Anda di halaman 1dari 20

SETIAP PERKARA TERGANTUNG PADA NIATNYA

MAKALAH

Disusun Oleh:

Nurlaila Abbas

NIM.
Program Studi Pendidikan Agama Islam

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM


PERGURUAN TINGGI ILMU AL-QURAN
STAI PTIQ ACEH
KABUPATEN ACEH JAYA
TAHUN 2023\2024
KATA PENGANTAR

‫س ِم‬ ‫هّٰللا‬
ْ ِ‫ال َّر ِح ْي ِم ال َّر ْحمٰ ِن ِ ب‬

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah


memberikan limpahan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga telah
dapat menyelesaikan sebuah Makalah yang berjudul “Setiap Perkara Tergantung
Kepada Niatnya” Shalawat beriring salam penulis sanjungkan kepangkuan Nabi
Besar Muhammad SAW yang telah membawa manusia dari alam jahiliah ke alam
berilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan sekarang ini.
Dalam Penyelesaian Makalah ini terdapat bermacam hambatan yang
dialami. Tetapi seluruh proses tersebut bisa dijalani dengan bimbingan, arahan,
serta dorongan dari bermacam pihak. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan
partisipasi aktif dari seluruh pihak berupa masukan serta kritik yang bersifat
membangun demi penyempurnaannya.

Krueng Sabee, 04 Juli 2023


Penulis,

Nurlaila Abbas

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah............................................................................... 3
1.3. Tujuan ................................................................................................ 2
1.4. Manfaat .............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 3
2.1. Pengertian dan Tujuan Hubungan Sekolah dengan Masyarakat........ 3
2.2. Konsep Humas Dalam Mengembangkan Lembaga Pendidikan ....... 4
2.3. Fungsi Dan Prinsip Manajeman ........................................................ 7
2.4. Bentuk Kerjasama Sekolah dengan Masyarakat................................ 9
2.5. Jenis-jenis Kegiatan Hubungan Sekolah dengan Masyarakat............ 10
2.6. Peningkatan dan Pendayagunaan Partisipasi Masyarakat.................. 11
2.7. Hambatan/kendala lembaga dalam kerjasama dengan masyarakat.... 12
BAB III PENUTUP ........................................................................................ 15
3.1. Kesimpulan ........................................................................................ 15
3.2. Saran .................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Sekolah adalah lembaga pendidikan yang mana tempat memberi dan menerima
pelajaran yang sesuai dengan bidangnya, pada umumnya sekolah menyelenggara
kegiatan Pendidikan Formal. Sekolah merupakan sistem terbuka terhadap lingkungan
termasuk masyarakat yang menjadi pendukungnya. Sebagaimana sistem terbuka, sekolah
juga selalu siap menerima warga masyarakat, terhadap ide-ide yang disampaikan,
kebutuhan-kebutuhan mereka dan terhadap nilai-nilai yang ada di masyarakat.
Sebaliknya masyarakat juga membuka diri untuk menerima dan mengakomodir terhadap
aktivitas-aktivitas sekolah.
Lingkungan pendidikan adalah segala sesuatu yang ada dan terjadi dalam proses
pendidikan, karena kelompok benda-benda atau lingkungan pendidikan ikut berperan
serta dalam usaha mengembangkan dirinya. Dalam hal ini manajemen pendidikan
menaruh perhatian kepada lingkungan yang berwujud manusia yaitu masyarakat dalam
mewujudkan suatu proses pendidikan yang bermutu.
Untuk menciptakan situasi dan kondisi yang harmonis antara pihak pengelola
sekolah dan masyarakat, maka sangat dibutuhkan kerja sama dan kontak dari kedua
pihak secara simultan dan komprehensif. Hubungan masyarakat telah di fomulasikan
dengan cara yang berbeda-beda tergantung pada lembaga atau organisasi yang membuat
formulasi tersebut. Dengan adanya hubungan sekolah dengan masyarakat, sekolah dapat
mengetahui sumber-sumber yang ada dalam masyarakat yang kemudian di daya gunakan
untuk kepentingan kemajuan pendidikan anak di sekolah.
Di pihak lain, masyarakat juga dapat mengambil manfaat dengan turut
mengenyam dan menyerap ilmu pengetahuan sekolah. Dari sini kehidupan masyarakat
akan di tingkatkan. Oleh karenanya, masyarakat dapat mengerti dan memahami tujuan
pendidikan dan pelaksanaan pendidikan yang berlangsung di sekolah tersebut.

