Candi
Untuk kegunaan lain dari Candi, lihat Candi (disambiguasi).
Candi adalah istilah dalam Bahasa Indonesia yang
merujuk kepada sebuah bangunan keagamaan tempat
ibadah peninggalan purbakala yang berasal dari
peradaban Hindu-Buddha.[1] Bangunan ini digunakan
sebagai tempat pemujaan dewa-dewi ataupun
memuliakan Buddha. Akan tetapi, istilah 'candi' tidak
hanya digunakan oleh masyarakat untuk menyebut
tempat ibadah saja, banyak situs-situs purbakala non-
religius dari masa Hindu-Buddha Indonesia klasik,
baik sebagai istana (kraton), pemandian (petirtaan),
gapura, dan sebagainya, juga disebut dengan istilah
candi.
Beberapa candi seperti Candi Borobudur dan Prambanan dibangun amat megah, detil, kaya akan hiasan yang mewah,
bercitarasa estetika yang luhur, dengan menggunakan teknologi arsitektur yang maju pada zamannya. Bangunan-
bangunan ini hingga kini menjadi bukti betapa tingginya kebudayaan dan peradaban nenek moyang bangsa Indonesia.[4]
Daftar isi
Terminologi
Candi di Indonesia
Nama candi
Jenis dan Fungsi
Jenis berdasarkan agama
Jenis berdasarkan hierarki dan ukuran
Fungsi
Arsitektur
Lokasi
Struktur
Tata letak
Bahan bangunan
Gaya arsitektur
https://id.wikipedia.org/wiki/Candi 1/15
2/21/2018 Candi - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Lihat pula
Galeri
Pranala luar
Referensi
Terminologi
Istilah "Candi" diduga berasal dari kata “Candika”
yang berarti nama salah satu perwujudan Dewi Durga
"Antara abad ke-7 dan ke-15 masehi, ratusan
sebagai dewi kematian.[6] Karenanya candi selalu
bangunan keagamaan dibangun dari bahan bata
dihubungkan dengan monumen tempat pedharmaan
merah atau batu andesit di pulau Jawa, Sumatera, dan
untuk memuliakan raja anumerta (yang sudah
Bali. Bangunan ini disebut candi. Istilah ini juga
meninggal) contohnya candi Kidal untuk memuliakan
merujuk kepada berbagai bangunan pra-Islam
Raja Anusapati.
termasuk gerbang, dan bahkan pemandian, akan
Penafsiran yang berkembang di luar negeri — tetapi manifestasi utamanya tetap adalah bangunan
terutama di antara penutur bahasa Inggris dan bahasa suci keagamaan."
asing lainnya — adalah; istilah candi hanya merujuk
— Soekmono, R. "Candi:Symbol of the Universe".
kepada bangunan peninggalan era Hindu-Buddha di
Nusantara, yaitu di Indonesia dan Malaysia saja [5]
Candi di Indonesia
Di Indonesia, candi dapat ditemukan di pulau Jawa,
Bali, Sumatera, dan Kalimantan, akan tetapi candi
paling banyak ditemukan di kawasan Jawa Tengah dan
Jawa Timur. Kebanyakan orang Indonesia mengetahui
adanya candi-candi di Indonesia yang termasyhur
seperti Borobudur, Prambanan, dan Mendut.[7]
https://id.wikipedia.org/wiki/Candi 2/15
2/21/2018 Candi - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Nama candi
Kebanyakan candi-candi yang ditemukan di Indonesia
tidak diketahui nama aslinya. Kesepakatan di dunia
arkeologi adalah menamai candi itu berdasarkan nama
desa tempat ditemukannya candi tersebut. Candi-candi
yang sudah diketahui masyarakat sejak dulu, kadang
kala juga disertai dengan legenda yang terkait
Sebaran candi Hindu dan Buddha di Indonesia.
dengannya. Ditambah lagi dengan temuan prasasti
atau mungkin disebut dalam naskah kuno yang diduga
merujuk kepada candi tersebut. Akibatnya nama candi dapat bermacam-macam, misalnya candi Prambanan, candi Rara
Jonggrang, dan candi Siwagrha merujuk kepada kompleks candi yang sama. Prambanan adalah nama desa tempat candi
itu berdiri. Rara Jonggrang adalah legenda rakyat setempat yang terkait candi tersebut. Sedangkan Siwagrha (Sanskerta:
"rumah Siwa") adalah nama bangunan suci yang dipersembahkan untuk Siwa yang disebut dalam Prasasti Siwagrha dan
merujuk kepada candi yang sama. Berikut adalah sebagian kecil candi-candi yang dapat diketahui kemungkinan nama
aslinya:
https://id.wikipedia.org/wiki/Candi 3/15
2/21/2018 Candi - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Nama Dusun
Nama Asli Nama Lain
Candi dan Desa
Tempur,
Bayu (?) (berdasarkan
Angin Keling,
warga)
Jepara
Gunung
Wukir Siwalingga (?)
