Anda di halaman 1dari 2

BĀHITIKASUTTA

Majjhima Nikāya 88

Pasenadi, raja Kosala, bertanya: "Ānanda, apakah Tathāgata akan melakukan suatu jenis perilaku—
melalui tindakan, ucapan, atau pikiran—yang dicela oleh para petapa dan brahmana?”

“Tidak, Baginda, Sang Buddha tidak akan terlibat dalam perilaku yang dicela oleh oleh petapa dan
brahmana yang cerdas dan bijaksana, serta oleh orang-orang lain di dunia yang cerdas dan bijaksana.

“Luar biasa, bhante Ānanda, luar biasa! Karena saya tidak akan dapat mengungkapkan pertanyaan itu
sepenuhnya, tetapi jawaban Ananda melengkapinya untuk saya. Saya tidak percaya bahwa pujian atau
kritik terhadap orang lain yang diucapkan oleh orang bodoh yang tidak kompeten, tanpa memeriksa
atau meneliti, adalah hal yang paling penting. Sebaliknya, saya percaya bahwa pujian atau kritik
terhadap orang lain yang diucapkan oleh orang yang kompeten dan cerdas setelah memeriksa dan
mencermati adalah hal yang paling penting.

Tetapi bhante Ānanda, tindakan ... ucapan... pikiran macam apakah yang dicela oleh para petapa dan
brahmana yang cerdas dan bijaksana, serta oleh orang-orang lain di dunia yang cerdas dan bijaksana?”

"Perilaku tidak terampil (akusala)."

“Perilaku seperti apa yang tidak terampil?”

“Perilaku tercela.”

“Perilaku seperti apa yang patut dicela?”

“Perilaku yang merugikan dan mencederai diri sendiri, merugikan dan mencederai orang lain, dan
merugikan dan mencederai keduanya. Perilaku yang membuat kualitas tidak terampil tumbuh
sementara kualitas terampil menurun. Perilaku yang tidak [mengarah pada] pencapaian pembebasan,
tidak menuntun pada pengetahuan, tidak menuntun pada penggugahan, dan tidak menuntun menuju
pembebasan.”

Tim Bumi Borobudur 2021


Pasenadi, raja Kosala, bertanya: "Ānanda, untuk alasan apakah Sang Tathāgata tidak melakukan hal-
hal yang tidak terampil itu sama sekali?"

“Raja yang agung, Yang Tergugah telah meninggalkan semua hal yang tidak terampil dan menguasai
yang terampil.”

Pasenadi, raja Kosala, bertanya: “Ānanda, apakah Tathāgata akan melakukan suatu jenis perilaku—
melalui tindakan, ucapan, atau pikiran—yang tidak dicela oleh para petapa dan brahmana yang cerdas
dan bijaksana, serta oleh orang lain dalam dunia yang cerdas dan bijaksana?"

Ānanda menjawab: “Raja yang agung, Sang Tathāgata pasti melakukan perilaku -melalui tidakan,
ucapan atau pikiran – yang sedemikian rupa sehingga perilaku ini tidak dicela oleh para petapa dan
Brahmana yang cerdas dan bijaksana, serta oleh orang lain di dunia yang cerdas dan bijaksana."

“Tetapi bhante Ānanda, tindakan ...ucapan....pikiran macam apakah yang tidak dicela oleh para petapa
dan brahmana yang cerdas dan bijaksana, serta oleh orang-orang lain di dunia yang cerdas dan
bijaksana?”

“Perilaku yang terampil (kusala).”

"Perilaku seperti apa yang terampil?"

“Perilaku tanpa cela (anavajjo).”

“Perilaku tubuh apa yang tanpa cela?”

“Perilaku yang membawa kenyamanan (abyābajjho).”

“Tetapi perilaku tubuh seperti apa yang membawa kenyamanan?”

“Perilaku yang menghasilkan kebahagiaan (sukhavipāko).”

“Tetapi perilaku seperti apa yang menghasilkan kebahagiaan?”

“Perilaku yang mengarah pada membawa kenyamaan bagi diri sendiri, membawa kenyamaan bagi
orang lain, dan membawa kenyamaan bagi keduanya, dan yang membuat kualitas-kualitas tidak
terampil menurun sementara kualitas-kualitas terampil tumbuh. Perilaku yang [mengarah pada]
pencapaian pembebasan, menuntun pada pengetahuan, menuntun pada penggugahan, dan
menuntun menuju pembebasan. Perilaku seperti itu tidak dicela oleh para petapa dan Brahmana yang
cerdas dan bijaksana, serta oleh orang lain di dunia yang cerdas dan bijaksana."

Tim Bumi Borobudur 2021

Anda mungkin juga menyukai