Anda di halaman 1dari 33

PENGARUH PENDIDIKAN TERHADAP PARTISIPASI SOSIAL

MASYARAKAT DI DESA CENGAL


KECAMATAN JAPARA KABUPATEN KUNINGAN

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah


Tempat Ruang dan Sistem Sosial
Dosen Pengampu: Nunu Nurfirdaus, M.Pd.

Oleh:
SISKA NURFITRIANI
NIM 166223039

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
MUHAMMADIYAH KUNINGAN
2019
LEMBAR PERSETUJUAN

Proposal Penelitian dengan judul:

PENGARUH PENDIDIKAN TERHADAP PARTISIPASI SOSIAL

MASYARAKAT DESA CENGAL KECAMATAN JAPARA KABUPATEN

KUNINGAN

Yang disusun Oleh

Nama : Siska Nurfitriani

NIM : 166223039

Program Studi : PGSD

Disetujui untuk Memenuhi Salah Satu Tugas

Mata Kuliah Tempat, Ruang, dan Sistem Sosial.

Kuningan, Desember 2019

Pembimbing,

Nunu Nurfirdaus, M.Pd.


NIK.2231309022
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT atas Rahmat-Nya
yang selama ini kita dapatkan, yang memberi hikmah dan yang paling bermanfaat
bagi seluruh umat manusia, oleh karenanya kami dapat menyelesaikan Proposal
yang berjudul “ Pengaruh Pendidikan Terhadap Partisipasi Sosial Masyarakat
Desa Cengal Kecamatan Japara Kabupaten Kuningan” ini dengan baik dan tepat
pada waktunya. Ada pula maksud dan tujuan dari penyusunan proposal ini ialah
untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen pada mata kuliah
Tempat, Ruang dan Sistem Sosial.
Dalam proses penyusunan tugas ini kami menjumpai berbagai hambatan,
namun berkat dukungan materil maupun nonmateriil dari berbagai pihak, akhirnya
kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan cukup baik, maka pada kesempatan
ini kami menyampaikan terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada
semua pihak terkait yang telah membantu terselesaikannya tugas ini.
Tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami
mengharapkan segala saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat
kami harapkan demi perbaikan pada tugas selanjutnya.Harapan kami semoga
tugas ini memberikan ilmu dan manfaat, khususnya bagi kami dan para pembaca
sekalian.

Kuningan, Desember 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...............................................................................................i
Daftar Isi..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHLUAN..................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Batasan Masalah...................................................................................2
C. Rumusan Masalah.................................................................................3
D. Tujuan Penelitian..................................................................................3
E. Manfaat Hasil Penelitian.......................................................................3
BAB II KAJIAN PUSTAKA .........................................................................5
A. Kajian Teori..........................................................................................5
B. Hasil Penelitian Yang Relevan.............................................................16
C. Operasional Variabel............................................................................16
D. Kerangka Berfikir.................................................................................17
E. Hipotesis Tindakan...............................................................................18
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................20
A. Metodologi Penelitian...........................................................................20
B. Populasi dan Sampel Penelitian............................................................20
C. Instrumen Penelitian.............................................................................21
D. Teknik Pengumpulan Data...................................................................24
E. Teknik Analisis Data............................................................................26
F. Jadwal Penelitian..................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................29

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu indikator utama pembangunan dan
kualitas sumber daya manusia, sehingga kualitas sumber daya manusia sangat
tergantung dari kualitas pendidikan.Pendidikan merupakan bidang yang
sangat penting dan strategis dalam pembangunan nasional, karena merupakan
salah satu penentu kemajuan suatu bangsa.Pendidikan bahkan merupakan
sarana paling efektif untuk meningkatkan kualitas hidup dan derajat
kesejahteraan masyarakat, serta yang dapat mengantarkan bangsa mencapai
kemakmuran. (Kamsihyati, 2016: 16-21)
Tingkat pendidikan mempunyai fungsi sebagai penggerak sekaligus
pemacu terhadap potensi kemampuan sumberdaya manusia dalam
meningkatkan prestasi kerjanya yang dapat dipupuk melalui program
pendidikan, pengembangan dan pelatihan.Di Lembaga pendidikan formal,
kita mengenal adanya tingkatan pendidikan seperti SD, SMP, SMA, PT dan
seterusnya. Pada masing-masing tingkatan pendidikan akan memberikan
keluasan materi yang berbeda-beda, sehingga pengetahuan yang diperoleh
pun akan berbeda. Semakin tinggi tingkat pendidikan yang ditempuh akan
semakin luas pengetahuan dan informasi yang diperoleh. Pendidikan tinggi
akan memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk memperolah
pengetahuan dan informasi tentang persoalan-persoalan pembangunan secara
luas. Hal itu dapat menumbuhkan kesadaran, perhatian, minat dan kecakapan
masyarakat untuk berpartisipasi dalam lingkungan sosial sesuai dengan
pengalaman yang dimiliki, dan tinggi rendahnya partisipasi masyarakat dapat
disebabkan karena kemampuan yang mereka miliki, seperti pendidikan dan
kesempatan untuk mendapatkan informasi. Taraf pendidikan yang rendah
umumnya bergandengan dengan informasi dan pengertian yang serba
terbatas, dengan demikian kesempatan pun serba terbatas.

1
Sedangkan masyarakat yang berpendidikan tinggi cenderung mempunyai
kesempatan lebih luas dalam memperoleh informasi. (Udin, 2010: xxv-xxvi)
Hakekat pembangunan ialah meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pembangunan itu dapat berhasil apabila warga masyarakat memiliki kemauan
untuk berperan aktif dalam proses pembangunan. Ada tidaknya kemauan
mayarakat berpartisipasi dalam pembangunan, terkait dengan paradigm
pembangunan yang dominan selama ini. (Udin, 2010: xvii)
Hakikat partisipasi social mengandung makna agar masyarakat lebih
berperan dalam proses pembangunan, pemberdayaan masyarakat,
mengusahakan penyusunan program-program pembangunan melalui
mekanisme dari bawah ke atas, dengan pendekatan memperlakukan manusia
sebagai subyek dan bukn obyek pembangunan. (Udin, 2010: xx)
Kaitan pendidikan dengan partisipasi sosial masyarakat yang ada di
Desa Cengal dalam pembangunan salah satu contohnya adalah bahwa
seseorang yang memiliki pendidikan yang tinggi secara sosial akan dihormati
dan dianggap sebagai contoh dan cendikiawan oleh sebagai besar masyarakat,
sehingga dalam setiap pembangunan kemasyarakatan seseorang tersebut akan
selalu mendapatkan tempat utama dalam setiap tahap proses pembangunan
yang ada.
Bertolak dari pembahasan permasalahan yang di atas maka penulis
memberi judul ”Pengaruh Pendidikan Terhadap Partisipasi Sosial Masyarakat
Di Desa Cengal Kecamatan Japara Kabupaten Kuningan”.

B. Pembatasan Masalah
Berdasarkan Identifikasi masalah diatas, maka peneliti membatasi
permasalahan sebagai berikut :
1. Tingkat pendidikan
Jenjang atau tingkat pendidikan formal yang telah ditamatkan oleh setiap
anggota masyarakat, seperti SD, SMP, SMA, atau Perguruan Tunggi.
2. Partisipasi sosial masyarakat adalah keterlibatan masyarakat secara
individu, maupun kelompok maupun, LSM untuk ikut mempengaruhi

2
proses pengambilan keputusan atau bekerjasama dalam pelaksanaan
pembangunan di desa setempat sehingga dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat Desa Cengal Kecamatan Japara Kuningan.

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana pendidikan di Desa Cengal Kecamatan Japara Kabupaten
Kuningan?
2. Bagaimana partisipasi sosial masyarakat di Desa Cengal Kecamatan
japara Kabupaten Kuningan?
3. Bagaimana pengaruh pendidikan terhadap partisipasi sosial masyarakat
desa Cengal Kecamatan japar Kabupaten Kuningan?

D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan sesuatu yang ingin dicapai dalam sebuah
penelitian sehingga dapat memberikan manfaat bagi pribadi peneliti, bahkan
lingkungan sosial di sekitarnya. Berdasarkan perumusan masalah di atas
maka tujuan yang diharapakn dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pendidikan di Desa Cengal Kecamatan Japara
Kabupaten Kuningan.
2. Untuk mengetahui bagaimana partisipasi sosial masyarakat di Desa Cengal
Kecamatan Japara Kabupaten Kuningan.
3. Untuk mengetahui pengaruh pendidikan terhadap partisipasi sosial
masyarakat di Desa Cengal Kecamatan Japara Kabupaten Kuningan.

E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Dapat menambah khasanah penelitian tentang pengaruh pendidikan
terhadap partisipasi sosial masyarakat.

3
b. Dapat menambah khasanah keilmuan sosial terutama pada bidang
sosiologi.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi lembaga pendidikan
Untuk meningkatkan sumber daya manusia sebagai modal dasar
pembangunan. Oleh karena itu dituntut untuk semakin meningkatkan
out-put tenaga kependidikan yang nantinya akan menjadi tenaga
pendidik bagi generasi muda penerus bangsa.
b. Bagi masyarakat
Diharapkan hasil penelitian ini dapat meningkatkan kesadaran
masyarakat untuk lebih memberdayakan diri, berpertisipasi aktif
dalam kegiatan-kegiatan bersosial yang ada di desa setempat.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori
Untuk memperoleh gambaran yang jelas dan menghindari
kesalahpahaman tentang penafsiran terhadap judul penelitian ini, maka
penelitian perlu menegaskan istilah-istilah yang digunakan sebagai berikut:
1. Pendidikan
a. Pengertian Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu indikator utama pembangunan
dan kualitas sumber daya manusia, sehingga kualitas sumber daya
manusia sangat tergantung dari kualitas pendidikan.Pendidikan
merupakan bidang yang sangat penting dan strategis dalam
pembangunan nasional, karena merupakan salah satu penentu kemajuan
suatu bangsa.Pendidikan bahkan merupakan sarana paling efektif untuk
meningkatkan kualitas hidup dan derajat kesejahteraan masyarakat,
serta yang dapat mengantarkan bangsa mencapai kemakmuran.
(Kamsihyati, 2016: 16-21)
Pendidikan secara sederhana dapat dipahami sebagai proses
belajar yang dialami seseorang untuk mengatahui, memahami, dan
mampu mempraktekannya dalam kehidupan sehari-hari. Seringkali
proses pendidikan ini hanya dimaknai sebagai aktivitas yang dilakukan
anak didik dalam lingkungan sekolah. Padahal pendidikan dapat terjadi
di lingkungan mana saja; kapanpun, dimanapun seseorang itu berada,
baik di lingkungan keluarga, masyarakat serta lingkungan sosial lain
dan tidak hanya terbatas pada lembaga formal pendidikan. (Udin, 2010:
xxxiii)

5
Pendidikan merupakan usaha pengembangan kualitas diri
manusia dalam segala aspeknya.Pedndidikan sebagai aktivitas yang
disengaja untuk mencapai tujuan tertentu dan melibatkan berbagai
faktor yang saling berkaitan antara satu dan lainnya, sehingga
membentuk satu system yang saling mempengaruhi. (Tatang, 2012: 15)
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
pendidikan adalah usaha yang dilakukan secara sadar untuk
mengembangkan anak didik kepada kedewasaan, baik secara jasmani
maupun rohani sebagai bekal hidupnya kelak.
b. Tujuan Pendidikan
Menurut Al-Syaibany bahwa tujuan pendidikan merupakan
perubahan yang di inginkan dan yang diusahakan oleh proses
pendidikan untuk dicapainya, baik pada tingkah laku individu dan
kehidupan pribadinya, ataupun pada kehiupan masyarakat dan pada
alam sekitar individu itu hidup atau pada proses pendidikan sendiri dan
proses pengajaran sebagai suatu aktivitas asasi dan sebagai proporsi
diantara profesi-profesi asasi dalam masyarakat.
Kalau diperhatikan tujuan pendidikan itu diarahkan ke tiga bidang
yaitu tujuan yang berkaitan dengan individu, kehidupan sosial, dan
proses pengajaran itu sendiri. Jadi, tujuan pendidikan yaitu perubahan
yang dikehendaki atau ingin diwujudkan melalui aktivitas pendidikan.
Pendidikan diharapkan mampu memberikan bekal ketrampilan
yang dapat dijadikan bekal hidupnya dalam memenuhi kebutuhan.Lebih
dari itu pendidikan juga memberikan pemahaman terhadap nilai-nilai
sosial yang digunakan dalam berinteraksi menjalankan peran dan
statusnya di masyarakat. (Saat, 2015: 9-10)
c. Manfaat Pendidikan
Pendidikan dikatakan memiliki manfaat penting dalam dinamika
perjalanan hidup umat manusia.Pendidikan menjadi sarana manusia
untuk memperbaiki kebudayaan dan terus memperbaikinya sehingga
dapat memuaskan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup.

6
Menurut Shane manfaat pendidikan adalah sebagai berikut.
1) Pendidikan adalah suatu cara yang mapan untuk memperkenalkan si
pelajar (learners) pada keputusan sosial yang timbul.
2) Pendidikan dapat digunakan untuk menanggulangi masalah sosial
tertentu.
3) Pendidikan telah memperlihatkan kemampuan yang meningkat
untuk menerima dan mengimplementasikan alternatif-alternatif baru.
(Udin, 2010: xliv)
d. Tingkat Pendidikan
Berdasarkan UU No. 2003 pasal 14 tentang Sistem Pendidikan
Nasional disebutkan bahwa Jenjang pendidikan formal terdiri atas
Pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
1) Pendidikan dasar
Pendidikan dasar merupakan pendidikan yang diselenggarakan
untuk mengembangkan sikap dan kemampuan serta memberikan
pengetahuan dan ketrampilan dasar yang diperlukan untuk hidup
dalam masyarakat serta mempersiapkan peserta didik yang
memenuhi persyaratan untuk mengikuti pendidikan menengah.
Pendidikan dasar meliputi Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah
Menengah Pertama (SMP).
2) Pendidikan menengah
Pendidikan menengah ialah pendidikan yang diselenggarakan
untuk melanjutkan dan meluaskan pendidikan dasar serta
menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang
memiliki kemampuan mengadakan timbal balik dengan lingkungan
sosial, budaya, alam sekitar, serta dapat mengembangkan
kemampuan lebih lanjut dalam dunia kerja. Meliputi Sekolah
Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) atau
sekolah yang lain yang sedrajat.

7
3) Pendidikan tinggi
Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah
pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma,
sarjana, magister, spesialis dan dokter yang diselenggarakan oleh
perguruan tinggi.Pendidikan tinggi diselenggarakan untuk
mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang
memiliki kemampuan akademis dan profesional yang menerapkan,
mengembangkan, menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan
kesenian. (Udin, 2010: l)
e. Pengaruh pendidikan
Pendidikan memiliki andil besar dalam pembentukan peradaban
manusia.Pendidikan dapat menciptakan manusia, secara individu
maupun sosial yang potensial dalam membangun peradaban bangsa
yang maju, sejahtera dan demokratis.Kenyataannya hal itu tidak
semudah membalikan telapak tangan melainkan memerlukan
kesungguhan, kesadaran semua lapisan masyarakat untuk bekerjasama
dalam mewujudkannya.
Pendidikan akan memberi pengaruh pada beberapa hal seperti:
1) Semakin timbulnya kesadaran bernegara dan bermasyarakat pada
gilirannya memungkinkan mereka turut berperan secara aktif dalam
memikirkan dan memperbaiki nasib bangsa.
2) Semakin timbulnya kesadaran untuk memenuhi kewajibannya yang
terletak diatas pundaknya sebagai warga negara yang bertanggung
jawab.
3) Semakin terbukanya pikiran dan akalnya untuk memperjuangkan
haknya.
4) Pandangan yang makin luas dan obyektif dalam kehidupan
bermasyarakat.
5) Semakin meluasnya cakrawala pandangan dengan segala
konsekuensinya.

8
6) Meningkatnya kemampuan untuk menentukan pilihan dalam
pemuasan kebutuhan hidup yang tidak lagi semata-mata terbatas
pada kebutuhan pokok tetapi juga kebutuhan lainnya.
7) Meningkatnya kemampuan untuk memecahkan berbagai
permasalahan yang dihadapi, baik pada tingkat individu maupun
pada tingkat sosial.
8) Pandangan yang semakin kritis terhadap hal-hal yang dilihat dan
dirasakan sebagi suatu hal yang berlangsung tidak sebagimana
mestinya.
9) Keterbukaan terhadap ide baru dan pandangan baru yang
menyangkut berbagai segi kehidupan negara dan bermasyarakat.
10) Keterbukaan pada pergeseran nilai-nilai sosial budaya baik yang
timbul karena faktor-faktor yang sifatnya endogen maupun
sifatnya eksogen. (Udin, 2017: lii-liii)
Berdasarkan penjelasan di atas dapat dipahami bahwa secara luas
pendidikan memberikan pengaruh yang besar terhadap perkembangan
kemajuan bangsa yang ditopang oleh kualitas sumber daya manusianya.
Secara individu kualitas manusia itu akan terjabarkan dalam pola kerja dan
hasil yang baik sesuai dengan bidang masing-masing. Kemajuan di segala
bidang kehidupan itu secara tidak langsung akan membawa kemajuan
bangsa.
2. Partisipasi Sosial Masyarakat
a. Pengertian partisipasi sosial masyarakat
Partisipasi merupakan keikutsertaan seseorang didalam kelompok
sosial untuk mengambil bagian dari kegiatan masyarakat yang ada
diluar pekerjaannya.Jadi, partisipasi berarti keikutsertaan seseorang atau
kelompok masyarakat dalam suatu kegiatan secara sadar. (Makhmudi &
Muktiali, 2018: 108)
Menurut Linton masyarakat adalah setiap kelompok manusia
yang hidup bersama dan bekerjasama mengorganisasikan dirinya

9
sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu. (Abidin &
Saebani, 2014: 43)
Partisipasi sosial yaitu mengacu pada kegiatan sosial yang
dilakukan diluar rumah yang memungkinkan individu bertemu dengan
orang lain. Kegiatan sosial yang produktif berarti individu memberikan
kontribusi kepada komunitasnya melalui keterlibatnya pada kelompok-
kelompok sosial. (Morissan, 2014: 55)
Partisipasi masyarakat desa adalah hak dan kewajiban seseorang
warga desa untuk memberikan kontribusi, menyalurkan aspirasi,
pemikiran dan kepentingannya dalam penyelenggaraan pemerintah
daerah sebagai salah satu wujud kepedulian masyarakat terhadap
pelaksanaan pembangunan. (Putra, 2018: 174)
Partisipasi sebagai pengambilan bagian dalam kegiatan bersama
dalam pencapaian hasil dari program pembangunan yang tidak
mencapai sasaran karena kurangnya partisipasi masyarakat. Keadaan ini
dapat terjadi karena beberapa sebab, antara lain:
1) Pembangunan hanya menguntungkan segolongan kecil masyarakat
dan tidak menguntungkan rakyat banyak.
2) Pembangunan, meskipun dimaksudkn menguntungkan rakyat
banyak, tetapi rakyat kurang memahami maksud itu.
3) Pembangunan dimaksudkan untuk menguntungkan rakyat dan rakyat
memahaminya, tetapi cara pelaksanaannya tidak sesuai dengan
pemahaman mereka.
4) Pembangunan dipahami kan menguntungkan rakyat, tetapi sejak
semula rakat tidak diikutsertakan. (Hakim, 2017: 45-46)
b. Macam-macam partisipasi masyarakat
Partisipasi dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu:
1) Partisipasi dalam pengambilan keputusan
Partisipasi jenis ini berkaitan dengan penentuan alternatif
dengan masyarakat untuk menuju kata sepakat tentang berbagai
gagasan yang menyangkut kepentingan bersama.Partisipasi jenis ini

10
sangat penting karena masyarakat menuntut ikut menentukan arah
dan orientasi pembangunan. Adapun wujud partisipasi dalam
pengambilan keputusan ini bisa bermacam-macam seperti: hadir
rapat, diskusi, sumbangan pemikiran, tanggapan atau penolakan
terhadap program yang ditawarkan.
2) Partisipasi dalam pelaksanaan
Partisipasi jenis ini merupakan lanjutan dari rencana yang telah
disepakati sebelumnya, baik yang berkaitan dengan perencanaan,
pelaksanaan, maupun tujuan.Dalam pelaksanaan program sangat
dibutuhkan keterlibatan berbagai unsur, khususnya pemerintah
dalam kedudukannya sebagai fokus atau sumber utama
pembangunan.
3) Partisipasi dalam pengambilan manfaat
Partisipasi jenis ini tidak terlepas dari kualitas maupun
kuantitas dari hasil pelaksanaan program yang bisa dicapai. Dari segi
kuantitas, kebeerhasilan suatu program akan ditandai dengan adanya
peningkatan output. Sedangkan dari segi kualitas dapat dilihat
seberapa besar prosentase keberhasilan program yang dilaksanakan,
apakah sesuai dengan target yang telah ditetapkan atau tidak.
4) Partisipasi dalam evaluasi
Partisipasi jenis ini berkaitan dengan masalah pelaksanaan
program secara menyeluruh.Partisipasi ini bertujuan untuk
mengetahui apakah pelaksanaan program telah sesuai dengan
rencana yang ditetapkan atau ada penyimpangan. (Hakim, 2017: 47)
c. Faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat
Faktor-faktor internal yang mempengaruhi partisipasi masyarakat
adalah :
1) Jenis kelamin
Partisipasi yang diberikan oleh seorang pria dan wanita dalam
pembangunan adalah berbeda. Hal ini disebabkan oleh adanya sistem
pelapisan sosial yang terbentuk dalam masyarakat yang

11
membedakan kedudukan dan derajat, hal ini akan menimbulkan
perbedaan-perbedaan hak dan kewajiabna antara pria dan wanita.
Dalam sistem pelapisan atas dasar seksualitas ini, golongan pria
memiliki hak istimewa dibandingkan golongan wanita. Dengan
demikian kecenderungannya bahwa kelompok pria akan lebih
banyak berpartisipasi.
2) Usia
Perbedaan usia akan mempengaruhi tingkat partisipasi
masyarakat. Dalam masyarakat terdapat perbedaan kedudukan dan
derajat atas dasar senioritas, sehingga akan memunculkan golongan
tua dan golongan muda yang berbeda-beda dalam hal-hal tertentu
seperti, menyalurkan pendapat dan mengambil keputusan. Jadi, usia
berpengaruh pada keaktifan seseorang untuk berpartisipasi. Oleh
karenanya golongan tua dianggap lebih berpengalaman sehingga
akan lebih banyak memberikan pendapat dalam hal menetapkan
keputusan.
3) Tingkat pendidikan
Salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan
adalah tingkat pendidikan. Semakin tinggi latar belakang
pendidikannya, tentunya mempunyai pengetahuan yang luas tentang
pembangunan dan bentuk serta tata cara partisipasi yang dapat
diberikan. Faktor pendidikan dianggap penting, karena dengan
pendidikan yang diperoleh, seseorang lebih mudah berkomunikasi
dengan orang luar dan cepat tanggap terhadap inovasi.
4) Tingkat penghasilan
Penduduk yang lebih kaya kebanyakan membayar pengeluaran
secara tunai dan jarang melakukan kerja fisik secra
sendiri.Sementara penduduk yang berpenghasilan pas-pasan
cenderung berpartisipasi dalam hal tenaga.

12
5) Mata pencaharian
Hal ini berkaitan dengan tingkat penghasilan
seseorang.Dengan demikian dapat dikatakan bahwa mata
pencaharian dapat mempengaruhi partisipasi masyarakat dlam
pembangunan. Hal ini disebabkan pekerjaan akan berpengaruh
terhadap waktu luang seseorang untuk terlibat dalam pembangunan,
misalnya dalam hal menghadiri pertemuan, kerjabakti dan lain-lain.
(Hakim, 2017: 48)
d. Faktor Pendorong Partisipasi Sosial Masyarakat dalam
Pembangunan
Untuk tumbuhnya apartisipasi itu sendiri sebagai suatu kegiatan
nyata diperlukan adanya kesempatan, kemampuan dan kemampuan.
1) Kesempatan
Dalam kenyataan banyak program pembangunan yang kurang
memperoleh partisipasi dari masyarakat karena kurangnya
kesempatan yang diberikan kepada masyarakat untuk
berpartisipasi.Sehingga hasil pembangunan yang telah
dilaksanakan kurang dapat memberikan peningkatan kesejahteraan
terhadap masyarakat.Antara pembuat kebijakan dengan obyek yang
dikenai kebijakan kurang terjadi komunikasi yang baik sehingga
kebijakan yang telah dilaksanakan seringkali justru tidak berguna
bahkan ditentang oleh masyarakat. Di lain pihak kurangnya
informasi yang diberikan kepada masyarakat bagaimana mereka
harus berpartisipasi dalam pembangunan semakin menumbuhkan
patisme masyarakat terhadap pembangunan yang ada.
2) Kemampuan dari masyarakat untuk berpartisipasi
Kemampuan yang dimiliki masyarakat akan memberikan
banyak kesempatan kepada masyarakat untuk ikut berpartisipasi.
Kemampuan memiliki keterhubungan dengan inteletual,
intelektuan biasanya dihubungkan dengan pengalaman pendidikan
yang dimiliki oleh angota masyarakat.Jika dilihat lebih dekat

13
sebagian besar masyarakat desa memiliki pengalaman pendidikan
yang relatif rendah.Ini menjadi pekerjaan rumah kita bersama
dalam meningkatkan sumber daya masyarakat agar mempunyai
kemampuan yang cukup dalam berpartisipasi dalam kegiatan-
kegiatan pembangunan yanga ada.
3) Kemauan
Pihak pemerintah maupun masyarakat sendiri sudah
seharusnya sama-sama menyadari pentingnya partisipasi
masyarakat dalam proses pengambilan keputusan mengangkut
kehidupan mereka sendiri. Apabila kesadaran itu sudah mulai
terbangun dan dari pihak pemerintah memberikan kesempatan yang
seluas-luasnya untuk terlibat dalam upaya-upaya pembangunan,
sedang masyarakat sendiri memiliki kemauan dan kemampuan
maka pembangunan yang akan berjalan akan sangat berarti dan
dapat menjawab problem-problem yang dialami oleh masyarakat.
(Udin, 2010: lxvii)
e. Tahapan Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan
Tahapan partisipasi masyarakat dalam kegiatan pembangunan
dapat dibagi menjadi tiga, yaitu: Partisipasi dalam pengambilan
keputusan/perencanaan, Partisipasi dalam pelaksanaan kegiatan,
Partisipasi dalam pemanfaatan”.
1) Partisipasi dalam pengambilan keputusan/perencanaan. Faktor ini
menunjukan bilamana warga masyarakat terlibat langsung dalam
pembuatan keputusan tentang pengajuan rencana pembangunan
yang akan dilaksanakan.
2) Partisipasi dalam pelaksanaan kegiatan. Faktor ini menunjuk bila
mana warga masyarakat terlibat langsung dalam proses secara
nyata dalam kegiatan pembangunan yang merupakan perwujudan
dari program-program yang telah digariskan pada saat rapat
sebelumnya. Pada tahap ini partisipasi masyarakat dapat berwujud

14
uang, barang atau tenaga. Hal ini dikarenakan dana dari pusat tidak
mencukupi untuk membiayai seluruh biaya yang diperlukan.
3) Partisipasi dalam pemanfaatan. Faktor ini menunjukan jika warga
masyarakat memanfaatkan hasil pembangunan yang sudah ada.
(Udin, 2010: lxxii-lxxiii)
3. Hubungan pendidikan terhadap partisipasi sosial masyarakat
Faktor pendidikan dianggap penting karena melalui pendidikan yang
diperoleh, seseorang lebih mudah berkomunikasi dengan orang luar, dan
cepat tanggap terhadap inovasi.Dengan demikian dapat dipahami bila ada
hubungan antara tingkat pendidikan dan peran ikut serta.
Demikian pula dengan tingkat pengetahuan bahwa bila salah satu
karakteristik partisipan dalam pembangunan partisipatif adalah tingkat
pengetahuan masyarakat tentang usaha-usaha partisipasi yang diberikan
masyarakat dalam pembangunan.Salah satu faktor yang mempengaruhi
tingkat pengetahuan adalah tingkat pendidikan. Semakin tinggi latar
belakang pendidikannya, tentunya mempunyai pengetahuan yang luas
tentang pembangunan dan bentuk serta tata cara partisipasi yang dapat
diberikan.
Kemudian, peranan dan aktivitas warga yang berpendidikan sering
menjadi ukuran tentang maju dan berkembangnya kehidupan
masyarakat.Sebaiknya warga yang berpendidikan tidak segan-segan
berpartisifasi aktif dalam kegiatan sosial, terutama dalam memajukan
kepentingan dan kebutuhan masyarakat. (Rifa’i, 2011: 76)
Jadi tingkat pendidikan mempengaruhi penerimaan seseorang
terhadap sesuatu hal yang baru.Semakin tinggi pendidikan seseorang maka
semakin mudah baginya untuk menerima hal-hal baru yang ada
disekitarnya.

15
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan
beberapa hasil penelitian terdahulu oleh beberapa peneliti yang pernah
penulis baca diantaranya :
1. Penelitian yang dilakukan oleh Edi Gurnawan tahun 2011 dengan judul
analisis faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam
kegiatan pembangunan di Kepenghuluan Tanjung Leban Kecamatan Kubu
Kabupaten Rokan Hilir, pada penelitian ini menunjukkan kurang
berpengaruhnya faktorfaktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat.
Karena masyarakat sibuk bekerja untuk mencari kehidupan sehari-hari dan
juga masyarakat kepenghuluan tanjung leban beranggapan pembangunan
adalah tugas pemerintahan daerah kabupaten. Sehingga mereka merasa
dimanjakan oleh pembangunan yang sudah ada.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Sugih Mulyana tahun 2013 dengan judul
partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa di desa banjar panjang
kecamatan kerumutan kabupaten pelalawan, pada penelitian tersebut
menunjukan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi
masyarakat yaitu : usia dimana usia yang dominan berdasarkan penelitian
yaitu usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan/penghasilan,dan lamanya
tinggal.