1.2. RUMUSAN MASALAH


Dalam makalah ini akan membahas dan menjelaskan beberapa hal yang menjadi
rumusan masalah yaitu:
1. Apa itu lembaga pendidikan?
2. Bagaimana Konsep Dalam Mengembangkan Lembaga Pendidikan ?

1
3. Apa Fungsi Dan Prinsip Manajeman ?
4. Apa tujuan adanya hubungan lembaga pendidikan dengan masyarakat?
5. Bagaimana bentuk kerjasama lembaga pendidikan dengan masyarakat?
6. Apa saja jenis-jenis hubungan sekolah dengan masyakarat?
7. Bagaimana meningkatkan dan pendayagunaan hubungan pendidikan dengan
masyarakat?
8. Apa saja hambatan lembaga pendidikan dalam melakukan kerjasama dengan
masyarakat?

1.3. TUJUAN
Tujuan makalah ini diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Dapat mengetahui apa itu lembaga pendidikan
2. Dapat Mengetahui Bagaimana Konsep Dalam Mengembangkan Lembaga
Pendidikan
3. Dapat mengetahui apa itu Fungsi Dan Prinsip Manajeman
4. Dapat mengetahui tujuan adanya hubungan lembaga pendidikan dengan masyarakat
5. Dapat mengetahui bentuk kerjasama lembaga pendidikan dengan masyarakat
6. Dapat mengetahui jenis-jenis hubungan sekolah dengan masyarakat
7. Dapat mengetahui bagaimana cara meningkatkan dan pendayagunaan hubungan
pendidikan dengan masyarakat
8. Dapat mengetahui hambatan lembaga pendidikan dalam melakukan kerja sama
dengan masyarakat

1.4. MANFAAT
Hubungan sekolah dengan masyarakat akan saling terbuka untuk perkembangan
peserta didik dan membuat lembaga pendidikan sangat penting untuk dikembangkan
serta menyadari bahwa sekolah perlu partisipasi masyarakat sehingga membangun
pendidikan lebih maju. Makalah ini juga bermanfaat sebagai referensi dalam
pemabahasan hubungan atau kerjasama sekolah dengan masyarakat.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian dan Tujuan Hubungan Lembaga Pendidikan Dengan Masyarakat


Sekolah dan masyarakat adalah lingkungan hidup yang tidak dapat dipisahkan.
Sekolah sebagai tempat belajar sedangkan lingkungan masyarakat merupakan tempat
implikasi dari proses pendidikan dan pengajaran disekolah. Apa dan bagaimana belajar
disekolah selalu dikaitkan dengan kegunaanya bagi peningkatan hidup dan kehidupan
dimasyarakat.
Di dalam sejarah pendidikan di kemukakan bahwa sejak zaman pendidikan China
kuno dan Yunani kuno telah dijumpai adanya sekolah sebagai lembaga pendidikan.
Perkataan “sekolah” berasal dari perkataan Yunani :schola” yang artinya waktu nganggur
atau waktu senggang. Bangsa Yunani kuno mempunyai kebiasaan menggunakan waktu
senggangnya untuk berdiskusi guna menambah ilmu dan mencerdaskan akal.
Husemas adalah suatu proses komunikasi antara sekolah dan masyarakat untuk
meningkatkan pengertian masyarakat tentang kebutuhan serta kegiatan pendidikan serta
mendorong minat dan kerjasama masyarakat yang dilakukan secara berkesinambungan
dalam peningkatan dan pengembangan sekolah.
Manajemen yang penting di sekolah adalah manajemen hubungan masyarakat
(humas), karena sekolah berada di tengah-tengah masyarakat dan selalu berhubungan
dalam menjalin kerja sama yang pedagogis dan sosiologis yang menguntungkan kedua
bela pihak. Terjalinnya kerja sama antara pihak sekolah dengan masyarakat tentunya
akan lebih mempermudah untuk terciptanya pendidikan yang diharapkan. Lembaga
pendidikan sekolah adalah sub-sub sistem dari sistem pendidikan, yang terdiri atas
beberapa unsur yang fungsional saling terkait antara satu dengan yang lainnya. Lambat
laun usaha tersebut diselenggarakan secara teratur dan terencana (secara formal),
sehingga akhirnya timbullah sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang bertugas
untuk menambah ilmu pengetahuan dan kecerdasan akal.
Lembaga Pendidikan merupakan sebuah bagian yang penting dalam kehidupan
seorang peserta didik, sesuai dengan pendidikan nasional lembaga pendidikan berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa, serta
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

