Anda di halaman 1dari 16

TUGAS TERSTRUKTUR DOSEN PENGAMPU

Manajemen Hubungan Sekolah Dan NAURIATUL MUHARRAMAH,


Masyarakat SEI, M.PD.I

KELOMPOK MASYARAKAT PADAORGANISASI PENDIDIKAN

OLEH
Devi Rizdawati 220101050253

Muhammad 220101050737

Muhammad Nor 220101050708

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

BANJARMASIN
TAHUN 2023/1444 H

KATA PENGANTAR

‫ِبْس ِم الّٰل ِه الَّر ْح ٰم ِن الَّر ِح ْيِم‬

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat, anugrah, serta karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
tentang “Kelompok Masyarakat Pada Organisasi Pendidikan”. Makalah ini
diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Hubungan Masyarakat
Dan Sekolah yang diampu oleh Ibu NAURIATUL MUHARRAMAH, SEI,
M.Pd.I.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak terkait yang telah
membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan dan direalisasikan tepat pada
waktunya. Makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat


bermanfaat bagi para pembaca dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan
dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua. Aamiin...

Banjarmasin, 29 September 2023

Kelompok 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................
PENDAHULUAN.....................................................................................................
A. Latar Belakang...............................................................................................
B. Rumusan Masalah..........................................................................................
C. Tujuan Penulisan............................................................................................
PEMBAHASAN.......................................................................................................
A. Dewan Pendidikan.........................................................................................
B. Komite Sekolah..............................................................................................
C. Tata Kelola dan Kepengurusan......................................................................
D. Hubungan sekolah dan Orang Tua Murid......................................................
PENUTUP.................................................................................................................
A. Kesimpulan....................................................................................................
B. Saran...............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lembaga Pendidikan berada ditengah-tengah masyarakat dan
dapat dikatakan sebagai pisau bermata dua. Mata yang pertama adalah
menjaga kelestarian nilai-nilai positif yang ada dalam masyarakat, agar
pewarisan nilai-nilai masyarakat berlangsung dengan baik. Mata kedua
adalah sebagai lembaga yang dapat mendorong perubahan nilai dan tradisi
sesuai dengan kemajuan dan tuntutan kehidupan serta pembangunan.
Kedua fungsi ini seolah-olah bertentangan, namun sebenarnya keduanya
dilakukan dalam waktu yang bersamaan. Oleh karena itu fungsi yang
controversial ini, diperlukan saling pemahaman antara sekolah dan
masyrakat.
Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa pendidikan dan masyarakat
adalah faktor pendidikan yang saling mempengaruhi karena keduanya
memiliki timbal balik yang tidak dapat dipisahkan. Seorang anak didik
setelah mendapat pendidikan dari keluarganya akan segera berlanjut untuk
mencari ilmu di sekolah. Dalam lingkungan yang baru tersebut peserta
didik diberi berbagai macam ilmu pengetahuan yang berguna bagi dirinya
sendiri ataupun orang lain.
Setelah itu ia akan beranjak ke lingkungan berikutnya yaitu
masyarakat, di sinilah ia akan mengaplikasikan segala ilmu yang telah
didapatnya ketika melakukan pendidikan di sekolah. Terkadang seorang
anak didik tidak dapat di terima di dalam masyarakat karena pendidikan
yang diterima di sekolah tidak sesuai dengan yang dibutuhkan di
masyarakat, sehingga peserta didik tersebut hanya bisa menjadi penonton
tanpa terlibat secara langsung di dalam masyarakat.
Pada dasarnya lingkungan pendidikan adalah segala sesuatu yang
ada dan terjadi di sekeliling proses pendidikan itu berlangsung yang terdiri
dari manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan dan benda-benda mati.
Keempat kelompok benda-benda lingkungan pendidikan itu ikut berperan
dalam rangka usaha setiap siswa atau mahasiswa mengembangkan dirinya.
Tetapi manajemen pendidikan menaruh perhatiannya terutama kepada
lingkungan yang berwujud manusia yaitu masyarakat.
Manusia merupakan bagian dari lingkungan masyarakat, seperti
manusia, pendidikan pun dapat dikatakan sebagai bagian dari masyarakat
karena pendidikan dapat memajukan cara pandang dan cara berperilaku
masyarakat. Lembaga pendidikan tempat pendidikan didapat pun sama
pentingnya. Maka dari itu diperlukan kerjasama antara lembaga
pendidikan dengan masyarakat demi terciptanya masyarakat yang lebih
maju.
Di sini perlu kita lihat sejauh mana pengaruh sekolah sebagai
ladang pendidikan (formal) dalam mencetak generasi yang siap terjun ke
tengah- tengah masyarakat, karena tidak jarang antara lembaga pendidikan
dan masyarakat tidak saling berinteraksi. Sebagian masyarkat menganggap
bahwa pendidikan itu mahal dan hanya menghabis-habiskan uang. Tetapi
pada kenyataannya tidak dapat dipungkiri bahwa seluruh bagian dari
masyarakat membutuhkan pendidikan. Maka dari itu perlu dibinanya
komunikasi antara kelompok masyarakat pada organisasi pendidikan
dengan dewan pendidikan, komite sekolah, tata kelola dan kepengurusan,
dan hubungan sekolah dan orang tua murid.
B. Rumusan Masalah
1. Apa hubungannya kelompok masyarakat dengan Dewan Pendidikan?
2. Apa hubungannya kelompok masyarakat dengan Komite Sekolah?
3. Apa hubungannya kelompok masyarakat dengan Tata Kelola dan
Kepengurusan?
4. Apa hubungannya kelompok masyarakat dengan Hubungan Sekolah
dan Orang Tua Murid?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa hubungan kelompok masyarakat dengan Dewan
Pendidikan
2. Untuk mengetahui apa hubungan kelompok masyarakat dengan
Komite Sekolah
3. Untuk mengetahui apa hubungan kelompok masyarakat dengan Tata
Kelola dan Kepengurusan
4. Untuk mengetahui apa hubungan kelompok masyarakat dengan
Hubungan Sekolah dan Orang Tua Murid
PEMBAHASAN

