Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Sosiologi sebagai tugas UJian Akhir Tahun
Pembelajaran 2022/2023

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
DALAM MEWUJUDKAN LINGKUNGAN BERSIH

Disusun oleh kelompok :


NAMA: NISN:
1.Rifan Aliansyah Nugraha 0057606448
2.Fadhlan Syadidan A 0051753092
3.Indri Nurdiani 0047077446
4.Ghauty Putri Pratama 0056312225
Kelas : XII IPS 3

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT


DINAS PENDIDIKAN
CABANG DINAS PENDIDIKAN WILAYAH X
SMA NEGERI 5 CIREBON
Jl. Perjuangan Majasem Telp. 480537 Kota Cirebon Kode Pos 45135
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan makalah mengenai
Pemberdayaan Masyarakat Dalam Mewujudkan Kemandirian.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Adhi Kusuma selaku Guru
Sosiologi terhadap bantuannya dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan
bagi pembaca. Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan, baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya karena keterbatasan pengetahuan kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG ...................................................................................... 1
1.2 PERUMUSAN MASALAH ............................................................................. 3
1.3 TUJUAN DAN MANFAAT............................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 4
2.1 BAGAIMANA PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI
KEGIATAN DAUR ULANG SAMPAH PLASTIK DI KECAMATAN PEJAMBON
................................................................................................................................. 4

2.2 BAGAIMANA MANFAAT YANG DIRASAKAN OLEH MASYARAKAT


SETELAH DILAKUKAN KEGIATAN DAUR ULANG SAMPAH PLASTIK DI
KECAMATAN PEJAMBON .................................................................................
BAB III PENUTUP ............................................................................................... 9
3.1. KESIMPULAN ............................................................................................... 9
3.2. SARAN ........................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 11
LAMPIRAN ............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pemberdayaan masyarakat adalah sebuah konsep yang menekankan pada pembangunan
ekonomi pada mulanya yang dikembangkan berdasarkan nilainilai masyarakat. Konsep ini
mencerminkan paradigma baru yang menekankan pada peran serta masyarakat kesinambungan
serta fokus pembangunan pada manusia. Konsep pemberdayaan masyarakat sebagai salah satu
alternative pembangunan yang merubah paradigma pendekatan nasional menjadi pendekatan
yang lebih partisipatif. Sebagai suatu usaha, pembangunan merupakan tindakan aktif yang harus
dilakukan oleh setiap daerah dalam rangka meningkatkan pendapatan. Dengan demikian, sangat
dibutuhkan peran serta masyarakat, pemerintah, dan semua elemen yang terdapat dalam suatu
daerah untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembangunan. Hal ini dilakukan karena kenaikan
pendapatan mencerminkan perbaikan dalam kesejahteraan masyarakat.

Pemberdayaan dimaknai dalam konteks menempatkan posisi berdiri masyarakat. Posisi


masyarakat bukanlah obyek penerima manfaat (beneficiaries) yang tergantung pada pemberian
dari pihak luar seperti pemerintah, melainkan dalam posisi sebagai subyek (agen atau partisipan
yang bertindak) yang berbuat secara mandiri. Berbuat secara mandiri bukan berarti lepas dari
tanggungjawab negara. Pemberian layanan publik (kesehatan, pendidikan, perumahan,
transportasi dan seterusnya) kepada masyarakat tentu merupakan tugas (kewajiban) negara
secara given. Masyarakat yang mandiri sebagai partisipan berarti terbukanya ruang dan kapasitas
mengembangkan potensi-kreasi, mengontrol lingkungandan sumberdayanya sendiri,
menyelesaikan masalah secara mandiri, dan ikut menentukan proses politik di ranah negara.
Masyarakat ikut berpartisipasi dalam proses pembangunan dan pemerintahan.

Inti pengertian pemberdayaan masyarakat merupakan strategi untuk mewujudkan


kemampuan dan kemandirian masyarakat. Selain itu, pemberdayaan masyarakat adalah suatu
proses untuk meningkatkan kemampuan atau kapasitas masyarakat dalam memanfaatkan sumber
daya yang dimiliki, baik itu sumber daya manusia (SDM) maupun sumber daya alam (SDA)
yang tersedia dilingkungannya agar dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Namun upaya
yang dilakukan tidak hanya sebatas untuk meningkatkan kemampuan atau kapasitas dari
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, tetapi juga untuk membangun jiwa
kemandirian masyarakat agar berkembang dan mempunyai motivasi yang kuat dalam
berpartisipasi dalam proses pemberdayaan. Masyarakat dalam hal ini menjadi pelaku atau pusat
proses pemberdayaan

