Disusun oleh:
USMAN
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang disusun untuk
memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Psikologi Agama. Makalah yang berjudul
“Aliran Psikologi Transpersonal” Selama penyusunan makalah ini, kami
menghadapi banyak hambatan. Namun dengan bantuan dari berbagai pihak,
hambatan tersebut dapat diatasi sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Untuk itu kami ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Orang tua yang senantiasa memberikan dukungan semangat, doa, dan materi
selama proses penyusunan makalah.
2. Dr. H. Baharuddin Ballutaris, SH., M. Ag. Selaku dosen pengampu mata
kuliah Psikologi Agama
3. Teman-teman seperjuangan pascasarjana Institut Agama Islam As’adiyah
Sengkang khususnya kelas sebatik C.
4. Dan pihak-pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.
Kami menyadari proses penyusunan dan penulisan makalah ini
belum sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat kamiharapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Akhir kata, kami berharap makalah ini dapat bermanfaat secara khusus
bagikami dan pembaca pada umumnya.
Usman
ii
DAFTAR ISI
C. Tujuan ..................................................................................................... 2
A. Simpulan ............................................................................................... 14
B. Saran ..................................................................................................... 15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pengalaman mistikal dalam salah satu bentuk, dan dalam penelitian john
Davis, 79% dari satu sample yang luas melaporkan pernah mengalami
pengalaman puncak.
baik, paling penting dan paling bermakna dalam hidup seseorang dan dalam
sebagai aspek penting dari pengalaman manusia dan menjadi suatu topic yang
patut dikaji oleh psikolog. Suatu pendekatan yang terpokus pada pengalaman
1
2
dan aspek spiritual pengalaman keagamaan (bukan aspek social atau politik
shamanik.
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
PEMBAHASAN
radikal seperti Jerry Rubin, Michael Rossman, Lou Krupnik, Renpio Davis,
dan LSD1[5], eksperimen ini mengantarkan mereka pada apa yang disebut
3
4
nama menjadi Ram Dass), ia membantu walter Pahnke untuk mengetahui efek
dalam citra geometris, dan mendengar suara dari alam gaib, Mike Young
berkata, “… hanya dalam satu sesi, aku piker aku telah memperoleh
pengalaman ruhaniah yang mungkin tidak dapat aku peroleh dengan ratusan
transpersonal ini berbeda misalkan sejarah yang diambil dari buku psikologi
pintu gerbang antara Barat dan Timur mulai terbuka lebar. Beragam tradisi
dan budaya Timur yang eksotis mulai mendapat perhatian orang-orang Barat,
yang sedang mengalami kejenuhan dan rasa frustasi yang mendalam. Krisis-
krisis kemanusiaan yang melanda dunia Barat ini, kemudian dicoba dicari
akar masalahnya, dan sebagian menuduh arah atau orientasi peradaban yang
biasa. Di negeri ini, Tradisi filsafat India yang kaya, telah melahirkan
manusia, meski kadang tampak saling bertentangan antara satu dengan yang
aspek-aspek fisik dan psikis dari tradisi Timur dalam transformasi kesadaran
manusia.
mengantarkan orang-orangnya pada tradisi Timur jauh yang eksotis, tapi juga
seadanya, dan nyaris telanjang. Imbas dari gerakan ini, juga mengantarkan
kesadaran:
kalinya, aku yakin telah menemukan rahasia alam semesta. Aku juga
masyarakat baru.”
mereka merasa yakin benar, vonis psikosis menurut aliran psikologi saat itu,
tidaklah benar.
gerakan New Age, menolak pendekatan psikonalisa dan pendekatan lain yang
7
transpersonal.
seringkali merujuk kepada akar katanya, yakni psyche. Jika definisi modern
penting kepribadian manusia. Tiga. Yang dirintis Freud saat itu, setidaknya
membuka jalan bagi suatu pandangan bahwa apa yang nampak dalam perilaku
sebagian besar perilaku yang nampak hanyalah manifestasi dari apa yang
berhasil membuka jalan bagi penerusnya, dalam hal ini Jung untuk
1. William James
James melihat kesadaran keagamaan sebagai hal yang subjektif. Bagi dia
kebenaran harus ditemukan, bukan melalui argument logis, akan tetapi mealui
Pengalaman keagamaan yang hanya didasarkan pada dalil dan aturan yang
yang kering dan tanpa penghayatan. Pengalaman hanya akan dilakukan atas dasar
formalitas dan rutinitas belaka. Model pemahaman seperti ini bisa jadi akan
semakin menjauhkan seorang penganut agama tertentu dari inti dasar atau nilai
berdiri sendiri, dan mengambil arti apa adanya sebagaimana yang diunkapkan
2. Abraham Maslow
Orang yang telah tumbuh dewasa dan matang secara penuh adalah orang yang
telah mencapai aktualisasi diri, yaitu yang mengalami secara penuh gairah tanpa
pamrih, dengan konsentrasi penuh dan mencapai apa yang disebut sebagai
Orang yang tidak lagi tertekan pada perasaan cemas, perasaan risau, tidak
aman, tidak terlindungi, sendirian, tidak dicintai adalah orang yang telah
terbebaskan dari metamotivasi. Yaitu orang yang dapat tergolong untuk mencapai
nilai yang lebih tinggi dan bernilai bagi dirinya, yang tidak dapat diturunkan
dan keadilan.
sebuah asumsi dasar, bahwa manusia pada hakikatnya memiliki peluang untuk
3. Ken Wilber
kajian tentang psyche. Menurut Ken Wilber, psyche mengacu kepada mind dan
dan lapisan ini tetap berada dalam sebuah integrasi (kesatuan). Dalam
selanjutnya yang lebih tinggi, begitu seterusnya sampai ke level paling tinggi,
Level paling bawah dari psyche, sangat bersifat insting, libido, impulsive,
animal (sifat binatang), dan cenderung bersifat id. Level menengah dari psyche
integrated, dan tahap lanjut konsepsi. Sedangkan tahap yang paling tinggi yang
dicapai psyche adalah tahap yang sama keadaannya dalam pencapaian puncak
4. Charles T. Tart
ASC) dengan sains. Seperti ungkapannya: “I have a deep conviction that science,
experiences we call transpersonal or spiritual, and that both science and our
11
spiritual, and that both science and our spiritual traditions will be enriched as a
menyatu dengan alam semesta, ada aliran energi di seluruh tubuhnya, merasakan
bahwa dunia adalah satu, penuh cinta, dan waktu seakan berhenti. Hanya saja,
dampak kerusakan fisik. Padahal, lagi-lagi menurutnya, ada beberapa teknik non-
drugs yang bisa digunakan (semisal meditasi dan ritual-ritual keagamaan lainnya)
yang lebih.
transpersonal:
2. Transendensi diri, yakni keadaan yang disitu rasa tentang diri meluas
koneksi, harmoni atau kesatuan yang mendasar dengan orang lain dan
pemenuhan diri.
psikologis dapat menjadi bagian dari suatu kebangkitan yang sehat dan
psikopatologi.
Secara filosofis, model ini adalah contoh dari filsafat perennial. Pandangan
PENUTUP
A. Simpulan
pengalaman meditasi.
potensi dan kemampuan luar biasa yang sejauh ini terabaikan dari telaah
14
15
aliran ini mencoba mengkaji secara ilmiah terhadap dimensi yang selama
ini dianggap sebagai bidang mistis, kebatinan, yang dialami oleh kaum
agamawan (kyai, pastur, bikhu) atau orang yang mengolah dunia batinnya.
B. Saran
pemerhati psikologi pada umumnya . Kritik dan saran atas segala kekurangan
16