Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

Manajemen peran-serta masyarakat dan kemitraan Pesantren dan Madrasah

Disusun guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Manajemen Pesantren dan Madrasah

Dosen Pengampu : H.AHMAD SHOFI MUHYIDDIN, MSI

Disusun oleh :

Nur Khoirrudin (2140310069)

Moh Dani Andriyanto (2140310070)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI ISLAM

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH

TAHUN 2022

1
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Ilmu merupakan salah satu dari sumber kehidupan manusia, karena setiap
tindakannya seseorang akan memerlukan ilmu. Seseorang tidak dapat memperoleh
pendidikan, baik melalui pendidikan formal maupun non formal. Dengan semakin tinggi
pendidikan yang ada di masyarakat tersebut maka akan semakin berkembang pula
kehidupan dan cara berfikir mereka. Begitu juga dengan peningkatan pendidikan maka
akan meningkatkan kehidupan yang teratur menjalaninya. Apa yang ada di dunia
pendidikan islam, jika pendidikan tersebut dimanajemen dengan baik, maka pendidikan
islam ini akan berkembang dan akan menjadi pusat peradaban karena banyak orang yang
berilmu dan akan mengamalkan ilmunya dengan baik.
Keberadaan Pesantren dan Madrasah tidak bisa dilepaskan dengan keberadaan
masyarakat, oleh karena itu pesantren dan madrasah harus okomodatif terhadap tuntunan
masyarakat. Masyarakat bisa menjadi potensi yang positif dalam upaya pengembangan
pesantren dan madrasah tersebut. Oleh karena itu pondok pesantren dan madrasah harus
benar-benar dapat memanfaatkan potensi masyarakat secara positif, agar dapat
memberikan kontribusi yang positif pula bagi pengembangan pondok pesantren dan
madrasah.
2. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian manajemen peran serta masyarakat (stakeholder)?
b. Apa tujuan hubungan pesantren dan madrasah dengan masyarakat?
c. Bagaimana prinsip hubungan pesantren dan madrasah dengan masyarakat?
d. Bagaimana kemitraan pesantren dan madrasah dengan masyarakat dan lainnya?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Peran Serta Masyarakat (stakeholder)


Pendidikan merupakan kegiatan yang selalu menyertai kehidupan manusia, persoalan
tersebut muncul bersamaan dengan keberadaan manusia dalam lingkungannya. Melalui
lembaga pendidikan seperti pesantren dan madrasah, manusia dituntut untuk dapat mendidik,
baik diri sendiri, keluarga, masyarakat umum dan lingkungan sekitar. Lembaga pendidikan
seperti pesantren dan madrasah dibentuk dengan tujuan untuk menciptakan SDM yang
berkualitas. Pesantren dan Madrasah berperan sebagai lembaga sosial yang dimiliki
masyarakat, maka sekolah juga harus memenuhi kebutuhan masyarakat, begitu juga
sebaliknya.1
Secara umum kita dapat melihat bahwa apabila ada kontak antara pesantren dan
madrasah dengan masyarakat maka itu dikatakan bahwa pesantren dan madrasah telah
menjalin hubungan antara pihak pesantren dan madrasah dengan masyarakat sekitar.
Hubungan tersebut harus dimanajemen dengan baik agar tidak ada kesalah fahaman antara
kedua belah pihak yang berperan. Masyarakat sebagai stakeholder memiliki peran penting
terhadap pesantren dan madrasah.
Stakeholder dalam konteks ini adalah tokoh – tokoh masyarakat baik formal maupun
informal, seperti pimpinan pemerintahan (lokal), tokoh agama,tokoh adat, pimpinan
organisasi social dan seseorang yang dianggap tokoh atau pimpinan yang diakui dalam
pranata social budaya atau suatu lembaga (institusi), baik yang bersifat tradisional maupun
modern.
Stakeholder merupakan suatu kelembagaan yang dibentuk untuk meningkatkan peran
serta masyarakat dalam memajukan pendidikan, dan komite pesantren dan madrasah.
Pandangan-pandangan di atas menunjukkan bahwa pengenalan stakeholder tidak sekedar
menjawab pertanyaan siapa stakeholder suatu issu tapi juga sifat hubungan stakeholder
dengan issu, sikap, pandangan, dan pengaruh stakeholder itu. Aspek-aspek ini sangat penting
dianalisis untuk mengenal stakeholder.