3
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
Pelibatan masyarakat bertujuan untuk melengkapi kekurangan dan membantu
lembaga pendidikan. Hal ini berarti lembaga pendidikan sekolah mempunyai tujuan
untuk mengembangkan semua potensi yang di miliki manusia yaitu mulai dari tahapan
kognisi, yakni pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap ajaran agama dan
pengetahuan umum, untuk selanjutnya di lanjutkan dengan tahapan efeksi, yaitu
terjadinya proses internalisasi ajaran, nilai agama dan pengetahuan ke dalam diri siswa,
dalam arti menghayati dan meyakini.
Tugas lembaga pendidikan pada intinya adalah sebagai wadah untuk memberikan
pengarahan, bimbingan dan pelatihan agar manusia dengan segala potensi yang di
milikinya (jasmani dan rohani) yang di berikan Tuhan Yang Maha Esa dapat di
kembangkan dengan sebaik-baiknya.
Esensi hubungan lembaga pendidikan dengan masyarakat adalah untuk
meningkatkan keterlibatan, kepemilikan dan dukungan dari masyarakat terutama
dukungan moral dan finansial. Dalam arti yang sebenarnya hubungan lembaga
pendidikan sekolah dengan masyarakat adalah untuk menjalin kerja sama dan bersam-
sama bertanggung jawab terhadap keberhasilan dan kemajuan pendidikan, sehingga akan
di butuhkan peningkatan intensitas dan ekstensitas hubungan lembaga pendidikan
sekolah dengan masyarakat.

2.2. Konsep Humas Dalam Mengembangkan Lembaga Pendidikan


Public relations atau yang lebih kita kenal sebagai humas memiliki peran dalam
sebuah lembaga terutama pendidikan, karena berhubungan dengan fungsi-fungsi
manajemen maupun tujuan utama yang ada pada lembaga pendidikan. Fungsi yang paling
mendasar tersebut merupakan proses untuk mencapai tujuan pokok dari sebuah lembaga
yang pada umumnya berkaitan dengan pemanfaatan berbagai macam sumber daya yang
dimiliki dan yang ada di lembaga tersebut.
Apabila kita meninjau dari teori manajemen sumber daya yang dimiliki oleh
lembaga yakni meliputi sumber daya manusia, sumber daya material, sumber daya sarana
dan prasarana, sumber pembiayaan untuk mencukupi biaya operasional, dan strategi dan
metode yang digunakan untuk menggerakan kelembagaan tersebut, serta lembaga
pendidikan diharapkan dapat mewujudkan kerjasama dengan pihak luar agar
mudah mendapatkan kepercayaan, perhatian, dan kepedulian masyarakat sehingga

4
memudahkan dalam mengembangkan pendidikan yang berkualitas.
Dan keberhasilan dari peran humas dalam menunjang manajemen di lembaga
pendidikan dalam mencapai target tujuan yang telah direncanakan bersama tergantung
kepada kemampuan dalam memanfaatkan sumber daya yang dimiliki oleh lembaga
pendidikan serta dapat menarik sikap peduli untuk ikut berkontribusi dalam
mengembangkan lembaga pendidikan tersebut. Karena sebuah lembaga pendidikan
takkan mampu menjadi lembaga yang berkualitas dan unggul tanpa ada campur
tangan dari pihak lain di luar lembaga.
Kemudian humas sebagai media penghubung antara pimpinan lembaga dengan
publiknya, baik dalam upaya membina hubungan masyarakat internal ataupun eksternal.
Kegiatan utama dari humas dalam mewakili pimpinan manajemen suatu lembaga
pendidikan, merupakan bentuk aktifitas komunikasi dua arah yang menjadi ciri-ciri dari
peran dan tugas humas. Karena sebagian dari peran dan tugas humas adalah bertindak
sebagai sumber informasi (source of informations) dan merupakan saluran informasi
(channel of informations) antara pihak lembaga dan publiknya.
Perkembangan humas yang berhubungan dengan perannya, baik secara
praktis maupun profesional dalam lembaga pendidikan sebagai salah satu kunci dalam
memahami fungsi humas dan komunikasi lembaga terhadap publiknya. Peran public
relations/humas dalam suatu lembaga dapat terbagi dalam empat kategori, yaitu:
a. Penasihat ahli (expert prescriber). Seorang pakar humas yang berpengalaman dan
memiliki kemampuan tinggi dapat membantu mencarikan solusi dalam
penyelesaian masalah hubungan dengan publiknya. Hubungan praktisi pakar
humas dengan manajemen lembaganya bagaikan hubungan antara pendidik dan
peserta didiknya, dalam arti pihak manajemen
b. bersikap pasif untuk menerima atau bahkan mempercayai apa yang telah
disarankan oleh pakar humas tersebut dalam upaya memecahkan dan mengatasi
persoalan public relations yang tengah dihadapi oleh Lembaga pendidikan yang
bersangkutan.
c. Fasilitator komunikasi (communication fasilitator). Praktisi humas
bertindak sebagai komunikator atau mediator dalam upaya membantu pihak
manajemen lembaga dalam hal mendengar apa yang diperlukan oleh publiknya.
Dipihak lain, dia juga dituntut mampu menjelaskan kembali keinginan, kebijakan
dan harapan organisasi kepada pihak publiknya. Sehingga dengan

5
komunikasi timbal balik tersebut dapat tercipta saling pengertian,
mempercayai, menghargai, mendukung dan toleransi yang baik dari kedua
belah pihak.
d. Fasilitator proses pemecahan masalah (problem solving process fasilitator). Peran
praktisi humas dalam proses menyelesaikan permasalahan dalam bidang humas
ini merupakan bagian dari tim manajemen. Hal ini dimaksudkan untuk membantu
pimpinan lembaga pendidikan baik sebagai penasihat (adviser) hingga
mengambil keputusan dalam mengatasi persoalan atau krisis yang tengah dihadapi
secara rasional dan profesional.
e. Teknisi komunikasi (communication technician). Peran teknisi komunikasi
menjadikan praktisi humas sebagai wartawan yang nantinya menyediakan layanan
komunikasi secara teknis. Sistem komunikasi dalam sebuah lembaga tergantung dari
masing-masing bagian, yaitu secara teknis komunikasi, baik media atau arus
komunikasi yang digunakan dari tingkat pimpinan dan bawahan tentu berbeda
dari tingkat bawahan ke tingkat atasan.

Dalam sebuah lembaga pendidikan bahkan hampir semua lembaga membutuhkan


adanya humas sebagai salah satu alat untuk mengembangkan diri karena peran dan tugas
dari humas tak dapat dipungkiri sangatlah penting. Sehingga perlu pengemasan yang
efektif dalam pelaksanaannya agar mendapat hasil dengan lebih efisien. Agar hal ini
dapat dicapai dengan baik, tentu perlu dilaksanakan dengan cara mempersiapkan program
kerja humas dengan tepat agar mudah dalam aplikasinya
Posisi humas dengan manajemen tak terpisahkan, dan harus selalu berdekatan.
Hal ini sesuai dengan fungsi manajemen di dalam sebuah lembaga/organisasi. Dengan
peran dan tugas humas maka ia perlu diletakkan sejajar dengan para staf manajemen
puncak. Dengan begitu, humas dapat mengorganisasi seluruh kegiatan komunikasi baik
secara internal maupun eksternal. Sebab humas merupakan salah satu pendukung dalam
mengatur dan mengelola lembaga.
Dalam konteks pendidikan, humas dalam implementasinya merupakan sebuah
profesi untuk melayani publiknya, serta ikut menentukan tujuan lembaga dengan membuat
program kerja, strategi, pelaksanaan program kerja, dan menilai hasil kerjanya. Humas
berusaha menempatkan manajer sebagai top manajemen dalam kepemimpinannya, dan
mewujudkan tujuan lembaga pendidikan dengan cara seefektif dan seefisien mungkin agar
dapat menjadi kenyataan demi kontinuitas lembaga Pendidikan tersebut.

6
Dalam upaya pengembangan dan peningkatan mutu lembaga pendidikan, humas
memiliki fungsi-fungsi yang cukup relevan dalam menghadapi perubahan zaman, antara
lain:
a. Mampu sebagai motivator dalam menyampaikan komunikasi secara langsung
(komunikasi tatap muka) dan tidak langsung (melalui media pers) kepada pimpinan
lembaga dan publik intern (dosen/guru, karyawan, dan mahasiswa/siswa).
b. Mendukung dan menunjang kegiatan-kegitan yang berkaitan dengan
mempublikasi lembaga pendidikan. Dalam hal ini humas bertindak sebagai
pengelola informasi kepada publik intern dan publik ekstern, seperti:
menyampaikan informasi kepada pers dan promosi.
c. Menciptakan suatu citra yang positif terhadap lembaga pendidikannya.

Sedangan untuk dapat menunjang keberhasilan dalam mencapai tujuan utama


lembaga pendidikan, dibutuhkan kerjasama dari berbagai pihak lain baik di dalam
lembaga maupun di luar lembaga tersebut. Dengan demikian pihak humas dalam
lembaga pendidikan harus berfungsi sedemikian rupa agar dapat meningkatkan mutu
serta relevansi dan efisiensi sebuah lembaga pendidikan agar siap dan mudah dalam
mengahadapi tantangan dan tuntutan perubahan kehidupan. Sehingga diperlukan
pembaharuan pendidikan dibidang hubungan lembaga dengan masyarakatnya agar lebih
terencana dan terarah, serta berkesinambungan dalam upaya mewujudkannya.

2.3. Fungsi Dan Prinsip Manajeman


 adalah serangkaian kegiatan yang dijalankan dalam manajemen berdasarkan
fungsinya masing-masing dan mengikuti satu tahapan-tahapan tertentu dalam
pelaksanaannya. Fungsi-fungsi manajemen, sebagaimana diterangkan oleh Nickels,
McHug and McHugh (1997), terdiri dari empat fungsi, yaitu:
a. Perencanaan
Perencanaan atau Planning, yaitu proses yang menyangkut upaya yang dilaku-
kan untuk mengantisipasi kecenderungan di masa yang akan datang dan penentuan
strategi dan taktik yang tepat untuk mewujudkan target dan tujuan organisasi. Di
antara kecenderungan dunia bisnis sekarang, misalnya, bagaimana merencanakan
bisnis yang ramah lingkungan, bagaimana merancang organisasi bisnis yang mampu
bersaing dalam persaingan global, dan lain sebagainya.
b. Pengorganisasian

7
Pengorganisasian atau Organizing, yaitu proses yang menyangkut bagaimana
strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan didesain dalam sebuah
struktur organisasi yang cepat dan tangguh, sistem dan lingkungan organisasi yang
kondusif, dan bisa memastikan bahwa semua pihak dalam orga¬nisasi bisa bekerja
secara efektif dan efisien guna pencapaian tujuan organisasi.
c. Pengimplementasian
Pengimplementasian atau Directing, yaitu proses implementasi program agar
bisa dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi serta proses memotivasi agar
semua pihak tersebut dapat menjalankan tanggung jawabnya dengan penuh kesadaran
dan produktivitas yang tinggi.
d. Pengendalian
Pengendalian dan Pengawasan arau Controlling, yaitu proses yang dilakukan
untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan,
di¬organisasikan, dan diimplementasikan bisa berjalan sesuai dengan target yang
diharapkan sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam lingkungan dunia bisnis yang
dihadapi.

Banyak ahli yang berbeda pandangan mengenai fungsi manajemen akan tetapi
esensinya tetap sama, bahwa:
1. Manajemen terdiri dari berbagai proses yang terdiri dari tahapan-tahapan tertentu
yang berfungsi untuk mencapai tujuan organisasi.
2. Setiap tahapan memiliki keterkaitan satu sama lain dalam pencapaian tujuan
organisasi

A. Kegiatan-kegiatan dalam fungsi menajamen


a. Fungsi Perencanaan (Planning)
b. Menetapkan tujuan dan target bisnis
c. Merumuskan strategi untuk mencapai tujuan dan target bisnis tersebut
d. Menentukan sumber-sumber daya yang diperlukan
e. Menetapkan standar/indikator keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target bisnis
f. Fungsi Pengorganisasian (Organizing)
g. Mengalokasikan sumber daya, merumuskan dan amenetapkan tugas, dan menetapkan
rposedur yang diperlukan

8
h. Menetapkan struktur ornganisasi yang menunjukkan adanya garis kewenangan dan
tanggung jawab
i. Kegiatna perekrutan, penyeleksian, pelatihan, dan pengembangan sumber daya
mansuia/tenaga kerja
j. Kegiatan penempatan sumber daya manusia pada posisi yang paling tepat
k. Fungsi pengimplementasian (Directing)

B. Prinsip manajemen
Prinsip-prinsip dalam manajemen bersifat lentur dalam arti bahwa perlu
dipertimbangkan sesuai dengan kondisi-kondisi khusus dan situasi-situasi yang
berubah.Menurut Henry Fayol, seorang pencetus teori manajemen yang berasal dari
Perancis, prinsip-prinsip umum manajemen ini terdiri dari

1. Pembagian kerja (Division of work)


2. Wewenang dan tanggung jawab (Authority and responsibility)
3. Disiplin (Discipline)
4. Kesatuan perintah (Unity of command)
5. Kesatuan pengarahan (Unity of direction)
6. Mengutamakan kepentingan organisasi di atas kepentingan sendiri
7. Penggajian pegawai
8. Pemusatan (Centralization)
9. Hirarki (tingkatan)
10. Ketertiban (Order)
11. Keadilan dan kejujuran
12. Stabilitas kondisi karyawan
13. Prakarsa (Inisiative)
14. Semangat kesatuan, semangat korp

2.4. Bentuk Kerjasama Sekolah dengan Masyarakat


Agar terciptanya sebuah hubungan yang baik dan lebih erat antara sekolah
dengan masyarakat tentunya kedua belah pihak harus menjalin sebuah kerja sama.
Berikut beberapa bentuk kerja sama sekolah dengan masyarakat antara lain:
a. Berkunjungnya pihak sekolah (guru) ke rumah peserta didik
Tentunya cara ini bermanfaat bagi kedua belah pihak dikarenakan anak selalu
merasa diperhatikan, untuk orang tua juga akan termotivasi untuk mengadakan

9
sebuah kerja sama dengan pihak sekolah. Bagi pihak sekolah dan guru juga
mendapatkan manfaat karena bisa secara langsung melakukan observasi dan
wawancara untuk lebih mengenal peserta didik.
b. Berkunjungnya masyarakat (orang tua) ke sekolah
Apabila ada sebuah acara yang diselenggarakan pihak sekolah dan
memungkinkan untuk dihadiri pihak masyarakat seperti acara pameran sebuah hasil
karya, kegiatan keagamaan dan lain sebagainya. Tentunya cara ini juga akan
semakin membuat hubungan sekolah dengan masyarakat semakin baik.
c. Case conference
Dalam hal ini adanya rapat yang biasanya dalam konteks bimbingan dan
konseling yang berkaitan dengan proses yang ada di sekolah dan masyarakat.
d. Badan pembantu sekolah
Lembaga atau organisasi masyarakat dan pihak sekolah ditujukan untuk
menjalin kerja sama antar keduanya agar bisa tercapainya tujuan untuk memajukan
mutu sekolah dan mempererat hubungan antar kedua belah pihak.
e. Mengadakan surat menyurat antara sekolah dengan masyarakat
Pada waktu-waktu tertentu surat menyurat memang diperlukan, tujuannya
untuk membaiki pendidikan peserta didik misalnya seperti pemberian surat
peringatan dari pihak sekolah kepada orang tua jika anaknya membuat kesalahan
yang berulang bahkan fatal. Selain itu surat menyurat juga bermanfaat untuk orang
tua agar bisa memantau anaknya di sekolah.
f. Adanya daftar rapot atau nilai
Selain surat menyurat, rapot juga merupakan sebuah penghubung antara
sekolah dengan orang tua murid. Dengan adanya rapot pihak sekolah dapat membri
saran agar orang tua mendorong anaknya untuk lebih giat lagi mengembangkan
bakat dan apa yang sudah diraihnya.

Itulah bentuk kerja sama antara sekolah dengan masyarakat. Agar kerja sama
tersebut berjalan efektif dan mendapat respon yang baik dari masyarakat, maka pihak
sekolah dangan asyarakat harus terus memelihara hubungan harmonis tersebut dengan
cara saling menjalin komunikasi antar kedua belah pihak sehingga dapat mendorong
tanggung jawab dan minat dari masyarakat dalam memajukan sekolah. Semakin lancar
komunikasi pihak sekolah dengan masyarakat maka semakin besar keberhasilan kerja
sama sekolah dengan masyarakat.

