Anda di halaman 1dari 74

NO.

INVENTARIS CARA
NO. REGISTRASI NAMA TEMPAT TGL/THN MASUK
NO URAIAN PEROLEH UKURAN FOTO
KOLEKSI PEROLEHAN
Kode No.Urut AN
Jenis Koleksi
1 01 01 01 Relief candi Candi Pulo adalah salah Museum Hibah 52x36 Abadd 13-14
pulo satu dari banyak candi Nasional cm
batu bata rumit yang Indonesia
dibangun oleh sekte
Buddha esoteris yang
ditemukan pada tahun
1929 di dataran Padang
Lawas. 'Padang Lawas',
yang berarti 'dataran
luas', terletak di antara
dua pegunungan yang
membentang sepanjang
Sumatera, dan di sinilah
patung besar
Adityawarman (di
seberang) ditemukan.
Kultus tersebut
tampaknya
mempraktikkan varian
dari Buddhisme
Vajrayana, dan ada
indikasi bahwa sekte
tersebut bersekutu
dengan sekte di Nepal
dan Sri Lanka.
2 02 01 02 Padrao Padrao merupakan batu Museum Hibah Tinggi: Abad ke-16
peringatan perjanjian Nasional Indonesia 189 cm
antara Portugis dan Lebar: 67.5
Kerajaan Sunda. Pada xm
tahun 1522, Gubernur
Portugis di Malaka
Jorge d’Albuquerque
mengutus Henrique
Leme untuk
mengadakan hubungan
dagang dengan Raja
Sunda yang bergelar
“Samiam”. Perjanjian
antara Portugis dan
Kerajaan Sunda dibuat
pada tanggal 21
Agustus 1522.
3 03 02 01 Tanduk rusa Tanduk rusa ini berasal Museum Hibah Panjang: 10-03-1978
dari Mentawai. Terdiri Adityawarman 52 cm
dari tengkorak kepala Berat:
dan tanduk rusa, tanduk 30kg
rusa sebelah kiri
bercabang di bagian
ujungnya. Kerangka
kepala berwarna hitam.
Biasanya digunakan
untuk hiasan dinding,
dan tanduknya
terkadang digunakan
sebagai tempat
gantungan kopiah.
4 04 02 02 Fosil kerang Ini merupakan fosil Museum Hibah 12x27 cm 04-07-2000
kerang yang ada di Adityawarman
museum Adityawarman

5 05 01 03 Relief Kalpawreksa ialah Museum Hibah 25x50x10 Abad 14-15


Kalpawreksa nama lain dari kalpataru Nasional cm
atau pohon kehidupan. Indonesia
Fungsi relief ini ialah
menggambarkan simbol
pohon suci yang dapat
memberikan berbagai
keinginan dan
kebahagiaan kepada
mereka yang berada di
bawah naungannya.
Hiasan dinding candi
ini terbuat dari tanah
liat sehingga warnanya
coklat kemerahan.
Relief kalpawreksa
koleksi Museum
Nasional berasal dari
Candi Gunung Gangsir
di Jawa Timur.
Diperkirakan berasal
dari abad 14-15 Masehi.
6 06 02 03 Akar bahar Sejenis tumbuhan laut Museum Hibah 42 cm 30-11-2001
ada 4 macam akar Adityawarman
bahar, Hitam, Kelabu,
Putih, Merah. timbuhan
yang mengandung
unsur radium putih
hingga saat teroksidasi
kena udara berubah
berwarna hitam logam,
orang yng memakai
akar bahar dapat
menyembuh penyakit
Rematik karena
mengandung gas
radium akar bahan
koleksi museum ini
berwarna hitam dengan
banyak cabang dalam
posisi berdiri di atas
batu laut.
7 07 03 01 Periuk Bulat cekung dengan Museum Sang Hibah Diamater: 03-10-2020
badan cembung, Nila Utama 11,5 cm
mempunyai leher dan Tinggi: 12
mulut lebar. Terdapat cm
garis-garis melingkar
pada bagian leher dan
badan. Fungsinya
umumnya dahulu, periuk
umumnya terbuat dari
kuninangan atau
tembaga, tetapi pada
zaman modern seperti
sekarang sulit untuk
menemukan periuk
seperti ini. Digunakan
untuk memasak
makanan.
8 08 03 02 Ketur Ketur merupakan Museum Sang Hibah Diameter: 03-08-2020
wadah untuk berludah Nila Utama 13,5 cm
yang ada pada tepak Tinggi: 19
sirih. Ketika bersirih cm
akan menghasilkan
ludah yang berwarna
merah dan kotor
sehingga orang yang
memakan sirih akan
sering berludah.
Biasanya digunakan
dalam upacara adat
perkawinan,
menyambut tamu,
persembahan, atau
upacara adat lainnya.
9 09 03 03 Tepak sirih Persegi panjang, Museum Sang Hibah 12x10x6 03-04-2020
mempunyai empat buah Nila Utama cm
kaki yang agak tinggi,
mempunyai bibir
melebar keluar
danpolos/tidak
bergambar atau
bermotif. Fungsinya
ialah sebagai wadah
meletakkan alat
menyirih.
10 10 01 04 Beliung Salah satu bentuk Museum Hibah 12x38x5 30-11-2001
persegi senjata pada zaman Adityawarman cm
Neolitikum adalah
beliung persegi. Terdiri
dari batu andesit.
Bentuk empat persegi
Panjang. Bagian
pangkal agak lonjong.
Tangkai dari kayu di
lilit dengan rotan.
Digunakan sebagai alat
untuk memotong kayu
pada masa itu.
11 11 01 05 Kapak lonjong Kapal Lonjong salah Museum Hibah 16x6 cm 30-11
satu bentuk senjata pada Adityawarman
zaman neolitikum.
Terbuat dari batu
Kalodon warna hitam
dan licin. Bagian
pangkal tebal agak
melengkung, bagian
ujungnya melebar, mata
tipis. Digunakan untuk
mengolah tanah. Kapak
lonjong digunakan
sebagai cangkul untuk
menggarap tanah dan
memotong kayu atau
pohon
12 12 01 06 Beliung Salah satu bentuk Museum Hibah 7x5 cm 13-11-1995
persegi peralatan pada zamann Adityawarman
neolitikum adalah
beliung persegi. Terbuat
dari batu kaludon,
bentuk memanjang
dengan penampang
lintangnya agak lonjong
warna kehitam-hitaman.
Permukaannya bergerigi
dan ujung datar. tipis
serta melengkung
dipakai untuk mengolah
tanah
13 13 01 07 Kapak batu Kapak logam ini Museum Sri Beli 15x5 cm
berfungsi sebagai sarana Baduga
upacara yaitu bekal atau
simbol status sosial. Ada
lima tahap yang
diperlukan dalam proses
pembuatan kapak sepatu
yakni: penambangan biji
logam, pemecahan biji
logam, pembersihan
lapisan pengotor,
peleburan biji logam,
hingga pemurnian dan
penuangan pada suatu
cetakan.
14 14 01 08 Replika Kampung Oluhuta Museum Hibah Tinggi:
kerangka ditetapkan sebagai situs Gorontalo 170 cm
manusia arkeologi setelah tim Lingkar
prasejarah dari Balai Arkeologi dada: 38
olhuta
Manado melakukan cm
survey pada tahun 1995 Tulang
dan menemukan kapak lengan: 30
batu neolitik yang cm
tergolong ke dalam jenis Tulang
beliung persegi paha: 39
(quadrangular adze). cm
Dengan melihat Tulang
orientasi penguburan kaki: 36
dan bekal kubur yang cm
menyertai dapat
memberikan gambaran
bahwa kerangka tersebut
merupakan sisa manusia
yang hidup pada masa
akhir prasejarah di
wilayah tersebut, atau
manusia yang hidup
lebih dari 2000 tahun
yang lalu.
15 15 01 09 Candi candi yang diperkirakan Museum 1803 16x8x4 m
singosari berasal dari abad ke-13 Keramik
Masehi dan merupakan Indonesia
peninggalan Kerajaan
Singosari. Candi ini
ditemukan oleh Nicolaus
Engelhard pada tahun
1803 dan menjadi saksi
sejarah perkembangan
kebudayaan dan agama
Hindu-Buddha di Jawa.
Candi Singosari
merupakan salah satu
peninggalan bersejarah
yang penting dan
menjadi objek studi bagi
para arkeolog dan
sejarawan dalam upaya
memahami sejarah dan
perkembangan
kebudayaan di
Indonesia.
16 16 01 10 Coffin (peti Ujung peti kayu dihiasi The British Hibah 41x39,5
kayu) dengan cat di atas Museum cm
plester, tiga pasak Tebal:
bertahan yang akan 3.10 cm
mengamankan
sambungan ke sisi peti
mati. Muka bagian
dalam tidak dihias,
sedangkan muka luar
memiliki dua garis
horizontal dan dua garis
vertical teks heiroglif
biru dalam bahasa Mesri
pertengahan: ini dilukis
dengan latar belakang
kuning dan dibaca dari
kanan ke kiri.
17 17 01 11 Plat pintu Ditemukan sekitar tahun The British Hibah 38x8.90
1907. Perlengkapan Museum cm
perunggu bertulis Tebal:
Amenhotep IV: piring 0.30 cm
perunggu dengan empat
belas lubang, lima di
antaranya masih berisi
paku. Bagian depan
ditorehkan dengan satu
baris ukiran halus
menghadap ke kiri
hieroglif yang merekam
nama dan julukan
Amenhotep, mungkin
Amenhotep IV, dalam
bahasa Mesir Tengah.
18 18 01 12 Amenemopet Batu ini berasal dari The British Hibah 6x9x8.60
zaman Mesir kuno dan Museum m
merupakan salah satu
media yang digunaan
untuk melakukan sihir.
Ditemukan sekitar tahun
1857 yang terbuat dari
tanah liat dengan tujuh
baris tulisan Heriarki
yang ditorehkan pada
batu ini.
19 19 01 13 Venus dari Ini merupakan ukiran Museum of Hibah 8-10x6 cm
Willendorf dari zaman Natural History,
Palaeolitikum yang Vinnea
diukir dari batu gamping
yang diperkirakan
berasal dari tahun
25.000-21.000 SM.
Fungsi pasti dari Venus
ialah sebagai
representasi simbol
kesuburan, keindahan,
atau ibu alam.
Kemungkinan
digunakan dalam
upacara keagamaan,
praktik spiritual, atau
sebagai tanda
penghormatan terhadap
kekuatan reproduksi dan
kehidupan.
20 20 01 14 Adu Niu Patung leluhur Nias Museum Negeri Hibah 80x10 cm
yang mempresentasikan Sumatera Utara
perempuan atau ibu.
Menurut kepercayaan
orang Nias di masa lalu,
arca ini dianggap
sebagai lambang
pengasih dan penyayang
yang disembah bersama
dengan Adu Zatua.
21 21 01 15 Gajasimha Replica dari salah satu Museum Negeri Hibah 105x30 cm
Vyala arca Gajasimha Vyala Sumatera Utara
yang ditemukan di Biara
Bahal II. Bagian bawah
arca menggambarkan
singa sementara bagian
atasnya menggambarkan
gajah. Dalam mitologi
India Gajasimha
dipercaya merupakan
simbol kekuatan dan
kekuasaan dan biasanya
berhubungan dengan
seorang raja. Gaja atau
gajah adalah simbol dari
kekuatan yang dahsyat
luar biasa, kekuasaan
dan kelembutan. Pada
masa-masa lampau
hanyalah raja-raja yang
diperbolehkan memiliki
seekor gajah yang
selanjutnya dipercaya
sebagai simbol dari raja
itu sendiri. Adapun
Simha atau singa juga
merupakan simbol
kekuasaan, sehingga
singgasana raja yang
berbentuk bulat atau
persegi disebut sebagai
Simhasana (Kursi
Singa).
22 22 02 04 Tiram Sekelompok kerang- Museum Hibah 39.5 cm 02-09-1982
kerangan dengan Adityawarman
cangkang berkapur
relatif pipih, isinya dapat
dimasak, dan kulitnya
digunakan sebagi hiasan,
tiram ini isinya sudah
dibuang tinggal kulitnya,
sepasang kulit tiram ini
berwarna putih bagian
dalam mengkilat dapat
dijadikan hiasan ruanagn
atau dapat dibentuk
berbagai asesoris dan
hisan lainya.
23 23 02 05 Harimau Harimau Sumatera Museum Aceh Hibah 48x85
Sumatera adalah satu dari enam
spesiaes harimau yang
masih hidup hingga saat
ini. Warna kulitnya
merupakan yang paling
gealap dari seluruh
harimau, mulai dari
kuning kemerah-
merahan hingga oranye
tua. Harimau sumatera
merupakan satwa
endemic Indonesia yang
populasinya saat ini
tersebar di dalam dan
diluar Kawasan
konservasi di Sumatera.
24 24 02 06 Fosil kerangka Gajah Sumatera Museum Negeri Hibah 190x80 cm
gajah memiliki perbedaan Sumatera Utara
Sumatera dengan gajah Afrika.
Mempunyai dahi yang
rata, dan dua bonggol di
kepalanya merupakan
punvak tertinggi gajah,
dibandingkan dengan
gajah Afrika yang hanya
mempunyai satu
bonggol di atas kepala.
25 25 02 07 Gading gajah Dua buah (sepasang) Museum Aceh Hibah 111 cm
(sepasang) gading gajah dengan
warna putih kekuning-
kuningan

26 26 02 08 Buaya putih Seekor buaya putih yang Museum Aceh Hibah 102x30x13
telah diopset yang hidup cm
di muara sungai Aceh
dengan warna dasar
putih bersisik kasar.
27 27 02 09 Ofsett Offset Trengiling Museum Sri Hibah 80x27 cm 24-12-2016
trengiling (manisjaranika), Baduga
tergolong binatang
Indonesia yang
sangat aneh yang
memiliki cirri-ciri
fisik antara lain:
Seluruh tubuhnya
ditutup sisik yang
sangat keras
berwarna kuning
sawo sampai coklat
ke hitaman,
moncong panjang
kecil menyerupai
moncong babi, ekor
panjang pipih
berotot kuat, berkaki
pendek lengkap
dengan cakar (kuku)
runcing dan tajam.

28 28 02 10 Replika fosil Replika fosil Museum Negeri Hibah Diameter:


Ngawi Pithecantropus Sumatera Utara 25 cm
Erectus ini
ditemukan pada
tahun 1890 yang
umurnya berkisar
antara 80.000
hingga 100.000
tahun. Bentuk
tengkoraknya lebih
Panjang dan
melengkung dengan
kapasitas antara
1100-1300 cm3.

29 29 02 11 Replika fosil Replika fosil Museum Negeri Hibah Diameter:


S17 Pithecanthropus VIII Sumatera Utara 27 cm
yang ditemukan oleh
S.Dartono. fosil ini
ditemukan pada tahun
1969 dan merupakan
satu-satunya fosil
tengkorak terlengkap di
Asia yang ditemukan
beserta dengan
wajahnya. Fosil dari
lapisan Kabuh di
Sangiran ini telah
menghuni pulau Jawa
sejak 800.000-400.000
tahun yang lalu.
30 30 02 12 Kayu balam Kayu nyatoh adalah Museum Sang Hibah 100x35 cm 02-02-2020
Nyotoh sebutan untuk kayu yang Nila Utama
berasal dari pohon
Nagasari. Pohon nyatoh
atau gagasari merupakan
flora resmi dari provinsi
Bangka Belitung, sesuai
Surat Keputusan Dalam
Negeri tahun 1989.
Meski begitu, pohon
nagasari bukanlah
tumbuhan endemik,
sebab juga tersebar di
berbagai daerah atau
pulau lain di Indonesia.
31 31 02 13 Kayu Prupuk Perupuk (Lophopetalum Museum Sang Hibah 16x10x6 02-06-2020
javanicum) adalah jenis Nila Utama cm
pohon dari komunitas
hutan rawa. Penyebaran
jenis Perupuk
(Lophopetalum
javanicum) di Indonesia
menurut pakar botani
dan ekologi tumbuh-
tumbuhan meliputi:
Sumatra Barat,
Lampung, Palembang,
Pulau Nias, Bangka,
Riau, Jawa, Kalimantan
dan Sulawesi.
Kalimantan menduduki
tempat teratas dari lokasi
penyebaran jenis ini.
32 32 02 14 Kayu Mahang Mahang merupakan Museum Sang Hibah 15x10.5x4 02-04-2020
jenis-jenis kayu asli di Nila Utama cm
wilayah Afrika,
Asia,Australasia, serta
pulau-pulau di
Samudera Hindia dan
Pasifik. Tumbuhan ini
kebanyakan dikenal
sebagai jenis-jenis
pohon pionir, yang
segera menginvasi aneka
bagian hutan yang
dibuka oleh manusia
dengan membentuk
hutan sekunder bahkan
terkadang dalam rupa
tegakan murni. Dari 26
spesies di semenanjung
Malaya, 20 spesies
lainnya tumbuh di tepi-
tepi jalan, dan 18
diantaranya dalam
kelompok-kelompok
besar.
33 33 02 15 Kayu rengas Rengas adalah nama Museum Sang Hibah Diameter: 02-07-2020
umum bagi pohon- Nila Utama 34 cm
pohon anggota marga Tebal: 11
Gluta, suku cm
Anacardiaceae. Rengas
juga acap digunakan
secara spesifik untuk
menyebut pohon rengas
tembaga yang tersebar
luas. Kebanyakan kayu
berkualitas baik dan
indah berwarna merah.
34 34 03 04 Tempat sirih Persegi panjang,Museum Sang Nila Hibah P: 21 cm 03-04-2020
mempunyai empat buahUtama L: 10 cm
kaki yang agak tinggi, T: 6 cm
mempunyai bibir
melebar keluar
danpolos/tidak
bergambar atau
bermotif. Fungsinya
ialah sebagai wadah
meletakkan alat
menyirih.
35 35 03 05 Ceret Badan menyerupai kura-Museum Sang Nila Hibah D: 15 cm 04-08-2020
berbentuk kura/penyu dan mulutUtama T: 18,5 cm
penyu menyerupai kepala naga
dengan mulut terbuka.
Ceret ini mempunyai
tangkai yang berbentuk
naga. Pada bagian tutup
ceret terdapat punat
yang berbentuk ikan.
Sedangkan pada bagian
badan terdapat hiasan
dengan motif daun dan
ikan. ceret ini
mempunyai 3 buah
fungsinya wadah
meletakkan air minum.

36 36 03 05 Rapa’i Rapa'I adalah salah satu Museum Aceh Hibah D: 8 cm


alat music yang berasal
dari kerajaan Aceh
Darussalam. Dibuat
dengan kerangka terbuat
dari kulit dan kayu
bentuk bulat. Sisi luar
melengkung dengan
hiasan bulatan-bulatan
kecil dan garis-garis
melingkar. Pada
lingkaran kerangka ada
bagian yang dilubangi,
tempat meletakkan
geunta, sebanyak 3 buah
yang terdiri dari
lempengan tembaga
yang bulat. Ada tempat
sangkutan yang
berbentuk cincin terbuat
dari tembaga. Fungsinya
ialah sebagai pengiring
kesenian tradisional.
37 37 03 06 Pedeung Ulee Museum Aceh Pedang dengan Hibah 64 cm
Tumpang sarung yang
Jeungki terbuat dari
kayu dan
gading dengan
cincin perak
serta pada
bagian ujung
terdapat
lempengan
perak. Pada
ujung sarung
terdapat ukiran
kayu bermotif
bunga gagang
berbentuk
tumpang
jeungki, yaitu
berupa
penopang
penumbuk padi.
38 38 03 07 Rencong Museum Aceh Rencong Hibah Panjang 12-11-2008
Meucugek dengan gagang bilah: 20
terbuat dari cm
kuningan Panjang
dengan motif gagang: 17
pucuk rebung, cm
sarung berbahan Lebar
kayu dengan bilah: 3 cm
lempengan Keseluruh
kuningan. an: 28 cm
Rencong
merupakan
salah satu
senjata
tradisional dari
Aceh. Dahulu
rencong
digunakan
untuk melawan
para penjajah,
tetapi saat ini
digunakan
dalam acara-
acara adat
seperti
perkawinan,
pembukaan
Gedung baru,
hingga
peresmian acara
lainnya. Senjata
pusaka ini
merupakan
simbol
keberanian,
keperkasaan,
pertahanan diri,
dan
kepahlawanan
Aceh dari abad
ke abad.
39 39 03 08 Selendang Museum Adityawarman Salah satu bentuk Hibah 161 x 52 05-04-1983
kelengkapan cm
pakaian
perempuan
Minangkabau
adalah salendang,
salendang ini
terbuat dari kain
songket warna
merah, bentuk
empat persegi
panjang. Hiasan
songketan benang
emas dengan
tehnik ATBM.
Bidang kain
bermotifkan saik
galamai,
sirangkak dan
pucuak rabuang.
Pinggir
bermotifkan
batang pinang,
saik galamai, bijo
antimun. Dipakai
oleh perempuan
Minang pada
waktu upacara
adat dengan.
diselempangkan
di bahu atau
dibuat tingkuluak
yang dipasangkan
di kepala.
Pemakaian
salendang bagi
perempuan
melambangkan
kewaspadaan
sipemakai
terhadap sesuatu
kemungkinan
yang akan terjadi
sedangkan
pemakaian
tingkuluak
melambangkan
tanggungjawab.
40 40 03 09 Sesamping Museum Adityawarman Sisamping yang Hibah 112 x 39,5 16-03-1994
terbuat dari cm
tenun songket
ini merupakan
kelengkapan
pakaian
penganten laki-
laki dan
penghulu di
Minangkabau
yang dipakai
pada upacara
adat. Terbuat
dari benang
katun warna
merah bentuk
empat persegi
panjang. Hiasan
songketan
benang emas
dengan tehnik
ATBM. Bidang
kain
bermotifkan
sirangkak dan
pucuk rabung.
41 41 03 10 Selendang Museum Adityawarman Pandai Sikek salah Hibah 152 x 33 05-02-1980
Pandai Sikek satu daerah cm
penghasil tenun
terkenal di
Sumatera Barat,
terutama untuk jenis
kain balapak yaitu
kain tenun yang
sarat dengan benang
emas. Salendang ini
terbuat dari benang
katun warna merah,
bentuk empat
persegi panjang
dengan tehnik
ATBM. Hiasan
songketan benang
emas motif barantai,
sajamba makan,
belah ketupat dan
pucuk rabuntg.
Pinggir kain
bermotifkan batang
pinang, atua bada,
saluak laka dan bijo
antimun.