A. Dewan Pendidikan
Sekolah merupakan suatu sistem sosial yang memperoleh input
sumber daya (sumber daya manusia, siswa financial dan lain-lain) dari
lingkungan yang selanjutnya diproses di sekolah dan akhirnya
menghasilkan output yang akan dikembalikan ke masyarakat. Hal ini
menunjukkan bahwa sekolah merupakan organisasi yang tidak dapat
berdiri sendiri, tidak dapat berkembang dan mencapai kemajuan tanpa
keterlibatan dari lingkungan. Sekolah merupakan organisasi yang tidak
terpisahkan dari lingkungan. Sekolah merupakan suatu organisasi, bahwa
organisasi memperoleh input dari lingkungan, melakukan proses
transformasi kemudian menghasilkan output. Model system seperti ini
merupakan model sisetm terbukan yang memandang organisasi tidak
hanya dipengaruhi oleh lingkungan tetapi juga tergantung pada organisasi
itu sendiri. Dewan pendidikan merupakan badan yang bersifat mandiri,
tidak mempunyai hubungan hierarkis dengan satuan pendidikan maupun
lembaga lainnya. Posisi Dewan Pendidikan, Komite Sekolah, satuan
pendidikan dan lembaga-lembaga pemerintah lainnya mengacu pada
kewenangan masing-masing berdasarkan ketentuan yang berlaku di
masyarakat.
Dewan Pendidikan adalah badan yang mewadahi peran serta
masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan efisiensi
pengelolaan pendidikan di kabupaten/kota. Ruang lingkup pendidikan
meliputi pendidikan prasekolah, jalur pendidikan sekolah dan jalur
pendidikan luar sekolah. Dewan Pendidikan bertujuan untuk:
a. Mewadahi dan menyalurkan aspirasi dan prakarsa masyarakat dalam
melahirkan kebijakan dan program pendidikan.
b. Meningkatkan tanggung jawab dan peran serta aktif dari seluruh lapisan
masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan.
c. Menciptakan suasana dan kondisi transparan, akuntabel, dan demokratis
dalam penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan yang bermutu.
Dewan pendidikan berperan sebagai:
a. Pemberi pertimbangan (advisory agency) dalam penentuan dan
pelaksanaan kebijakan pendidikan.
b. Pendukung (supporting agency), baik yang berwujud financial,
pemikiran maupun tenaga dalam penyelanggaraan dan keluaran
pendidikan.
c. Mediator antara pemerintah (eksekutif) dan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah (legeslatif) dengan masyarakat.
Keanggotaan Dewan Pendidikan:
a. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) bidang pendidikan;
b. Tokoh masyarakat;
c. Tokoh pendidikan;
d. Yayasan penyelenggara pendidikan (Sekolah, luar sekolah/ madrasah,
pesantren);
e. Dunia usaha/industry/asosiasi profesi;
f. Organisasi profesi tenaga kependidikan;
g. Komite Sekolah.1
B. Komite Sekolah
Komite sekolah dibentuk sebagai bagian dari penerapan
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), dan mempunyai kewenangan untuk
mengelola dirinya sendiri. Pengelolaan sekolah ini dijalankan dengan asas
partisipasi, transparansi, dan akuntabilitas, artinya dala pengelolaan
sekolah kepala sekolah bekerja sama dengan masyarakat sekolah. Oleh
sebab itu, diperlukan wadah yang dapat dipakai oleh masyarakat sekolah
untuk mengemban amanat tersebut yaitu komite sekolah. Melalui
paradigma Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), sekolah diberi
kesempatan seluas-luasnya untuk mengurus dan mengatur pelaksanaan

