Anda di halaman 1dari 51

1

Studi AJARAN-TULEN THEOSOFI


ASLI dari Literatur Terbitan: THE THEOSOPHICAL PUBLISHING HOUSE (TPH)
A Study of GENUINE TEACHINGS of THEOSOPHY, ORIGINATED from Literatures
Published by THE THEOSOPHICAL PUBLISHING HOUSE (TPH)

PENYADARAN-PRIBADI
MELALUI PEMURNIAN MENGATASI-DIRI-SENDIRI,
MEDITASI
SELF REALIZATION
THROUGH PURIFICATION TRANSCENDING ONE’S SELF,
MEDITATION

STUDI PENDALAMAN

DELAPAN-TAHAPAN TEKNIK YOGA-RAJA


SAMPRAJNATA DAN ASAMPRAJNATA SAMADHI

PENYUSUN & PEMBICARA:


IR. ARDI WIBOWO
<egroupsrd@yahoo.co.uk>
Terjemahan Literal, Kata-Perkata
TUJUAN PERHIMPUNAN THEOSOFI (THE THEOSOPHICAL SOCIETY)
(1) Membentuk suatu inti mengenai PERSAUDARAAN–UNIVERSAL
Kemanusiaan, tanpa memperbeda-bedakan ras, doktrin-religi, sex,
kasta ataupun warna-kulit.
(To form a nucleus of the Universal Brotherhood of Humanity, without
distinction of race, creed, sex, caste or colour).

(2) Memajukan studi mendalam mengenai PERSAMAAN PRINSIP-PRINSIP


berbagai Religi, Filsafat dan Sains.
)
(To encourage the study of Comparative Religion* , Philosophy and Science).

(3) Menyelidiki hukum-hukum yang tidak terjelaskan mengenai Alam, serta


menyelidiki daya-daya kekuatan yang belum membentang dan masih
tersembunyi di dalam manusia.
(To investigate unexplained laws of Nature and the powers latent in man).

[English Version from THE THEOSOPHIST, Adyar, The Theosophical Society].


Literal translation by Ir. Ardi Wibowo <egroupsrd@yahoo.co.uk> 5 Feb. 2011
*) Comparative Religion/ Philosophy/ Science:
is a field of study TO DERIVE GENERAL PRINCIPLES of VARIOUS Religions/
Philosphies/ Sciences through comparison and classification
[Example: VARIOUS Religions in general are not the same and different, but all
Religions have general principles such as: Devotion, Virtue, Self-Purification,
Love].
[Religi/ Filsafat/ Sains Komparatif adalah:
bidang studi untuk MENDAPATKAN PRINSIP-PRINSIP UMUM (YANG SAMA-SAMA
DIAJARKAN) di BERANEKA-RAGAM RELIGI/ FILSAFAT/ SAINS melalui PERBANDINGAN
dan KLASIFIKASI.] [Misalnya berbagai-ragam Religi-Religi secara umum adalah
tidak sama dan berbeda, tetapi semua Religi mempunyai PERSAMAAN PRINSIP,
misalnya: Pengabdian, Berbuat Kebajikan, Pemurnian Diri, KASIH].

THERE IS NO TEACHING HIGHER THAN TRUTH


TIDAK ADA AJARAN APAPUN YANG-LEBIH-TINGGI DARIPADA KESEJATIAN
Studi AJARAN-TULEN THEOSOFI
ASLI dari Literatur Terbitan: THE THEOSOPHICAL PUBLISHING HOUSE (TPH)
A Study of GENUINE TEACHINGS of THEOSOPHY, ORIGINATED from TPH Literatures

PENYADARAN-PRIBADI MELALUI PEMURNIAN


MENGATASI-DIRI-SENDIRI, MEDITASI
SELF REALIZATION THROUGH PURIFICATION TRANSCENDING ONE’S SELF, MEDITATION
STUDI PENDALAMAN
DELAPAN-TAHAPAN TEKNIK YOGA-RAJA
SAMPRAJNATA DAN ASAMPRAJNATA SAMADHI

DEDICATED TO: Students of Theosophy, Seekers after TRUTH, and Aspirants


DIBAKTIKAN BAGI: Pelajar-Theosofi, Pencari-Kesejatian, dan Peminat
PENYUSUN & PEMBICARA: IR. ARDI W IBOWO <egroupsrd@yahoo.co.uk>
LITERATUR-ASLI THEOSOFI TERBITAN THE THEOSOPHICAL PUBLISHING HOUSE
THE SCIENCE OF YOGA; DR. I. K. Taimni
MAN, GOD AND THE UNIVERSE; SELF CULTURE
THE MASTER AND THE PATH C. W. Leadbeater
TALKS ON THE PATH OF OCCULTISM Annie Besant, D. L.;
Rt. Rev. C. W. Leadbeater
KARMA; ADDRESSES TO NEW MEMBERS DR. Annie Besant
THE INNER LIFE; THE HIDDEN SIDE OF THINGS; C. W. Leadbeater
MAN VISIBLE AND INVISIBLE
THE KEY TO THEOSOPHY H. P. Blavatsky
THE MYSTERY OF LIFE AND HOW THEOSOPHY UNVEILS Clara M. Codd
IT
YOU ARE THE W ORLD; BEYOND VIOLENCE; Jiddhu Krishnamurti
FREEDOM FROM THE KNOWN; THE ENDING OF
(PSYCHOLOGICAL) TIME; THE FUTURE OF HUMANITY
File:/Serie Studi Theosofi/ Ir. Ardi Wibowo/ 3 March 2017
THEOSOFI 4

“Tidak Ada Ajaran Apapun Yang-Lebih-Tinggi daripada Kesejatian”


There Is No Teaching Higher than Truth
The word “Religion” has several Kata “Religion” mempunyai
meanings such as: beberapa arti antara-lain:
- Conviction, - Keyakinan,
- Belief, - Kepercayaan,
- Religious View of Life, - Pandangan Religius
- Agama. mengenai Kehidupan,
Therefore, the word “Religion” - Agama.
here is translated into Oleh karena itu, kata Religion di
Indonesian language with the sini diterjemahkan kedalam
word “Religi”. bahasa Indonesia dengan kata
The word “Agama” itself has Religi.
been treated sacredly in Kata “Agama” itu sendiri telah
Indonesia, and thus for precise diperlakukan secara sakral di
meaning, the Motto used here Indonesia, dan demikianlah untuk
is: ketepatan makna, maka Motto
“THERE IS NO TEACHING yang dipakai di sini adalah:
HIGHER THAN TRUTH”, “TIDAK ADA AJARAN APAPUN
having in mind that: YANG-LEBIH-TINGGI DARIPADA
- there is “Religious KESEJATIAN”,
Teaching” dengan mengingat bahwa:
(not “RELIGION itself”), - di sana ada “Ajaran Religius”
- there is “Scientifical (bukan “RELIGI itu sendiri”),
Teaching” - di sana ada “Ajaran Saintifis”
(not “SCIENCE itself”), (bukan “SAINS ITU SENDIRI”),
- there is “Philosophical - di sana ada “Ajaran Filosofis”
Teaching” (bukan “FILSAFAT itu sendiri”).
(not “PHILOSOPHY itself”).
“TIDAK ADA AJARAN APAPUN YANG-LEBIH-TINGGI DARIPADA KESEJATIAN”
THERE IS NO TEACHING HIGHER THAN TRUTH
THEOSOFI 5

Daftar Isi

Table of Contents
Disiplin Yoga-Raja (Raja-Yoga) .................................................. 9
**Pengantar ................................................................................ 9
**Puncak Tujuan Yoga, Puncak Pencapaian Samadhi ............... 9
1). Penyadaran-Pribadi Monadiah sendiri sebagai percikan- ...... 9
illahiah terpancar dariNya, DiaNya, bukan dariku bukan AKUku.
................................................................................................... 9
I. Ringkasan-Singkat Delapan Tahapan Teknik Yoga-Raja. . 11
I.1. Ringkasan Delapan-Tahapan Teknik Yoga-Raja............ 14
**Persiapan-Meditasi ................................................................ 14
**Meditasi ................................................................................. 17
8.
Samadhi ................................................................................. 17
2).8.4.Penggabungan-sementara antara kesadaran-Monadiah .. 20
(Monad-Individual) dengan kesadaran Logos Tata-Surya (Monad-
Universal). ................................................................................ 20
I.2. Rincian-Ringkas 8 Tahapan Teknik Yoga-Raja .............. 22
A. Persiapan Meditasi ............................................................... 22
1.Yama= Self-Restraints, Menahan-Diri, ............................. 23
2.Niyama= Fixed observances, Pendisiplinan-Tetap, ......... 25
**Isvara= Guru-illahiah. ............................................................. 33
**Monad Guru-Sejati ................................................................. 34
**Maha-Kiamat ......................................................................... 35
MONAD= 6
INTI-EKSISTENSI MAKHLUK= PERCIKAN-ILLAHIAH DARINYA, DIANYA

3. Asana, postur .................................................................... 36


4. Pranayama, pengaturan aliran Prana*) melalui pengaturan
pernafasan. .............................................................................. 36
**Yoga Sejati ............................................................................ 37
5. Pratyahara, abstraksi. ........................................................ 37
B. Meditasi. ........................................................................... 38
6. Dharana= Konsentrasi adalah awal-Meditasi, .................... 38
7. Dhyana= Kontemplasi adalah Meditasi-menengah, .......... 38
8. Samadhi= Trans adalah puncak-Meditasi, ........................ 38
** Penjelasan mengenai Prajna. ............................................... 39
**Penjelasan mengenai Biji Samadhi dan Cahaya Adalah Tidak
Terlihat. .................................................................................... 39
**Penjelasan mengenai KOSONG ............................................ 40
**Penjelasan mengenai Sabija Samadhi dan Nirbija Samadhi .. 41
8.1. Sabija Samadhi. ............................................................. 41
**Samprajnata-Samadhi dan Asamprajnata-Samadhi:............. 41
8.2. Nirbija-Samadhi ............................................................. 43
**Rincian-Ringkas Tahapan Samadhi ....................................... 44
8.2. Nirbija Samadhi [=Samadhi tanpa biji-Samadhi] ............ 45
8.3. Kaivalya [= Pencerahan Monadiah], ............................... 46
** Nishkama Karma, Kaivalya, dan Penyadaran-Pribadi .......... 46
8.4. Penggabungan kesadaran-Monadiah (Monad-Individual)
49
dengan kesadaran Logos Tata-Surya (Monad-Universal). ........ 49
PERSIAPAN -MEDITASI 7
(1.YAMA, 2.NIYAMA, 3.ASANA, 4.PRANAYAMA, 5.PRATYAHARA)
MONAD= 8
INTI-EKSISTENSI MAKHLUK= PERCIKAN-ILLAHIAH DARINYA, DIANYA
THEOSOFI 9

DISIPLIN YOGA-RAJA (RAJA-YOGA)

**PENGANTAR

**PUNCAK TUJUAN YOGA, PUNCAK PENCAPAIAN SAMADHI


YOGA-RAJA adalah satu dari 7 Jenis Yoga: RAJA-YOGA, BHAKTI-
YOGA, KARMA-YOGA, HATHA-YOGA, JNANA-YOGA, MANTRA-YOGA,
TANTRA-YOGA.