Tanpa masyarakat sadari, permasalahan yang diakibatkan oleh limbah sampah semakin

lama semakin besar. Masalah sampah berkaitan erat dengan pola hidup serta budaya masyarakat
itu sendiri. Jumlah sampah setiap tahun semakin meningkat sejalan dan seiring meningkatnya
penduduk dan kualitas kehidupan masyarakat, dan disertai dengan kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang menghasilkan pula pergeseran pola hidup masyarakat yang cenderung
konsumtif. Dalam hal ini perlu diterapkan pola hidup bersih dan sehat serta pengelolaan limbah
yang baik. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah kumpulan perilaku yang
dipraktekkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau
keluarga dapat menolong diri sendiri dibidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan
kesehatan masyarakat (Ramli, 2016). Sistem pengelolaan limbah harus dilaksanakan dengan
tepat dan sistematis. Limbah terbagi menjadi dua, yakni limbah organik dan anorganik. Limbah
organik merupakan limbah-limbah yang berasal dari makhluk hidup dan mudah terurai.
Sedangkan, limbah anorganik merupakan limbah yang sulit untuk terurai seperti plastik, kaca
dan lain-lain.

Untuk dapat mengelola limbah-limbah tersebut, tentu harus diberdayakannya masyarakat


sekitar. Kegiatan pengelolaan sampah akan melibatkan penggunaan dan pemanfaatan berbagai
sarana dan prasarana yang meliputi pewadahan, pengumpulan, pemindahan, pengangkutan,
pengolahan maupun pembuangan akhir. Apabila hal-hal tersebut diatas dapat terlaksana, maka
kehidupan dengan lingkungan bersihpun akan dengan mudah terwujud. Lingkungan yang bersih,
aman, dan nyaman merupakan faktor-faktor yang sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat
suatu wilayah. Kebersihan adalah keadaan bebas dari kotoran, termasuk di antaranya, debu,
sampah, dan bau (Iskandar, 2018). Baik dari segi kesehatan, pendidikan maupun perkembangan
psikologis masyarakat yang akan berdampak pada kualitas hidup masyarakat tersebut. Hidup
sehat merupakan suatu hal yang seharusnya memang diterapkan oleh setiap orang, mengingat
manfaat kesehatan yang sangat penting bagi setiap manusia, mulai dari konsentrasi dalam
bekerja dan beraktivitas dalam kehidupan seharihari tentu memerlukan kesahatan, baik kesehatan
pribadi maupun kesehatan anak serta keluargauntuk mencapai keharmonisan keluarga (Nurhajati,
2013). Isu lingkungan kotor, pengelolaan sampah yang tidak tepat, sungai-sungai yang sudah
mulai kotor, tingkat polusi udara yang tinggi, tingkat keamanan yang rendah dan ketidaknyaman
banyak dijumpai di berbagai daerah. Menurut Wibowo (2009), masyarakat yang telah
mementingkan kebersihan lingkungan dipandang sebagai masyarakat yang kualitas hidupnya
lebih tinggi dibandingkan masyarakat yang belum mementingkan kebersihan. Salah satu aspek
yang dapat dijadikan indikator kebersihan lingkungan kota adalah sampah. Bersih atau kotornya
suatu lingkungan tercipta melalui tindakan tindakan manusia dalam mengelola dan
menanggulangi sampah yang mereka hasilkan. Sudah seharusnya bahwa manusia dengan rasa
sadar dan penuh rasa tanggung jawab untuk membina, menjaga dan memelihara lingkungan
sebagai habitat demi terselenggaranya kehidupan yang serasi (Taufiq, 2014). Oleh karena perlu
mendapat perhatian yang cukup serius, dan banyak daerah sudah mulai berbenah terkait dengan
permasalahan tersebut antara lain dengan cara menanamkan kesadaran dan kepedulian
masyarakat maupun terlibat secara langsung mengkondisikan lingkungan melalui program-
program terkait.

1.2 Rumusan Masalah

a. Bagaimana proses pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan daur ulang sampah plastik
di Kecamatan Pejambon.

b. Bagaimana manfaat yang dirasakan oleh masyarakat setelah dilakukan kegiatan daur
ulang sampah plastik di Kecamatan Pejambon.
1.3 Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui proses pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan daur ulang sampah
plastik di Kecamatan Pejambon

b. Untuk mengetahui manfaat yang dirasakan oleh masyarakat setelah dilakukan kegiatan daur
ulang sampah plastik di Kecamatan Pejambon

c. Untuk mengetahui tinjauan ekonomi Islam terhadap pemberdayaan masyarakat melalui


kegiatan daur ulang sampah plastik di Kecamatan Pejambon
BAB II
PEMBAHASAN

a. Bagaimana proses pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan daur ulang sampah plastik
di Kecamatan Pejambon.