42 42 03 11 Mangkuk Museum Negeri Mangkuk Hibah D: 12 cm


keramik Sumatera Utara kermaik ini
merupakan
temuan dari
situs kota Cina
di desa Paya
Pasir,
kecamatan
Medan
Marelan.
Banyaknya
temuan ini
mmbuktikan
bahwa kota
Cina pernah
berperan
sebagai bandar
di pesisir timur
Sumatera pada
sekitar abad 11
hingga 14
Masehi.
43 43 03 12 Kendi Museum Negeri Kendi keramik Hibah D: 9 cm
keramik Sumatera Utara ini merupakan T: 18 cm
temuan dari
situs kota Cina
di desa Paya
Pasir,
kecamatan
Medan
Marekan.
Banyakanya
temuan ini
membuktikan
bahwa kota
Cina pernah
berperan
sebagai bandar
di pesisir timur
Sumatera pada
sekitar abad ke
11 hingga 14
M.
44 44 03 13 Alusu Museum NasionalAlusu adalah alat Hibah 12.5 cm
Indonesia musik perkusi
berbentuk tabung
atau kotak yang
diisi biji – bijian.
Alat ini memegang
peranan penting
dalam tarian
mabissu. Menurut
kepercayaan
setempat, bunyi
yang terdengar dari
alusu dianggap
sebagai pengantar
jalannya syair –
syair berisikan
pujian yang
dipanjatkan kepada
Sangiang Serri saat
upacara menanam
padi.

45 45 03 14 Keris Museum Nasional Keris, tombak, Hibah P. bilah: Abad ke-16


Indonesia pedang dan 15-40 cm
senjata Bagian
berpamor gagang:
lainnya disebut 10-20 cm
pula tosan aji Keseluruh
(besi yang an: 30-60
bernilai tinggi cm
dan
dimuliakan).
Keris ini
merupakan
keris dhapur
Kebo Lajer,
pamor tambal.
Bilah kerisnya
menunjukkan
tangguh
Cirebon pasca
Majapahit abad
XVI. Keris ini
populer pada
masyarakat
petani
dipedesaan.
Simbol
kekuatan rakyat
yang tulus dan
penurut.
46 46 03 15 Ani-ani Museum Nasional Dalam berbagai Hibah P: 25-65 cm Awal abad 20
Indonesia kebudayaan T: 40 cm
daerah, karena
dianggap
penting, padi
dipersonifikasik
an sebagai
manusia atau
dewa. Mitos
mengenai padi
ditemukan di
banyak
kebudayaan di
Jawa, Sumatra,
Sulawesi,
Kalimantan,
dan pulau-pulau
di kawasan
Nusa Tenggara.
Dewi Sri,
Sanghyang
Pohaci, adalah
contoh dewi
padi di Pulau
Jawa.
Umumnya
petani
menghormati
dan tidak ingin
menyakitinya
dengan
menggunakan
ani-ani atau
ketam ketika
panen.
47 47 04 01 Batu lempung Museum Sang Nila Batu lempung Hibah T: 10 cm
Utama yaitu batuan yang L: 9 cm
memiliki struktur
padat dengan
susunan mineral
yang lebih
banyak dari batu
lanau. Selain itu,
batu lempung
juga dapat
diartikan sebagai
salah satu jenis
batuan sedimen
yang bersifat liat
atau plastis,
tersusun dari
hidrous
aluminium
silikat (mineral
lempung) yang
ukuran
butirannya halus.
Ukuran butiran
batu lempung
sangatlah halus,
yakni tidak lebih
dari 0,002 mm.
48 48 04 02 Batu pasir Museum Sang Nila Batu pasir Hibah T: 2 cm
Utama merupakan jenis L: 5 cm
batuan yang
paling umum dan
banyak
ditemukan dalam
cekungan
sedimen di
seluruh dunia. Di
wilayah provinsi
Riau, batu pasir
banyak
ditemukan pada
cekungan
Sumatera
Tengah.
49 49 04 03 Batu sekis Museum Sang Nila Batu Sekis Hibah L: 7 cm
kristalin Utama Kristalin adalah T: 5 cm
salah satu dari
jenis batuan
metamorf.
Batuan ini
terbentuk pada
saat batuan
sedimen atau
batuan beku yang
terpendam pada
tempat yang
dalam mengalami
tekanan dan
temperatur yang
tinggi.
50 50 04 04 Timah Museum Sang Nila Timah diperoleh Hibah D: 8 cm
Utama terutama dari
mineral kasiterit
yang terbentuk
sebagai oksida.
51 51 04 05 Batu pirit Museum Sang Nila Batu pirit Hibah P: 3 cm
Utama terbentuk karena L: 5 cm
mineral yang
disusun oleh
senyawa besi-
belerang FeS2,
berwarna kuning
seperti emas. Pirit
banyak terdapat
di dalam batuan
bekuan atau
endapan.
52 52 04 06 Batu hematif Museum Adityawarman bongkahan batu Hibah P: 8 cm 12-02-1977
Hematif ini L: 5 cm
permukaanya
tidak rata warna
hitam, batu ini
persenyawaan
ferioksida, batu
hermatif berguna
untuk bahn aspal
dan industri baja,
koleksi batuan ini
sumbangan dari
Museum Geologi
di Bandung
53 53 04 07 Batu pualam Museum Adityawarman Batu pualam 6.5 x 4.5 12-02-1977
merupakan cm
metamorfosa batu
kapur murni
menghasilkan
batu pualam dan
distribusi warna
tergantung dari
alam memiliki
komposisi
kalsium dengan
sifat fisiknya
kilap kaca dan
mudah pecah,
digunakan untuk
bahan bangunan
untuk membuat
patung-patung
tugu dan hisan
lainya, batu jenis
ini ada di daerah
Payakumbuh,
koleksi batuan ini
sumbangan dari
Museum Geologi
di Bandung.
54 54 04 08 Batu andesit Museum Adityawarman Batu andesit Hibah 8.5x4 cm 12-02-1977
jenis batu galian
bentuk
bungkahan tajam
warna abu-abu
dengan bercak-
bercak putih
komposisi kimia
dari batu ini
sio2,Mgo batuan
jenis ini
digunakan untuk
bahan bangunan
material, dan
untuk kontruksi
jalan dan
membuat arca,

55 55 04 09 Batu kuarsa Museum Adityawarman Salah satu Hibah 9x4.5 cm 12-02-1977


batuan pasir
yang digunakan
sebagai bahan
campuran
semen yang
diolah dan
diekstrak
kandungan Si-
nya.
56 56 04 10 Batu bosalt Museum Adityawarman Batu bosalt Hibah 10x5 cm 12-02-1977
memiliki
komposisi kimia
AI203, Si03, K2,
TiO2 CaO, fisik
earna hitam
merupakan aliran
larva, bongkahan
tekstur porfiriti
kafanitik,
kegunaanya
sebagai campuran
pasir semen,
bahan pondasi
bangunan, bahan
batu pech untuk
membuat jalan
raya kereta api,
batu jenis ini di
Sumatera barat
terdapat di
Daerah Batipuh
atas.
57 57 04 11 Batu Museum Aceh Serpentinit Hibah 16x14.5x1
serpentinit adalah batuan 2 cm
yang terdiri dari
satu atau lebih
mineral
kelompok
serpentine.
Mineral dalam
kelompok ini
dibentuk oleh
serpentinisasi,
hidrasi dan
transformasi
metamorfik dari
batuan ultrabasa
yang berasal dari
mantel bumi.
58 58 04 12 Batu sabak Museum Aceh Sejenis batu metamorf Hibah 7 cm
homogen berbutir
halus yang berfoliasi
dan berasal dari
batuan asal berupa
batuan sedimen
bertipe menyerpih,
terdiri dari lempung
atau abu vulkanik
yang mengalami
metamorfisme
regional berderajat
rendah.