Tujuan dari Yoga adalah:


1). Penyadaran-Pribadi Monadiah (Inti-Eksistensi Individu,
Monad) sebagai percikan-illahiah terpancar dariNya,
DiaNya, dan
2). Penggabungan-sementara antara Monad-Individual dalam
SAMADHI dengan Monad-Universal

Monad-Individual= Monad di kelas Manusia hingga


sebelum kelas Logos Tata-Surya.

Monad-Universal= Monad yang telah mencapai jenjang-


evolusi/ kelas Logos Tata-Surya, disingkat Logos
Tata-Surya.

1). PENYADARAN-PRIBADI MONADIAH SENDIRI SEBAGAI PERCIKAN-


ILLAHIAH TERPANCAR DARINYA, DIANYA, BUKAN DARIKU BUKAN
AKUKU.

PENYADARAN-PRIBADI ini dalam Yoga-Raja (RAJA YOGA) terjadi


setelah Kesadaran dalam SAMADHI melintasi puncak-SAMADHI
yaitu:
* DHARMA-MEGHA SAMADHI, dan
MEDITASI 10
DAHARA - DHYANA – SAMADHI

* KAIVALYA (tercapai setelah seluruh Karma Personalitas


tuntas dijalani dalam sejumlah Reinkarnasi, dan lulus
ditarik pelajarannya).

RAJA YOGA terdiri dari 8 tahapan teknik Meditasi yaitu:


* Persiapan-Meditasi (tahapan 1, 2, 3, 4, 5), dan
* Meditasi (tahapan 6, 7, 8),
PERSIAPAN -MEDITASI 11
(1.YAMA, 2.NIYAMA, 3.ASANA, 4.PRANAYAMA, 5.PRATYAHARA)

I. RINGKASAN-SINGKAT DELAPAN TAHAPAN TEKNIK YOGA-RAJA.

1.YAMA -- Self restrained


1.1.
AHIMSA -- Abstention from Violence,
1.2.
SATYA -- Abstention from Falsehood,
1.3.
ASTEYA -- Abstention from Theft,
1.4.
BRAHMACARYA -- Abstention from Incontinence,
1.5.
APARIGRAHA -- Abstention from Acquisitiveness
2.NIYAMA -- Fixed observances, Pendisiplinan-Tetap.
2.1.
SAUCA -- Purity,
2.2.
SAMTOSA -- Contentment,
2.3.
TAPAS -- Austerity,
2.4.
SVADHYAYA -- Self-Study,
2.5.
ISVARA-PRANIDHANA -- Self Surrender, Resignation to
God
3.Asana- Postur
4.PRANAYAMA- Pengaturan aliran PRANA melalui pengaturan
pernafasan.
5.PRATYAHARA -- Abstraksi
6.DHARANA -- Konsentrasi
7.DHYANA -- Kontemplasi
8.SAMADHI -- Trans
8.1. SABIJA SAMADHI [=SAMADHI dengan BIJI-SAMADHI], terdiri dari:
8.1.1.
VITARKA SAMADHI.
SAMADHI dengan KESADARAN (dan BATIN) MENTAL-
KONKRIT di ALAM-MENTAL YANG-LEBIH-KASAR

8.1.1A. SAMPRAJNATA VITARKA-SAMADHI


[dengan BIJI-SAMADHI, dalam aspek Mental-
konkritnya
8.1.1B. ASAMPRAJNATA VITARKA-SAMADHI
(sudah tanpa biji-SAMADHI), dan
8.1.2.
VICARA SAMADHI.
MEDITASI 12
DAHARA - DHYANA – SAMADHI

SAMADHI dengan KESADARAN (dan BATIN) MENTAL-


ABSTRAK di ALAM-MENTAL YANG-LEBIH-HALUS.

8.1.2A. SAMPRAJNATA VICARA-SAMADHI


(dengan BIJI-SAMADHI, dalam aspek Mental-
abstraknya),
8.1.2B. ASAMPRAJNATA VICARA-SAMADHI
(sudah tanpa BIJI-SAMADHI),
8.1.3.
SANANDA SAMADHI.
SAMADHI dengan KESADARAN (dan BATIN) INTUISIONAL di
ALAM-INTUISIONAL

8.1.3A. SAMPRAJNATA SANANDA-SAMADHI


(dengan BIJI-SAMADHI dalam aspek
Intuisionalnya),
8.1.3B. ASAMPRAJNATA SANANDA-SAMADHI
(sudah tanpa BIJI-SAMADHI),
8.1.4.
SASMITA SAMADHI.
SAMADHI dengan KESADARAN (dan BATIN) Rohaniah di
ALAM-ROHANIAH.
8.1.4A. SAMPRAJNATA SASMITA-SAMADHI
(dengan BIJI-SAMADHI dalam aspek
Rohaniahnya),

8.2. NIRBIJA SAMADHI [=SAMADHI tanpa BIJI-SAMADHI]


8.2.1.
NIRBIJA ASAMPRAJNATA SASMITA-SAMADHI
[= 8.1.4B.]; (sudah tanpa BIJI-SAMADHI)

8.2.1A. DHARMA MEGHA SAMADHI.


[= SAMADHI di perbatasan/ awan/ megha/ prisma
antara alam Rohaniah dan alam Monadiah]

8.3. KAIVALYA [Pencerahan-Monadiah], ini tercapai hanya


setelah:
PERSIAPAN -MEDITASI 13
(1.YAMA, 2.NIYAMA, 3.ASANA, 4.PRANAYAMA, 5.PRATYAHARA)

 KARMA PERSONALITAS telah seluruhnya tuntas dijalani


Akibatnya, dan lulus ditarik pelajarannya, dalam
sejumlah Reinkarnasi.
8.3.1.
Penyadaran-Pribadi (Self Realization).
* PRIBADI-SEJATI (True-Self) yaitu PURUSHA= Monad-
Individual, percikan-illahiah terpancar dariNya,
DiaNya, bukan dariKU, bukan AKUku, bukan AKU

8.4. Penggabungan KESADARAN-MONADIAH (Monad-Individual)


dengan KESADARAN Logos Tata-Surya (Monad-Universal).

Meditasi selesai, kembali ke kehidupan sehari-hari pada tingkatan


Kemanusiaan Rohaniah, dan berlanjut ke Meditasi berikutnya,
hingga lulus dari kelas Manusia dan naik-kelas ke kelas Adept.
MEDITASI 14
DAHARA - DHYANA – SAMADHI

I.1. RINGKASAN DELAPAN-TAHAPAN TEKNIK YOGA-RAJA.

**PERSIAPAN-MEDITASI

1.
YAMA= Self-Restraints, Menahan-Diri;
YAMA adalah landasan Etika-kehidupan dalam disiplin
Yoga, terdiri dari:
1.1.
AHIMSA= Abstention from Violence,
secara menyeluruh berhenti melakukan kekerasan,
termasuk berhenti menyantap Binatang, dan tetap
berperilaku dalam Kasih.
1.2.
SATYA= Abstention from Falsehood,
secara menyeluruh berhenti melakukan
perkeliruan;
tetap berkebenaran dalam ucapan, perasaan,
pikiran, dan tindakan, berhenti korup.
1.3.
ASTEYA= Abstention from Theft,
secara menyeluruh berhenti mencuri, berhenti
korupsi,
berhenti melakukan seluruh ketidak-layakan,
termasuk menolak menerima hadiah/ uang atas
pelayanan yang telah digaji.
1.4.
BRAHMACARYA= Abstention from Incontinence,
secara menyeluruh lulus dari menjalani kehidupan
inderawi, duniawi, sexual, dalam ratusan
reinkarnasi yang lalu, dan kini tidak lagi menuruti
dorongan inderawi, sexual, duniawi.
PERSIAPAN -MEDITASI 15
(1.YAMA, 2.NIYAMA, 3.ASANA, 4.PRANAYAMA, 5.PRATYAHARA)

1.5.
APARIGRAHA= Abstention from Acquisitiveness
secara menyeluruh tidak terlekat kepada
kepemilikan apapun, termasuk tidak memiliki diri
sendiri, karena tidak mengadakan eksistensi
sendiri.
2.
NIYAMA= Fixed observances, Pendisiplinan-Tetap.
Pendisiplinan pribadi, mengorganisir pribadi sendiri
kedalam disiplin Yoga.
2.1.
SAUCA= Purity,
secara menyeluruh menjaga kemurnian, kebersihan,
meskipun terhadap bintik kotoran di ujung kuku,
sehingga tidak terjadi turbulensi di ujung kuku atas
energi kehidupan yang telah terpakai.
2.2.
SAMTOSA= Contentment,
KEWASPADAAN mengenai hal TERPENUHI SECARA
MENYELURUH di dalam kalbu.
Kesempurnaan-potensial setiap makhluk telah
terkandung di dalam Inti-Eksistensi setiap makhluk itu
sendiri, penuh kemuliaan percikan-illahiah dariNya.
2.3.
TAPAS= Austerity,
Pemurnian diri secara menyeluruh, ketat bersahaja,
* tanpa hasrat, tanpa keinginan,
* tetap tulus dan murni,
* tanpa pamrih, tanpa berharap,
* meniadakan sifat mementingkan diri sendiri,
melupakan diri sendiri,
agar dapat mewaspadai kesejatian Inti-Eksistensi
sendiri yang dariNya, DiaNya Itu, percikan-Illahiah
terpancar dariNya, bukan dariKU, bukan AKUku.
MEDITASI 16
DAHARA - DHYANA – SAMADHI

2.4.
SVADHYAYA= Self-Study,
studi sendiri secara menyeluruh, mendalami sendiri,
menjadi tuan bagi diri sendiri.
Berhenti bertakhyul dan berhenti berdogma, tetap
berpenalaran jernih, tanpa percaya/ tanpa tidak-
percaya.
2.5.
ISVARA-PRANIDHANA= Self Surrender, Resignation to God
Berserah-diri secara menyeluruh kepada illahi.
Dalam hal ini, illahi adalah ISVARA= Logos Tata-Surya,
yaitu Deitas tertinggi di satu Tata-Surya;
melaluiNya seluruh Monad memasuki satu Tata-
Surya untuk bersekolah, guna mengaktualisasikan
potensi-illahiah masing-masing sebagai percikan-
illahiah terpancar dari Tuhan-Impersonal (aspek Sang
Absolut) dan bersumber terakhir di Sang Absolut [=
Sumber-Terakhir seluruh Eksistensi, kekal tidak
berbentuk, tidak bermanifestasi, tidak bersifat, tidak
bisa dihubungi secara personal, secara impersonal
ataupun secara individual].
3.
ASANA, postur.
Berlatih melenturkan Jasmani, tulang-belakang,
mengaktifkan simpul-simpul syaraf, pusat-pusat
Jasmaniah, bagi efektivitas dan efisiensi aliran
KUNDALINI dan PRANA serta Energi Kehidupan yang
mengaliri Jasmani.
4.
PRANAYAMA.
Pengaturan aliran PRANA melalui pengaturan
pernafasan.
PERSIAPAN -MEDITASI 17
(1.YAMA, 2.NIYAMA, 3.ASANA, 4.PRANAYAMA, 5.PRATYAHARA)

5.
PRATYAHARA, abstraksi.
MEDITASI dimulai di KESADARAN dan BADAN Mental.
PRATYAHARA mempersiapkan Meditasi hingga seluruh
aktivitas Jasmaniah dan Astral tidak mengganggu
aktivitas Meditasi.