a. Reduce (mengurangi), yakni upayakan meminimalisi barang atau material yang kita
pergunakan.

b. Reuse (menggunakan kembali), yakni pilihlah barang yang bisa dipakai kembali, hindari
pemakaian barang yang sekali pakai (disposable).

c. Recycle (mendaur ulang), yaitu barang yang sudah tidak berguna lagi bisa didaur ulang
sehingga bermanfaat serta memiliki nilai tambah. Tidak semua barang bisa didaur ulang, namun
saat ini sudah banyak industri formal dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah
menjadi barang yang bermanfaat dan memiliki nilai ekonomis.

d. Replace (mengganti), yakni mengganti barang-barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan
barang yang lebih tahan lama. Selain itu menggunakan barang-barang yang lebih ramah
lingkungan, misalnya mengganti kantong keresek dengan keranjang bila berbelanja, dan
menghindari penggunaan styrofoam karena kedua bahan ini tidak bisa terdegradasi secara alami.

Pada penelitian ini, penulis membahas mengenai Recycle atau mendaur ulang. Daur ulang adalah
proses untuk menjadikan suatu bahan bekas menjadi bahan baru dengan tujuan mencegah adanya
sampah yang sebenarnya dapat menjadi sesuatu yang berguna, mengurangi bahan baju yang
baru, mengurangi penggunaan energi, mengurang polusi, kerusakan lahan dan emisi gas rumah
kaca jika dibandingkan dengan proses pembuatan barang baru.

Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah padat yang terdiri atas kegiatan
pemisahan, pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian, dan pembuatan produk atau material
bekas pakai dan komponen utama dalam menajemen sampah modern.

Sampah padat dapat di daur ulang dengan cara memisahkan, mengumpulkan, memproses,
mendistribusi dan membuatnya menjadi barang-barang yang dapat digunakan kembali. Sampah
padat juga menjadi bahan utama dalam proses daur ulang.
Sampah dapat mencemari lingkungan dan mambahayakan kesehatan. Sampah juga menyebabkan
timbulnya banjir. Akan tetapi, melalui daur ulang, sampah dapat diolah lagi menjadi barang yang
berguna. Daur ulang sampah adalah proses pengolahan kembali barang-barang yang tidak
berguna menjadi barang yang berguna.

b. Bagaimana manfaat yang dirasakan oleh masyarakat setelah dilakukan kegiatan daur
ulang sampah plastik di Kecamatan Pejambon.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pola kerjasama dalam bank sampah, dan bagaimana
proses pemberdayaan ekonomi kreatif masyarakat melalui daur ulang sampah plastik di
kecamatan Pejambon. Selain itu tujuan dari penelitian ini juga untuk melihat apa saja dampak
sosial dan dampak ekonomi terhadap masyarakat atas pemberdayaan masyarakat. Kegiatan daur
ulang sampah plastik berjalan cukup baik. Kegiatan daur ulang sampah plastik telah memberikan
manfaat yang sangat banyak bagi masyarakat dan anggotanya antara lain manfaat yang dirasakan
oleh masyarakat selain manfaat sosial juga manfaat ekonomi. Kegiatan ini juga memberikan
ilmu dan pengetahuan bagi masyarakat tentang bagaimana mengolah sampah dengan baik.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Persoalan pemberdayan masyarakat adalah masalah bagaimana menyadarkan masyarakat
terhadap kondisi diri sendiri yang selanjutnya dalam suatu proses pengembangan diri masyarakat
harus mampu membuat dirinya mandiri dalam memecahkan masalah dan mampu mengambil
keputusan atas dasar kemampuan diri. Oleh karena itu memberikan bekal pengetahuan bagi
masyarakat menjadi syarat utama bagi terciptanya daya masyarakat yang pada proses berikutnya
akan tercipta kemandirian dalam rangka menciptakan kondisi yang lebih baik lagi dari
sebelumnya,

SARAN
Demikian makalah ini kami susun, semoga bisa menambah wawasan kita tentang
Pemberdayaan Masyarakat Dalam Mewujudkan Kemandirian. Tentu masih banyak kekurangan
yang ada pada makalah ini. Saran dan masukan sangat kami harapkan untuk perbaikan makalah
yang kami susun ini.
DAFTAR PUSAKA

Sulistiyani, Ambar Teguh.2004.Kemitraan dan Model-Model Pemberdayaan.


Gava Medika; Yogyakarta. Sumidiningrat, Gunawan. 1999. Pemberdayaan Masyarakat dan
Jaring Pengaman Sosial. Gramedia; Jakarta. Wasistiono, Sadu, 1998. Pemberdayaan
Daerah.Abdi
Aparatur Praja;Bandung. Drs. EKO DERMAWAN, PKM Banyuwangi
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai