MASYARAKAT
Dosen Pengampu :
YUSRA NASUTION S.Pd. M,Pd
Diusun Oleh :
Kelompok 6
Alhamdulillah puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat dan
Hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Manajemen
Hubungan Lembaga Pendidikan dengan Masyarakat”. Shalawat dan salam semoga dilimpahkan atas
junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan sekalian umatnya yang
bertaqwa.
Ucapan terima kasih pula kami tujukan kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
proses penyusunan makalah ini, baik bantuan materil maupun nonmateril.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan guna penyempurnaan penyusunan makalah
selanjutnya. Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, amin.
.
Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.
Penyusunii
DAFTAR ISI
B. Saran..................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1
pandang dan cara berperilaku masyarakat. Lembaga pendidikan tempat pendidikan didapat pun
sama pentingnya.Maka dari itu diperlukan kerjasama antara lembaga pendidikan dengan
masyarakat demi terciptanya masyarakat yang lebih maju.
Di sini perlu kita lihat sejauh mana pengaruh sekolah sebagai ladang pendidikan (formal)
dalam mencetak generasi yang siap terjun ke tengah- tengah masyarakat, karena tidak jarang
antara lembaga pendidikan dan masyarakat tidak saling berinteraksi. Sebagian masyarkat
menganggap bahwa pendidikan itu mahal dan hanya menghabis-habiskan uang. Tetapi pada
kenyataannya tidak dapat dipungkiri bahwa seluruh bagian dari masyarakat membutuhkan
pendidikan. Maka dari itu perlu dibinanya komunikasi antara masyarakat dan lembaga
pendidikan tersebut dengan mengetahui jenis, bentuk dan hubungan lembaga pendidikan dengan
masyarakat, dan cara peningkatkan dan pemberdayaan partisipasi masyarakat terhadap
pendidikan dan lembaga pendidikan itu sendiri, dan semua itu perlu kita bahas dalam makalah
ini.
B. RUMUSAN MASALAH
2
BAB II PEMBAHASAN
“process by wich a person transmits a message to another” yang berarti proses penyampaian
berita dari seseorang kepada orang lain.1 Hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan
jalinan interaksi yang diupayakan oleh sekolah agar dapat diterima di tengah-tengah masyarakat
untuk mendapatkan aspirasi, simpati dari masyarakat. Dan mengupayakan terjadinya kerjasama
yang baik antar sekolah dengan masyarakat untuk kebaikan bersama, atau secara khusus bagi
sekolah penjalinan hubungan tersebut adalah untuk mensuksekan program-program sekolah
yang bersangkutan sehingga sekolah tersebut bisa tetap eksis.
Hubungan sekolah dengan masyarakat (Husemas) adalah suatu proses komunikasi antara
sekolah dengan masyarakat untuk meningkatkan pengertian masyarakat tentang kebutuhan serta
kegiatan pendidikan serta mendorong minat dan kerjasama untuk masyarakat dalam peningkatan
dan pengembangan sekolah. Kindred, balgin dan Gallagher(1976) mendefinisikan husemas ini
sebagai usaha kooperatif untuk menjaga dan mengembangkan saluran informasi dua arah yang
efisien serta saling pengertian antara sekolah, personel sekolah dengan masyarakat.
Definisi tersebut diatas mengandung beberapa elemen penting, sebagai berikut:
2. Untuk memenuhi harapan masyarakat itu, masyarakat perlu berperan serta dalam
pengembangan sekolah. Yang dimaksud peran serta sekolah adalah kepedulian
masyarakat tentang hal- hal yang terjadi disekolah, serta tindakan membangun
dalam perbaikan sekolah.
3. Untuk meningkatkan peran serta itu diperlukan kerja sama yang baik, melalui
komunikasi dua arah yang efisien.
3
B. KONSEP DASAR HUBUNGAN LEMBAGA PENDIDIKAN DENGAN
MASYARAKAT
Organisasi pendidikan adalah merupakan suatu sistem yang terbuka.
kontak hubungan dengan lingkungannya yang disebut sebagai suprasistem. Kontak hubungan ini
dibutuhkan untuk menjaga agar sistem atau lembaga itu tidak mudah punah atau mati.