1
Kompri, Manajemen Pendidikan 2, (Bandung: Alfabeta, 2015), hlm. 265-266

3
Adapun definisi yang lebih lengkap tentang hubungan pesantren dan madrasah dengan
Masyarakat adalah seperti yang diungkapkan oleh Bernays yang dikutip oleh Akhmad
Sudrajad, sebagai berikut;2
1. Information give to the public (memberikan informasi secara jelas dan lengkap
kepada masyarakat)
2. Persuasion directed at the public, to modify attitude an action (melakukan persuasi
kepada masyarakat dalam rangka merubah sikap dan tindakan yang perlu mereka
lakukan terhadap pesantren dan madrasah)
3. Effort to integrated attitudes and action of institution with its public and of public
with the institution (suatu upaya untuk menyatukann sikap dan tindakan yang
dilakukan oleh pesantren atau madrasah dengan sikap dan tindakan yang dilakukan
oleh masyarakat secara timbal balik, yaitu dari pesantren atau madrasah ke
masyarakat dan dari masyarakat ke pesantren atau madrasah.

Pengertian di atas memberikan gambaran kepada kita apa sebenarnya hakekat hubungan
pesantren atau madrasah dan masyarakat. Hal terpenting dari pengertian di atas,adalah
adanya informasi yang diberikan kepada masyarakat yang dampaknya dapat merubah sikap
dan tindakan masyarakat terhadap pendidikan serta masyarakat memberikan sesuatu untuk
perbaikan pendidikan.

B. Tujuan Hubungan Pesantren dan Madrasah dengan Masyarakat


Secara sederhana konsep hubungan pesantren dan madrasah dengan masyarakat
tercantum dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional.
Dalam pasal 8 disebutkan bahwa masyarakat berhak berperan dalam perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi program pendidikan. Menurut Suryosubroto yang di
kutip kompri, bahwa hubungan pesantren atau madrasah dengan masyarakat diartikan
sebagai public relation, yaitu hubungan timbal balik pesantren atau madrasah dengan warga
masyarakat. Sedangkan menurut Erja Abas, hubungan pesantren atau madrasah dengan
masyarakat adalah memajukan kualitas pembelajaran, menggairahkan masyarakat untuk

2
Akhmad, Sudrajat, https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/01/10/konsep-dasar-manajemen-peran-serta-
masyarakat/ ( diakses pada 12 Mei 2022 08.02 wib)

4
menjalin hubungan dengan pesantren dan madrasah, memperkokoh tujuan, serta
meningkatkan kualitas hidup dan penghidupan masyarakat.3
Pengelolaan hubungan pesantren atau madrasah dengan masyarakat itu sendiri
merupakan salah satu aktivitas yang mendapat kedudukan setara dengan kegiatan pengajaran,
pengelolaan keuangan, Pengelolaan kesiswaan dan sebagainya (ingat substansi kegiatan
management madrasah) juga harus direncanakan, dikelola dan dievaluasi secara baik. Tanpa
perencanaan dan pengelolaan serta evaluasi yang baik, tujuan yang hakiki dari kegiatan
hubungan pesantren atau madrasah dengan masyarakat tidak akan tercapai.
Tujuan hubungan pesantren atau madrasah dengan masyarakat menurut L. Hagman
adalah sebagai berikut;4
1. Kualitas pembelajaran. Kualitas lulusan pesantren dan madrasah dalam aspek
kognitif, afektif maupun psikomotor hanya akan dapat tercipta melalui proses
pembelajar dikelas maupun di luar kelas. Proses pembelajaran yang berkualitas akan
dapat dicapai apabila didukung oleh berbagai pihak termasuk orang tua
murid/masyarakat.
2. Kualitas hasil belajar santri atau siswa. Kualitas belajar santri atau siswa akan
tercapai apabila terjadi kebersamaan persepsi dan tindakan antara pesantren atau
madrasah, masyarakat dan orang tua santri atau siswa. Kebersamaan ini terutama
dalam memberikan arahan, bimbingan dan pengawasan pada anak dalam belajar.
Karena itu peningkatan kemitraan pesantren atau madrasah dengan orang tua anak
dan masyarakat merupakan prasyarat yang tidak dapat ditinggalkan dalam konteks
peningkatan mutu hasil belajar.
3. Kualitas pertumbuhan dan perkembangan peserta didik serta kualitas masyarakat
(orang tua murid) itu sendiri. Kualitas masyarakat akan dapat dibangun melalui
proses pendidikan dan hasil pendidikan yang handal. Lulusan yang berkualitas
merupakan modal utama dalam membangun kualitas masyarakat di masa depan.
C. Prinsip Hubungan Pesantren dan Madrasah dengan Masyarakat
Pesantren atau madrasah selain berperan sebagai lembaga pendidikan juga berperan
sebagai lembaga sosial, maka dari itu pesantren atau madrasah tidak dapat dipisahkan dari