10
2.5. Jenis-jenis Hubungan Sekolah dan Masyarakat
Ada 3 jenis hubungan sekolah dan masyarakat yaitu sebagai berikut:
a. Hubungan edukatif, sebuah hubungan kerja sama antara pihak sekolah dengan orang
tua dalam hal mendidik peserta didik. Hubungan kerja sama lainnya berusaha untuk
memenuhi fasilitas-fasilitas yang diperlukan dalam pembelajaran peserta didik di
sekolah maupun di sekolah. Dengan adanya hubungan edukatif ini, sekolah dan
orang tua peserta didik diharapkan mampu menyelesaikan masalah-masalah yang
ada sehingga mampu meningkatkan mutu pendidikan bagi peserta didik.
b. Hubungan kultural, sebuah hubungan kerja sama antara pihak sekolah dan
masyarakat dengan adanya saling mengembangkan dan membina kebudayaan
masyarakat di tempat sekolah tersebut. Untuk bisa menjalankan hubungan kultural
ini maka pihak sekolah harus mengerahkan peserta didik agar berpartisipasi dalam
membantu kegiatan-kegiatan sosial yang ada di masyarakat. Sehingga para peserta
didik memiliki rasa bertanggung jawab terhadap lingkungan dan masyarakat.
c. Hubungan institusional, hubungan kerja sama antara pihak sekolah dengan lembaga-
lembaga yang resmi baik itu pemerintah maupun swasta contohnya seperti hubungan
kerja sama sekolah dengan kepala pemerintahan setempat, dengan sekolah-sekolah
lain, dengan perusahaan negara atau swasta, jawatan penerangan, pertanian,
peternakan dan perikanan.

2.6. Peningkatan Dan Pendayagunaan Partisipasi Masyarakat


Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara pemerintah (sekolah),
keluarga dan masyarakat. Ini mengisyaratkan bahwa orang tua murid dan masyarakat
mempunyai tanggung jawab untuk berpartisipasi, Partisipasi yang tinggi dari orang tua
murid dalam pendidikan di sekolah merupakan salah satu ciri dari pengelolaan sekolah
yang baik, artinya sejauh mana masyarakat dapat diberdayakan dalam proses pendidikan
di sekolah adalah indikator terhadap manajemen sekolah yang bersangkutan.
Pemberdayaan masyarakat dalam pendidikan ini merupakan sesuatu yang esensial bagi
penyelenggaraan sekolah yang baik (Kumars, 1989). Adapun cara masyarakat
berpartisipasi dalam pendidikan dapat ditempuh dengan beberapa cara, diantaranya :
 Berperan aktif dalam diskusi mengenai sekolah dan pembinaan sekolah di
lingkungan masing-masing.

11
 Menyebarluaskan pesan-pesan mengenai pentingnya menyelesaikan pendidikan
dasar sembilan tahun baik pertemuan masyarakat, maupun melalui pertemuan
agama.
 Melakukan dialog dengan pejabat pemerintah setempat agar mereka lebih peduli atas
kebutuhan-kebutuhan sekolah, baik secara perorangan maupun kelompok
(organisasi).
 Memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk berpartisipasi dalam perkumpulan
sosial dan budaya di masyarakat, serta menyediakan waktu untuk belajar bagi
mereka di rumah di bawah pengawasan orang tua.
 Menghadiri rapat di sekolah apabila mereka diundang .
 Berkomunikasi melalui surat, telepon dan majalah sekolah untuk
mengkomunikasikan berbagai hal seputar kegiatan pendidikan, juga dapat
menginformasikan hambatan dan kemajuan anak dalam belajar sekaligus
memberikan masukan atau umpan balik kepada sekolah.