Hanya sistem terbuka yang memiliki negentropy, yaitu suatu usaha yang terusmenerus
untuk menghalangi kemungkinan terjadinya entropy atau kepunahan. Ini berarti hidup atau
matinya sistem itu sebagian terbesar ditentukan oleh usaha lembaga itu sendiri. Konsep ini bisa
dicocokkan dengan praktek-praktek pendidikan yang telah terjadi. Sekolah yang tidak memiliki
nama baik di mata masyarakat dan akhirnya mati, adalah sekolah
yang tidak mampu membuat hubungan baik dengan masyarakat pendukungnya. Dengan
berbagai sebab masyarakat enggan menyekolahkan
putra-putrinya ke sekolah itu, hal tersebut yang membuat sekolah itu tidak mempunyai siswa,
dan sebaliknya.
Sejalan dengan konsep diatas, pemerintah menyerukan bahwa pendidikan adalah
tanggung jawab bersama antara pemerintah, orang tua, dan masyarakat. Dengan demikian
tampaklah bahwa lembaga pendidikan itu bukanlah badan yang berdiri sendiri dalam membina
pertumbuhan dan perkembangan putra-putri bangsa, melainkan ia merupakan suatu bagian yang
tidak terpisahkan dari masyarakat yang luas.
Ada hubungan saling memberi dan saling menerima antara lembaga pendidikan dengan
masyarakat sekitarnya. Lembaga pendidikan merealisasi apa yang dicitacitakan oleh masyarakat
tentang pengembangan putra-putri mereka. Disamping layanan terhadap masyarakat berupa
pendidikan dan pengajaran, lembaga pendidikan juga menyediakan diri sebagai agen pembaru
atau penerang bagi masyarakat.
Lembaga pendidikan sesungguhnya melaksanakan fungsi rangkap terhadap masyarakat
yaitu memberi layanan dan sebagai agen pembaru, Dikatakan fungsi layanan karena ia melayani
kebutuhan-kebutuhan masyarakat, dan fungsi pemimpin sebab ia memimpin masyarakat disertai
dengan penemuan-penemuannya untuk memajukan kehidupan masyarakat.
Selanjutnya dengan mengadakan kontak hubungan dengan masyarakat memudahkan
organisasi pendidikan tersebut mampu menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi
lingkungannya. Lembaga pendidikan lebih mudah menempatkan dirinya di masyarakat dalam
arti dapat diterima sebagai bagian dari milik warga masyarakat. Lembaga pendidikan dapat
mengikuti arus dinamika masyarakat lingkungannya.
4
Pendekatan situasional memang diperlukan oleh lembaga pendidikan sebagai sistem
terbuka. Pendekatan ini mengharuskan lembaga-lembaga itu menaruh perhatian kepada
masyarakat dan mengamati aspirasi mereka, kebutuhan mereka, kemampuan, dan kondisi
mereka. Manajer pendidikan bersama warga masyarakat mencoba berusaha mencari jalan keluar
dan mewujudkannya dalam lembaga pendidikan untuk keputusan bersama.
Hubungan kerjasama lembaga pendidikan dengan masyarakat, mengikuti perubahan-
perubahan lingkungan dengan pendekatan situasional, memungkinkan lembaga itu tetap berdiri.
Sebab ia berada dalam hidup bersama masyarakat dan sekaligus penerang/inovator bagi
masyarakat. Inilah yang perlu diusahakan oleh manajer pendidikan.2
Secara terperinci manfaat hubungan lembaga pendidikan dengan masyarakat adalah
sebagai berikut:
5
mereka tidak mementingkan gaji tetapi mereka adalah mengabdi demi kepentingan yang dididik
maupun yang diajar.