3
Kompri, Manajemen..., hlm. 280
4
Akhmad, Sudrajat, https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/01/10/konsep-dasar-manajemen-peran-serta-
masyarakat/ ( diakses pada 12 Mei 2022 08.52 wib)

5
masyarakat dan lingkungannya, dan sebaliknya masyarkatpun tidak dapat dipisahkan dari
pesantren atau madrasah. Dikatakan demikian karena keduanya memiliki kepentingan,
dimana pesantren atau madrasah merupakan lembaga formal yang diamanahi untuk mendidik
generasi muda untuk kehidupan masa depannya, sementara masyarakat merupakan pengguna
jasa pendidikan tersebut.5
Apabila kegiatan hubungan pesantren atau madrasah dengan masyarakat ingin berhasil
mencapai sasaran, baik dalam arti sasaran masyarakat/orang tua yang dapat diajak kerjasama
maupun sasaran hasil yang diinginkan. Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dan
dipertimbangkan dalam pelaksanaan hubungan pesantren atau madrasah dengan masyarakat
adalah sebagai berikut:6
1. Integrity, Prinsip ini mengandung makna bahwa semua kegiatan hubungan pesantren
atau madrasah dengan masyarakat harus terpadu, dalam arti apa yang di jelaskan,
disampaikan dan disuguhkan kepada masyarakat harus informasi yang terpadu antara
informasi kegiatan akademik maupun informasi kegiatan yang bersifat non akademik.
2. Continuity, Prinsip ini berarti bahwa pelaksanaan hubungan pesantren atau madrasah
dengan masyarakat, harus dilakukan secara terus menerus. Jadi pelaksanaan
hubungan pesantren atau madrasah dengan masyarakat jangan hanya dilakukan secara
insedental atau sewaktu-waktu, misalnya hanya sekali dalam satu tahun atau sekali
dalam satu semester/caturwulan, atau hanya dilakukan oleh sekolah pada saat akan
meminta bantuan keuangan kepada orang tua /masyarakat.
3. Coverage, Kegiatan pemberian informasi hendaknya menyeluruh dan mencakup
semua aspek, factor atau substansi yang perlu disampaikan dan diketahui oleh
masyarakat, misalnya program ekstra kurikuler, kegiatan kurikuler, remedial teaching
dan lain-lain kegiatan.
4. Simplicity, Prinsip ini menghendaki agar dalam proses hubungan pesantren atau
madrasah dengan masyarakat yang dilakukan baik komunikasi personal maupun
komunikasi kelompok pihak pemberi informasi (madrasah) dapat menyederhanakan
berbagai informasi yang disajikan kepada masyarakat. Informasi yang disajikan
kepada masyarakat melalui pertemuan langsung maupun melalui media hendaknya

5
Kompri, Manajemen..., hlm. 266
6
Abror Sofyan, http://www.umsu.ac.id/2011/04/21/manajemen-peran-serta-masyarakat-dalam-pendidikan/
( diakses pada 12 Mei 2022 09.15 wib)

6
disajikan dalam bentuk sederhana sesuai dengan kondisi dan karakteristik
masyarakat.
5. Constructiveness, Program hubungan pesantren atau madrasah dengan masyarakat
hendaknya konstruktif dalam arti pesantren atau madrasah memberikan informasi
yang konstruktif kepada masyarakat. Dengan demikian masyarakat akan memberikan
respon hal-hal positif tentang pesantren atau madrasah serta mengerti dan memahami
secara detail berbagai masalah yang dihadapi pesantren atau madrasah.
6. Penyesuaian (Adaptability), Program hubungan pesantren atau madrasah dengan
masyarakat hendaknya disesuaikan dengan keadaan di dalam lingkungan masyarakat
tersebut. Penyesuaian dalam hal ini termasuk penyesuaian terhadap aktivitas,
kebiasaan, budaya (culture) dan bahan informasi yang ada dan berlaku didalam
kehidupan masyarakat.