Canggal,
(Jawa: (berdasarkan prasasti
Kadiluwih
"gunung Canggal)
berukir")
Jinalaya
Bhumisambharabudhara
(berdasarkan
(Sanskerta:"sepuluh
prasasti
Bumisegoro, tingkatan kebajikan
Borobudur Karangtengah),
Borobudur bodhisatwa",
Budur
berdasarkan prasasti Tri
(berdasarkan
Tepusan)
Nagarakretagama)
Venuvana (Sanskerta:
Mendut, "hutan bambu"
Mendut
Mungkid berdasarkan prasasti
Karangtengah)
Pawon
(Jawa:
Vajranala (?)
"dapur"
(Sanskerta: "api
atau "pa- Bajranalan
halilintar" berdasarkan
awu-an",
nama desa)
tempat
abu)
Shivagrha
Rara Jonggrang
(Sanskerta:"rumah
Prambanan Prambanan (legenda
Siwa", berdasarkan
setempat)
prasasti Siwagrha)
Sewu
(Jawa: Manjusrigrha
"seribu", (Sanskerta:"rumah
Bener,
terkait Manjusri", berdasarkan
Bugisan
legenda prasasti Kelurak dan
Rara prasasti Manjusrigrha)
Jonggrang)
Ratu Boko
(Jawa:
Abhayagiri
"raja
(Sanskerta:"gunung
Boko",
Sambirejo yang aman dari
terkait
bahaya", prasasti
legenda
Abhayagiri Wihara)
Rara
Jonggrang)
Tārābhavanaṃ
(Sanskerta: "Buana
Kalaça (nama
Kalibening, Tara", berdasarkan
Kalasan desa berdasarkan
Kalasan prasasti Kalasan candi
prasasti Kalasan)
ini dipersembahkan
untuk dewi Tara)
Penataran, Palah
Penataran
Nglegok (Nagarakretagama)
https://id.wikipedia.org/wiki/Candi 4/15
2/21/2018 Candi - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Nama Dusun
Nama Asli Nama Lain
Candi dan Desa
Candi
Jajawa
Jawi Wates,
(Nagarakretagama)
Prigen
Jajaghu
Jago Tumpang
(Nagarakretagama)
Çrenggapura atau Sri
Ranggapura
Bajang
(Sanskerta:"Istana Sri
Ratu Temon,
Rangga", berdasarkan
(Jawa:"raja Trowulan
Nagarakretagama,
cacat")
pedharmaan raja
Jayanegara)
Vajrajinaparamitapura
(Sanskerta:"Istana
Jabung, Sajabung
Jabung Wajra Jina (Buddha)
Paiton (Pararaton)
Paramita", berdasarkan
Nagarakretagama)
Jenis berdasarkan hierarki dan ukuran Candi Jawi yang bersifat paduan
Dari ukuran, kerumitan, dan kemegahannya candi terbagi atas beberapa Siwa-Buddha tempat pedharmaan
raja Kertanegara.
hierarki, dari candi terpenting yang biasanya sangat megah, hingga candi
sederhana. Dari tingkat skala kepentingannya atau peruntukannya, candi
terbagi menjadi:
https://id.wikipedia.org/wiki/Candi 5/15
2/21/2018 Candi - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
1. Candi Kerajaan, yaitu candi yang digunakan oleh seluruh warga kerajaan, tempat digelarnya upacara-upacara
keagamaan penting kerajaan. Candi kerajaan biasanya dibangun mewah, besar, dan luas. Contoh: Candi Borobudur,
Candi Prambanan, Candi Sewu, dan Candi Panataran.
2. Candi Wanua atau Watak, yaitu candi yang digunakan oleh masyarakat pada daerah atau desa tertentu pada suatu
kerajaan. Candi ini biasanya kecil dan hanya bangunan tunggal yang tidak berkelompok. Contoh: candi yang berasal
dari masa Majapahit, Candi Sanggrahan di Tulung Agung, Candi Gebang di Yogyakarta, dan Candi Pringapus.