Sama halnya dengan pertahanan hidup, layanan tehadap masyarakat juga akan semakin
meningkat bila hubungan lembaga pendidik dengan masyarakat semakin baik. Masyarakat akan
puas karena banyak warga yang diperhatikan, lembaga terbuka bagi para warga masyarakat
yang ingin
berpatisipasi dalam pendidikan, termasuk mengajukan usul tentang hal-hal yang mereka
inginkan terjadi atau dilaksanakan di lembaga.3
MASYARAKAT
Menurut Don Begin (1984), public relations dibedakan menjadi external public
relations ( humas ke luar ) dan internal public relations ( humas ke dalam ). Oleh karena itu, di
sekolah dikenal adanya kegiatan publisitas ke luar dan publisitas ke dalam.
1. Kegiatan Eksternal
Kegiatan ini selalu berhubungan atau ditujukan kepada publik atau masyarakat di
luar warga sekolah. Ada dua kemungkinan yang bisa dilakukan yakni secara langsung
( tatap muka ) dan tidak langsung. Kegiatan tatap muka misalnya rapat bersama dengan
pengurus BP3 setempat, berkonsultasi dengan tokoh-tokoh masyarakat, melayani
kunjungan tamu dan sebagainya. Kegiatan eksternal tidak langsung adalah kegiatan yang
berhubungan dengan masyarakat melalui perantaraan media tertentu, seperti:4
6
dari radio ini untuk kepentingan publisitas. Beberapa hal yang penting seperti
kapan pendaftaran siswa baru, kegiatan pendidikan dan data sekolah dapat
diinformasikan ke luar melalui radi
Pameran sekolah dimaksud untuk menunjukkan hasil pekerjaan para siswa serta
masyarakat pada umumnya.
2. Kegiatan Internal
Kegiatan ini merupakan publisitas ke dalam, sasarannya tidak lain adalah warga sekolah
yang bersangkutan yakni para guru, tenaga tata usaha dan seluruh siswa. Pada
prinsipnya, kegiatan internal bertujuan untuk:
c. Dapat memelihara hubungan yang harmonis dan terciptanya kerja sama antar
warga sekolah sendiri.
Kegiatan internal dapat dibedakan atas kegiatan langsung dan tidak langsung.
Kegiatan langsung ini dapat berupa, antara lain:
b. Upacara sekolah
c. Karyawisata/rekreasi bersama
d. Penjelasan lisan pada berbagai kesempatan yang ada, misalnya pada pertemuan
arisan, syawalan dan sebagainya
7
d. Menerbitkan buletin sekolah untuk dibagikan kepada warga sekolah
Pada era di mana terjadi salah kaprah mengenai hubungan antara lembaa pendidikan dan
masyarakat ini, hendaknya kaum akademisi mulai menjelaskan kembali bagaimana hubungan
lembaga pendidikan dan masyarakat yang sebenarnya harus
terjadi. Pada masa ini, sekolah dianggap hanya sebagai “penjara akademik” atau sarana untuk
menyampaikan hal-hal yang bersifat akademis kepada peserta didik. Dengan demikian
kebanyakan orang menganggap cukup dengan adanya komite sekolah dan bagian humas, maka
hubungan antara sekolah dan masyarakat sudah berjalan sebagaimana mestinya.
Padahal, arti hubungan antara sekolah dan masyarakat sendiri jauh lebih luas daripada itu
dan mencakup beberapa bidang. Bidang-bidang tersebut adalah bidangbidang yang ada
hubungannya dengan pendidikan anak-anak dan pendidikan masyarakat pada umumnya.
Jenis hubungan sekolah dan masyarakat itu sendiri dapat digolongkan menjadi 3 jenis,
yaitu:
a. Hubungan edukatif, ialah hubungan kerja sama dalam hal mendidik murid, antara
guru di sekolah dan orang tua di dalam keluarga. Adanya hubungan ini
dimaksudkan agar tidak terjadi perbedaan prinsip atau bahkan pertentangan yang
dapat mengakibatkan keragu-raguan pendirian dan sikap pada diri anak.
