yang lebih cepat. Namun, pola komunikasi ini menunjukkan
kurangnya fleksibilitas dan menunjukkan kepuasan kerja yang rendah
anggota organisasi.

7
jaringan pola komunikasi roda

2. Pola Komunikasi Y (Inverted Y Communication)


Komunikasi organisasi berpola Y memiliki pimpinan atau
atasan yang jelas. Setiap anggota dapat menyampaikan pesan dan
menerima pesan dari dua orang lainnya. Terdapat empat tingkatan
dalam pola Y, satu supervisor yang memiliki dua bawahan dan dua
atasan dan dapat berbeda departemen atau divisi. Jadi, jenis
komunikasi ini mewakili satu orang yang memiliki dua bawahan
dan mereka melapor kepada pimpinan yang telah ditunjuk.

jaringan pola komunikasi y


3. Pola Komunikasi Melingkar (Circle Communication)
Komunikasi organisasi yang berpola lingkaran
memungkinkan semua anggota dalam organisasi dapat melakukan
komunikasi dengan anggota yang lain dengan dua anggota di
sisinya. Komunikasi bersifat lateral. Pola lingkaran tidak ada yang
jadi pemimpin, semuanya pada posisi yang sama. Pola lingkaran
menunjukkan adanya interaksi pada setiap tiga tingkatan struktur,
akan tetapi tidak terjadi interaksi pada struktur yang lebih tinggi.
Dapat digambarkan bagaimana komunikasi antara sesama anggota
organisasi atau pegawai dengan pimpinan atau atasan langsung.

8
jaringan pola komunikasi melingkar atau lingkaran
4. Pola Komunikasi Rantai atau Bersambung (Chain Communiation)
Komunikasi organisasi yang berpola rantai seperti pola
lingkaran, yaitu tidak memiliki pemimpin. Ada hal yang penting
dalam pola rantai yaitu seseorang yang berada pada posisi tengah-
tengah memiliki peran sebagai seorang pemimpin, dibandingkan
dengan anggota lainnya. Selanjutnya, seseorang yang berada pada
posisi paling ujung rantai dapat melakukan komunikasi hanya
dengan satu orang saja. Pada pola rantai ada lima tingkatan struktur
dan hanya mengenal komunikasi ke atas (upward communication)
dan komunikasi ke bawah (downward Communications). Pola
komunikasi rantai digunakan di mana informasi mengalir ke atas
dan ke bawah secara hierarki. Tidak ada komunikasi lateral. Jenis
komunikasi ini paling sesuai untuk organisasi yang pelaporannya
ketat dan pekerjaan ditentukan dengan baik. Banyak komunikasi
tertulis atau tulisan terjadi dalam bentuk perintah, instruksi, dan
lain-lain.

jaringan pola komunikasi rantai


5. Pola Komunikasi Bintang atau Menyeluruh (All Channel
Communication)

9
Komunikasi organisasi yang berpola bintang atau
komunikasi semua saluran berarti bahwa semua anggota organisasi
mempunyai kekuatan atau kemampuan yang sama untuk dapat
memberikan pengaruh kepada anggota yang lain. Dalam pola
komunikasi bintang, tidak ada pemimpin tetapi seseorang dapat
mengambil alih kepemimpinan. Pola bintang memungkinkan
semua tingkatan dalam struktur organisasi dapat melakukan
komunikasi dan interaksi tanpa melihat posisi tokoh sentralnya
secara timbal balik. Setiap anggota organisasi juga memiliki
kebebasan untuk melakukan komunikasi dengan berbagai pihak,
termasuk berkomunikasi dengan pimpinan. Begitu juga sebaliknya
pimpinan dapat berkomunikasi langsung secara bebas dengan
anggota atau bawahan. Dengan demikian, anggota organisasi dapat
berpartisipasi secara aktif sebagai anggota secara optimal. Dalam
proses ini, anggota organisasi memiliki tingkat kepuasan yang
lebih besar. Ini lazim terjadi pada organisasi yang menganut
konsep desentralisasi.

jaringan pola komunikasi bintang atau menyeluruh

G. Teori Komunikasi Organisasi

Ada beberapa teori-teori yang terdapat di dalam komunikasi di


suatu organisasi.

10
1. Teori Struktural Klasik

Teori komunikasi organisasi ini pertama kali berkembang pada


1800-an dan dapat disebut sebagai teori mesin. Di dalam teori ini,
menjelaskan bahwa suatu organisasi digambarkan sebagai sebuah
lembaga yang sentral akan tugas-tugas serta memberikan petunjuk
mekanis struktural yang bersifat kaku, monoton, dan tanpa inovatif.
Ada empat kondisi di teori ini, yakni kekuasaan, saling melayani,
doktrin, dan disiplin.

