0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
22 tayangan27 halaman
Teks tersebut merangkum sejarah agama Hindu, mulai dari asal usulnya di India hingga perkembangannya di Indonesia. Terdapat penjelasan mengenai zaman Veda, Brahmana, dan Upanisad. Juga disebutkan beberapa kerajaan Hindu awal di Indonesia seperti Kutai, Tarumanegara, Mataram, serta perkembangan agama Hindu di Jawa Timur, Bali, dan Jawa Tengah.
Teks tersebut merangkum sejarah agama Hindu, mulai dari asal usulnya di India hingga perkembangannya di Indonesia. Terdapat penjelasan mengenai zaman Veda, Brahmana, dan Upanisad. Juga disebutkan beberapa kerajaan Hindu awal di Indonesia seperti Kutai, Tarumanegara, Mataram, serta perkembangan agama Hindu di Jawa Timur, Bali, dan Jawa Tengah.
Teks tersebut merangkum sejarah agama Hindu, mulai dari asal usulnya di India hingga perkembangannya di Indonesia. Terdapat penjelasan mengenai zaman Veda, Brahmana, dan Upanisad. Juga disebutkan beberapa kerajaan Hindu awal di Indonesia seperti Kutai, Tarumanegara, Mataram, serta perkembangan agama Hindu di Jawa Timur, Bali, dan Jawa Tengah.
Fakultas Ilmu Agama dan Kebudayaan Universitas Hindu Indonesia Denpasar BAB I SEJARAH AGAMA HINDU Seperti yang sudah saudara ketahui sebelumnya bahwa asal mula Agama Hindu adalah di India, tepatnya di lembah sungai Shindu dan dalam perkembangannya sampai ke daerah lembah sungai Gangga dan Yamuna. Nama Hindu di mungkinkan berasal dari “Shindu” yaitu nama sungai di barat daya India yang sekarang bernama Punjab. Ratusan tahun sebelum masehi datanglah bangsa Arya dari daratan Erops timu ke India. Bangsa Arya masuk dan menetap di lembah sungai Shindu yang alamnya subur. Kedatangan bangsa Arya mendesak bangsa Dravida yang lebih dulu berada di tempat itu, yang pada perkembangan selanjutnya mereka berbaur dan menurunkan bangsa India yang sekarang. Mengenai perkmbangan Agama Hindu dapat diketahui dari kitab-kitab suci Hindu yang terhimpun dalam Veda Sruti, Veda Smrti, Itihasa, Upanisad dan sebagainya Menurut pendapat Govinda Das Hinduism Madras,1924, halaman 25, zaman di katakan dapat di bagi menjadi tiga bagian besar yaitu; Zaman Veda Kuna, Zaman Brahmana, Zaman Upanisad, Sedangkan mengenai batasan zaman tersebut tidak dapat di pastikan dengan jelas. 1. Zaman Veda Kuna. Zaman Veda kuna ini di mulai ketika datangnya bangsa Arya ke India kurang lebih 2500 tahun sebelum Masehi. Di mana bangsa Arya tersebut menempati wilayah lembah sungai Shindu, Kemudian daerah tersebut juga di kenal dengan nama Punjab (Lembah sungai Shindu). Mereka terkenal dengan pengembara yang cerdas,tanguh dan trampil dan Bangsa arya termasuk ras Indo Eropa. Pada Zaman inilah Veda di tuliskan melalui wahyu suci dan dengan Veda pertama yaitu Rg Veda. Veda Samhita merupakan pedoman utama dalam zaman ini,di mana pelaksanaan kehidupan beragama di laksanakan melalui penekanan pada pembacaan ayat-ayat suci Veda secara oral, yaitu menyanyikan atau mendengarkan secara berkelompok. Veda adalah kitab suci agama hindu yang di wahyukan kepaada para Maharsi. Mengenai waktu, kapan Veda di wahyukan itu berkisaran sekitar 4000 sampai 6000 tahun