59 59 04 13 Batu gamping Museum Aceh Batu Gamping Hibah 7x4 cm


tergolong dalam
jenis batu
sedimen, yang
terdiri dari tiga
bagian, terbentuk
secara organik
(gamping
terumbu),
mekanik
(gamping
klastik), kimiawi
(gamping
kristalin).
60 60 04 14 Briket batu Museum Aceh Briket batubara Hibah 8x8x8 cm
bara adalah bahan
bakar yang
berasal dari
batubara yang
telah
dikarbonisasi,
kemudian
dihaluskan dan
dibuat menjadi
briket setelah
dicampur dengan
lempung dan
bubur kanji.
61 61 04 15 gibsum Museum Aceh Jenis bahan Hibah 8x5 cm
galian yang
terjadi dari hasil
ubahan kimia dan
penguapan
larutan kaya
kalsium air laut
didalam
lingkungan
pengendapan
pantai, sehingga
membentuk
garam sulfat (Ca
So4).
62 62 05 01 Nisan Museum Sang Nila Makam Sultanah Hibah T: 104 cm
(Perempuan) Utama Khodijah atau L: 27 cm
Makam Daeng Tijah (Istri
Sultanah Marhum Bukit)
Khodijah atau Sultanah
Daeng Tijah Khodijah
(Istri Marhum merupakan
Bukit) keturunan Opu-
Opu Bugis yang
berkuasa di
Kerajaan Riau
Lingga. Sebagai
seorang istri
sultan, beliau
aktif
menggantikan
Sultan apabila
Sultan sedang
tidak di tempat.
Atas dasar itulah
ia mendapatkan
gelar Sultanah
yang berlaku di
Kerajaan Siak.
Dalam sejarah
Kerajaan Siak,
tercatat hanya
ada dua
permaisuri saja
yang
mendapatkan
gelar sultanah
tersebut. Beliau
wafat pada tahun
1766 dan di
makamkan tepat
di sebelah
makam suaminya
di komplek
perkuburan
keluarga Diraja
Kerajaan Siak.
63 63 05 02 Bedil 1 Museum Sang Nila Bedil yang Hibah T: 123 cm
Utama terbuat dari besi L: 42 cm
dan kayu
diperkirakan
berasal dari
Kunto
Darussalam yang
digunakan untuk
melawan
penjajah Belanda.
Kunto
Darussalam pada
masa lalu
memiliki sejarah
yang panjang,
yang telah
memiliki
hubungan
perdagangan
Gujarat india
sejak abad ke 6
M. sejarah Kunto
juga tidak dapat
dilepaskan dari
Syeh Burhanudin
(Kira-kira 530-
610 H/1111-1191
M) yang dikenal
sebagai penyiar
agama islam di
Kunto.
Kesultanan
Kunto pada masa
lalu adalah
pengahasil lada.
64 64 05 03 Lonceng Museum Aceh Lonceng Cakra Hibah T: 170 cm 26-01-2021
Cakradonya Donya ini,
terbuat dari besi
berbentuk seperti
stupa. Pada sisi
luar terdapat
inskripsi dalam
huruf Arab yang
tak terbaca lagi,
yang dalam
bahasa Cina
berbunyi "Ling
Tang Niat Toeng
Yunt Kat Yat
Tjo" Atinya
Sultan Lintang
yang telah
dituang dalam
bulan 12 dari
tahun ke-5.
Berdasarkan
penelitian,
lonceng ini
berasal dari
negeri Cina yang
dibuat pada tahun
1409 yang
dibawa oleh
Laksamana
Cheng Ho sekitar
tahun 1414,
sebagai simbol
persahabatan
kedua negara.
65 65 05 04 Raffles statue Museum Nasional Patung ini adalah Hibah T: 67,5 cm Abad ke-19
Indonesia brust dari Sir L: 46 cm
Thomas Stamford
Raffles, Letnan
GUBERNUR
Inggris di Jawa
(1811-1816).
Raffles
memprakarsai
pembangunan
gedung baru
Batavia Society
di Jalan
Majapahit no.3
(sekarang
Museum
Nasional) untuk
menampung
koleksi besar
milik organisasi
ini.
66 66 05 05 Room Museum Nasional Layar berukir Beli T: 1,97 cm Abad ke-17
pratition Indonesia rumit ini L: 2,21 cm
mengingatkan L: 82 cm
pada gaya Louis
XIV dan konon
dibuat pada akhir
abad ke-17. Itu
digunakan
sebagai partisi di
kantor
pemerintah
Hindia Belanda
tetapi benda
serupa juga
banyak
ditemukan di atas
kapal.
67 67 05 06 Padrao Museum Nasional Padrao adalah Hibah T: 198 cm Abad ke-16
Indonesia sebuah batu yang L: 67,5 cm
diukir untuk
memperingati
perjanjian antara
Portugis dan
Kerajaan Sunda.
Pada tahun 1522,
Gubernur
Portugis di
Malaka, Jorge
d'Albuquerque,
mengutus
Henrique Leme
untuk
mengembangkan
hubungan dagang
dengan Raja
Sunda atau
"Samiam".
68 68 05 07 Cannon Museum Nasional Indonesia telah Hibah P: sekitar Abad ke-18
Indonesia mengenal meriam 200 cm
sejak abad ke-16,
saat Portugis
datang ke
Indonesia.
Mereka
melengkapi kapal
dagang mereka
dengan meriam
untuk melindungi
mereka dari
serangan musuh
seperti bajak laut,
atau untuk
menaklukkan
kerajaan di
Indonesia. Kata
“meriam” berasal
dari bahasa
Portugis,
mengacu pada
Santa Mariam,
Maria Suci,
Karena tentara
Portugis selalu
meminta
perlindungannya
di saat perang.
69 69 05 08 Bell Museum Nasional Lonceng tersebut Hibah T: 79 cm Abad ke-19
Indonesia bertuliskan L: 48 cm
aksara Jawa
Kuno yang
menyebutkan
bahwa lonceng
tersebut dipesan
oleh Cakra-
Adiningrat II dari
Madura pada
tahun 1742.
70 70 05 09 Large water Museum Nasional Barang-barang Hibah T: 53 cm Abad ke-18
jar Indonesia terakota terutama D: 28,5 cm
ditemukan di
Jawa Barat, di
tempat-tempat
seperti
Tangerang,
Serang dan
Banten. Guci dan
vas sangat
populer dan
digunakan di
taman hias oleh
tuan tanah
Indonesia yang
kaya dan orang
Belanda dan Cina
yang kaya di
Jakarta. Meski
bergaya Eropa,
namun dibuat
oleh pengrajin
Tionghoa yang
tinggal di
Indonesia, dan
pengaruh
Tionghoa
tercermin pada
relief bunganya.
71 71 05 10 Telegraf Gregah museum bahari Berbentuk tabung Hibah P: 46 cm
kamar mesin dibagian bawahnya, L: 46 cm
bagian atas berupa T: 122 cm
lingkaran yang
terdapat tulisan
KOLINLAMIL

72 72 05 11 Faxmile Museum bahari Bagian atas Hibah P: 30 cm


reciver terdapat lubang L: 38,5 cm
panjang untuk L: 16 cm
mengeluarkan
kertas. Pada
bagian asatnya
terdapat berbagai
panel kontrol dan
tulisan "Faximile
receiver".

73 73 05 12 Hagelin CX-52Museum bahari Mesin bermerek Hibah P: 14 cm


(C-52) Hagelin Cryptus, L: 21 cm
berbentuk persegi T: 10,5 cm
dengan terdapat
tutup yang bisa
dibuka, terdapat
tombol huruf dan
angka yang dapat
diputar, berwarna
abu-abu, terdapat
tulisan
LEMSARA
770387, buatan
ZUG,
Switzerland.
74 74 05 13 Radio rambo Museum Negeri Radio ini Hibah 25x8x13
Sumatera Utara digunakan oleh cm
pengirim dan
penerima untuk
stasiun kompi
bawah pada saat
zaman penjajahan
(revolusi).