1
Abdul Rahmad, Manajemen Humas Sekolah (Yogyakarta: Media Akademi, 2016), 103–
105.
pendidikan pada masing-masing sekolah, dengan kondisi seperti itu,
komite sekolah diharapkan dapat melaksanakan peran dan fungsinya
sebagai penunjang dalam pelaksanaan proses pembelajaran yang sejalan
dengan kondisi dan permasalahan lingkungan masing-masing sekolah.
Komite sekolah melaksanakan peran dan fungsinya sebagai partner dari
kepala sekolah, untuk mengelola berbagai sumber daya pendidikan yang
ada dalam rangka melaksanakan pengelolaan dan peningkatan mutu
pendidikan, memberikan fasilitas dan dukungan bagi guru dan siswa
sehingga pembelajaran menjadi efektif.
Komite sekolah sebagai mediator antara masyarakat dan sekolah
untuk mendukung kebijakan pendidikan di satuan pendidikan sehingga
dapat meningkatkan mutu pelayanan di sekolah. Komite sekolah juga
mempunyai fungsi antara lain: 1) mendorong tumbuhnya perhatian dan
komitmen masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan yang
bermutu. 2) melakukan kerjasama dengan masyarakat
(perorangan/organisasi/dunia usaha/dunia industri) dan pemerintah
berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan yang bermutu. 3)
menampung dan menganalisis aspirasi, ide, tuntutan, dan berbagai
kebutuhan pendidikan yang diajukan oleh masyarakat. 4) memberikan
masukan, pertimbangan, dan rekomendasi kepada satuan pendidikan. 5)
mendorong orang tua dan masyarakat berpartisipasi dalam pendidikan
guna mendukung peningkatan mutu dan pemerataan pendidikan. 6)
menggalang dana masyarakat dalam rangka pembiayaan penyelenggaraan
pendidikan di satuan pendidikan. 7) melakukan evaluasi dan pengawasan
terhadap kebijakan, program, penyelenggaraan, dan keluaran pendidikan
di satuan pendidikan.
Komite sekolah juga merupakan wadah bagi orang tua atau
masyarakat yang peduli pendidikan untuk membantu memajukan
pendidikan di sekolah seperti membantu menyediakan fasilitas
pembelajaran, meningkatkan kesejahteraan guru. Intinya tugas komite
sekolah dapat membantu mempercepat atau mengoptimalkan upaya
peningkatan mutu pendidikan, dan memberikan pemahaman kepada
masyarakat sekitar tentang program-program yang akan dilaksanakan oleh
sekolah.2