C. Operasional Variabel
Variabel penelitian adalah suatu atribut, nilai/sifat dari objek, individu
atau kegiatan yang mempunyai banyak variasi tertentu antara satu dengan
yang lainnya yang telah ditentukan oleh peneliti untuk dipelajari dan dicari
informasinya serta ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2015: 61)
Untuk menghindari kemungkinan meluasnya penafsiran terhadap
permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini, maka perlu
disampaikan definisi oprasional yang digunakan dalam penelitian adalah
sebagai berikut:

16
1. Pendidikan
Pendidikan merupakan segala pengalaman belajar yang berlangsung
dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup.
2. Partisipasi sosial mayarakat
Partisipasi sosial masyarakat merupakan kerjasama antara rakyat dan
pemerintah desa cengal dalam merencanakan, melaksanakan,
melestarikan dan mengembangkan hasil pembangunan.

D. Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana
teori berhubungan dengan berbagai factor yang telah diidentifikasi sebagai
masalah yang penting. Kerangka berfikir akan menjelaskan secara teoritis
pertautan antar variabl yang akan diteliti. Jadi, secara teoritis perlu dijelaskan
hubungan antar variable independen dan dependen. (Sugiyono, 2015: 91)
Keberhasilan pembangunan desa sangat tergantung dari sejauh mana
partisipasi masyarakat telah diberdayakan dan pendekatan yang dilakukan
oleh pemerintah (desa) kepada masyarakat dalam suatu program
pembangunan desa (tahap perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan
evaluasi).Partisipasi disini bisaberupa partisipasi buah pikiran atau ide,
partisipasi ketrampilan atau tenaga, partisipasi sosial dan partisipasi dalam
pelaksanaan program.Dari partisipasi ini banyak hal yang dapat diserap,
diantaranya rasa kompetisi, rasa tanggung jawab dan solidarita.
Kemampuan berpartisipasi terkait erat dengan sumber daya manusia itu
sendiri.Pendidikan merupakan salah satu faktor yang memiliki peran yang
cukup penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Melalui
pendidikan sedikit banyak seseorang akan memperolah informasi tentang
persoalan-persoalan pembangunan secara luas. Pendidikan formal kita yang
terbagi-bagi dalam jenjang/tingkatan, dimana pada tiap tingkatan akan
memberikan informasi–informasi yang berbeda.
Jenjang pendidikan yang lebih tinggi akan memberikan banyak
informasi-informasi terkait pembangunan yang diperolah, sebaliknya jenjang

17
Y
y
m
l
o
S
p
s
t
r
)
X
(
a
k
i
d
n
e
P
pendidikan rendah akan memberikan informasi yang lebih sedikit dibanding
jenjang diatasnya. Semakin tinggi pendidikan seseorang akan semakin banyak
pula informasi dan persoalan pembangunan yang dihadapi bangsa.
Selanjutnya, hal itu akan menumbuhkan minat, perhatian, dan kemampuan
masyarakat untuk berpartisipasi dalam kegiatan pembangunan sesuai dengan
pengalaman yang dimiliki.
Jadi, tingkat pendidikan mempunyai pengaruh terhadap partisipasi
sosial masyarakat di Desa Cengal dalam pembangunan. Pendidikan yang
tinggi memberikan informasi dan persoalan yang luas tentang pembangunan,
selanjutnya akan memungkinkan seseorang untuk memiliki kemampuan dan
kemauan untuk berpartisipasi dalam pembangunan yang ada di daerah
setempat. Jika seseorang yang memiliki pendidikan yang baik dianggap
memiliki kemampuan intelektual, semangat, dan marerial yang lebih dalam
berpartisipasi dalam kegiatan pembangunan.

E. Hipotesis
Gambar 2.1

(Sumber: Sugiyono, 2015: 94)

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah


penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan bahwa
bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang
diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada
fakta-fakta empiris yang diperoleh dari pengumpulan data. Jadi, hipotesis
dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah
penelitian, belum jawaban yang empiric dengan data. (Sugiyono, 2015: 96)

18
Berdasarkan kerangka berfikir, dapat dirumuskan hipotesis sebagai
berikut:
H o : Pendidikan tidak berpengaruh terhadap partisipasi sosial masyarakat.
H 1 : Adanya pengaruh pendidikan terhadap partisipasi sosial masyarakat.
Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka pikir di atas, dapat di ajukan
hipotesis tindakan sebagai berikut: “Pengaruh Pendidikan Terhadap
Partisipasi Sosial Masyarakat di Desa Cengal Kecamatan Japara Kabupaten
Kuningan”.

19
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian
Metode penelitian pendidikan adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data
yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan,
suatu penentuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat membantu
memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah dalam bidang
pendidikan. (Sugiyono, 2015: 6)
Peneliti ini menggunakan pendekaran kuantitatif dengan menggunakan
metode pre-exsperimental design, karena desain ini belum merupakan
eksperimen sungguh-sungguh, karena masih terdapat variabel luar yang ikut
berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen. Jadi, hasil exsperimen
yang merupakan variabel itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel
independen.Hal ini dapat terjadi, karena tidak adanya variabel control dan
sample tidak dipilih secara random. (Sugiyono, 2015: 109)

B. Populasi dan Sampel


Sampel merupakan bagian dari suatu populasi. Dalam pelaksanaan suatu
penelitian tidak akan lepas dari penetapan populasi dan sampel. Berdasarkan
kenyataan, pendapat sampel itulah akan diperoleh data yang diperlukan dalam
penelitian. Pengambilan sampel yang tepat akan menghantarkan peneliti pada
pencapaian tujuan penelitian itu. Oleh karena itu, sampel yang diambil dari
suatu populasi harus represenantif, dalam arti mampu mewakili keseluruhan
kharakteristik yang ada pada populasi tersebut. (Udin, 2010: xcii)
1. Populasi
Populasi wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono,
2015:117)

20
Populasi yang akan menjadi obyek dalam penelitian ini ialah semua
warga masyarakat yang sudah dianggap dewasa, yaitu warga yang telah
berumur 17 tahun keatas di Desa Cengal, Kecamatan Japara, Kabupaten
Kuningan.
2. Sample
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh popuasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin
tidak mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena
keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan
sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu
kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel
yang diambil dari populasi harus betul-betul mewakili. (Sugiyono, 2015:
118)
Berdasarkan pengertian yang dikemukakan diatas dapat
disimpulkan bahwa sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi
sumber data sebenarnya dalam suatu penelitian dan diambil dengan cara-
cara tertentu sehingga dianggap dapat mewakili seluruh populasi
(representatif). Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti
untuk kemudian diambil generalisasi yang berlaku bagi seluruh populasi
yaitu sebanyak 80 warga Desa Cengal, Kecamatan Japara, Kabupaten
Kuningan untuk memberikan keterangan atau data yang diperlukan.