75 75 05 14 Sentral Museum Negeri Telepon ini Hibah 48x17x15


telepon Sumatera Utara dipakai untuk cm
memberikan
laporan langsung
pada saat
pertempuran
sekaligus untuk
mempertahankan
komunikasi
dengan pasukan
garis depan.
76 76 05 15 Meriam Museum Aceh Meriam ini Hibah 174x44 cm 14-06-2015
terbuat dari
kuningan berkaki
dan pegangan
berbentuk kepala
naga, pada bagian
badan pegangan
tersebut hanya
tinggal sebuah,
sebuah lagi telah
rusak.
ditengahnya
terdapat tulisan
Arab bahasa
melayu yang
menjelaskan
adalah Encik
Safaruddin orang
palembang
tukang tembaga
berhenti didalam
Bandar Negeri
Palau Pinang
kampung Mesjid
Baru adanya
"Tahun 1277 H"
1860M
77 77 06 01 Luskisan awal Museum Benteng Figura kayu jati, Hibah P: 18 vm
pendirian Vredeburg Yogyakarta lukisan dengan L: 34 cm
kraton cat minyak,
Mataram kondisi bagus.
Kerajaan
Mataram
dibangun di
wilayah Kota
Gede. Wilayah
tersebut semula
berupa Hutan
(Hutan Mentaot)
hadiah dari
Sultan
Hadiwijaya Raja
Pajang kepada
Ki. Gede
Pamanahan.
78 78 06 02 Lukisan Museum Adityawarman Lukisan kaligrafi Hibah P: 116 cm
kaligrafi surah ini berisi Surah L: 68 cm
An-Nisa Annisa ayat 70
yang dibuat pada
tahun 1982
dengan design
gambar
berbentuk menara
mesjid dan satu
menara mesjid
yang paling
tinggi diantara
yang lainnya.
Makna yang
terkandung
didalam Surah
Annisa ayat 70
adalah karunia
dari Allah dan
hanya Allah yang
mengetahui. Pada
umumnya lukisan
kaligrafi ditempel
di dinding
sebagai hiasan
ruangan.
79 79 06 03 Lukisan Museum Adityawarman Lukisan ini Hibah P: 150 cm
pemandangan menggambarkan L: 100 cm
ngarai Sianok keindahan
pemandangan
Ngarai sianok
yang dialiri anak
sungai,
bentangan sawah,
serta rumah di
perkampungan
Kota Bukittinggi.
Lukisan ini diberi
bingkai kayu
yang dilapisi cat
berwarna
keemasan dengan
hiasan bermotif
kaluak paku.
80 80 06 04 Lukisan Museum Adityawarman Lukisan ini Hibah P: 115 cm
museum menceritakan L: 80 cm
Adityawarma tentang suasana
n di Museum
Adityawarman
yang
bangunannya
merupakan
arsitektur
tradisional
Minangkabau
yakni Rumah
Gadang dengan
tipe Gajah
Maharam.
Museum
Adityawarman
diresmikan pada
tanggal 16 Maret
1977 oleh Prof.
Dr. Syarif
Thayeb yang
menjabat sebagai
Menteri
Pendidikan dan
Kebudayaan
Republik
Indonesia.
81 81 06 05 Lukisan Museum Adityawarman Sebuah lukisan Hibah Panjang:71
kaligrafi kaligrafi Tauhid cm,
tauhid berbentuk empat Panjang
persegi panjang Untai:-,
menggunakan Lebar:66
jenis tulisan Khat cm,
kufi. Teknik Tinggi:-,
pembuatannya Tebal:-,
menggunakan Diameter
kuas dan cat Alas:-,
minyak yang Diameter
dilukis diatas Mulut:-,
kanvas. Kalimat Berat:-,
tauhid yang
terdapat pada
lukisan kaligrafi
adalah Allahu
Akbar,
Laillahaillallah
Muhammadar
Rasulullah yang
berarti allah
maha besar, tiada
tuhan selain
allah,
Muhammad itu
utusan Allah.
82 82 06 06 Replica rumah Museum Negeri Rumah adat ini Hibah P: 20-50 m
adat belah Sumatera Utara berasal dari L: 10-20 m
bubung Kepulauan riau.
Dikenal juga
dengan nama
rumah rabung
atau bubung
melayu. Konon,
rumah ini
diberikan oleh
orang-orang
pendatang seperti
Cina dan
Belanda.
83 83 06 07 Lukisan Louvre Museum Mona Lisa, Hibah 77x53 cm
Monalisa Monalisa adalah
lukisan minyak di
atas kayu poplar
yang dibuat oleh
Leonardo da
Vinci pada abad
ke-16. Lukisan
ini sering
dianggap sebagai
salah satu lukisan
paling terkenal di
dunia dan hanya
sedikit karya seni
lain yang menjadi
pusat perhatian,
studi, mitologi,
dan parodi.
84 84 06 08 Lukisan De Rijks museum Lukisan ini Hibah 3,8 x 4,5 m
Nachtwacht dibuat oleh
Rembrandt dan
membutuhkan
waktu tiga tahun
untukmenyelesai
kannya dan
menjadi pincak
dari zaman
keemas an
Belanda pada
abad ke-17.
Dibuat pada
tahun 1639 untuk
Kapten Bannick
Cocq dan 17
penjaga milisi
sipilnya.
85 85 06 09 Guernica Nacional Cnetro de Arte Lukisan karya Beli 349x776
Reina Sofia seniman ternama cm
yakni Pablo
Picasso ini
menjadi salah
satu karya terbaik
di abad ke-20.
Lukisan ini juga
dianggap sebagai
karya yang kuant
untuk menentang
peperangan yang
terjadi di Spanyol
pada tahun 1936
oleh Jenderal
Spanyol yang
otoriter,
Francisco Franco.
86 86 06 10 Lukisan Prabu Museum Sri Baduga lukisan kanvas beli P: 115 cm 24-02-2016
Siliwangi ini L: 40 cm
menggambarkan
cerita di hutan
Sancang. Prabu
Siliwangi
dilukiskan samar-
samar warna
putih dikelilingi
oleh
pengawalnya.
87 87 06 11 Teras café Museum Sri Baduga Dijelaskan oleh Hibah P: 105,5
paris Affandi bahwa L: 135
dia melukis
hanya
membutuhkan
waktu satu jam
dan nantinya bila
ada yang
memberi uang
akan diberikan
pada si pelukis.
Peristiwa ini
secara simbolik
digambarkan
Affandi sebagai
dua anjing yang
sedang
bertengkar di
belakang kursi
duduk orang-
orang.
88 88 06 12 The kiss Österreichische Galerie Lukisan ini Hibah 180x80 cm
Belvedere, Vienna, menunjukkan
Austria seorang pria dan
wanita yang
sedang
berciuman di
antara latar
belakang
berwarna emas.