C. Tata Kelola dan Kepengurusan


1. Dewan Pendidikan
Tanggung Jawab masyarakat dalam penentuan arah dan
kebijakan penyelenggaran pendidikan disalurkan melalui Dewan
Pendidikan. Di tiap daerah tingkat II berkesempatan menentukan
Peraturan Daerah untuk membentuk Dewan Pendidikan, Dewan
Sekolah atau Komite Sekolah. Di Kota Gorontalo misalnya ditetapkan
Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2001 tentang Sistem
Penyelenggaraan pendidikan Kota Gorontalo. Pada peraturan Daerah
tersebut pasal 17 dibahas Dewan Pendidikan:
a. Keanggotaan Dewan Pendidikan Kota diangkat dan diberhentikan
oleh Walikota atas persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota
Gorontalo.
b. Masa bakti keanggotaan Dewan yang dimaksud dalam ayat (1)
adalah 4 (empat) tahun.
c. Kepengurusaan Dewan Sekolah sebagaimana yang dimaksud dalam
ayat (1) dan (2) terdiri dari seorang Ketua merangkap anggota, seorang
wakil ketua merangkap anggota, dua orang sekretaris merangkap
anggota, dan 4 (empat) orang anggota.
Organisasi dan tata kerja dan hubungan fungsional Dewan Pendidikan
Kota dan Dewan Sekolah ditetapkan oleh Walikota.
2. Dewan Sekolah
Selanjutnya pada Peraturan Daerah tersebut di atas dijabarkan
tentang Dewan sekolah:

2
I Putu Eka Amerta and Alben Ambarita, “Peran Komite Sekolah Dalam Peningkatan
Mutu Pelayanan Pendidikan,” n.d., 2–3.
a. Keanggotaan Dewan Sekolah diangkat dan diberhentikan oleh Dinas
Pendidikan atas usulan Pimpinan Satuan Pendidikan berdasarkan atas
hasil musyawarah unsur-unsur Dewan Sekolah.
b. Masa bakti keanggotaan Dewan Sekolah sebagaimana yang
dimaksud dalam ayat (1) adalah 3 (tiga) tahun.
c. Kepengurusan Dewan Sekolah sebagaimana yang dimaksud dalam
ayat (1) dan (2) terdiri dari seorang ketua merangkap anggota, seorang
wakil ketua merangkap anggota, dua orang sekretaris merangkap
anggota, seorang bendahara merangkap anggota, dan 4 (empat), 6
(enam), 8 (delapan) atau 10 (sepuluh) orang anggota.
3. Kerjasama Pendidikan
Dalam pelaksanaan kerjasama pendidikan Pemerintah Kota
memiliki wewenang untuk mengatur dan menjalin kerjasama saling
menguntungkan dengan berbagai pihak termasuk Perguruan Tinggi
dan satuan penyelenggara pendidikan luar sekolah yang beroperasi di
Kota Gorontalo sesuai denagan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Pemerintah Kota memiliki wewenang untuk menjalin
kerjasama bidang pendidikan dengan pihak-pihak lain. Untuk
mengatasi hal-hal di atas, maka perlu mengadakan perbedaan antara
hak orang tua murid dengan wewenang sekolah. Di samping itu
pengurus perkumpulan orang tua murid dan guru itu seharusnya
menyadari bahwa sifat organisasi itu bersifat sukarela. Keberadaannya
adalah untuk melindungi minat murid dan meningkatkan kesejahteraan
murid, baik di rumah dan di sekolah maupun di masyarakat.
Di Negara-negara yang sudah maju, di mana para orang tua
mempunyai tingkat kesadaran yang sudah tinggi terhadap pendidikan,
maka baik dewan pendidikan, maupun Kepala Sekolah dan guru tidak
diwajibkan secara resmi untuk mensponsori perkumpulan orang tua
murid. Inisiatif untuk mengadakan perkumpulan itu timbul dari
kalangan orang tua murid. Perkumpulan orang tua ini dilarang untuk
mencampuri baik urutan teknis pengajaran maupun administrasi,
kecuali di minta oleh pimpinan sekolah atau guru. Misalnya menjadi
narasumber.3

