0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
73 tayangan2 halaman
Prasasti Batutulis Bogor dari abad ke-16 berisi tentang Kerajaan Pajajaran dan disimpan di bangunan persegi di Istana Batutulis. Menhir Pasir Peuteuy dari periode Neolitikum berdiri di Gunung Koasang sebagai simbol kesuburan. Situs Arca Gupolo memiliki beberapa arca Hindu seperti Agastya dan Ganesha meski tidak utuh. Candi Ijo dari abad ke-9 M berdiri di bukit Gumuk Ijo sebagai candi
Prasasti Batutulis Bogor dari abad ke-16 berisi tentang Kerajaan Pajajaran dan disimpan di bangunan persegi di Istana Batutulis. Menhir Pasir Peuteuy dari periode Neolitikum berdiri di Gunung Koasang sebagai simbol kesuburan. Situs Arca Gupolo memiliki beberapa arca Hindu seperti Agastya dan Ganesha meski tidak utuh. Candi Ijo dari abad ke-9 M berdiri di bukit Gumuk Ijo sebagai candi
Prasasti Batutulis Bogor dari abad ke-16 berisi tentang Kerajaan Pajajaran dan disimpan di bangunan persegi di Istana Batutulis. Menhir Pasir Peuteuy dari periode Neolitikum berdiri di Gunung Koasang sebagai simbol kesuburan. Situs Arca Gupolo memiliki beberapa arca Hindu seperti Agastya dan Ganesha meski tidak utuh. Candi Ijo dari abad ke-9 M berdiri di bukit Gumuk Ijo sebagai candi
abad ke-16. Lokasinya di Jalan Batutulis, persis di depan Istana Batutulis. Prasasti ini disimpan di dalam bangunan berbentuk persegi empat berukuran sekitar 5 x 5 meter di atas tanah seluas 255 meter persegi.
Menhir Pasir Peuteuy merupakan suatu
peninggalan sejarah kuno pra-sejarah. Menhir Pasir Peuteuy adalah batu tunggal (monolith) yang berasal dari periode Neolitikum (6000/4000 SM-2000SM) yang berdiri tegak di atas tanah. Menhir biasanya didirikan oleh manusia prasejarah untuk melambangkan phallus, yakni simbol kesuburan untuk bumi. Menhir tertinggi berukuran kurang dari 150 cm, 4 buah menhir lainnya rata-rata berukuran sekitar 75 cm. Terletak di lereng Gunung Koasang, tepatnya di kampung Pasir Peuteuy desa Pasir Peuteuy kecamatan Cadasari di atas sebidang tanah milik Departmen Kehutanan.
Situs Arca Gupolo ini terdapat
beberapa arca dengan kondisi yang tidak utuh lagi. Arca Gupolo yang paling dikenal adalah arca yang berdiri gagah dengan ukuran cukup besar yakni mencapai tinggi sekitar dua meter yang dijuluki Agastya. Arca Agastya ini bisa terlihat jelas sedang menggunakan senjata trisula sebagai perlambangan dari dewa siwa. Selain itu juga terdapat 7 arca Dewa Hindu dalam posisi duduk namun sudah tanpa kepala lagi. Juga terdapat arca Ganesha berukuran 605 x 400 cm dan tebal 125 cm dalam keadaan yang sama.
Michelli Debora Lase Kelas IV Page 1
Candi Ijo adalah satu - satunya candi tertinggi di Jogjakarta. Candi ini adalah alasan kenapa bandara adisucipto tidak diperpanjang ke timur. Candi Ijo berdiri sekitar abad ke 9 M. Candi ijo berada pada sebuah bukit bernama Gumuk Ijo yang memiliki ketinggian sekitar 410 mdpl. Dengan ketinggian ini kita dimanjakan dengan pemandangan di sekitar candi ijo yang mempertontonkan panorama menawan dari ketinggian.
Dolmen merupakan meja batu tempat
meletakkan sesaji yang dipersembahkan kepada roh nenek moyang. Di bawah dolmen biasanya sering ditemukan kubur batu. Dolmen yang merupakan tempat pemujaan misalnya ditemukan di Telagamukmin, Sumberjaya, Lampung Barat. Dolmen yang mempunyai panjang 325 cm, lebar 145 cm, tinggi 115 cm ini disangga oleh beberapa batu besar dan kecil. Hasil penggalian tidak menunjukkan adanya sisa-sisa penguburan. Benda- benda yang ditemukan di antaranya adalah manik-manik dan gerabah.
SURAT izin pelayaran yang
dikeluarkan Tengku Maharaja Mangkubumi, penguasa Bandar Teluk Samawi, kepada Nakhoda Teuku Mat Amin. Sebagaimana tertera, surat itu dikeluarkan pada tahun 1242 H/1826 M dan segel Teungku Maharaja Mangkubumi Bandar Teluk Samawi yang dibubuhi atas surat izin pelayaran. Inskripsi:"Ini 'alamah (cap?)Bandar Teluk Samawi, sanah (ACEH)