Cara kerja sama tersebut dapat direalisasikan dengan mengadakan pertemuan
yang direncanakan secara periodik antara guru-guru di sekolah dengan para
orang tua murid. Di samping itu, dapat pula dilakukan dengan mengadakan
kunjungan ke rumah peserta didik di luar waktu sekolah untuk mengenal
lingkungan di mana peserta didik berkembang. Jika hal tersebut tidak
dimungkinkan, dapat pula dilakukanpertemuan antara guru dengan orang tua
peserta didik per kelas untuk mengadakan dialog terbuka mengenai masalah-
masalah pendidikan yang sering terjadi dalam keluarga, dan bagaimana cara
mengatasinya.
b. Hubungan kultural, yaitu usaha kerja sama antara sekolah dan masyarakat yang
memungkinkan adanya saling membina dan mengembangkan kebudayaan
masyarakat tempat sekolah itu berada. Untuk itu diperlukan hubungan kerja sama
antara kehidupan di sekolah dan kehidupan dalam masyarakat. Kegiatan
kurikulum sekolah disesuaikan dengan kebutuhan dan tuntutan perkembangan
8
masyarakat. Demikian pula tentang pemilihan bahan pengajaran dan metode-
metode pengajarannya. Oleh karena itu, tidak mustahil bahwa untuk
menjelmakan para peserta didik untuk menbantu dalam kegiatan-kegiatan yang
diselenggarakan oleh masyarakat di luar lingkunngan sekolah. Kegiatan-kegiatan
kerja sama semacam itu berarti mendidik para peserta didik untuk berpartisipasi
dan turut bertanggung jawab tehadap masyarakat dan lingkungannya.
9
Bentuk hubungan ini bisa individual, bisa pula organisatoris:
1. Secara individual:
a. Para dokter untuk duduk pada seksi UKS bahkan untuk mendirikan
poliklinik sekolah
c. Para Profesional pejabat dan pengusaha lainnya yang juga akan dengan
sukarela membantu sekolah demi kepentingan anakanaknya.
sekolah . Bahkan mengundang para alumni itu sendiri untuk menyampaikan pengalaman
keberhasilannya untuk motivasi atau menularkan pengetahuannya untuk penyegaran dan
tambahan wawasan bukan hanya untuk para siswa tetapi juga para guru dan warga
sekolah lainnya.
10
2. Mengirim para anak didik ke dunia usaha/dunia kerja. Tentu saja ini
menguntungkan kedua belah pihak. Dunia kerja memperoleh tenaga yang murah
sedangkan para siswa mendapatkan pengalaman kerja yang berharga.
11
Untuk mewujudkan lulusan seperti ini memang merupakan tantangan berat bagi para manajer
pendidikan.
Bila manajer berhasil, biasanya imbalannya dari warga masyarakat cukup besar. Mereka
secara antusias akan mendukung lembaga pendidikan bersangkutan baik secara moral maupun
material. Makin banyak orang tua yang merasakan kepuasan itu, makin banyak dan makin besar
pula partisipasi masyarakat terhadap lembaga pendidikan itu.
Inilah beberapa contoh partisipasi masyarakat dalam pendidikan :
b. Dewan Pendidikan
c. Komite Sekolah
e. Perkumpulan olahraga
f. Perkumpulan Kesenian
b. Alat-alat belajar
c. Dana
e. Auditing Keuangan
b. Datang ke sekolah
c. Lewat surat
d. Lewat telepon
Inilah beberapa contoh partisipasi masyarakat dari hal bentuk, bidang dan cara
berpatisipasi dalam pendidikan.7
12
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari Pembahasan diatas, maka penulis dapat menentukan simpulan bahwa Hubungan
sekolah dengan masyarakat merupakan jalinan interaksi yang diupayakan oleh sekolah agar
dapat diterima di tengah-tengah masyarakat untuk mendapatkan aspirasi, simpati dari
masyarakat. Dan mengupayakan terjadinya kerjasama yang baik antar sekolah dengan
masyarakat untuk kebaikan bersama, atau secara khusus bagi sekolah penjalinan hubungan
tersebut adalah untuk mensuksekan program-program sekolah yang bersangkutan sehingga
sekolah tersebut bisa tetap eksis.
B. SARAN
Setelah membaca hasil karya ilmiah ini, penulis menyarankan bahwa agar dapat mencari
referensi yang lain. Karena kami menyadari masih banyak kekurangan dalam menyajikan teknik
pengajaran pendidikan islam ini.
13
DAFTAR PUSTAKA
14