Budaya Jawa
3. Kerajaan Medang
4. Kerajaan Majapahit
6. Lontar Merapi-Merbabu
6
Borobudur
7
Mahayana
8
Kemaharajaan Majapahit
berdiri dari 1293-1527. Diakui
sebagai kerajaan nasional
kedua setelah Sriwijaya.
Runtuh setelah diserbu Demak.
Majapahit
Meninggalkan warisan penting, semboyan “Bhinneka Tunggal
Ika”
12
Tara & Ratu Kidul
Artikel “Tara and Nyai Lara Kidul
Images of The Divine Feminine in
Java” tulisan Roy E. Jordan, Asian
Folklore Studies (1997) menyebut
koneksi antara Dewi Tara dan
Kanjeng Ratu Kidul.
Baik Tara dan Ratu Kidul terkait
dengan warna hijau.
Tara memegang bunga Utpala
(teratai biru), sementara Ratu Kidul
kadang digambarkan memegang
bunga Wijaya Kusuma
Bedanya, jika Tara dianggap
sebagai dewi pelindung, Ratu
Kidul dianggap sebagai sakti
Raja Jawa Mataram Islam 13
Kembali ke Kitab…
Borobudur dibentuk menjadi sebuah peta perjalanan spiritual tiga
dimensi. Boleh dikatakan petanya adalah kitab Saṅ Hyaṅ
Kamahāyānikan.
Selasar lebar di lantai bawah Borobudur menjadi tempat
persembahan anuttarapūjā dan ritual pengeramatan sesuai dengan
tahap Jalan Agung. Teks anuttarapūjā berbahasa Sanskerta
terlestarikan di Bali.
Empat selasar persegi berlangkan menjadi tempat mempelajari
laku Buddha (buddhacārya atau vuddhacarita) untuk memperoleh
sepuluh kesempurnaan sesuai dengan tahap Jalan Tertinggi.
Di penghujung selasar ini dipahat
Samantabhadracaryāpraṇidhāna atau Bhadracarī, yang
menegaskan tekad menghayati dan mengamalkan laku menuju ke-
Buddha-an.
14
Masih di kitab...
Selasar melingkar di atasnya berisi stupa
berterawang menggambarkan keadaan siswa mulai
menampak Buddha ketika melaksanakan tahap
Rahasia Agung.
Jumlah stupa berterawang sama dengan jumlah
panel relief Bhadracarī mencerminkan arca
Buddha di situ terus menggaungkan laku Buddha.
Stupa induk mencerminkan keadaan pencapaian
melihat secara jelas kepekatan rahasia Tathāgata
yang tak mendua (advaya) sesuai dengan tahap
Rahasia Tertinggi.
15
10 Paramita
16
Lontar Buddhis Bali
Selain Sang Hyang Kamahayanikan, sebenarnya
masih ada lagi beberapa teks bernuansa Buddhis
yang masih survive di Bali
Salah satunya adalah Lontar Kalpa Buddha yang
mengajarkan untuk mencapai Nirvana dengan
cara melenyapkan Kilesa.
Metode yang dipakai adalah mengonsentrasikan
batin pada Sang Hyang Paramartha Wisesa,
atau Bathara Buddha (Wairochana)
Diperlukan juga puasa, persembahan, pelepasan,
dan japa mantra.
17
Aksara Buda
Di Jawa Tengah, khususnya di lereng Merapi-Merbabu,
ditemukan juga oleh Belanda warisan teks lontar Shiwa –
Buddha. Jumlah aslinya ada 1000 naskah, namun menyusut
menjadi 400.
Teks ini unik karena menggunakan aksara Buda / aksara
gunung, berbeda dengan aksara Kawi (Jawa Kuno), Jawa
modern, maupun aksara bahasa Sansekerta.
Tahun 1852 Belanda memboyong sebagian besar naskah
koleksi Ki Ajar Windusono (penyelamat naskah pra-
Islam) ke Batavia
Salah satu yang terkenal adalah Kunjarakarna, Lontar
yang berkarakter Buddhis
18
Bentuk Aksara
19
Kunjarakarna
Teks Kakawin Kunjarakarna ditulis abad ke-15 oleh “Mpu
Dusun”, yang berarti dari kalangan perdesaan
Sejarahwan Slamet Mulyana menduga Mpu Dusun adalah
nama samaran dari Mpu Prapanca, seorang bekas Dang
Acharya Kasogatan di Majapahit yang terkenal dengan
karyanya Negarakertagama.
Kakawin Kunjarakarna merupakan salah satu teks Merapi-
Merbabu yang sudah diteliti untuk disertasi oleh Willem Van
Der Molen dari Belanda. Teks lain yang telah diteliti juga
menjadi disertasi adalah Kakawin Arjunawiwaha oleh Ign
Kuntara Wiryamartana SJ.
20
Relief Kunjarakarna
Candi Jago Malang Jawa Timur
22
Rajah Kalacakra
kekosongan
Menjelaskan esensi dari segala
24
Relief-relief di Borobudur
banyak mengajarkan cara
hidup untuk terampil dan
berguna demi
kebahagiaan makhluk
lain. Ini adalah ajaran
Bodhicitta, tema sentral
Mahayana yang masih
hidup dalam masyarakat
Jawa lewat semboyan
migunani tumraping liyan. 25
‘
Masuknya Theravada
26
Terima Kasih
27