3. Candi Pribadi, yaitu candi yang digunakan untuk mendharmakan seorang tokoh, dapat dikatakan memiliki fungsi
mirip makam. Contoh: Candi Kidal (pendharmaan Anusapati, raja Singhasari), candi Jajaghu (Pendharmaan
Wisnuwardhana, raja Singhasari), Candi Rimbi (pendharmaan Tribhuwana Wijayatunggadewi, ibu Hayam Wuruk),
Candi Tegowangi (pendharmaan Bhre Matahun), dan Candi Surawana (pendharmaan Bhre Wengker).
Fungsi
Candi dapat berfungsi sebagai:
Arsitektur
Pembangunan candi dibuat berdasarkan beberapa ketentuan yang terdapat dalam suatu kitab Vastusastra atau
Silpasastra yang dikerjakan oleh silpin yaitu seniman yang membuat candi (arsitek zaman dahulu). Salah satu bagian
dari kitab Vastusastra adalah Manasara yang berasal dari India Selatan, yang tidak hanya berisi pedoman-pedoman
membuat kuil beserta seluruh komponennya saja, melainkan juga arsitektur profan, bentuk kota, desa, benteng,
penempatan kuil-kuil di kompleks kota dan desa.
https://id.wikipedia.org/wiki/Candi 6/15
2/21/2018 Candi - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Lokasi
Kitab-kitab ini juga memberikan pedoman mengenai pemilihan lokasi tempat
candi akan dibangun. Hal ini terkait dengan pembiayaan candi, karena
biasanya untuk pemeliharaan candi maka ditentukanlah tanah sima, yaitu
tanah swatantra bebas pajak yang penghasilan panen berasnya diperuntukkan
bagi pembangunan dan pemeliharaan candi. Beberapa prasasti menyebutkan
hubungan antara bangunan suci dengan tanah sima ini. Selain itu
pembangunan tata letak candi juga seringkali memperhitungkan letak
astronomi (perbintangan).
Struktur
Kebanyakan bentuk bangunan candi meniru tempat tinggal para dewa yang
sesungguhnya, yaitu Gunung Mahameru. Oleh karena itu, seni arsitekturnya
dihias dengan berbagai macam ukiran dan pahatan berupa pola yang
menggambarkan alam Gunung Mahameru.[2]
2. Tubuh candi adalah bagian tengah candi yang berbentuk kubus yang dianggap sebagai dunia antara atau
bhuwarloka. Pada konsep Buddha disebut rupadhatu. Yaitu menggambarkan dunia tempat manusia suci yang
berupaya mencapai pencerahan dan kesempurnaan batiniah. Pada bagian depan terdapat gawang pintu menuju
ruangan dalam candi. Gawang pintu candi ini biasanya dihiasi ukiran kepala kala tepat di atas-tengah pintu dan diapit
pola makara di kiri dan kanan pintu. Tubuh candi terdiri dari garbagriha, yaitu sebuah bilik (kamar) yang ditengahnya
berisi arca utama, misalnya arca dewa-dewi, bodhisatwa, atau Buddha yang dipuja di candi itu. Di bagian luar dinding
di ketiga penjuru lainnya biasanya diberi relung-relung yang berukir relief atau diisi arca. Pada candi besar, relung
keliling ini diperluas menjadi ruangan tersendiri selain ruangan utama di tengah. Terdapat jalan selasar keliling untuk
menghubungkan ruang-ruang ini sekaligus untuk melakukan ritual yang disebut pradakshina. Pada lorong keliling ini
dipasangi pagar langkan, dan pada galeri dinding tubuh candi maupun dinding pagar langkan biasanya dihiasi relief,
baik yang bersifat naratif (berkisah) atau pun dekoratif (hiasan).
3. Atap candi adalah bagian atas candi yang menjadi simbol dunia atas atau swarloka. Pada konsep Buddha disebut
arupadhatu. Yaitu menggambarkan ranah surgawi tempat para dewa dan jiwa yang telah mencapai kesempurnaan
bersemayam. Pada umumnya, atap candi terdiri dari tiga tingkatan yang semakin atas semakin kecil ukurannya.
Sedangkan atap langgam Jawa Timur terdiri atas banyak tingkatan yang membentuk kurva limas yang menimbulkan
efek ilusi perspektif yang mengesankan bangunan terlihat lebih tinggi. Pada puncak atap dimahkotai stupa, ratna,
wajra, atau lingga semu. Pada candi-candi langgam Jawa Timur, kemuncak atau mastakanya berbentuk kubus atau
silinder dagoba. Pada bagian sudut dan tengah atap biasanya dihiasi ornamen antefiks, yaitu ornamen dengan tiga
bagian runcing penghias sudut. Kebanyakan dinding bagian atap dibiarkan polos, akan tetapi pada candi-candi besar,
atap candi ada yang dihiasi berbagai ukiran, seperti relung berisi kepala dewa-dewa, relief dewa atau bodhisatwa,
pola hias berbentuk permata atau kala, atau sulur-sulur untaian roncean bunga.