D. Hubungan Sekolah dan Orang Tua Murid


Orang tua memiliki tanggung jawab untuk memberikan
pendidikan bagi anaknya.Di awal masa pertumbuhan anak, pada usia 0-4
tahun, umumnya pendidikan diberikan oleh orang tua. Ayah dan ibu
merupakan sosok guru bagi anak-anaknya yang mengajari berbagai hal,
mulai dari belajar bicara, bermain, berjalan dan melakukan kegiatan-
kegiatan dalam kehidupan sehari-hari. Setelah menginjak usia 4 atau 5
tahun, orang tua barulah memperkenalkan lingkungan sekolah kepada
anak. Di antara orang tua ada yang memilih untuk memasukkan anak-anak
di jenjang play group terlebih dahulu, namun ada juga sebagian yang
memilih untuk langsung memasukkannya di jenjang TK A. 4 Setelah
seorang anak memasuki jenjang sekolah, maka orang tua dan sekolah
sama-sama memiliki tanggung jawab dalam pendidikan anak.
Sekolah dan keluarga harus menjalin komunikasi yang baik
sehingga memiliki kesamaan visi dalam mengajarkan ilmu pengetahuan
dan menanamkan akhlak yang terpuji. Sekolah tidak bisa melakukan
kegiatan pendidikan dengan mengabaikan peran orang tua, sebab sebagian
besar waktu anak berada di rumah. Oleh sebab itu, harus ada
keseimbangan antara pendidikan yang diberikan oleh guru di sekolah dan
orang tua di rumah. Melalui komunikasi yang baik antara sekolah dan
keluarga, maka tujuan mendidik anak menjadi seseorang yang cakap
dalam ilmu pengetahuan dan baik dalam perilaku akan terwujud. Dalam
upaya menjalin komunikasi yang baik antara orang tua dengan sekolah,
sekolah perlu melakukan manajemen hubungan sekolah dengan
masyarakat (humas) dengan baik. Manajemen humas dipahami sebagai

3
Abdul Rahmad, Manajemen Humas Sekolah (Yogyakarta: Media Akademi, 2016), 113–
115.

4
Kompri, Manajemen Pendidikan 2, (Bandung: Alfabeta, 2014), 267.
rangkaian kegiatan pengelolaan yang berkaitan dengan kegiatan menjalin
hubungan yang baik antara lembaga pendidikan dengan masyarakat
(orangtua siswa), yang dimaksudkan untuk menunjang proses belajar
mengajar di lembaga pendidikan yang bersangkutan.5 Manajemen humas
yang berjalan dengan baik dapat meningkatkan pemahaman orang tua akan
pentingnya peran orang tua dalam pendidikan anak, termasuk
mendapatkan dukungan dari orang tua baik moril maupun materil. Maju
mundurnya sekolah di suatu daerah juga merupakan tanggung jawab
bersama masyarakat setempat. Oleh sebab itu, bukan hanya pihak sekolah
dalam hal ini kepala sekolah dan dewan guru yang memikirkan maju
mundurnya sekolah, tetapi masyarakat setempat harus terlibat pula dalam
memikirkan mutu pendidikan di sekolah.6 Manfaat hubungan sekolah
dengan orang tua siswa antara lain sebagai berikut:
1) Agar orang tua siswa tahu tentang kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan
sekolah.
2) Agar orang siswa mau memberi perhatian yang besar dalam menunjang
kegiatan-kegiatan sekolah.
Agar orang tua siswa mengetahui kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan
sekolah perlu dilakukan berbagai upaya, antara lain :
1) Memberikan informasi seluas-luasnya tentang program sekolah antara
lain melalui rapat-rapat, bazar, pameran, malam kesenian,penjelasan
tertulis dan lain-lain.
2) Melakukan kunjungan rumah oleh guru atau kepala sekolah.
3) Menetapkan satu bulan dalam satu tahun pelajaran sebagai bulan
informasi.
a) Mengadakan dialog dengan orang tua/wali siswa tentang
perkembangan yang sedang dilaksanakan dan akan dihadapi sekolah.