**MEDITASI
6.
DHARANA= KONSENTRASI
Ini adalah AWAL-MEDITASI, di KESADARAN (dan BATIN)
MENTAL-KONKRIT di alam Mental yang-lebih-kasar.
7.
DHYANA= KONTEMPLASI adalah MEDITASI-MENENGAH,
di KESADARAN (dan BATIN) MENTAL-KONKRIT di alam
Mental yang-lebih-kasar.
8.
SAMADHI= TRANS adalah PUNCAK-MEDITASI,

Tiga-tiganya ini, yaitu 6.DHARANA dan 7.DHYANA dan 8.SAMADHI


disebut SAMYAMA.
8.
SAMADHI
Ini meliputi:
8.1.
SABIJA SAMADHI (SAMPRAJNATA dan ASAMPRAJNATA),
dan
8.2.
NIRBIJA SAMADHI (ASAMPRAJNATA).
8.2.1.
DHARMA-MEGHA SAMADHI
8.3.
KAIVALYA (Pencerahan Monadiah).
8.3.1.
PENYADARAN PRIBADI MONADIAH (MONAD
INDIVIDUAL) dariNya, DiaNya.
8.4.
Penggabungan MONAD-INDIVIDUAL dengan MONAD-
UNIVERSAL (Logos Tata-Surya= Monad yang telah
mencapai kelas/ jenjang-evolusi Logos Tata-Surya).
MEDITASI 18
DAHARA - DHYANA – SAMADHI

8.1. SABIJA SAMADHI [=SAMADHI dengan BIJI-SAMADHI], terdiri dari:

8.1.1. VITARKA SAMADHI.


SAMADHI dengan KESADARAN (dan BATIN) MENTAL-
KONKRIT di ALAM-MENTAL YANG-LEBIH-KASAR

8.1.1A. SAMPRAJNATA VITARKA-SAMADHI


[ini diawali dengan mendalami PRATYAYA,
BIJI-SAMADHI, dalam aspek Mental-
konkritnya]

8.1.1B. ASAMPRAJNATA VITARKA-SAMADHI


(sudah tanpa biji-SAMADHI), dan

8.1.2. VICARA SAMADHI.


SAMADHI dengan KESADARAN (dan BATIN) MENTAL-
ABSTRAK di ALAM-MENTAL YANG-LEBIH-HALUS.

8.1.2A. SAMPRAJNATA VICARA-SAMADHI


(ini diawali dengan mendalami PRATYAYA,
BIJI-SAMADHI, dalam aspek Mental-
abstraknya),

8.1.2B. ASAMPRAJNATA VICARA-SAMADHI


(sudah tanpa BIJI-SAMADHI),

8.1.3. SANANDA SAMADHI.


SAMADHI dengan KESADARAN (dan BATIN) INTUISIONAL di
ALAM-INTUISIONAL

8.1.3A. SAMPRAJNATA SANANDA-SAMADHI


(ini diawali dengan mendalami PRATYAYA,
BIJI-SAMADHI dalam aspek Intuisionalnya),

8.1.3B. ASAMPRAJNATA SANANDA-SAMADHI


(sudah tanpa BIJI-SAMADHI),
PERSIAPAN -MEDITASI 19
(1.YAMA, 2.NIYAMA, 3.ASANA, 4.PRANAYAMA, 5.PRATYAHARA)

8.1.4. SASMITA SAMADHI.


SAMADHI dengan KESADARAN (dan BATIN) Rohaniah di
ALAM-ROHANIAH.

8.1.4A. SAMPRAJNATA SASMITA-SAMADHI (ini diawali


dengan mendalami PRATYAYA, BIJI-SAMADHI
dalam aspek Rohaniahnya),

8.2. NIRBIJA SAMADHI [=SAMADHI tanpa BIJI-SAMADHI]


8.2.1. NIRBIJA ASAMPRAJNATA SASMITA-SAMADHI [= 8.1.4B.];
(sudah tanpa BIJI-SAMADHI), KESADARAN-ROHANIAH
memusat ke pusat kesadaran-rohaniahnya sendiri
hingga berlangsungnya DHARMA MEGHA SAMADHI.

8.2.1. DHARMA MEGHA SAMADHI.


[= SAMADHI di perbatasan/ awan/ megha/ prisma
antara alam Rohaniah dan alam Monadiah]

8.3. KAIVALYA [Pencerahan-Monadiah], ini tercapai hanya setelah


dalam sejumlah Reinkarnasi:
* KARMA PERSONALITAS telah seluruhnya tuntas dijalani
Akibatnya, dan lulus ditarik pelajarannya,
* melaksanakan NISKHAMA-KARMA, PERILAKU
PERSONALITAS adalah cerminan belaka bagi INSPIRASI
INDIVIDUALITAS:
 perilaku Jasmaniah adalah tanpa menyakiti
makhluk lain, tidak makan produk Binatang dalam
Veganisme, dan bekerja hanya demi
Kesempurnaan pekerjaan itu sendiri
mengekspresikan inspirasi Rohaniah belaka,
sehingga Akibatnya terjadi di alam Rohaniah
Individualitas, bukan di alam-alam Personalitas
 perilaku Astral adalah hanya dalam Ketulusan itu
sendiri, tanpa Keinginan, tanpa Pamrih, dan dalam
MEDITASI 20
DAHARA - DHYANA – SAMADHI

Persaudaraan-Universal, mengekspresikan
inspirasi Intuisional belaka, sehingga Akibatnya
terjadi di alam Intuisional Individualitas, bukan di
alam-alam Personalitas
 perilaku Mental-konkrit adalah cerdas dalam
Pemilah-milahan, tanpa Pilih-pilih, tanpa
mementingkan diri sendiri, mengekspresikan
inspirasi Mental-abstrak belaka, sehingga
Akibatnya terjadi di alam Mental yang-lebih-halus
Individualitas, bukan di alam-alam Personalitas.

8.3.1. PENYADARAN-PRIBADI (SELF REALIZATION).


PRIBADI di sini adalah:
* PRIBADI-SEJATI (True-Self) yaitu PURUSHA= Monad-
Individual, percikan-illahiah terpancar dariNya,
DiaNya, bukan dariKU, bukan AKUku, bukan AKU

2). 8.4.PENGGABUNGAN-SEMENTARA ANTARA KESADARAN-MONADIAH


(MONAD-INDIVIDUAL) DENGAN KESADARAN LOGOS TATA-SURYA
(MONAD-UNIVERSAL).
Karena setiap Monad adalah khas-tersendiri dengan sudut-
pancar dan sudut-pantul masing-masing tersebut,
maka dalam ke-khas-tersendirian masing-masing itu:
* setiap Monad tidak bisa melebur dengan setiap Monad
lainnya, termasuk tidak bisa melebur dengan Monad
Logos Tata-Surya, walaupun dapat menggabung
dengan Logos Tata-Surya.

Meditasi selesai.

Kesadaran menurun kembali hingga ke kesadaran


Jasmaniah, melanjutkan Kehidupan sehari-hari dan
menerapkan Meditasi berikutnya hingga penuh keahlian
PERSIAPAN -MEDITASI 21
(1.YAMA, 2.NIYAMA, 3.ASANA, 4.PRANAYAMA, 5.PRATYAHARA)