89 89 06 13 The starry Museum of Modern Art Lukisan Hibah 73,7 x 92,1


night (MoA), New York ini menggambark cm
an pemandangan
sebuah desa pada
malam hari
dengan langit
yang dihiasi
cahaya bintang
dan bulan.
Lukisan Starry
Night
menyuguhkan
keindahan
sekaligus rasa
sedih dan haru
yang mendalam
pada diri Van
Gogh.
90 90 06 14 Lukisan Les Museum of Modern Art Lukisan ini, Les Hibah 243,9 x
Demoiselles (MoA), New York Demoiselles 233,7 cm
d’Avignon d’Avignon,
dilukis pada
tahun 1907 dan
merupakan
contoh paling
terkenal dari
lukisan kubisme.
Dalam lukisan
ini, Picasso
meninggalkan
semua bentuk
dan representasi
seni tradisional
yang dikenal. Dia
menggunakan
distorsi tubuh
perempuan dan
bentuk-bentuk
geometris dengan
cara yang
inovatif, yang
menantang
harapan bahwa
lukisan akan
menawarkan
representasi ideal
kecantikan
wanita. Itu juga
menunjukkan
pengaruh seni
Afrika pada
Picasso.
91 91 06 15 Lukisan The Musée d'Orsay, ParisLukisan tersebut Hibah 72,5x92
Starry Night dilukis di tepi cm
Over the sungai
Rhone Rhone yang
hanya berjarak
satu atau dua
menit berjalan
kaki dari rumah
kuning di Place
Lamartine yang
disewa oleh Van
Gogh saat itu.
Langit malam
dan efek cahaya
pada malam hari
merupakan
subjek dari
lukisan ini.
91 91 07 01 Kitab nahwu Museum Adityawarman Naskah ini Hibah Panjang:15
berisikan teks cm,
tentang Nahu Lebar:23,5
teks merupakan cm,
sarah terhadap
sebuah karya
nahwu. Hal ini
terlihat pada
matannya yang
ditulis dengan
tinta merah, dan
sarahnya ditulis
dengan tinta
hitam. Masing-
masing contoh
dari pembahasaan
beberapanya
diambil dari
Alquran.
92 92 07 02 Kitab fiqih Museum Adityawarman Naskah ini Hibah Panjang:29, 08-08-2006
minbaj al dinamakan 5 cm,
thalibin dengan KItab Lebar:18.5
Fiqih Minhāj al- cm, Tebal:3
Thālibīn yang cm,
teksnya tulisan
tangan memakai
kertas Eropa
tulisan tinta
hitam bahasa
Arab,
Melayu/Arab,
Jawi. Naskah ini
terdiri dari 310
halaman dan 13
baris memiliki
blok teks 19x10,5
cm. Naskah
berisikan teks
fikih mazhab
Syafii.
93 93 07 03 azimat Museum Adityawarman Azimat di tulis Hibah Panjang:21. 12-10-2011
dengan kertas 3 cm,
Eropa, tinta hitam Lebar:16.8
sebanyak 9 cm,
halaman (9
potongan yang
disambung-
sambung)
sehingga bisa
digulung.
Memiliki blok
teks 18x13 cm.
Naskah berisikan
tentang azimat,
doa dan mantra
untuk hal-hal
khusus.
94 94 07 04 Nazam dua Museum Adityawarman Naskah ini Hibah Panjang:18
sejalan berisikan teks cm,
tentang kanak- Lebar:13,5
kanak dibuat cm
dengan kertas
print book terdiri
terdiri dari 28
halaman yang
tulisannya
dengan tulisan
cetak dengan
Melayu/Jawi.
Setiap halaman
terdiri dari 20
baris, tanpa
sampul.
95 95 07 05 Kitab fiqih Museum Adityawarman Naskah berisikan Hibah Panjang:29 05-02-2000
teks fikih yang cm,
dimulai dengan Lebar:19,5
penjelasan cm,
mengenai nikah.
Penjelasan-
penjelasan yang
terkandung di
dalam teks
diperkuat dengan
ayat-ayat Alquran
dan hadis Nabi.
Kemudian pada
bagian akhir
dijelaskan
tentang
keutamaan salat
96 96 07 06 Mubaligh al Museum Adityawarman Naskah ini Hibah Panjang:20. 30-07-2005
Islam merupakan 2 cm,
gabungan tiga Lebar:13.5
tulisan Imam cm,
Maulana yang
awalnya ditulis
secara terpisah.
Untuk sejarah
Shaykh
Burhanuddin
pernah ditulis
ulang pada tahun
1992 yang
awalnya ditulis
pada tahun 1936.
Kemungkinan
naskah Muballig
h al-Islām ini
dicetak setelah
tahun 1992.
Pengarang dari
Naskah ini Imam
Maulana Abdul
Manaf al-Amin.
97 97 07 07 Al-Qur’an Museum Adityawarman Naskah berisikan Hibah Panjang:20. 05-10-1994
teks Alquran. 5 cm,
Halaman awal Lebar:17
pada teks hilang cm,
sehingga teks
dimulai dari
beberapa ayat
terakhir surat al-
Syu‘ara. Beberap
a teks terakhir
pada naskah juga
hilang, sehingg
teks diakhiri
dengan surat al-
Kautsar.
98 98 07 08 Naskah adab Museum Adityawarman Teks pertama Hibah Panjang:21 07-02-2006
zikir, tauhid, membahas cm,
fiqih, tajwid tentang adab zikir Lebar:16.8
yakni zikir nafi cm,
dan kemudian
penjelasan lanjut
kepada
zikir qalbi. Teks
kedua
menjelaskan
tentang tauhid
terutama dalam
hal akidah lima
puluh. Teks
ketiga berbicara
mengenai faedah
mandi wajib.
Teks keempat,
berisikan tentang
ilmu tajwid. Pada
beberapa
halaman terakhir
terdapat teks
yang menjelaskan
tentang beberapa
macam
pembukaan
dalam khutbah
Jumat.
99 99 07 09 Hizib Museum Adityawarman Al Quran/Hizib Hibah Panjang:26,
terbuat dari 6 cm,
kertas karton Lebar:19,5
dengan tinta cm,
moderen tulisan
tangan memakai
tinta hitam,
terdiri dari 16
halaman. teks
berisikan tentang
bacaan-bacaan
yang diambil dari
beberapa surat
pilihan dalam
Alquran. Teks
dibuka dengan
surat Alfatiha
kemudian
dilanjutkan
dengan surat-
surat yang lain.
Teks disertai
nama surat,
jumlah ayat dan
tempat turunnya
seperti Makkah
atau Madinah.
100 100 07 10 Tafsir jalalain Museum Adityawarman Tafsir jalalain Hibah Panjang:33
terdiri dari 640 cm,
halaman, 25 Lebar:19.5
baris tulisan Arab cm,
ditulis pada
kertas Eropa
dengan tinta
hitam. Memiliki
blok teks 22x11
cm. Naskah
berisikan tentang
tafsiran ayat Al-
quran yang
ditulis oleh dua
ulama dengan
nama Jalal al-
Din, sehingga
tafsir ini disebut
dengan Jalalain
(dua orang
Jalal).
101 101 07 11 Hadist Museum Adityawarman Naskah berisikan Hibah Panjang:24
teks himpunan- cm,
himpunan hadis. Lebar:15.5
Hadis diletakkan cm,
bedasarkan sub
bab yang sesuai
dengan
matannya.
Terdapat puluhan
sub bab, seperti
bab memuliakan
keluarga Nabi
dan menjelaskan
tentang
keutamaannya,
bab ziarah, bab
mencintai
Allah (hubullah),
bab takut
(khauf), dan lain
sebagainya.
102 102 07 12 Fath al-qarib Museum Adityawarman Kitab fikih Fath Hibah Panjang:29 08-08-2006
al-Qarib ditulis cm,
tangan diatas Lebar:19,5
kertas daluwang cm,
tinta hitam
beraksara Arab,
Jawa/Arab,
Pegon terdiri dari
200 halaman, tiap
halaman 14 baris.
Memiliki blok
teks 17x 13 cm,
terdiri atas 9
kuras, tanpa
penomoran
halaman, ukuran
tulisan besar dan
tebal, sampul
terbuat dari kulit
kayu. Ditulis oleh
Syamsuddin Abu
Abdillah
Muhammad bin
Qosim al Ghazi.
103 103 07 13 Azimat Museum Adityawarman Azimat terdiri Hibah Panjang:32.