Tata letak
Bangunan candi ada yang berdiri sendiri ada pula yang berkelompok. Ada dua
sistem dalam pengelompokan atau tata letak kompleks candi, yaitu:
Bahan bangunan
Bahan material bangunan pembuat candi bergantung kepada lokasi dan ketersediaan bahan serta teknologi arsitektur
masyarakat pendukungnya. Candi-candi di Jawa Tengah menggunakan batu andesit, sedangkan candi-candi pada masa
Majapahit di Jawa Timur banyak menggunakan bata merah. Demikian pula candi-candi di Sumatera seperti Biaro Bahal,
Muaro Jambi, dan Muara Takus yang berbahan bata merah. Bahan-bahan untuk membuat candi antara lain:
1. Batu andesit, batu bekuan vulkanik yang ditatah membentuk kotak-kotak yang saling kunci. Batu andesit bahan
candi harus dibedakan dari batu kali. Batu kali meskipun mirip andesit tetapi keras dan mudah pecah jika ditatah
(sukar dibentuk). Batu andesit yang cocok untuk candi adalah yang terpendam di dalam tanah sehingga harus
ditambang di tebing bukit.
2. Batu putih (tuff), batu endapan piroklastik berwarna putih, digunakan di Candi Pembakaran di kompleks Ratu Boko.
Bahan batu putih ini juga ditemukan dijadikan sebagai bahan isi candi, di mana bagian luarnya dilapis batu andesit
3. Bata merah, dicetak dari lempung tanah merah yang dikeringkan dan dibakar. Candi Majapahit dan Sumatera
banyak menggunakan bata merah.
4. Stuko (stucco), yaitu bahan semacam beton dari tumbukan batu dan pasir. Bahan stuko ditemukan di percandian
Batu Jaya.
https://id.wikipedia.org/wiki/Candi 8/15
2/21/2018 Candi - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Gaya arsitektur
Soekmono, seorang arkeolog terkemuka di Indonesia, mengidentifikasi
perbedaan gaya arsitektur (langgam) antara candi Jawa tengah dengan candi
Jawa Timur. Langgam Jawa Tengahan umumnya adalah candi yang berasal
dari sebelum tahun 1000 masehi, sedangkan langgam Jawa Timuran
umumnya adalah candi yang berasal dari sesudah tahun 1000 masehi. Candi- Candi Blandongan di kompleks
candi di Sumatera dan Bali, karena kemiripannya dikelompokkan ke dalam percandian Batujaya, Karawang,
langgam Jawa Timur.[2][13][14] Jawa Barat, berbahan bata merah.
https://id.wikipedia.org/wiki/Candi 9/15
2/21/2018 Candi - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
https://id.wikipedia.org/wiki/Candi 10/15
2/21/2018 Candi - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Meskipun demikian terdapat beberapa pengecualian dalam pengelompokkan langgam candi ini. Sebagai contoh candi
Penataran, Jawi, Jago, Kidal, dan candi Singhasari jelas masuk dalam kelompok langgam Jawa Timur, akan tetapi bahan
bangunannya adalah batu andesit, sama dengan ciri candi langgam Jawa Tengah; dikontraskan dengan reruntuhan
Trowulan seperti candi Brahu, serta candi Majapahit lainnya seperti candi Jabung dan candi Pari yang berbahan bata
merah. Bentuk candi Prambanan adalah ramping serupa candi Jawa Timur, tetapi susunan dan bentuk atapnya adalah
langgam Jawa Tengahan. Lokasi candi juga tidak menjamin kelompok langgamnya, misalnya candi Badut terletak di
Malang, Jawa Timur, akan tetapi candi ini berlanggam Jawa Tengah yang berasal dari kurun waktu yang lebih tua pada
abad ke-8 masehi.
Bahkan dalam kelompok langgam Jawa Tengahan terdapat perbedaan tersendiri dan terbagi lebih lanjut antara langgam
Jawa Tengah Utara (misalnya kelompok Candi Dieng) dengan Jawa Tengah Selatan (misalnya kelompok Candi Sewu).
Candi Jawa Tengah Utara ukirannya lebih sederhana, bangunannya lebih kecil, dan kelompok candinya lebih sedikit;
sedangkan langgam candi Jawa Tengah Selatan ukirannya lebih raya dan mewah, bangunannya lebih megah, serta candi
dalam kompleksnya lebih banyak dengan tata letak yang teratur.