2. Teori Neoklasik

Teori komunikasi organisasi neoklasik atau hubungan manusia


ini diperkenalkan oleh Elton Mayo karena adanya ketidakpuasan
dengan teori klasik atau teori mesin. Teori ini mengacu tentang
pentingnya aspek psikologis serta sosial karyawan sebagai seorang
individu atau kelompok kerja yang telah difasihkan melalui percobaan
yang dilakukan oleh Elton di pabrik Hawthorne pada 1924.

Dari hasil percobaan tersebut, disimpulkan bahwa pentingnya


memerhatikan upah insentif serta kondisi kerja karyawan untuk
meningkatkan produktivitas kerjanya.

3. Teori fusi

Teori ini diperkenalkan oleh Bakke pada 1957 Argyris


menyempurnakan pendapat dari Bakke. Teori fusi ini berangkat dari
kesadaran Bakke pada 1950 mengenai kesadaran terhadap minat
manusia yang berbeda-beda dalam suatu birokrasi atau dalam suatu
organisasi. Menurut Bakke, organisasi pada tahap tertentu akan
memengaruhi seorang individu.

11
Sementara itu, individu juga memberi pengaruh pada suatu
organisasi yang kemudian menimbulkan fenomena ciri khas organisasi
tersebut. Bisa juga dilakukan dan menyebabkan pegawai di suatu
perusahaan menunjukkan keunikan atau ciri khas perusahaannya
sehingga dapat dimodifikasi sesuai minat dan bakat individu tersebut.

4. Teori peniti penyambung (The Linking Pin Model)

Teori yang dikembangkan Renis Likert ini menggambarkan


mengenai struktur organisasi yang saling berkaitan dengan beberapa
kelompok dan teori ini menjelaskan adanya penyelia atau anggota dari
dua organisasi atau kelompok yang memiliki fungsi menyambung atau
mengikat kelompok kerja satu dengan lainnya pada tahap atau tingkat
berikutnya.

Teori peniti penyambung ini dinilai penting karena dalam suatu


organisasi, diperlukan seorang penyelia yang nantinya dapat
menyambung setiap anggota kelompok dan kelompok itu sendiri
sehingga sifatnya efektif.

5. Teori sistem sosial

Di dalam teori ini, dinyatakan adanya hubungan antara manusia


yang memungkinkan suatu organisasi dapat bertahan lebih lama
daripada orang-orang yang ada di dalamnya. Artinya, walaupun ada
seseorang di dalam suatu kelompok atau organisasi tersebut meninggal
dunia, maka kelompok tersebut akan menggantikan dengan anggota-
anggota baru.

Hubungan antarmanusia yang terjalin pada teori ini kemudian


dianggap penting karena ternyata hubungan antar-manusia dalam suatu
organisasi memang dipandang lebih penting daripada hubungan antara
jabatan formal tertentu, menurut Katz dan Kahn.

12
6. Teori public relations

Ron Ludlow sebelumnya telah mengatakan bahwa komunikasi


organisasi merupakan kajian dari teori public relations, artinya teori ini
menyatakan adanya upaya untuk melakukan sesuatu secara terencana
dan berkesinambungan secara utuh atau menyeluruh terhadap suatu
organisasi.

Upaya tersebut dilakukan untuk menciptakan dan memelihara niat


baik dan saling mengerti antara organisasi dan khalayak.

7. Teori kepemimpinan

Teori komunikasi organisasi yang terakhir menyebutkan bahwa


pemimpin suatu organisasi atau kelompok merupakan sosok penting
untuk membantu anggota dapat memenuhi kebutuhan serta dapat
mencapai tujuan kelompok atau suatu organisasi secara bersama-sama.
Diungkapkan oleh Hersey bahwa ada empat tugas pemimpin.

Tugas pemimpin tersebut, yaitu (1) telling atau mampu


memberikan informasi secara lugas, (2) selling atau mampu
memberikan petunjuk, (3) participating atau mampu menjalin kerja
sama yang baik, dan (4) delegating atau mampu mengambil keputusan.

H. Contoh Komunikasi Organisasi

Berikut beberapa contoh penerapan komunikasi dalam sebuah


organisasi dan untuk mengelola berjalannya sebuah organisasi.

1. Komunikasi antar-staff

Komunikasi antar-staff ini merupakan contoh komunikasi


horizontal dalam organisasi yang membahas mengenai masalah seputar
pekerjaan dan mencari solusi penyelesaian sendiri.