D. Bentuk Kemitraan Pesantrean dan Madrasah dengan Masyarakat Dan Lainnya


Hubungan pesantren dan madrasah dengan masyarakat merupakan jalinan interaki yang
diupayakan oleh pesantren dan madrasah agar dapat diterima di tengah-tengah masyarakat
untuk mendapat aspirasi dan simpati dari masyarakat dan lingkungannya. Ketika hubungan
keduanya berjalan dengan harmonis dan dinamis, maka dapat diharapkan tercapainya proses
pendidikan yang produktif, efektif dan efisien sehingga menghasilkan out-put yang
berkualitas secara intelektual, spiritual dan sosial.7
Bentuk kemitraan yang dapat dilakukan oleh tenaga kependidikan dengan stakeholder
antara lain berupa :
1. Kerjasama dalam penggalangan dana pendidikan baik untuk kepentingan proses
pembelajaran, pengadaan bahan bacaan (buku), perbaikan mebeuler pesantren dan
madrasah, alat administrasi pesantren dan madrasah, rehabilitasi bengunan pesantren
dan madrasah maupun peningkatan kualitas guru itu sendiri.
2. Kerjasama penyelenggaraan kegiatan pada momen hari-hari besar nasional dan
keagamaan.

7
Kompri, Manajemen..., hlm. 292

7
Selain itu, bentuk kerjasama pesantren dan madrasah dengan masyarakat lainnya yaitu
dengan cara bersinergi dengan lembaga masyarakat, seperti karang taruna,kepramukaan, dan
lembaga LSM (lembaga swadaya masyarakat) yang bergerak dalam membantu dan
membangun pendidikan. Sehingga dengan adanya kerjasama yang baik akan tetap menjaga
interaksi sosial yang terjadi antara kedua belah pihak, dan pendidikan yang diharapkan oleh
masyarakat dan pesantren dan madrasah dapat tercapai dengan baik.

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Definisi hubungan pesantren dan madrasah dengan masyarakat adalah seperti
yang diungkapkan oleh Bernays adalah sebagai berikut:
1. Information give to the public (memberikan informasi secara jelas dan lengkap
kepada masyarakat)
2. Persuasion directed at the public, to modify attitude an action (melakukan
persuasi kepada masyarakat dalam rangka merubah sikap dan tindakan yang perlu
mereka lakukan terhadap pesantren dan madrasah)
3. Effort to integrated attitudes and action of institution with its public and of public
with the institution (suatu upaya untuk menyatukann sikap dan tindakan yang
dilakukan oleh pesantren atau madrasah dengan sikap dan tindakan yang
dilakukan oleh masyarakat secara timbal balik, yaitu dari pesantren atau madrasah
ke masyarakat dan dari masyarakat ke pesantren atau madrasah.
Dalam melaksanakan tugasnya pesantren dan madrasah harus tetap menjalin
hubungan yang baik dengan masyarakat, karena pesantren dan madrasah dan
masyarakan menjadi lembaga sosial yang tidak dapat dipisahkan, Namun dalam
pelaksanaannya ada berbagai prinsip-prinsip yang harus dijalani, diantaranya yaitu:
Integrity, Continuity,Coverage, Simplicity, Constructiveness ,Penyesuaian
(Adaptability).
Bentuk kemitraan yang dapat dilakukan oleh tenaga kependidikan dengan
stakeholder antara lain berupa :
a. Kerjasama dalam penggalangan dana pendidikan baik untuk kepentingan
proses pembelajaran, pengadaan bahan bacaan (buku), perbaikan mebeuler
pesantren dan madrasah, alat administrasi pesantren dan madrasah, rehabilitasi
bengunan pesantren dan madrasah maupun peningkatan kualitas guru itu
sendiri.
b. Kerjasama penyelenggaraan kegiatan pada momen hari– hari besar
nasionaldan keagamaan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Kompri. 2015. Manajemen Pendidikan 2. Bandung: Alfabeta

Sofyan, Abror. 2011. Manajemen-peran-serta-masyarakat-dalam-pendidikan

http://www.umsu.ac.id

Sudrajat, Akhmad. 2010. Konsep-dasar-manajemen-peran-serta-masyarakat.

http://akhmadsudrajat.wordpress.com

10

Anda mungkin juga menyukai