5
Mohamad Mustari, Manajemen Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2014),
149.
6
Eka Prihatin, Teori Administrasi Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2011), 84.
b) Menginformasiakan bahwa sekolah sebagai lingkungan pendidikan
berkewajiban untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
c) Menjelaskan bahwa manusia yang berkualitas itu hanya dapat
dihasilkan oleh pendidikan yang bermutu.
d) Menyadarkan pihak orang tua/wali siswa bahwa keterlibatan mereka
dalam usaha meningkatkan mutu pendidikan mutlak diperlukan.
e) Meningkatkan kesadaran orang tua/wali siswa tentang betapa
pentingnya pendidikan bagi anak manusia agar mereka dapat menjadi
warga negara yang berkualitas.
f) Meningkatkan kesadaran orang tua/wali siswa agar mau
menyekolahkan putra-putrinya sampai tamat.
Dengan mengetahui kegiatan-kegiatan sekolah diharapkan agar
orang tua siswa merasa memiliki, mau berpartisipasi dan mau memberi
bantuan dalam pelaksanaan pendidikan. Partisipasi tersebut dapat berupa :
1) Memotivasi putra-putrinya untuk beajar dengan baik.
2) Melengkapi semua keperluan belajar putra-putrinya.
3) Mengarahkan putra putrinya untuk belajar secara teratur pada jam-jam
tertentu dan mengatur waktu untuk kegiatan lain di rumah, misalnya
nonton TV dan sebagainya.
4) Menciptakan suasana dalam melaksanakan tugas-tugas yang diberikan
sekolah.
5) Ikut membantu tegaknya disiplin sekolah, dan sebagainya.7

7
Departemen Agama RI, op. cit, h. 39.
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari penjelasan di atas dapat kita simpulkan:
1. Dewan Pendidikan adalah badan yang mewadahi peran serta masyarakat
dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan efisiensi pengelolaan
pendidikan di kabupaten/kota. Ruang lingkup pendidikan meliputi
pendidikan prasekolah, jalur pendidikan sekolah dan jalur pendidikan luar
sekolah.
2. Komite sekolah sebagai mediator antara masyarakat dan sekolah untuk
mendukung kebijakan pendidikan di satuan pendidikan sehingga dapat
meningkatkan mutu pelayanan di sekolah dan komite sekolah juga
merupakan wadah bagi orang tua atau masyarakat yang peduli pendidikan
untuk membantu memajukan pendidikan di sekolah.
3. Dalam tata kelola dan kepengurusan itu dibagi menjadi 3 pembahasan
yaitu dewan pendidikan, dewan sekolah, dan kerjasama pendidikan.
4. Saat seorang anak memasuki jenjang sekolah, maka orang tua dan sekolah
sama-sama memiliki tanggung jawab dalam pendidikan anak. Sekolah
tidak bisa melakukan kegiatan pendidikan dengan mengabaikan peran
orang tua, sebab sebagian besar waktu anak berada di rumah. Oleh sebab
itu, harus ada keseimbangan antara pendidikan yang diberikan oleh guru di
sekolah dan orang tua di rumah.

B. Saran
Kami sebagai penulis menyadari bahwa di dalam makalah ini ada
begitu banyak kekurangan. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan
kritik maupun saran dari para pembaca yang dapat membangun semangat
kami untuk terus berkarya dan memperbaiki segala kesalahan.
DAFTAR PUSTAKA

Amerta, I Putu Eka dan Ambarita, Alben, “Peran Komite Sekolah Dalam
Peningkatan Mutu Pelayanan Pendidikan,” n.d..
Departemen Agama RI, op. cit,.
Kompri, Manajemen Pendidikan 2, (Bandung: Alfabeta, 2014).
Mustari, Mohamad, Manajemen Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2014).
Prihatin, Eka, Teori Administrasi Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2011).
Rahmad, Abdul, Manajemen Humas Sekolah (Yogyakarta: Media Akademi,
2016).

Anda mungkin juga menyukai