13
2. Komunikasi antar-manajer

Biasanya komunikasi ini memiliki isi penting untuk menyusun


strategi perencanaan kerja yang tujuannya agar organisasi atau
perusahaan tersebut berjalan lancar dan mencapai tujuan serta
kesuksesan bersama.

3. Komunikasi antar-kepala departemen

Biasanya terjadi komunikasi untuk melakukan koordinasi,


menyebar informasi, dan menyelesaikan masalah yang terjadi di
organisasi atau perusahaan dan memberi solusi agar masalah dapat
terselesaikan dengan baik.

I. Pentingnya Komunikasi dalam Organisasi


Pentingnya komunikasi di dalam organisasi memiliki hubungan
dengan pekerjaan yang ditunjukkan oleh banyaknya waktu yang
digunakan melakukan proses komunikasi tersebut. Dalam berbagai fungsi
manajemen organisasi, komunikasi merupakan hal yang tidak pernah
dilewatkan, baik dari pengarahan, koordinasi, hingga pengambilan
keputusan manajer, dan sebagainya.
Pentingnya komunikasi dalam organisasi juga dapat diibaratkan
sebagai seperti darah yang menghubungkan organ-organ yang terpisah
dalam tubuh organisasi. Tanpa komunikasi yang selalu menyuplai
berbagai data dan informasi yang dibutuhkan oleh seluruh anggota dan
departemen organisasi, maka suatu tubuh organisasi tidak dapat bekerja
sebagaimana mestinya.
Selanjutnya, Romli (2011, hlm. 13) mengutarakan bahwa
pentingnya komunikasi bagi suatu organisasi adalah karena komunikasi
dirancang untuk memastikan segala kegiatan organisasi dapat berjalan
sesuai dengan visi dan misi organisasi itu sendiri yang merupakan akibat

14
dari suatu organisasi adalah suatu sistem terbukan yang dinamis, sehingga
mampu menciptakan pertukaran pesan dan pikiran di antara anggotanya
sebagai suatu proses untuk memastikan tercapainya tujuan organisasi.
Baran (2019) menyatakan bahwa pentingnya komunikasi dan
keterbukaan dalam menghadapi era VUCA (era di mana lingkungan bisnis
semakin bergejolak, kompleks, dan semakin tidak pasti) adalah karena
komunikasi mampu: menyediakan update secara berkala terkait strategi
yang akan digunakan oleh organisasi, mendengarkan secara aktif pendapat
dan ide dari tim sehingga dapat ditindaklanjuti, serta mendiskusikan
bagaimana perencanaan dan keputusan selanjutnya dapat dibuat.

J. Hambatan Komunikasi dalam Organisasi


Gangguan, noise, atau hambatan komunikasi adalah sebuah istilah
yang digunakan untuk mengekspresikan berbagai gangguan dan hambatan
dalam komunikasi antara komunikator dan komunikate/penerima pesan.
Komunikasi dapat dikatakan berhasil apabila pesan yang dikirimkan
mengalami sedikit distorsi. Menurut Siregar (2021, hlm. 76) beberapa jenis
hambatan komunikasi dalam organisasi adalah sebagai berikut.
1. Hambatan fisik
Terjadi manakala komunikator tidak dapat melihat komunikan
secara fisik, karena berbeda lokasi.
2. Hambatan psikologis/manusiawi
Terjadi karena setiap individu memiliki perbedaan dalam hal
sikap, minat, dan motivasi yang karenanya dapat membuat masing-
masing individu melihat segala sesuatu dengan cara yang berbeda.
Perbedaan ini dapat menciptakan hambatan komunikasi.
3. Hambatan sosial budaya
Terjadi karena setiap individu memiliki latar belakang budaya yang
berbeda sehingga akan berbeda pula ketika mengirimkan dan menerima
pesan.

15
4. Hambatan linguistik
Terjadi manakala dalam proses komunikasi kita memberikan
ekspresi yang tidak tepat, penafsiran yang tidak tepat, menggunakan
kata-kata yang ambigu serta penggunaan kosakata yang tidak sesuai.
5. Hambatan teknis
Terjadi manakala ketika seseorang sebagai komunikator
menggunakan teknologi untuk mengirim pesan. Seperti tata suara yang
buruk, sinyal video yang lemah, dan sinyal jaringan telekomunikasi.
6. Hambatan meluber informasi
Terjadi saat begitu banyaknya informasi yang ada namun personal
mempunyai keterbatasan dalam menyerap informasi yang ada.
7. Hambatan literasi digital
Adalah hambatan pengetahuan dan kecakapan untuk menggunakan
media digital, alat-alat komunikasi, atau jaringan dalam menemukan,
mengevaluasi, menggunakan, membuat informasi, dan
memanfaatkannya secara sehat, bijak, cerdas, cermat, tepat, dan patuh
hukum dalam rangka membina komunikasi dan interaksi dalam
kehidupan sehari-hari.