dalam sejumlah Reinkarnasi, dan Cerdas, Tulus, Murni,


TIDAK MEMENTINGKAN DIRI SENDIRI KEMBALI, hingga dapat
lulus dari kelas Manusia, dan naik-kelas ke kelas Adept.

~~~~~f~~~~~
MEDITASI 22
DAHARA - DHYANA – SAMADHI

I.2. RINCIAN-RINGKAS 8 TAHAPAN TEKNIK YOGA-RAJA

Dalam disiplin Yoga-Raja, terdapat 8 tahapan teknik Yoga terdiri


dari PERSIAPAN-MEDITASI dan MEDITASI, menuju PENYADARAN-
PRIBADI (MONADIAH).
A. PERSIAPAN-MEDITASI adalah:
* lima (5) tahapan pertamanya yaitu:
1. 2. 3. 4.
YAMA, NIYAMA, Asana, Pranayama,
5.
Pratyahara.

B. MEDITASI adalah:
* tiga (3) tahapan terakhirnya yaitu:
6.
Dharana, 7.Dhyana, 8.SAMADHI.

Uraiannya adalah sebagai berikut.

A. PERSIAPAN MEDITASI

Kesadaran JASMANIAH, di alam Jasmaniah, dan


kesadaran ASTRAL, di alam Astral, dan
kesadaran MENTAL, di alam Mental,
terlebih dahulu dicerdaskan dan dimurnikan melalui disiplin
Moralitas-Kekudusan Yoga di Persiapan Meditasi, yaitu:
YAMA(SELF RESTRAINT, MENAHAN-DIRI), dan
NIYAMA(FIXED OBSERVANCES, PENDISIPLINAN TETAP) :
* dalam Kasih, dalam Tidak Menyakiti makhluk hidup
(termasuk tidak makan seluruh produk Binatang, Ikan, tertuju
untuk sekedar makan buah, menyerap PRANA langsung dari
angkasa, dari Matahari)
* dalam Kecerdasan,
* dalam Kemurnian mengatasi kemanusiawian sendiri karena
esensi makhluk adalah percikan-illahiah dariNya, DiaNya
sendiri, pancaranNya,
PERSIAPAN -MEDITASI 23
(1.YAMA, 2.NIYAMA, 3.ASANA, 4.PRANAYAMA, 5.PRATYAHARA)

* dalam tidak selfish, Tidak Mementingkan Diri Sendiri.

Demikianlah, PERSIAPAN MEDITASI tertuju bagi:


PEMURNIAN dan PENCERDASAN
I).
Jasmani, dan
II).
Astral dan
III).
Mental
melalui lima (5) tahapan pertama Yoga-Raja yaitu:
1.
YAMA, 2.NIYAMA, 3.ASANA, 4.PRANAYAMA, 5.PRATYAHARA.
berikut ini.

1.YAMA= SELF-RESTRAINTS, MENAHAN-DIRI,


YAMA adalah landasan Etika-kehidupan dalam disiplin Yoga,
terdiri dari:
YAMA 1.
AHIMSA = Abstention from 1.1.Violence,
secara menyeluruh berhenti melakukan kekerasan,
berhenti menyakiti makhluk lain, termasuk berhenti
menyantap Binatang,
tetap berperilaku dalam Kasih, menerapkan
VEGETARIANISME, VEGANISME (tidak memakan seluruh
produk Binatang), ataupun FRUITISME, PRANAISME.

Kekerasan kepada siapapun pasti mengakibatkan


kekerasan kepada diri sendiri, segera, ataupun kelak di
reinkarnasi yang akan datang, tanpa penghapusan
apapun, dari siapapun.

Ketika ia telah berhasil dalam AHIMSA, maka Binatang


buas pun jinak di sekitarnya, hingga ia pergi.
YAMA 2.
SATYA= Abstention from 1.2.Falsehood,
secara menyeluruh berhenti melakukan perkeliruan;
tetap berkebenaran dalam ucapan, perasaan, pikiran,
dan tindakan, berhenti korup.
MEDITASI 24
DAHARA - DHYANA – SAMADHI

YAMA 3.
ASTEYA= Abstention from 1.3.Theft,
secara menyeluruh berhenti mencuri, berhenti korupsi,
berhenti melakukan seluruh ketidak-layakan, termasuk
menolak menerima hadiah/ uang atas pelayanan yang
telah digaji.
YAMA 4.
BRAHMACARYA= Abstention from 1.4.Incontinence,
secara menyeluruh lulus dari menjalani kehidupan
inderawi, duniawi, sexual, dalam ratusan reinkarnasi,
dan kini tidak lagi menuruti dorongan inderawi, sexual,
duniawi.
Karena, setiap Monad= PURUSHA= setiap Inti-Eksistensi
mengenai setiap makhluk adalah dariNya, DiaNya
sendiri, emanasiNya, percikan-illahiah kekal, yaitu
Kesadaran-murni tanpa Materi (karena Materi adalah
tidak kekal dan terurai meluruh kedalam Energi); tanpa
Badan, tanpa Sex, tanpa Gender, bukan Lelaki, bukan
Wanita, bukan Bisexual, bukan Trans-Sexual;
YAMA 5.
APARIGRAHA= Abstention from 1.5.Acquisitiveness,
secara menyeluruh tidak terlekat kepada kepemilikan
apapun, termasuk tidak memiliki eksistensi sendiri.
Karena, setiap Inti-Eksistensi mengenai setiap makhluk,
adalah kekal, ada bukan dariku sehingga bukan milikku,
dan ada dariNya, DiaNya, percikan-Illahiah bersumber
terakhir di Yang Maha-Ada/ Yang Absolut. Sang illahi
(satu-satunya Tuhan Impersonal) adalah aspek dari Sang
Absolut.
PERSIAPAN -MEDITASI 25
(1.YAMA, 2.NIYAMA, 3.ASANA, 4.PRANAYAMA, 5.PRATYAHARA)

2.NIYAMA= FIXED OBSERVANCES, PENDISIPLINAN-TETAP,


NIYAMA adalah Pendisiplinan-pribadi, secara tetap mengorganisir
pribadi sendiri kedalam disiplin Yoga.
NIYAMA 1.
SAUCA= Purity= Cleanliness,
SAUCA adalah secara menyeluruh menjaga kemurnian,
kebersihan, meskipun terhadap bintik kotoran di ujung
kuku.
Energi-Semesta memasuki badan Jasmaniah melalui
Chakra Mahkota, dan setelah selesai dipakai oleh badan
Jasmaniah, energi bekasnya keluar melalui semua jari-
tangan, dan semua jari-kaki; oleh karena itu kuku harus
dijaga kebersihannya, agar arus keluar ini tidak terhambat
oleh kotoran di kuku, karena kotoran di kuku bisa membuat
terjadinya turbulensi, dan terhambat keluarnya energi
bekas tersebut bisa meracuni tubuh.
[Terdapat 7 CHAKRA Utama di BADAN JASMANIAH
KEMBARAN-ETHERIS. 7 CHAKRA ini berfungsi sebagai pintu
masuknya energi kehidupan ke BADAN JASMANIAH-KASAR
7 CHAKRA Utama tersebut adalah:
7. CHAKRA Mahkota,
6. CHAKRA Kening,
5. CHAKRA Kerongkongan,
MEDITASI 26
DAHARA - DHYANA – SAMADHI

4. CHAKRA Jantung,
3. CHAKRA Pusar,
2. CHAKRA Limpa,
1. CHAKRA Akar].

NIYAMA 2.
SAMTOSA= Contentment,
SAMTOSA adalah KEWASPADAAN mengenai HAL TERPENUHI
secara MENYELURUH di dalam kalbu.
Kesempurnaan-potensial setiap makhluk telah terkandung
di dalam Inti-Eksistensi setiap makhluk itu sendiri, penuh
kemuliaan percikan-illahiah dariNya.

Dan aktualisasi atas Kesempurnaan-potensial ini juga tidak


memerlukan satu pun makhluk lainnya.
Ini adalah bagaikan pohon seutuhnya telah ada secara
potensial di dalam bijinya, dan tumbuh meninggi tanpa
memerlukan satu pun biji lainnya.

Lagipula Hukum Karma adalah:


* menyeluruh Kasihnya, dan
* menyeluruh pula Keadilannya, dan
* tidak memperkecualikan apapun/ siapapun, dan
* tidak menghukum melainkan mendidik setiap makhluk
pelakunya sendiri;
sehingga tidak ada yang kebetulan.

Apapun yang terjadi pada diri sendiri:


* KEBAHAGIAAN= adalah Akibat dari PERILAKU SENDIRI
yang SELARAS dengan KASIH sedetik yang lalu hingga
berjuta tahun yang lalu dalam riwayat abadi Jiwa
sendiri,
* KESENGSARAAN= adalah Akibat dari PERILAKU SENDIRI
yang MELANGGAR KASIH sedetik yang lalu hingga
berjuta tahun yang lalu dalam riwayat abadi Jiwa
sendiri.
PERSIAPAN -MEDITASI 27
(1.YAMA, 2.NIYAMA, 3.ASANA, 4.PRANAYAMA, 5.PRATYAHARA)

Seluruh KEBAHAGIAAN dan seluruh KESENGSARAAN adalah


untuk diatasi kedalam PENCERAHAN.
(bagaikan berpijarnya lampu tungsten mengatasi aliran
listrik yang positif dan yang negatif),
diatasi melalui berhenti selfish, berhenti mementingkan diri
sendiri, tokh tidak mengadakan eksistensi masing-masing
sendiri, sehingga seluruh eksistensi adalah dariNya,
DiaNya belaka, emanasiNya, bukan dariKU, bukan AKUku.
NIYAMA 3.
TAPAS= Austerity, Austeritas,
TAPAS adalah Pemurnian-diri secara menyeluruh, ketat
bersahaja,
* tanpa hasrat, tanpa keinginan,
* tetap tulus dan murni,
* tanpa pamrih, tanpa berharap,
* meniadakan sifat mementingkan diri sendiri,
melupakan diri sendiri,
agar dapat mewaspadai kesejatian Inti-Eksistensi
sendiri yang dariNya itu, percikan-Illahiah dariNya,
pancaranNya, bukan dariKU, bukan AKUku.

Karena, seluruh Inti-Eksistensi mengenai seluruh


makhluk= seluruh Monad= seluruh PURUSHA adalah
kekal, dan yang kekal adalah KESADARAN-MURNI belaka,
tanpa Materi, tanpa badan, karena Materi senantiasa
terurai meluruh kedalam Energi.
NIYAMA 4.
SVADHYAYA= Self-Study,
SVADHYAYA adalah studi sendiri secara menyeluruh,
mendalami sendiri, menjadi tuan bagi diri sendiri.
Berhenti bertakhyul dan berhenti berdogma, tetap
berpenalaran jernih, tanpa percaya/ tanpa tidak-
percaya.
MEDITASI 28
DAHARA - DHYANA – SAMADHI

NIYAMA 5.
ISVARA-PRANIDHANA= Self Surrender, Resignation to