Pada kurun akhir Majapahit, gaya arsitektur candi ditandai dengan kembalinya unsur-unsur langgam asli Nusantara
bangsa Austronesia, seperti kembalinya bentuk punden berundak. Bentuk bangunan seperti ini tampak jelas pada candi
Sukuh dan candi Cetho di lereng gunung Lawu, selain itu beberapa bangunan suci di lereng Gunung Penanggungan juga
menampilkan ciri-ciri piramida berundak mirip bangunan piramida Amerika Tengah.
Lihat pula
Kuil
Mandir
Stupa
Angkor Wat
Daftar candi
Galeri
https://id.wikipedia.org/wiki/Candi 11/15
2/21/2018 Candi - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Candi Borobudur, Candi Mendut dekat Candi Pawon antara Candi Prambanan, candi
monumen Buddha Borobudur Borobudur dan Mendut Hindu terbesar di
terbesar di dunia Indonesia
Candi Lumbung dekat Candi Sewu, candi Candi Kalasan Candi Sari
Prambanan Buddha terbesar kedua
setelah Borobudur
Candi Plaosan Lor Candi Plaosan Kidul Candi Sambisari Candi Banyunibo
Candi Bima, Dieng Candi Puntadewa, Candi Arjuna, Dieng Candi Srikandi, Dieng
Dieng
https://id.wikipedia.org/wiki/Candi 12/15
2/21/2018 Candi - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Candi Gatotkaca, Dieng Candi Semar, Dieng Candi Gedong Songo, Candi Gebang,
Ungaran Yogyakarta
https://id.wikipedia.org/wiki/Candi 13/15
2/21/2018 Candi - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Candi Padas Gunung Candi Tikus, Trowulan Gapura Wringin Candi Brahu, Trowulan
Kawi, Bali Lawang, Trowulan
Pranala luar
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (http://candi.pnri.go.id/pengant Wikimedia Commons
ar/index.htm) Basis data mengenai Candi dari Perpusnas RI memiliki galeri mengenai:
Yogyes.com (http://www.yogyes.com/id/yogyakarta-tourism-object/candi/) Temples in Indonesia
Menjelajahi Candi-Candi Kuno di Yogyakarta
Borobudur TV (http://www.borobudur.tv/) Basis data dan galeri mengenai Candi-candi di Jawa Tengah dan
Yogyakarta
Referensi
1. ^ Jacques Dumarçay, "Candi Sewu: dan arsitektur bangunan agama buda di Jawa Tengah : and buddhist architecture
of Central Java", Kepustakaan Populer Gramedia, 2007, 9799100887, 9789799100887.
2. ^ a b c d Nana Supriatna, "Sejarah", PT Grafindo Media Pratama, 9797586006, 9789797586003.
3. ^ Thomas Wendoris, "Mengenal Candi-candi Nusantara", Pustaka Widyatama, 9796102366, 9789796102365.
4. ^ F. X. Gabriel, "Api nan Apik", BPK Gunung Mulia, 2000, 9799290007, 9789799290007.
5. ^ Soekmono, R. "Candi:Symbol of the Universe", pp.58-59 in Miksic, John, ed. Ancient History Volume 1 of
Indonesian Heritage Series Archipelago Press, Singapore (1996) ISBN 978-981-3018-26-6
6. ^ Soekmono, Dr R. (1973). Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 2. Yogyakarta, Indonesia: Penerbit Kanisius.
hlm. 81. ISBN 979-413-290-X.
7. ^ Curriculum Corporation (Australia), "Suara siswa, Jilid 3", Curriculum Corporation, 1993, 1863661352,
9781863661355.
8. ^ a b Sri Pujiastuti, Dkk, "IPS TERPADU : - Jilid 1B", ESIS, 9797346943, 9789797346942.
9. ^ a b Nana Supriatna, "Kenali Lingkungan Sosialmu", PT Grafindo Media Pratama, 9799281253, 9789799281258.
10. ^ Marwati Djoened Poesponegoro, Nugroho Notosusanto, "Sejarah nasional Indonesia: Jaman pertumbuhan dan
perkembangan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia", PT Balai Pustaka, 1992, 9794074098, 9789794074091.
11. ^ "Sejarah 2", Yudhistira Ghalia Indonesia, 9797469069, 9789797469061.
https://id.wikipedia.org/wiki/Candi 14/15
2/21/2018 Candi - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi-BerbagiSerupa Creative Commons; ketentuan tambahan mungkin berlaku. Lihat
Ketentuan Penggunaan untuk lebih jelasnya.
https://id.wikipedia.org/wiki/Candi 15/15