dari 8 halaman 8 cm,
ditulis dengan Lebar:22.5
bahasa Arab, cm,
Melayu/Arab,
Jawi, diatas
kertas karton
dengan tinta
hitam. Memiliki
blok teks 32,5 x
21 cm. Naskah
berisikan tentang
teks yang
mengandung
mantra, azimat
dan doa untuk
hal-hal tertentu.
Teks dimulai
dengan
menjelaskan
tentang asal
kejadian
manusia.
104 104 07 14 Naskah Museum Adityawarman Naskah berisikan Hibah Panjang:26 12-10-2011
Tauhid teks tentang ilmu 5 cm,
tauhid, Panjang Lebar:4,5
naskah 265 cm cm,
dengan
menggunakan
aksara arab
melayu. Teks
berisikan
pembahasan
tentang sifat dua
puluh yang terdiri
dari beberapa
fasal. Tiap-tiap
pembahasan
diperkuat dengan
keterangan
Alquran.
105 105 07 15 Bulletin al Museum Adityawarman Naskah ini Hibah Panjang:17.
munir merupakan 5 cm,
himpunan satu Lebar:26
tahun penerbitan cm,
Al-Munir dari Tebal:2.5
tahun 1913 cm,
hingga 1914,
merupakan
naskah cetak
aksara Arab
bahasa Melayu.
Kondisi naskah
kurang baik
karena beberapa
bagian kertas
sudah robek dan
berlubang.
106 106 08 01 Pamedangan Koleksi museum Pamedangan ini Hibah Panjang:5 30-11-2001
minsie adityawarman terbuat dari kayu 7,5 cm,
bentuk empat Lebar:31
persegi panjan cm,
mempunyai 4
Tinggi:25
buah tonggak
masing-masing
cm,
dihubungkan
dengan kayu
kecil pada bagian
atas, bawah dan
sisinya. Pada
bagian atas
dipasangkan
kayu tempat
memasang
benang yang
akan ditenun.
107 107 08 02 Pemintal Koleksi museum Pemintal benang Ganti rugi T 76 cm 30-2001
benang tenun adityawarman ini terbuat dari
kayu terdiri dari
sikoci yang
berada dibagian
atas, roda
pemutar benang
dan kaki 3 buah.
Bagian bawah
dekat kaki
terdapat papan
tempat injak kaki
bila ditekan roda
akan berputar dan
benag di sikoci
juga turut
berputar hingga
penuh.
108 108 08 03 Miniatur Koleksi museum Terbuat dari jenis Ganti rugi Lebar:64 07-08-2001
kilangan tebu adityawarman kayu yang agak cm,
keras, terdiri dari Tinggi:85
kerangka, cm,
kilangan dari
balok kayu yang
bulat 2 buah dan
kayu kecil dari
kayu balok ke
pudak hewan
yang
menggerakan
kilangan ini.
109 109 08 04 Miniatur Koleksi museum Salah satu alat Ganti rugi Lebar:40 25-03-1996
kincir padi adityawarman yang digunakan cm,
untuk mengolah Tinggi:49
padi hingga cm,
menjadi beras
Diameter
adalah kincir padi
yang digerakan
Alas:29
dengan cm,
menggunakan
tenaga air. Terdiri
dari roda alat
penumbuk, roda
berada di bagian
samping berada
di tempat air
terjun sehingga
bisa
menggerakan
roda kincir.
110 110 08 05 Cetakan Koleksi museum Gambir salah Ganti rugi 07-10-1996
gambir adityawarman satu hasil
perkebunan di
daerah Sumatera
Barat. Daun Panjang:1
gambir diolah 2 cm,
menjadi gambir Diameter
melalui proses Alas:2,8
dengan cm,
menggunakan
berbagai
peralatan. Gambi
r banyak
manfaatnya bagi
masyarakat baik
untuk makan
sirih, obat
maupun bahan
kosmetik dll.
111 111 08 06 Gergaji emas Koleksi museum Salah satu Ganti rugi Panjang:2 09-10-1996
adityawarman peralatan 2,5 cm,
tersebut gergaji Lebar:11
emas, terbuat dari cm,
besi, ada
kerangka, tangkai
dan mata gergaji.
Mata gergaji
yang halus dan
bergerigi
terpasang pada
kerangka dan
dipasak hingga
kuat. Digunakan
untuk memotong
emas.
112 112 08 07 Batu penguji Koleksi museum Batu penguji Ganti rugi Panjang:7 09-10-1996
emas adityawarman emas ini terbuat cm,
dari batu Tebal:1
berwarna hitam cm,
dan licin, bentuk
agak segi tiga
dengan tebal
sekitar 1 cm.
Bagian ujung
agak mengecil
diberi gantungan
dari kuningan.
113 113 08 08 Tang penjepit Koleksi museum terbuat dari besi Ganti rugi P 13,5 cm 09-10-1996
emas adityawarman terdiri kepala dan
tangkai. Kepala
tang berbentuk
kepala kadal
terdiri atas 2
bagian atas dan
bawah sedangkan
tangkai 2 buah
berbentuk
lengkung yang
bersatu pada
bagian pangkal
kepala.
114 114 08 09 Gunting emas Koleksi museum Mata gunting Ganti rugi P 17 cm 09-10-1996
adityawarman terdiri atas 2
bagian atas dan
bawah bagian
mata
tajam sedangkan
tangkai 2 buah
berbentuk
lengkung yang
bersatu pada
bagian pangkal
mata.
115 115 08 10 Mesin jahit Koleksi museum Sebuah mesin Hibah Tidak 01-01-1970
adityawarman jahit yang tidak diketahui
utuh lagi terbuat
dari besi dengan
bentuk empat
persegi panjang
yang terdiri dari
mesin, tempat
jarum, sikoci,
alas, batang, dan
roda sebanyak
dua buah.
116 116 08 11 Sepeda ontel Koleksi museum Sepeda ontel Hibah Tidak 01-01-1970
adityawarman adalah salah satu diketahui
alat transportasi
pada zaman
dahulu dengan
bentuk yang unik,
mempunyai dua
buah roda yaitu
satu roda depan
dan satu lagi roda
belakang.
Koleksi ini
merupakan salah
satu koleksi
sumbangan yang
dibuat dan
didapatkan di
Kota Padang
pada bulan Juni
2009 serta dalam
kondisi baik.
117 117 08 12 Sepeda ontel Koleksi museum Koleksi ini Hibah Tidak 01-01-1970
adityawarman merupakan salah diketahui
satu koleksi
sumbangan yang
dibuat dan
didapatkan di
Kota Padang
pada bulan Juni
2009 serta dalam
kondisi baik.
118 118 08 13 Gramofon Koleksi museum Sejenis alat Ganti rugi Panjang:4 28-08-1995
adityawarman kesenian masa 1 cm,
lalu dinamakan Lebar:37
gramofon. cm,
Terbuat dari besi,
Tinggi:18
kayu dan
kuningan.
cm,
Gramofon Diameter
tersebut ditaruh Alas:25
dalam kotak cm,
empat
persegipakai
tutup yang dapat
dibuka dan ditutp
karena
dihubungkan
dengan engsel.
119 119 08 14 Tenun gedok Koleksi museum Pemakaian alat Ganti rugi Panjang:1 16-08-1991
adityawarman tenun gedog 24,5 cm,
merupakan salah Lebar:58,5
satu alat tenun cm,
yang tertua di
Tinggi:60
nusantara yang
mana pemakaian
cm,
alat tenun ini
direntangkan
dilantai dan si
penenun duduk di
lantai. Sesuai
dengan
perkembangan
zaman maka
mulailah
berangsur
menenun dengan
cara duduk
sipenenun
ditinggikan/di
kursi.
120 120 08 15 Alat pemintal Koleksi museum Alat ini terbuat Hibah Tidak 01-01-1970
benang adityawarman dari kayu dan diketahui
bambu dengan
bentuk lingkaran.
Pada samping
kiri dan kanan
terdapat dua buah
lingkaran dan
enam buah jari-
jari, dibagian
tengahnya ada
penyanggah atau
tiang yang diberi
kayu penghubung
atau sumbu untuk
memutar benang
yang digerakkan
dengan tangan.

Anda mungkin juga menyukai