God, berserah-diri secara menyeluruh kepada illahi.

God dalam hal ini adalah ISVARA= Logos Tata-Surya=


Monad yang telah berada di kelas Logos Tata-Surya,
yaitu Deitas tertinggi di satu Tata-Surya.

Logos Tata-Surya telah lulus mengaktualisasikan


potensi-illahiahnya melintasi satu MAHAKALPA yaitu:
satu masa-waktu antara satu Maha-Emanasi dan
Maha-Kiamat, beberapa ratus ribu milyar tahun
lamanya.

Maha-Emanasi dan Maha-Kiamat itu sendiri adalah


kekal siklusnya, bagi aktualisasi potensi-illahiah yang
terkandung di seluruh Monad percikan-percikan illahiah;
kekal-siklusnya karena yang illahiah, potensi-illahiah
adalah tidak terhingga kwalitasnya.

Seluruh Inti-Eksistensi [= seluruh Monad= seluruh


PURUSHA] mengenai seluruh makhluk:
* adalah tidak mengadakan eksistensi masing-
masing sendiri, dan
* ada dariNya belaka (bukan dariKU), DiaNya (bukan
AKUku), percikan-illahiah terpancar dari Sang-illahi
(dalam hal ini adalah TUHAN-IMPERSONAL, aspek
Sang Absolut).
Seluruh makhluk dan Alam, seluruh eksistensi,
seluruhnya bersumber-terakhir di Sang Absolut/ Yang
Maha Ada ITU.

Setiap Monad= setiap PURUSHA, adalah Inti-Eksistensi


setiap makhluk sebagai percikan-illahiah terpancar
dariNya, DiaNya.
Monad adalah Kesadaran Murni kekal tanpa Materi,
tanpa Badan, tanpa Sex.
PERSIAPAN -MEDITASI 29
(1.YAMA, 2.NIYAMA, 3.ASANA, 4.PRANAYAMA, 5.PRATYAHARA)

Dari Alam-Semesta Yang Tidak-Bermanifestasi, seluruh


Monad di satu Tata-Surya memasuki satu Tata-Surya di
Alam-Semesta Yang-Termanifestasi.

Secara menyeluruh, berserah-diri kepada illahi (dalam


hal ini adalah ISVARA= Logos Tata-Surya), karena:
* ISVARA= Logos Tata-Surya adalah Guru-illahiah
yang membimbing seluruh Monad di seluruh satu
Tata-SuryaNya, mengaktualisasikan potensi-
illahiah masing-masing sebagai percikan-illahiah
terpancar dariNya (Nya= Tuhan Impersonal aspek
Sang Absolut), DiaNya, hingga kelak Monad-Monad
tersebut mencapai jenjang-evolusi/ kelas Logos
Tata-Surya pada Maha-Emanasi berikutnya.

Yang berserah-diri adalah AKU= PERSONALITAS (baru di


setiap Reinkarnasi, bagaikan daun adalah baru di setiap
musim semi) terdiri dari:
1.
Jasmani,
kesadaran dan badan Jasmaniah,
berfungsi di alam Jasmaniah, dan

2.
Astral (perasaan, emosi, sensasi),
kesadaran dan badan Astral, berfungsi di
alam Astral, dan
3.
Mental-konkrit (Intelek, pikiran)
kesadaran dan badan Mental-konkrit,
berfungsi di alam Mental yang-lebih-kasar,

Melalui berserah-diri kepada ISVARA (bagaikan siswa


Matematika berserah-studi kepada dosen Profesor
Matematikanya), PERSONALITAS ber-evolusi
MEDITASI 30
DAHARA - DHYANA – SAMADHI

mencerdaskan dan memurnikan dirinya hingga


terdisiplin untuk:
* berhenti mementingkan diri sendiri,
* berhenti bangga, berhenti pamrih,
* berhenti korupsi, berhenti mencuri,
* berhenti melakukan kekerasan kepada siapapun,
termasuk berhenti makan Binatang, berhenti
memakai seluruh produk Binatang
* berhenti melecehkan wanita, berhenti melecehkan
siapapun/ apapun, tokh Inti-Eksistensi siapapun
adalah Kesadaran-murni kekal tanpa Materi
(karena Materi, Badan adalah tidak kekal, dan
terurai meluruh kedalam Energi), tanpa Badan,
tanpa Sex, bukan Lelaki, bukan Wanita, bukan
bisexual, bukan trans-sexual,
* berhenti menyerah terdominasi oleh hal-hal
inderawi duniawi,
* waspada akan apa-adanya di setiap saat,
mengatasi dominasi perilaku berharap, mengatasi
pendambaan,
* tulus mengatasi dominasi keinginan,
hingga terdisiplin untuk:
* menjalani kehidupan sehari-harinya menjadi
cerminan, pelayanan belaka bagi inspirasi dari
INDIVIDUALITASnya sendiri
(INDIVIDUALITAS adalah imortal, mengatasi
kelahiran dan mengatasi kematian PERSONALITAS
di setiap Reinkarnasi, bagaikan batang pohon
mengatasi bersemi dan bergugurannya daun-
daunnya, di setiap musim semi dan musim
gugur).

INDIVIDUALITAS adalah derivasi/ turunan dari Inti-


EKSISTENSI kekal INDIVIDU= MONAD, percikan-
illahiah dariNya, DiaNya
PERSIAPAN -MEDITASI 31
(1.YAMA, 2.NIYAMA, 3.ASANA, 4.PRANAYAMA, 5.PRATYAHARA)

(Monad adalah bagaikan hidup kekal yang


menghidupi pohon, tetap hidup ketika pohonnya
tumbang).
Monad= inti-eksistensi makhluk, percikan-illahiah,
Kesadaran-murni kekal, tanpa Materi, tanpa badan,
tanpa sex;
(karena Materi adalah tidak kekal, dan terurai
meluruh kedalam Energi. Materi adalah Energi
mampat hingga padat),

Monad senantiasa bersemayam dan berfungsi di


alam Monadiah, tidak pernah turun ke PRAKRTI=
tidak pernah turun ke alam-Rohaniah, alam-
Intuisional, alam-Mental, alam-Astral, alam-
Jasmaniah.

Dan yang bersemayam dan berfungsi di PRAKRTI


adalah:
1.
Roh
(badan dan kesadaran Rohaniah) di alam-
Rohaniah,
2.
Intuisi
(badan dan kesadaran Intuisional) di alam-
Intuisional,
3.
Mental
(badan dan kesadaran Mental-abstrak dan
Mental-konkrit) di alam-Mental,
4.
Astral
(badan dan kesadaran Astral) di alam-Astral,
5.
Jasmani
(badan dan kesadaran Jasmaniah kasar,
dan Kembaran-Etheris ) di alam-Jasmaniah,
MEDITASI 32
DAHARA - DHYANA – SAMADHI

guna berpelayanan bagi aktualisasi potensi-illahiah


Monad sebagai percikan-illahiah dariNya, DiaNya.
Ini adalah bagaikan Otak tidak keluar dari
tempurung kepala, dan yang berfungsi di luar Otak
adalah Panca-indera guna mengaktualisasikan IQ
potensial Otak.

INDIVIDUALITAS terdiri dari:


1.
Mental-abstrak,
kesadaran dan badan Mental-abstrak,
berfungsi di alam Mental yang-lebih-
halus,dan
2.
Intuisi,
kesadaran dan badan Intuisional berfungsi
di alam Intuisional, dan
3.
Roh,
kesadaran dan badan Rohaniah berfungsi
di alam Rohaniah.

PERSONALITAS yang telah maju, dapat menjalani


kehidupan sehari-harinya sebagai cerminan, pelayanan
belaka bagi inspirasi dari INDIVIDUALITASnya sendiri,
hingga INDIVIDUALITASnya berkembang membentangkan
kecerdasan Mental-abstrak,
kecerdasan-Intuisional, dan
kecerdasan-Rohaniahnya
hingga berkepekaan pada inspirasi dari Monadnya
sendiri tersebut, yaitu percikan-illahiah yang dariNya,
DiaNya itu, bukan dariKU, bukan AKUku, bukan AKU,
bukan dari Manusia, bukan Manusia.

Demikianlah, berserah-pribadi kepada ISVARA berarti:


* seluruh PERSONALITAS= Pribadi yang-lebih-rendah
berserah-diri kepada bimbingan illahiah Logos
Tata-Surya (sebagai Guru-illahiah)
hingga:
PERSIAPAN -MEDITASI 33
(1.YAMA, 2.NIYAMA, 3.ASANA, 4.PRANAYAMA, 5.PRATYAHARA)

PERSONALITAS berkepekaaan kepada inspirasi dari


INDIVIDUALITAS (pribadi yang-lebih-tinggi)-nya sendiri
tersebut di atas.
PERSONALITAS dan INDIVIDUALITAS tertuju ke
PENYADARAN PRIBADI-SEJATInya sendiri= Monad,
percikan-illahiah terpancar dariNya, dari Sang-illahi [=
Tuhan-Impersonal yaitu aspek dari Sang Absolut],
dan bersumber terakhir di Sang Absolut.
[Sang Absolut sendiri karena kekal AbsolutNya,
maka tidak bisa dihubungi secara Personal, secara
Impersonal, ataupun secara Individual].

Karena setiap Monad adalah khas-tersendiri dengan


sudut-pancar dan sudut-pantul masing-masing tersebut,
maka dalam ke-khas-tersendirian masing-masing itu:
* setiap Monad tidak bisa melebur dengan setiap
Monad lainnya, termasuk tidak bisa melebur
dengan Monad Logos Tata-Surya, walaupun
* setiap Monad dapat menggabung dengan Logos
Tata-Surya.
Ini adalah Tujuan dari Yoga melalui puncak
SAMADHI setelah terlaksananya DHARMA MEGHA
SAMADHI.

**ISVARA= GURU-ILLAHIAH.
ISVARA= Monad di kelas Logos Tata-Surya, aktualisasi
potensi-illahiahnya telah lulus dari seluruh pelajaran di satu
MAHAKALPA [= masa-waktu antara Maha-Emanasi dan Maha-
Kiamat, beberapa ratus ribu milyar tahun lamanya],

Adalah melalui ISVARA= Logos Tata-Surya bahwa dari Alam-


Semesta Yang Tidak-Bermanifestasi, seluruh Monad di satu
Tata-Surya, memasuki satu Tata-Surya, dari Alam-Semesta
Yang Tidak-Bermanifestasi.
MEDITASI 34
DAHARA - DHYANA – SAMADHI

Demikianlah, GURU-ILLAHIAH seluruh Monad di satu Tata-


Surya adalah satu-satunya Logos Tata-Surya di satu Tata-
SuryaNya.

GURU-ILLAHIAH membimbing aktualisasi potensi-illahiah


seluruh Monad percikan-illahiah yang sedang ber-evolusi di
satu Tata-SuryaNya.

Kelak setiap Monad yang kini sedang bersekolah di kelas


Manusia (sudah lulus dari kelas Mineral, kelas Tanaman,
kelas Binatang, bermilyar tahun yang lalu) juga pasti
mencapai jenjang-evolusi/ kelas Logos Tata-Surya di Maha-
Emanasi berikutnya.
Tidak terhingga jenjang-aktualisasi kesempurnaan setiap
percikan-illahiah, karena yang illahiah adalah tidak terhingga
sehingga kwalitas potensi-illahiah juga tidak terhingga dan
aktualisasinya melintasi siklus-kekal Maha-Emanasi dan
Maha-Kiamat.

**MONAD GURU-SEJATI
GURU-SEJATI setiap makhluk adalah setiap Inti-Eksistensi
masing-masing sendiri= Monad percikan-illahiah terpancar
dariNya, DiaNya, bukan dariKU, bukan AKUku, bukan AKU.
[AKU= dorongan inderawiku sendiri, perasaan dan
keinginanku sendiri, pikiranku, banggaku, mementingkan
diriku sendiri, yaitu PERSONALITAS yang belum
berkepekaan akan inspirasi dari INDIVIDUALITASnya sendiri
(Roh, Intuisi, Mental-abstrak).

PERSONALITAS [juga INDIVIDUALITAS, juga MONAD] terkenai


Hukum Karma yang membimbing PERSONALITAS [juga
INDIVIDUALITAS] menjalani seluruh Akibat dari setiap
perbuatan PERSONALITAS [juga INDIVIDUALITAS] sendiri hingga
tuntas dan lulus menarik pelajarannya, dan berkembang
PERSIAPAN -MEDITASI 35
(1.YAMA, 2.NIYAMA, 3.ASANA, 4.PRANAYAMA, 5.PRATYAHARA)

membentang menjadi instrumen-instrumen yang semakin


peka akan inspirasi dari Monadnya sendiri, sehingga Monad
dapat semakin mengaktualisasikan potensi-illahiahnya
sebagai percikan-illahiah terpancar dariNya, DiaNya sendiri.

Setiap Monad adalah khas-tersendiri, unique, karena


berbeda sudut-pancar ataupun saat-pancarnya dari Sang-
illahi (Tuhan-Impersonal), dan ter-emanasi/ bersumber-
terakhir dari Sang Absolut, sehingga hanya setiap satu
Monad itu sendiri yang dengan tepat mewaspadai:
* jalur-pancarnya dari Tuhan-Impersonal (dan jalur
emanasinya sendiri dari Sang Absolut), dan
* jalur-pantul/ kembalinya ke Tuhan-Impersonal dan
kemudian ke Sang Absolut.

Oleh karena itu:


GURU-SEJATI setiap makhluk adalah setiap Inti-Eksistensi
masing-masing sendiri= Monad percikan-illahiah terpancar
dariNya, DiaNya, karena setiap Monad adalah khas-
tersendiri, unique tersebut.

**MAHA-KIAMAT
Ketika Maha-Kiamat terjadi, seluruh Materi terurai
kedalam Energi, dan seluruh eksistensi terserap ke
Sang Absolut, memasuki Malam Agung
311.040.000.000.000 tahun.
Kemudian Maha-Emanasi berikutnya ter-emanasi dari
Sang Absolut [= Yang Maha Ada= Sang Realitas
Terakhir= Sumber Terakhir seluruh eksistensi].

Adalah kekal siklus Maha-Emanasi dan Maha-Kiamat,


guna mengaktualisasikan potensi-illahiah yang tidak
terhingga kwalitasnya di setiap Monad (=Inti-Eksistensi
makhluk) percikan-illahiah dariNya, DiaNya, bukan
dariKU, bukan AKUku, bukan AKU.
MEDITASI 36
DAHARA - DHYANA – SAMADHI

3. ASANA, POSTUR
Berlatih melenturkan Jasmani, tulang-belakang, mengaktifkan
simpul-simpul syaraf, pusat-pusat Jasmaniah, bagi efektivitas dan
efisiensi aliran KUNDALINI dan PRANA serta Energi Kehidupan
yang mengaliri Jasmani.
.
4. PRANAYAMA, PENGATURAN ALIRAN PRANA*) MELALUI PENGATURAN
PERNAFASAN.
PRANA adalah gelembung Vitalitas terpancar dari Matahari
sebagai pusat wahana Logos Tata-Surya.

Ditegaskan PERINGATAN di sini bahwa KUMBHAKA dan MENAHAN


NAFAS lainnya hanya aman ketika dilakukan hanya dengan
bimbingan Guru Yoga yang waskita dan murni saja, yang bisa
melihat aliran PRANA dan KUNDALINI melintasi 7 CHAKRA UTAMA di
BADAN JASMANIAH KEMBARAN-ETHERIS.

*) PRANA adalah gelembung-gelembung Vitalitas dipancarkan


oleh Matahari, bersumber dari Logos Tata-Surya.
PRANA memasuki badan Jasmaniah Kembaran-Etheris
melalui Pernafasan.
Mengatur pernafasan TANPA menahan nafas, sudah
menghasilkan Kesehatan yang prima.

Menahan nafas tanpa Kewaskitaan akan presisinya aliran


Prana ke 7 Chakra Utama bisa dengan cepat merusak organ-
organ tubuh, ataupun melumpuhkan seluruh
fungsionalitasnya.

Pembimbing-Meditasi yang masih kasar, masih menyantap


Binatang, adalah tidak memenuhi persyaratan menjadi Guru-
Meditasi, dan tidak bisa dipakai bagi Yoga-Sejati.
PERSIAPAN -MEDITASI 37
(1.YAMA, 2.NIYAMA, 3.ASANA, 4.PRANAYAMA, 5.PRATYAHARA)

**YOGA SEJATI
* mutlak kemurniannya, dan
* mutlak tidak mementingkan diri sendirinya, serta
* tidak mencari keuntungan finansial, sosial, bukan bagi
keuntungan apapun, dan
* bersifat sebagai pelayanan belaka bagi aktualisasi
potensi-illahiah makhluk sebagai percikan-illahiah
terpancar dariNya, DiaNya.

Banyak Praktek Yoga-Palsu/ Pseudo dilakukan oleh Yogi-


Palsu/ Pseudo,
sebaliknya Yogi-Sejati mendisiplin dirinya sendiri untuk
secara menyeluruh tidak mementingkan diri sendiri, hingga
lulus dari kelas Manusia dan naik-kelas ke kelas Adept.

5. PRATYAHARA, ABSTRAKSI.
Meditasi dimulai di kesadaran (dan batin) Mental-konkrit, di alam-
Mental yang-lebih-kasar.

PRATYAHARA mempersiapkan Meditasi hingga seluruh aktivitas


Jasmaniah dan Astral tidak mengganggu Mental, tidak
mengganggu aktivitas Meditasi.

PRANA berfungsi di semua yang Jasmaniah, Astral, Mental,


Intuisional, Rohaniah, Monadiah, illahiah,
sehingga gerak Jasmaniah pun dapat berpengaruh kepada
Mental melalui PRANA,
dan oleh karena itu diterapkan disiplin:
1.
YAMA, 2.NIYAMA, 3.ASANA, 4.PRANAYAMA dan 5.PRATYAHARA
untuk meniadakan gangguan Jasmaniah dan Astral terhadap:
* kesadaran (dan batin) Mental dalam Meditasi Mental (di alam
Mental), menuju
* Meditasi Intuisional (di alam-Intuisional), dan
* Meditasi Rohaniah (di alam Rohaniah).
MEDITASI 38
DAHARA - DHYANA – SAMADHI

B. MEDITASI.

6. DHARANA= KONSENTRASI ADALAH AWAL-MEDITASI,


Ini berlangsung di KESADARAN (dan batin) MENTAL-KONKRIT di
alam Mental yang-lebih-kasar.

7. DHYANA= KONTEMPLASI ADALAH MEDITASI-MENENGAH,


Ini berlangsung juga di kesadaran (dan batin) Mental-konkrit di
alam Mental yang-lebih-kasar.
8.
SAMADHI= TRANS adalah PUNCAK-MEDITASI,
* di kesadaran (dan batin) Mental, di alam Mental,
* di kesadaran (dan batin) Intuisional, di alam Intuisional,
* di kesadaran (dan batin) Rohaniah, di alam Rohaniah.

Tiga-tiganya ini, tiga tahapan terakhir dari 8 tahapan teknik Yoga-


Raja yaitu 6.DHARANA dan 7.DHYANA dan 8.SAMADHI disebut
SAMYAMA

8. SAMADHI= TRANS ADALAH PUNCAK-MEDITASI,


Ini meliputi:
8.1. SABIJA SAMADHI (SAMPRAJNATA dan ASAMPRAJNATA),
dan

8.2. NIRBIJA SAMADHI (ASAMPRAJNATA).

8.2.1. DHARMA-MEGHA SAMADHI

8.3. KAIVALYA (Pencerahan Monadiah).

8.3.1. PENYADARAN PRIBADI MONADIAH (MONAD


INDIVIDUAL) dariNya, DiaNya.
PERSIAPAN -MEDITASI 39
(1.YAMA, 2.NIYAMA, 3.ASANA, 4.PRANAYAMA, 5.PRATYAHARA)

8.4. Penggabungan MONAD-INDIVIDUAL dengan MONAD-


UNIVERSAL (Logos Tata-Surya= Monad yang telah
mencapai kelas/ jenjang-evolusi Logos Tata-Surya).

** PENJELASAN MENGENAI PRAJNA.


PRAJNA adalah Kesadaran yang-lebih-tinggi (Mental, Intuisional,
Rohaniah) yang bekerja melalui BATIN dalam tahapan-tahapan
SAMADHI
[Kesadaran yang-lebih-rendah adalah kesadaran Jasmaniah
dan kesadaran Astral (perasaan, emosi, sensasi, keinginan).

Semua:
kesadaran Jasmaniah,
kesadaran Astral,
kesadaran Mental,
kesadaran Intuisional,
kesadaran Rohaniah
adalah pembiasan/ derivasi dari Kesadaran-Murni Kekal tanpa
Materi, tanpa Badan
[= Monad= PURUSHA= Inti-Eksistensi makhluk, percikan-illahiah
dariNya, DiaNya sendiri, pancaranNya, (Kesadaran-Murni,
tanpa sex, bukan Lelaki, bukan Wanita, bukan bisexual, bukan
trans-sexual)].