sebelum masehi. Maharsi yang menerima wahyu Tuhan tidaklah sendiri melainkan beberapa orang yang kemudian di kenal dengan sebutan dengan sebutan Sapta rsi yang terdiri dari: 1. Maha rsi Grtsamada 2. Maha rsi Visvamitra 3. Maha rsi Atri 4. Maha rsi Bharadvaja 5. Maha rsi Vasista 6. Maha rsi Kanva 7. Maha rsi Vamadeva. Maharsi Pulaha sebagai penyusun Rg Veda Maharsi Jaimini sebagai penyusun Sama Veda Maharsi Vaisampayana sebagai penyusun Yajur veda Maharsi Sumantu sebagai penyusun Atharva Veda Rg Veda Merupakan yang tertua yang terdiri dari 10 mandala,10.552 mantra,yang berkaitan dengan ucapan untuk mengundang, mendekatkan Tuhan Yang mahaEsa Sama Veda Isinya diambil dari Rg Veda,kecuali nyanyian- nyanyian suci yang di lakukan pada saat Upacara di lakanakan. Rg Veda terdiri dari 1875 mantra. Yajur Veda Terdiri dari 1975 mantra,yang berisi rafal doa dan pengucapanya.di mana fungsi rafal bukan untuk memuja para dewa melainkan mengubah upacara korban yang di persembahkan menjadi makanan yang dapat di terima oleh para Deva dengan mengucapkan berulang-ulang disertai dengan menyebutkan nama deva yang di hadirkan. Atharva Veda Terdiri dari 6.031 mantra yang berbentuk prosa yang isinya berupa mantra-mantra yang kebanyakan bersifat magis, yang memberikan tuntunan tentang keduniawian seperti,sihir,tenung,pedukunan dan lain-lain. 2. Zaman Brahmana Zaman brahmana ini di tandai dengan munculnya kitab Brahmana sebagai bagian dari Veda Sruti yang di sebut karma kanda.kitab ini memuat doa-doa serta penjelasan upacara korban dan kewajiban-kewajiban keagamaan Ada banyak kitab Brahmana di antaranya: Rg veda memiliki aitareya dan kausitaki Brahmana Sama Veda memiliki kitab Tandya Brahmana yang di kenal dengan nama Panca Visma,yang isinya memuat legenda kuna yang berkaitan dengan upacara korban. Yajur Veda memiliki beberapa buah kitab antara lain Taittiriya Brahmana untuk Yajur Veda hitam/Krsna dan sataphata untuk Yajur Veda putih/ sukla. Atharva veda memiliki Gophata Brahmana. Pada zaman brahmana ini timbul pula suasana perubahan yang bercirikan antara lain: ◦ Korban/Yadnya mendapatkan tekanan yang berat ◦ Para pendeta menjadi golongan yang sangat berkuasa. ◦ Munculnya perkembangan kelompok- kelompok masyarakat dengan berjenis-jenis pasraman. ◦ Dewa-dewa menjadi berkembang fungsinya. ◦ Timbulnya Kitab-kitab Sutra. Zaman Upanisad Pada zaman ini kehidupan beragama umat Hindu bersumber pada ajaran Upanisad yang tergolong Smrti dan di jabarkan secara filosofis. Keyakinan terhadap konsepsi Panca Sraddha di jadikan titik tolak pembahasan oleh para arif bijaksana dan para maha Rsi. Selain itu juga konsepsi terhadap tujuan hidup yang di sebut catur purusa arta yaitu: Dharma,Artha,Kama,Moksa yang di jabarkan secara lebih jelas. SEJARAH AGAMA HINDU DI INDONESIA
Agama Hindu mulai berkembang di Indonesia pada abad ke