K. Karakteristik Komunikasi Organisasi


Sejatinya organisasi merupakan sekumpulan anggota-anggota individu
yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Dengan demikian,
komunikasi organisasi memiliki karakter yang dapat dikatakan sama
dengan karakteristik komunikasi kelompok. Karakteristik komunikasi
kelompok yang berlaku pula pada karakteristik komunikasi organisasi
antara lain adalah sebagai berikut.
1. Komunikasi bersifat homogen.
2. Adanya kesempatan dalam melakukan aksi/tindakan saat itu juga.
3. Feedback terjadi secara langsung, hal ini dikarenakan komunikator bisa
mengetahui reaksi komunikan di saat berlangsungnya komunikasi.

16
4. Komunikan menerima pesan yang bersifat rasional (komunikasi pada
kelompok kecil) serta bersifat emosional (komunikasi pada kelompok
besar).
5. Komunikan masih bisa dikenali dan diketahui oleh komunikator
walaupun memiliki hubungan yang tidak erat seperti yang ada di
komunikasi interpersonal.
6. Komunikasi akan menimbulkan konsekuensi bersama untuk mencapai
tujuan yang diinginkan.

L. Perbedaan Komunikasi Kelompok dan Komunikasi Organisasi


Berikut ini adalah perbedaan antara komunikasi kelompok dan
komunikasi organisasi dilihat dari beberapa aspek sebagai berikut:
1. Struktur: Komunikasi kelompok tidak memiliki struktur hierarki yang
jelas, sedangkan komunikasi organisasi memiliki struktur hierarki yang
jelas.
2. Tujuan: Tujuan dari komunikasi kelompok adalah untuk mencapai
tujuan bersama, sedangkan tujuan dari komunikasi organisasi adalah
untuk mencapai tujuan perusahaan atau organisasi.
3. Bentuk: Komunikasi kelompok dapat terjadi dalam bentuk rapat,
diskusi, atau pertemuan kelompok, sedangkan komunikasi organisasi
dapat terjadi dalam bentuk memo, surat, email, atau rapat.
4. Lingkup: Komunikasi kelompok terjadi dalam lingkup yang lebih kecil,
sedangkan komunikasi organisasi terjadi dalam lingkup yang lebih
besar.

17
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Komunikasi organisasi adalah proses berbagai komunikasi yang
merupakan pengiriman dan penafsiran pesan baik secara formal maupun
informal yang terjadi dalam suatu organisasi berdasarkan pola atau jaringan
tertentu dengan cakupan yang lebih besar dari pada komunikasi kelompok.

Komunikasi organisasi merupakan komunikasi yang terjadi dalam


suatu organisasi atau perusahaan. Tujuan dari komunikasi organisasi adalah
untuk mencapai tujuan perusahaan atau organisasi tersebut. Komunikasi
organisasi dapat terjadi dalam berbagai macam bentuk seperti memo, surat,
email, atau rapat.

18
DAFTAR PUSTAKA

Baran, S. J. (2019). Introduction to mass communication: Media literacy and


culture. New York: McGraw-Hill Education.

Firmansyah, H., dkk. (2022). Komunikasi bisnis (sebuah tinjauan teori dan
praktis). Bandung: Widina Bhakti Persada.

Firmansyah, H. & Syamsudin, A., (2016). Organisasi dan manajemen bisnis.


Yogyakarta: Ombak.

Mulyana, Deddy. (2016). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT.


Remaja Rosdakarya.

Nainggolan, N.T., dkk. (2021). Komunikasi organisasi: teori, inovasi, dan etika.
Medan: Penerbit Yayasan Kita Menulis.

Riinawati, (2019). Pengantar teori manajemen komunikasi dan organisasi.


Yogyakarta: PT. PUSTAKA BARU.

Siregar, R.T., dkk. (2021). Komunikasi organisasi. Bandung: Widina Bhakti


Persada.

https://deepublishstore.com/blog/materi/komunikasi-organisasi/

https://www.gramedia.com/literasi/komunikasi-organisasi/

https://serupa.id/komunikasi-organisasi-pengertian-pola-fungsi-gaya-dsb/

https://www.caramantap.com/2023/11/perbedaan-komunikasi-kelompok-dan-
komunikasi-organisasi.html

19

Anda mungkin juga menyukai