C. Instrumen Penelitian
1. Instrumen
Instrument penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur
fenomena alam maupun sosial yang diamati.Secara spesifik semua
fenomena ini disebut variabel penelitian.Instrument yang baik harus
memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel. (Sugiyono,
2015: 148)

21
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Kuesioner (Angket)
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
(Sugiyono, 2015: 199)
b. Wawancara
Wawncara adalah cara menjaring informasi atau data
melalui interaksi verba atau lisan. Wawancara memungkinkan kita
menyusup kedalam alam pikiran orang lain, tepatnya hal-hal yang
berhubungan dengan perasaan, pikiran, pengalaman, pendapat, dan
lainnya yang tidak bias diamati. (Suwartono, 2014: 48)
c. Lembar Observasi
Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu
proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis.
Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan
ingatan
Peneliti menggunakan observasi berpartisipasi (participant
observation) yakni dalam pelaksanaan penelitian selain mengamati
peneliti juga ikut melakukan kegiatan.Dalam penelitian ini, peneliti
hanya mengamati bagaimana pengaruh pendidikan terhadap
partisipasi sosial masyarakat. (Sugiyono, 2015: 203)
d. Dokumentasi
Dokumentasi adalah peninggalan tertulis mengenai data
berbagai kegiatan atau kejadaian dari suatu organisasi yang dari
segi waktu relative belum terlalu lama.Terlepas dari batas waktu,
bahan-bahan dokumentasi itu merupakan informasi atau data yang
memberikan peluang yang luas bagi penyelenggara penelitian.Dari
bahan-bahan itu dapat dikemukakan berbagai fakta tentang sesuatu
yang terjadi, berbagai teori, berbagai pedapat, dan lain-lain. (Silaen
& Widiyono, 2013: 163)

22
2. Uji Instrumen
a. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan sesuatu instrument.Suatu instrument yang
valid atau sahih mempunyai validitas tinggi.Sebaliknya, instrument
yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Sebuah
instrument dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang
diinginkan. Sebuah instrument dikatakan valid apabila dapat
mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi
rendahnya validitas instrument menunjukan sejauh mana data yang
terkumpul tidak menyimpang dari gambaran validitas yang dimaksud.
r xy = N ∑ XY −¿¿ ¿ .
Dengan N = Jumlah peserta
X = Skor variabel
Y = Skor total dari variable. (Arikunto, 2013: 211-213)
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas berasal dari bahasa Inggris yang berarti kemampuan
suatu alat ukur. Jika alat ukur tersebut digunakan untuk melakukan
pengukuran secara berulang kali maka alat tersebut tetap memberikan
hasil yang sama. Namun perlu diingat bahwa kondisi saat pengukuran
tidak berubah.Reliabilitas instrumen dalam penelitian mempunyai
makna penting karena menunjukkan ketepatan dan kemantapan suatu
penelitian.Reliabilitas mencerminkan ketepatan instrumen penelitian
yang digunakan dalam mengukur dan menggali informasi yang
diperlukan. (Anggoro, 2011: 5.31)
Reliabilitas adalah sesuatu instrument cukup dapat dipercaya
untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument
tersebut sudah baik. Instrument yang baik tidak akan bersifat
tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban
tertentu. Instrument yang sudah dipercaya, yang reliabel

23
akanmenghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Reliabel artinya
dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan. (Arikunto, 2013: 221)
Rumus menentukan dan menyusun instrument
r 2x r1
21
11= 2

(1+r 1 )
21
2

Keterangan :
rn = reliabilitas instrumen
r½½ = rxy yang disebutkan sebagai indeks korelasi antara dua
belahan instrumen. (Arikunto, 2013: 223:224)

D. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.
Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan
mendapaykan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. (Sugiyono,
2015: 308)
Dalam penelitian ini maka sumber data diproleh dengan menggunakan
teknik-teknik pengumpulan data melalui:
1. Kuesioner (Angket)
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang efisien bila peneliti tau dengan pasti variabel
yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden.
Selain itu, kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup
besar dan tersebar di wilayah yang luas. Kuesioner dapat merupakan
pertanyaan/pernyataan tertutup atau terbuka, dapat diberikan kepada
responden secara langsung atau dikirim melalui pos, atau internet.
(Sugiyono, 2015: 199)

24
Dalam penelitian ini angket digunakan untuk memperoleh
informasi tentang tingkat pendidikan terhadap partisipasi sosial
masyarakat dalam pembangunan.
2. Wawancara
Wawncara adalah cara menjaring informasi atau data melalui
interaksi verba atau lisan. Wawancara memungkinkan kita menyusup
kedalam alam pikiran orang lain, tepatnya hal-hal yang berhubungan
dengan perasaan, pikiran, pengalaman, pendapat, dan lainnya yang tidak
bias diamati. (Suwartono, 2014: 48)
3. Lembar Observasi
Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses
yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara
yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Sugiyono
membagi observasi ke dalam dua jenis yaitu participant observation
(observasi tidak berperan serta) dan non participant observation
(observasi tidak berpartisipasi). Berdasarkan penjelasan di atas, maka
observasi yang akan dilaksanakan adalah observasi berpartisipasi
(participant observation) yakni dalam pelaksanaan penelitian selain
mengamati peneliti juga ikut melakukan kegiatan. Dalam penelitian ini,
peneliti hanya mengamati bagaimana pengaruh pendidikan terhadap
partisipasi sosial masyarakat. (Sugiyono, 2015: 203)
4. Dokumentasi
Dokumentasi adalah peninggalan tertulis mengenai data berbagai
kegiatan atau kejadaian dari suatu organisasi yang dari segi waktu
relative belum terlalu lama.Terlepas dari batas waktu, bahan-bahan
dokumentasi itu merupakan informasi atau data yang memberikan
peluang yang luas bagi penyelenggara penelitian.Dari bahan-bahan itu
dapat dikemukakan berbagai fakta tentang sesuatu yang terjadi, berbagai
teori, berbagai pedapat, dan lain-lain. (Silaen & Widiyono, 2013: 163)

25
E. Teknik Analisis Data
Suatu data yang telah di kumpulkan dalam penelitian akan menjadi tidak
bermakna apabila tidak dianalisis yakni diolah dan di interpretasikan. Jadi,
setelah selesai melakukan pengumpulan data maka perlu diadakan
penganalisisan data untuk menguji kebenaran hipotesisi dan memperoleh
kesimpulan.
Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden
atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah
mengelompokan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi
data, berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data dari tiap
variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk perhitungan untuk
menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji
hipotesi yang telah diajukan. (Sugiyono, 2015: 207)
1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk melakukan pengujian normalitas
sampel, uji normalitas ini menggunakan uji Chi-Kuadrat (χ2).Pengujian
normalitas data dengan rumus Chi-kuadrat dapat dilakukan oleh siapa saja
karena tidak memerlukan sarana khusus seperti pengujian dengan kertas
probabilitas normal.Data yang terkumpul (data jenis interval) disusun
dalam satu distribusi frekuensi. (Arikunto, 2013: 357-360)
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas adalah pengujian terhadap kesamaan beberapa
bagian sampel, yakni seragam tidaknya variansi sampel-sampel yang
diambil dari populasi yang sama. Pengujian homogenitas sampel menjadi
sangat penting apabila peneliti bermaksud melakukan generalisasi untuk
hasil penelitiannya serta penelitian yang data penelitiannya diambil dari
kelompok-kelompok terpisah yang berasal dari satu populasi. (Arikunto,
2013: 363-364)

26
3. Uji beda (Uji-t)
Uji-t adalah proses olah data dengan alat bantu statistika yang
dimaksudkan untuk membandingkan dua kelompok data.Yang
memerlukan uji-t adalah penelitian-penelitian yang menguji pengaruh
pemberlakuan suatu tindakan dan dampak dari suartu sistem yang sudah
berjalan.Rumus uji-t ada beberapa, dengan spesifikasinya masing-masing.
Misalnya, ada rumus yang cocok untuk menganalisis data dari dua
kelompok yang tidak berimbang (inequal) cacah deret datanya, ada yang
cocok untuk dua kelompok berhubungan (dependent/ correlated samples),
dua kelompok terpisah (independent samples) dan sebagainya. Yang
dimaksudkan dengan dua kelompok berhubungan sebenarnya hanya satu
kelompok subyek yang diambil datanya dua kali, misalnya pada awal dan
akhir penelitian, dua kelompok data ini lalu dibandingkan.Sedangkan yang
dinamakan dua kelompok terpisah memang benar-benar terdiri dari dua
kelompok subyek berbeda, data dari dua kelompok ini kemudian
dibandingkan. (Suwartono, 2014: 98-99)

F. Jadwal Penelitian
Penelitian ini mengenai pengaruh pendidikan terhadap partisipasi social
masyarakat di Desa Cengal direncanakan akan dilaksanakan selama 3 bulan
yaitu dari bulan Februari sampai April 2020. Adapun rincian kegiatan
penelitian sebagai berikut:

No Kegiatan Bulan

27
Februari Maret April

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
1. Observasi Awal

2. Penyusunan Proposal

3. Seminar Proposal

4. Revisi Proposal

5. Pelaksanaan Penelitian

6. Pengumpulan data

7. Menganalisis Data

8. Menyusun Laporan

28
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Zainal Yusuf & Saebani, Beni Akmad. 2014. Pengantar Sistem Sosial
Budaya di Indonesia. Bandung: CV. Pustaka Setia
Anggoro, Toha, dkk. 2011. Metode Penelitian. Jakarta: Universitas Terbuka
Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Rifa’i, Muhammad. 2010. SOSIOLOGI PENDIDIKAN: Struktur & Interaksi
Sosial di dalam Institusi Pendidikan. Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA
S, Tatang. 2012. ILMU PENDIDIKAN. Bandung: CV. PUSTAKA SETIA
Silaen, Sofar & Widiyono. 2013.Metodologi Penelitian Sosial Untuk Penulisan
Skripsi Dan Tesis. Jakarta: In Media.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Suwartono. 2014. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian. Yoygyakarta: CV Andi
Offset
Hakim, Lukmanul. 2017. Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Desa
Sukamerta Kecamatan Rawamerta Kabupaten Karawang. Jurnal
Politikom Indonesiana Vol2(2)
Putra, Adetiya Pranada. 2018. Pengaruh Tingkat Pendidikan Dan Presepsi
Terhadap Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Daya Tarik Wisata
Air Terjun Selendang Arum, Songgon-Banyuwangi. JUMPA Vol05(01)
Kamsihyati, Titik. Dkk. 2016.Kajian Faktor-Faktor Penyebab Anak Putus
Sekolah di Desa Jangrana Kecamatan Kesugihan Kabupaten Cilacap.
Univ Purwokerto. Vol5(1)
Makhmudi, Dyah Putri & Muktiali, Mohammad. 2018. PARTISIPASI
MASYARAKAT Dalam Pembangunan Prasarana Lingkungan Pada
Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas
(Plpbk) Di Kelurahan Tambakerjo, Kota Semarang. Jurnal
Pengembangan Kota.Vol6(2)
Morissan. 2014. Media Sosial Dan Partisipasi Sosial Dikalangan Generasi Muda.
Jurnal Visi Komunikasi Vol13(01)
Saat, Sulaiman. 2015. FAKTOR-FAKTOR Determinsn Dalam Pendidikan. Jurnal
Al-Ta’dib Vol8(2)
Udin, Khoiril Anwar. 2010. Hubungan Tingkat Pendidikan Dan Jenis Pekerjaan
Dengan Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Di Desa Jetis
Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar Tahun 2009/2010. Semarang:
FKIP Universitas 11 Maret

29

Anda mungkin juga menyukai