4 masehi. Hal ini di buktikan dengan di temukanya prasasti di daerah kutai, Kalimantan timur. Masuknya paham Hindu ke Indonesia melalui perdagangan dan budaya. Sebelumnya paham dan budaya Hindu masuk ke Indonesia, telah tumbuh budaya lokal yang tidak jauh berbeda dengan budaya India. Kemungkinan di sebabkan asal usul bangsa Indonesia yang berasal dari daerah yunan (India belakang). Budaya-budaya tersebut dengan mudah berakulturasi dan di terima oleh masyarakat pada zamannya, sehingga dapat berkembang dengan pesat, apalagi di jiwai oleh ajaran luhur Agama Hindu. Berdasarkan beberapa teori dan pendapat tentang masuknya Agama Hindu ke Indonesia.di antaranya adalah sebagai berikut,
Krom (ahli belanda).dengan teori weisya, dalam bukunya
yang berjudul “hindu javanesche geschiedenis”,menyebutkan bahwa masuknya Hindu ke Indonesia adalah melalui penyusupan dengan jalan damai yang di lakukan oleh golongan pedagang India. Mookerjee (ahli India tahun 1912), menyatakan masuknya pengaruh Hindu dari India ke Indonesia ,dibawa oleh pedagang India dengan armada yang besar. setelah sampai di pulau Jawa (Indonesia) mereka mendirikan koloni dan kota- kota sebagai tempat untuk memajukan usahanya. dari tempat inilah mereka sering melakukan hubungan dengan India. kontak yang berlangsung sangat lama ini, maka terjadi penyebaran Agama Hindu ke Indonesia. Moens dan Bosch (kedua-duanya ahli belanda), menyatakan bahwa peranan kaum ksatria sangat besar pengaruhnya terhadap penyebaran Agama Hindu dari India ke Indonesai. demikian pula pengaruh kebudayaan Hindu yang di bawa oleh para rohaniawan Hindu India ke Indonesia. Dan dua peninggalan sejarah di Indonesia di sebutkan Rsi Agastya menyebarkan Agama Hindu dari India ke Indonesia. Data ini di kemukakan di dalam prasasti di jawa dan lontar-lontar di Bali, yang menyatakan bahwa Rsi Agastya menyebarkan Agama Hindu dari India ke Indonesia, melalui sungai Gangga,Yamuna, India selatan. 1. Kerajaan Kutai Kerajaan kutai terletak di tepi sungai mahakam Kalimantan Timur. Rajanya yang terkenal benama Mulawarman, anak dari Asyawarman dan cucu dari kudungga. kerajaan kutai beragama Hindu serta behasil membangun monument sejarah sebagai tonggak kebesaran Hindu berupa yupa (tugu batu) bertuliskan huruf palawa berbahasa sansekerta. Yupa ini lebih di kenal dengan prasasti kutai. Kerajaan Tarumanegara Kerajaan ini terletak di daerah Jawa Barat. kerajaan Tarumanegara mengalami kejayaan pada masa pemerintahan raja Purnawarman. Kerajaan ini mulai berkembang pada abad ke-5 masehi. Raja Purnawarman sangat di hormati dan di anggap sebagai penjelmaan Dewa Wisnu. Kerajaan ini berhasil membangun monument sejarah sebagai lambing kerajaan Hindu, antara lain, Prasasti Ciauteun, Prasasti Kebon Kopi, Prasasti Jambu, Prasasti Tugu dan Prasasti Muncul. Kerajaan Mataram Kerajaan Mataram tersebut juga di sebut dengan medang pribumi Mataram. Kerajaan mataram merupakan kerajaan Hindu pertama di jawa tengah dengan rajanya bernama sanjaya. Peningalan kerajaan ini antara lain: a) Prasasti Canggal, menggunakan bahasa sansekerta, bangunan berbentuk candi lingga sebagai symbol pemujaan terhadap dewa siwa. b) prasasti kedu (mantyasih) yang di buat oleh raja Balitung. c) prasasti kalasan dengan mengunakan huruf Dewanagari. Hubungan Hindu dan Budha pada masa kerajaan di jawa tengah sangat harmonis. Terbukti perkawinan rakai pikatan yang beragama Hindu dengan Pramodawardani yang beragama budha. Kerajaan Wanggsa Isyana