**PENJELASAN MENGENAI BIJI SAMADHI DAN CAHAYA ADALAH TIDAK


TERLIHAT.
Cahaya adalah tidak terlihat.
Yang terlihat adalah pantulan cahaya oleh Materi.

Kesadaran dalam SAMADHI, cahayanya juga tidak terlihat;


dan Materi= biji-SAMADHI (berurutan dalam aspek Mental,
Intuisional, Rohaniah) memantulkan CAHAYA KESADARAN dalam
SAMADHI (berurutan Mental, Intuisional, Rohaniah), sehingga
KESADARAN dapat mewaspadai adanya cahayanya sendiri (dalam
MEDITASI 40
DAHARA - DHYANA – SAMADHI

setiap tahapan SAMADHI (berurutan Mental, Intuisional,


Rohaniah).

Dalam SAMPRAJNATA-SAMADHI, KESADARAN (Mental, Intuisional,


Rohaniah) dapat:
* memusat ke arah-luar ke biji-SAMADHI, mendalaminya, dan
* melihat cahaya-kesadarannya sendiri melalui pantulannya
oleh BIJI-SAMADHI.

Setelah mencermati/ melihat pantulan cahaya-kesadarannya


sendiri, barulah kemudian KESADARAN dalam SAMADHI dapat
meninggalkan BIJI-SAMADHI dan memusatkan perhatiannya ke
arah-dalam kedalam PUSAT-KESADARANnya sendiri:
* memasuki tahapan ASAMPRAJNATA-SAMADHI, hingga
* melintasi awan-perbatasan/ prisma antar KESADARAN, dan
mengintegral kedalam KESADARAN yang-lebih-halus
berikutnya, di alam yang-lebih-halus berikutnya.

Contoh misalnya:
KESADARAN Mental-abstrak [di alam Mental yang-lebih-halus di
ASAMPRAJNATA VICARA SAMADHI]:
* mengintegral ke kesadaran Intuisionalnya di alam
Intuisional, dan
* memasuki SAMPRAJNATA SANANDA(INTUISIONAL) SAMADHI
(kesadaran memusat ke luar, ke OBYEK/ BIJI-SAMADHI
dalam aspek Intuisionalnya),
* menuju ASAMPRAJNATA SANANDA(INTUISIONAL) SAMADHI
[KESADARAN meninggalkan OBYEK/ BIJI-SAMADHI, dan
KESADARAN memusat ke dalam (ke PUSAT-KESADARANnya
sendiri (di sini Intuisional)].

**PENJELASAN MENGENAI KOSONG


KOSONG di sini berarti:
* KOSONG tanpa PRATYAYA/ tanpa BIJI-SAMADHI, P, P’
PERSIAPAN -MEDITASI 41
(1.YAMA, 2.NIYAMA, 3.ASANA, 4.PRANAYAMA, 5.PRATYAHARA)

* lebih halus daripada kosongnya BATIN ketika koma, ataupun


ketika tidur mendalam, tanpa mimpi, tetapi:
* BATIN masih sempurna terkonsentrasi, PENUH KEWASPADAAN
BATIN, dan
* BATIN tetap menyeluruh dibawah kontrol Kehendak
Kesadaran dalam ASAMPRAJNATA-SAMADHI.]

**PENJELASAN MENGENAI SABIJA SAMADHI DAN NIRBIJA SAMADHI

8.1. SABIJA SAMADHI.


Ini meliputi:
* SAMPRAJNATA SAMADHI, dan
* ASAMPRAJNATA SAMADHI

**SAMPRAJNATA-SAMADHI DAN ASAMPRAJNATA-SAMADHI:


Dalam tahapan SAMPRAJNATA-SAMADHI, KESADARAN
memusatkan-perhatiannya ke arah-luar yaitu ke BIJI-
SAMADHI= PRATYAYA (P).

Dalam tahapan ASAMPRAJNATA-SAMADHI, KESADARAN


memusatkan-perhatiannya ke arah-dalam yaitu ke PUSAT-
KESADARANnya sendiri (O).
** persamaan ASAMPRAJNATA-SAMADHI dan
SAMPRAJNATA-SAMADHI adalah sama-sama dalam
INTENSITAS KONSENTRASI, dan PENUH KEWASPADAAN
BATIN,

** perbedaan ASAMPRAJNATA-SAMADHI terhadap


SAMPRAJNATA-SAMADHI adalah dalam:
tidak hadirnya PRATYAYA [= P= P’= BIJI-SAMADHI=
OBYEK-MEDITASI] di medan KESADARAN, dalam
ASAMPRAJNATA-SAMADHI.
MEDITASI 42
DAHARA - DHYANA – SAMADHI

~ ASAMPRAJNATA-SAMADHI dimulai setelah selesainya


tahapan SAMPRAJNATA-SAMADHI yaitu ketika berakhirnya
pencurahan-perhatian ke arah-luar, ke PRATYAYA (P),
ketika KESADARAN telah dapat mencermati CAHAYA-
KESADARANnya sendiri yang dipantulkan oleh PRATYAYA
(P).
~ ASAMPRAJNATA-SAMADHI mewakili kondisi yang sangat
DINAMIS mengenai BATIN;
dinamis dalam arti semakin dinamisnya KESADARAN
* menjaga keseimbangan dan kestabilannya bekerja
melalui BATIN [= interaksi antara KESADARAN dan
WAHANAnya]
* mengintegralkan kesadarannya ke kesadaran yang-
lebih-halus berikutnya, di alam yang-lebih-halus
berikutnya.

KESADARAN (misalnya KESADARAN-INTUISIONAL) dalam


SAMADHI (dalam hal ini adalah ASAMPRAJNATA SANANDA-
SAMADHI) semakin menyelam, memusat ke (O) PUSAT
KESADARAN INTUISIONALnya sendiri, di alamnya sendiri
(dalam hal ini adalah ALAM INTUISIONAL),
~ ASAMPRAJNATA SANANDA-SAMADHI berakhir ketika
KESADARAN-INTUISIONAL:
mengintegral melintas ke kesadaran yang-lebih-
halus berikutnya (dalam hal ini adalah KESADARAN-
ROHANIAH),
di alam yang-lebih-halus berikutnya (dalam hal ini
adalah ALAM-ROHANIAH), menuju ke SASMITA
SAMPRAJNATA-SAMADHI, dengan mendalami BIJI-
SAMADHI (P’) dalam aspek Rohaniahnya.

Demikianlah secara berurutan SABIJA-SAMADHI


berlangsung di:
~ Kesadaran Mental, di alam Mental, dalam
VITARKA SAMADHI dan VICARA SAMADHI
PERSIAPAN -MEDITASI 43
(1.YAMA, 2.NIYAMA, 3.ASANA, 4.PRANAYAMA, 5.PRATYAHARA)

(berurutan dalam SAMPRAJNATA SAMADHI menuju


ASAMPRAJNATA SAMADHI masing-masing),
~ Kesadaran Intuisional, di alam Intuisional, dalam
SANANDA SAMPRAJNATA SAMADHI menuju
ASAMPRAJNATA SANANDA SAMADHI, dan
~ Kesadaran Rohaniah, di alam Rohaniah, dalam
SAMPRAJNATA SASMITA-SAMADHI,
dan berlanjut ke NIRBIJA SAMADHI.

8.2. NIRBIJA-SAMADHI
Ini adalah SAMADHI tanpa BIJI-SAMADHI, dimulai di
ASAMPRAJNATA SASMITA-SAMADHI [=SAMADHI-ROHANIAH
ASAMPRAJNATA] hingga selesainya SASMITA-SAMADHI di akhir
DHARMA-MEGHA SAMADHI yaitu:
SAMADHI di perbatasan ALAM-ROHANIAH dan ALAM-MONADIAH,
sebelum kesadaran Rohaniah mengintegral kedalam
Kesadaran Monadiah.

Kesadaran Monadiah adalah Kesadaran-Murni kekal yaitu


Inti-Eksistensi makhluk, Kesadaran-Murni percikan-illahiah
dariNya, DiaNya, bukan dariKU, bukan AKUku.
MEDITASI 44
DAHARA - DHYANA – SAMADHI

**RINCIAN-RINGKAS TAHAPAN SAMADHI

8.
SAMADHI diawali di VITARKA SAMADHI yaitu SAMADHI dengan
KESADARAN MENTAL-KONKRIT di alam Mental yang-lebih-kasar,
sebagai kelanjutan dari Kontemplasi/ DHYANA.

8.1. SABIJA SAMADHI [=SAMADHI dengan BIJI-SAMADHI], terdiri dari:

8.1.1. VITARKA SAMADHI.


SAMADHI dengan KESADARAN (dan BATIN) MENTAL-
KONKRIT di ALAM-MENTAL YANG-LEBIH-KASAR, terdiri dari:

8.1.1A. SAMPRAJNATA VITARKA-SAMADHI


[ini diawali dengan mendalami PRATYAYA,
BIJI-SAMADHI, dalam aspek Mental-
konkritnya (bagaikan kanak-kanak
mempergunakan lidi-lidi untuk
mengaktualisasikan kecerdasan-potensial
IQ Otaknya)], berlanjut ke:

8.1.1B. ASAMPRAJNATA VITARKA-SAMADHI


(sudah tanpa biji-SAMADHI), dan

8.1.2. VICARA SAMADHI.


SAMADHI dengan KESADARAN (dan BATIN) MENTAL-
ABSTRAK di ALAM-MENTAL YANG-LEBIH-HALUS terdiri
dari:
8.1.2A. SAMPRAJNATA VICARA-SAMADHI
(ini diawali dengan mendalami PRATYAYA,
BIJI-SAMADHI, dalam aspek Mental-
abstraknya), berlanjut ke:

8.1.2B. ASAMPRAJNATA VICARA-SAMADHI


(sudah tanpa BIJI-SAMADHI),
PERSIAPAN -MEDITASI 45
(1.YAMA, 2.NIYAMA, 3.ASANA, 4.PRANAYAMA, 5.PRATYAHARA)

8.1.3. SANANDA SAMADHI.


SAMADHI dengan KESADARAN (dan BATIN) INTUISIONAL di
ALAM-INTUISIONAL, terdiri dari:

8.1.3A. SAMPRAJNATA SANANDA-SAMADHI


(ini diawali dengan mendalami PRATYAYA,
BIJI-SAMADHI dalam aspek Intuisionalnya),
berlanjut ke:

8.1.3B. ASAMPRAJNATA SANANDA-SAMADHI


(sudah tanpa BIJI-SAMADHI),

8.1.4. SASMITA SAMADHI.


SAMADHI dengan KESADARAN (dan BATIN) Rohaniah di
ALAM-ROHANIAH disebut SASMITA-SAMADHI, terdiri dari:
8.1.4A. SAMPRAJNATA SASMITA-SAMADHI
(ini diawali dengan mendalami PRATYAYA,
BIJI-SAMADHI dalam aspek Rohaniahnya),
dan berlanjut ke NIRBIJA SAMADHI (diawali dengan
8.1.4B. SASMITA ASAMPRAJNATA-SAMADHI).

8.2. NIRBIJA SAMADHI [=SAMADHI TANPA BIJI-SAMADHI]

8.2.1. NIRBIJA ASAMPRAJNATA SASMITA-SAMADHI [= 8.1.4B.];


(sudah tanpa BIJI-SAMADHI), KESADARAN-ROHANIAH
memusat ke pusat kesadaran-rohaniahnya sendiri
hingga berlangsungnya DHARMA-MEGHA SAMADHI.

8.2.1A. DHARMA MEGHA SAMADHI.


[= SAMADHI di perbatasan/ awan/ megha/ prisma
antara alam Rohaniah dan alam Monadiah]
Kesadaran-Rohaniah melintasi perbatasan
antara alam Rohaniah dengan alam Monadiah,
MEDITASI 46
DAHARA - DHYANA – SAMADHI

yaitu Awan DHARMA/ DHARMA MEGHA; untuk


mengintegral kedalam kesadaran Monadiah,
dan menjadi potensial di kesadaran Monadiah
(bagaikan potensialnya 7 warna cahaya Pelangi
di cahaya Putih dari Matahari);
ini menuju ke KAIVALYA= PENCERAHAN MONADIAH
setelah KARMA PERSONALITAS telah seluruhnya
tuntas dijalani Akibatnya, dan lulus ditarik
pelajarannya, dalam sejumlah Reinkarnasi.

8.3. KAIVALYA [= PENCERAHAN MONADIAH],


Ini tercapai hanya setelah:
 KARMA PERSONALITAS telah seluruhnya tuntas dijalani
Akibatnya, dan lulus ditarik pelajarannya, dalam sejumlah
Reinkarnasi.
KARMA-PERSONALITASnya sendiri selesai tuntas dijalaninya
sendiri, dan sendirian, dalam sejumlah Reinkarnasi melalui
menjalani NISHKAMA KARMA (perilaku PERSONALITAS
menjadi cerminan belaka bagi inspirasi INDIVIDUALITAS,
sehingga AKIBATnya terjadi di alam INDIVIDUALITAS),
 PURUSHA=MONAD telah berkeahlian atas PRAKRTI,
 kesadaran dalam SAMADHI mengatasi dominasi PRAKRTI
dan mencapai PENCERAHAN-MONADIAH= KAIVALYA;

** NISHKAMA KARMA, KAIVALYA, DAN PENYADARAN-PRIBADI


Monad bisa mencapai KAIVALYA, Pencerahan Monadiah,
setelah seluruh KARMA PERSONALITASnya tuntas dijalani
oleh PERSONALITAS melalui sejumlah Reinkarnasi, dan
lulus menarik seluruh pelajarannya;
KAIVALYA berlanjut ke PENYADARAN PRIBADI-SEJATI/
MONADIAHnya sendiri yaitu percikan-illahiah dariNya,
DiaNya, tersebut.

[PERSONALITAS= Jasmani, dan Astral (perasaan, emosi,


sensasi, keinginan), dan Mental konkrit (intelek, pikiran)]
PERSIAPAN -MEDITASI 47
(1.YAMA, 2.NIYAMA, 3.ASANA, 4.PRANAYAMA, 5.PRATYAHARA)

Menjalani hingga tuntas KARMA-PERSONALITAS berarti


dalam sejumlah Reinkarnasi, PERSONALITAS:
* berperilaku dalam NISHKAMA KARMA yaitu
PERSONALITAS menjadi cerminan belaka bagi inspirasi
dari INDIVIDUALITASnya (Mental-abstrak, Intuisi, Roh),
sehingga AKIBAT dari perilaku PERSONALITASnya dapat
terjadi di alam INDIVIDUALITAS, sambil PERSONALITAS
menuntaskan KARMA-PERSONALITASnya, yang tidak
bertambah, karena perilaku PERSONALITAS sekedar
mengekspresikan inspirasi dari INDIVIDUALITASnya
sendiri; ini dikenal dengan istilah NISHKAMA KARMA
tersebut, dan berarti:

* PERILAKU JASMANIAH perlu cerdik dan murni tanpa


mementingkan diri-sendiri/ kelompok-sendiri,
sehingga dapat menjadi cerminan belaka bagi
INSPIRASI ROHANIAH, dan oleh karena itu
Akibatnya terjadi di alam Rohaniah, mengurangi
perlunya kelahiran badan Jasmaniah di alam
Jasmaniah,

** PERILAKU ASTRAL (perasaan, emosi, sensasi)


adalah tanpa Keinginan, Tulus dan murni tanpa
mementingkan diri-sendiri/ kelompok-sendiri,
sehingga dapat menjadi cerminan belaka bagi
INSPIRASI INTUISIONAL, dan oleh karena itu
Akibatnya terjadi di alam Intuisional, mengurangi
perlunya kelahiran badan Astral di alam Astral,

*** PERILAKU MENTAL-KONKRIT (intelek, pikiran)


adalah tanpa pilih-pilih, namun cermat dalam
pemilah-milahan, tanpa bersaing, dan cerdas
bagi kesejahteraan dan kedamaian
Lingkungan, dan murni tanpa mementingkan
diri-sendiri/ kelompok-sendiri, sehingga dapat
MEDITASI 48
DAHARA - DHYANA – SAMADHI

menjadi cerminan belaka bagi INSPIRASI


MENTAL-ABSTRAK, dan oleh karena itu
Akibatnya terjadi di alam Mental yang-lebih-
halus, mengurangi perlunya kelahiran badan
Mental-konkrit di alam Mental yang-lebih-
kasar.

NISHKAMA-KARMA diterapkan dalam banyak


Reinkarnasi,
hingga KARMA-PERSONALITAS tuntas dan lunas
dijalani, serta manusia pelakunya lulus menarik
pelajarannya,
dan maju berkembang-membentang tanpa
memerlukan PERSONALITAS kembali,
sehingga Monad dapat lulus dari kelas Manusia,
dan naik-kelas ke kelas Adept,
melanjutkan kehidupannya dengan
INDIVIDUALITASnya
(Mental abstrak, Intuisi, Roh)
dalam bimbingan Monadnya= inti-eksistensinya,
percikan-illahiah terpancar dariNya, DiaNya itu,
bukan dariKU, bukan AKUku, bukan dari Manusia,
bukan Manusia, kesadaran-murni tanpa materi
tanpa badan, tanpa sex.

8.3.1. PENYADARAN-PRIBADI (SELF REALIZATION).


PRIBADI di sini adalah:
* bukan Lower-Self= bukan Pribadi yang-lebih-rendah=
bukan PERSONALITAS (Jasmani, Astral, Menta-konkrit)
* bukan Higher-Self= bukan Pribadi yang-lebih-tinggi=
bukan INDIVIDUALITAS (Menta-abstrak, Intuisi, Roh).

PRIBADI di sini adalah:


* PRIBADI-SEJATI (True-Self) yaitu PURUSHA= Monad-
Individual, percikan-illahiah terpancar dariNya,
DiaNya, bukan dariKU, bukan AKUku, bukan AKU
PERSIAPAN -MEDITASI 49
(1.YAMA, 2.NIYAMA, 3.ASANA, 4.PRANAYAMA, 5.PRATYAHARA)

[karena seluruh makhluk tidak mengadakan Inti-


Eksistensi/ Pribadi-Sejati masing-masing sendiri.
Dan AKU adalah sekedar PERSONALITAS dengan
dorongan Inderawi fananya, Keinginan fananya,
dan Pikiran fananya yang berfungsi bagaikan
kepompong, dan PERSONALITAS dilepas pergi
setelah Monad lulus dari kelas Manusia, dan naik-
kelas ke kelas Adept tanpa memerlukan
PERSONALITAS kembali].

PURUSHA= Monad= Kesadaran-Murni kekal adalah:


* tanpa Massa (karena Massa adalah
perlambatan atas percepatan sehingga tidak
kekal), sehinga lebih halus daripada Energi [=
Massa kali kecepatan cahaya kwadrat],
* tanpa Materi (karena Materi adalah tidak kekal,
senantiasa terurai meluruh kedalam Energi,
karena Materi adalah Energi mampat hingga
padat),
* tanpa badan, tanpa gender, tanpa sex, bukan
lelaki, bukan wanita, bukan bisexual, bukan
trans-sexual.

8.4. PENGGABUNGAN KESADARAN-MONADIAH (MONAD-INDIVIDUAL)


DENGAN KESADARAN LOGOS TATA-SURYA (MONAD-UNIVERSAL).

Setelah terjadinya PENYADARAN-PRIBADI Monadiah,


barulah MONAD-INDIVIDUAL dapat menggabung dengan
MONAD-UNIVERSAL (LOGOS TATA-SURYA/ ISVARA), sebelum
SAMADHI berakhir.

Tidak terjadi peleburan di sini karena setiap Monad adalah


khas-tersendiri (berbeda sudut-pancar, ataupun saat-
pancar setiap Monad dariNya), sehingga tidak bisa
melebur dengan setiap Monad lainnya.
MEDITASI 50
DAHARA - DHYANA – SAMADHI

Setelah SAMADHI berakhir, selesai, Monad-Individual kembali ke


kesadaran-Monadiahnya sendiri, dan Kesadaran dalam SAMADHI
kembali menurun ke:
* kesadaran Rohaniah, di alam Rohaniah,
* kesadaran Intuisional, di alam Intuisional,
* kesadaran Mental, di alam Mental,
* kesadaran Astral, di alam Astral,
* kesadaran Jasmaniah, di alam Jasmaniah;
guna:
* melanjutkan kembali kehidupan sehari-hari di tingkatan
Manusia-Rohaniah,

* berpelayanan bagi evolusi


(aktualisasi potensi-illahiah makhluk-makhluk sebagai
percikan-percikan illahiah dariNya, DiaNya)

* hingga lulus dari kelas Manusia;


(bermilyar tahun yang lalu hingga Reinkarnasi
sebelumnya, Monadnya sudah lulus dari:
* kelas Mineral,
* kelas Tanaman,
* kelas Binatang,
* kelas Manusia primitif,
* kelas Manusia Awam,
* kelas Manusia Maju).

* dan naik-kelas ke kelas Adept:


a) Monadnya sudah tidak memerlukan PERSONALITAS:
[= * Jasmani,
** Astral (perasaan, emosi, sensasi, keinginan),
*** Mental-konkrit (intelek, pikiran)],
~ tidak perlu makan lagi, tidak perlu tidur lagi,
PERSIAPAN -MEDITASI 51
(1.YAMA, 2.NIYAMA, 3.ASANA, 4.PRANAYAMA, 5.PRATYAHARA)

~ tidak terlihat oleh manusia, oleh mikroskop


elektron, oleh peneropong bintang, oleh
gelombang radio,
kecuali jika Adeptnya [= Monad di kelas-Adept] masih
memerlukan PERSONALITAS bagi pelayanan EVOLUSI
[= aktualisasi potensi-illahiah yang terkandung di
Monad, percikan-illahiah dariNya];

b) Monadnya tetap bersemayam dan berfungsi di alam


Monadiah (bagaikan Otak tetap berada di tempurung
kepala), masih memakai INDIVIDUALITAS sebagai
instrumen Monad (bagaikan panca-indera di luar Otak
adalah instrumen bagi Otak).

INDIVIDUALITAS adalah:
* ROH (kesadaran dan badan Rohaniah),
bersemayam dan berfungsi di ALAM ROHANIAH,

** INTUISI (badan dan kesadaran Intuisional),


bersemayam dan berfungsi di ALAM INTUISIONAL,

*** MENTAL-ABSTRAK (kesadaran dan badan Mental-


Abstrak), bersemayam dan berfungsi dan ALAM
MENTAL YANG-LEBIH-HALUS.

~~~~~f~~~~~

Anda mungkin juga menyukai