Ajaran Agama Hindu pindah dari jawa
tengah ke jawa timur di pimpin oleh Mpu Sendok . Bangunan yang berhasil di bangun sebagai tonggak Sejarah Hindu adalah Candi Lor, Candi Gunung Gangsir, Candi Songoriti, dan Candi Sumbernanas Kerajaan Wangsa Warmadewa
Udayana adalah raja Bali dari Wangsa Warmadewa
yang paling terkenal. Udayana kawin dengan Mahendradata/Gunapriya Darmapatni, putri raja Makutawangsa Wardana dari jawa. Dari perkawinan Udayana tersebut melahirkan Airlanggga yang menjadi raja Hindu di Jawa timur dan berpusat di Kahuripan. Hubungan kerajaan Hindu Jawa dengan kerajaan hindu di Bali dapat di satukan dengan paham tri murti dalam konsep Kahyangan Tiga. Mpu Kuturan sangat berjasa besar dalam menanamkan konsep tesebut pada seluruh masyarakat desa pakraman di Bali. Kerajaan kediri Putra Udayana dan Gunapriya bernama Airlangga. setelah berkuasa di kerajaan kediri, Airlangga membuat kebijakan agar tidak terjadi perebutan kekuasaan oleh putra-putra beliau. Atas bantuan Mpu Bharadah, kediri di bagi menjadi dua bagian, yaitu kerajaan jenggala dan panjalu. Pada masa kerajaan kediri, sastra yang terkenal antara lain, Calonarang Bharata yuda oleh Mpu Sedah dan Mpu Panuluh Hariwangsa dan Gatot Kaca Sraya oleh Mpu Panuluh Semaradana oleh mpu Dharmajaya Wartasancaya oleh Mpu Tan Akung Kerajaan Singosari
Kerajaan Singosari didirikan oleh Ken Arok
setelah menguasai Tumapel. Hal yang prisip pada masa kerajaan Singosari bagi kemajuan Hindu adalah pembuatan siwaratri kalpa yang dibuat oleh mpu tanakung. Perubahan ini mengandung filsafat yang sangat tingi bagi masyarakat Hindu di Indonesia. Peningalan kerajaan singosari adalah Candi Kidal, Candi Cangu Lor, Candi Jago, Candi Jawi dan Candi Singosari Kerajaan kanjuruhan Rajanya yang terkenal bernama raja sima. Peninggalan kerajaan Hindu ini adalah prasasti dinoyo, dan tempat pemujaan Dewa Agastya (Maha Rsi Agastya) Kerajaan haling/holing
Kerajaan di perintah oleh seorang ratu
yang sangat tegas dan berwibawa bernama Ratu Sima. Ratu ini sangat adil. Para pendeta yang sangat di hormati adalah pendeta Hwuning dari cina dan pendeta kerajaan Jnanabrata Kerajaan Majapahit
Kerajaan majapahit mulai berkembang setelah
Raden Wijaya bersama Arya Wiraja (Bang Banyak Wide) berhasil melumpuhkan Jaya katwang dengan memperdaya pasukan kubilai khan. Majapahit berhasil mempersatukan nusantara (termasuk wilayah Malaysia, Brunei, dan Piliphina bagian selatan) menjadi wilayah kerajaan Hindu Majapahit. hal ini berkat kemampuan Maha Patih Gajah Mada yang dengan tekun melaksanakan sumpah palapanya. Kerajaan Gelgel
Kerajaan Gelgel berpusat di Klungkung.kerajaan ini
berkembang pesat setelah Bali di kuasai Majapahit. Raja Bali yang paling terkenal adalah Dalem Waturengong. Pada masa pemerintahanya datang Dang Hyang Dwijendra. Beliau sangat berjasa dalam menata kehidupan beragama di Bali, Lombok, dan Sumbawa. Beliau mengembangkan konsep Tuhan dalam kemanungalan dengan tempat pemujaan yang di sebut dengan Padmasana. Dang Hyang Nirarta banyak menuntun masyarakat dalam membangun pura. Pura peninggalan beliau di sebut Pura Dang Khayangan Lanjutkan materi berikutnya…….