2.7. Hambatan atau Kendala yang Dihadapi Lembaga Pendidikan Dalam Kerjasama
Dengan Masyarakat
Grant dan Ray (Suriansyah, 2014:64) menyatakan ada sejumlah hambatan yang
ditemui dalam membangun keterlibatan keluarga di sekolah mencakup aspek :
economics, self efficacy, intergeneration, time demand, cultural norms and value class
room culture and past experience.
 Economics (lack of money and transportation) ekonomi (kekurangan uang dan
transportasi).
Orangtua murid/keluarga yang memiliki tingkat ekonomi masih rendah sering
disibukkan dengan pekerjaan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-
hari. Kesibukan ini menyebabkan mereka cenderung sulit untuk
berpartisipasi/terlibat aktif dalam berbagai kegiatan bersama sekolah.
 Self efficacy (lack of confident in ability to help, language consideration) atau
kebahagiaan sendiri (kurangnya percaya diri dalam kemampuan untuk membantu,
pertimbangan bahasa).
Hambatan ini berkaitan dengan kurangnya percaya diri dari masyarakat atau
orangtua murid akan kemampuan untuk membantu sekolah, demikian juga dengan
pihak sekolah sendiri sering muncul perasaan ketidak percayaan akan kemampuan

12
untuk mampu membantu orangtua murid dalam mengatasi masalah-masalah
pendidikan anak di rumah, akibatnya hubungan klaboratif tidak dilakukan secara
optimal.
 Intergenrational faktor (their parents uninvolved) atau faktor antargenerasi (orangtua
mereka tidak terlibat)
Faktor ini merupakan salah satu faktor yang dapat mengganggu terciptanya
kemitraan dan keterlibatan orangtua murid dan masyarakat terhadap pendidiakn di
sekolah. Orang tua murid yang usianya sangat tua atau tokoh masyarakat yang sudah
sepuh cenderung tidak mau terlibat banyak dalam berbagai kegiatan kolaboratif,
meskipun sebenarnya keterlibatan mereka sangat dibutuhkan oleh sekolah. Sehingga
sering sekolah tetap menyantumkan nama tokoh dalam struktur tim atau komite
tertentu di sekolah tetapi sebenarnya mereka tidak bisa banyak berbuat di sekolah.
 Time demands (work related, child care, elder care) atau faktor tuntutan waktu
Hal ini berhubungan dengan pekerjaan, perawatan anak, perawatan orangtua.
Faktor waktu merupakan salah satu hal yang menjadi pertimbangan bagi masyarakat
dan orangtua murid untuk terlibat dalam berbagai kegiatan kolaborasi untuk
membantu sekolah. Lebih-lebih masyarakat atau orangtua murid di pedesaan dengan
pekerjaan petani, lebih banyak waktu di sawah yang mengakibatkan tidak memiliki
waktu yang cukup dalam kegiatan kolaboratif atau partisipasinya. Dalam kondisi
seperti ini diperlukan kreativitas guru dan kepala sekolah dalam melakukan
manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat.
 Culture norms and values (teacher as expert) atau faktor norma dan nilai budaya
(guru sama dengan seorang ahli)
Faktor budaya yang melekat dan pandangan yang kuat seakan-akan guru
adalah seorang ahli (expert) sehingga memiliki kemampuan untuk mengatasi segala
masalah yang ada sudah sangat kuat. Akibatnya, orangtua sering menyerahkan
sepenuhnya keberhasilan pendidikan anaknya kepada pihak sekolah, karena pihak
sekolah dianggap sebagai pihak yang memiliki kemampuan untuk membentuk anak-
anak mereka. Kepala sekolah perlu meyakinkan guru dan orangtua murid serta
masyarakat, bahwa sehebat apapun guru dan sekolah tidak akan mampu membuat
anak berprestasi luar biasa tanpa dukungan orangtua murid dan masyarakat demikian
pula sebaliknya.

13
 Classroom culture (not viewed as welcoming to parents) atau faktor budaya kelas
yang tidak terbuka menyambut orangtua murid sebagai tamu
Keterbukaan sekolah dan kelas untuk partisipasi orangtua murid dan
masyarakat masih belum optimal. Ada keraguan pihak guru dan sekolah akan
keterlibatan optimal mereka, terkadang muncul ketakutan kalau orangtua murid dan
masyarakat melakukan intervensi pada hal-hal teknis yang menjadi kewenangan
guru. Sekolah dan guru takut dicampuri tugas dan kewenangannya dan takut sekolah
justru menjadi bermasalah dengan keterlibatan orangtua murid dan masyarakat
secara optimal di sekolah.
 Past experience (negatif experiences with school) atau faktor pengalaman masa lalu
(pengalaman negatif dengan sekolah)
Sekolah sering memiliki pengalaman negatif akibat keterlibatan orangtua
murid dan masyarakat terhadap sekolah. Hal ini membawa dan mempengaruhi
sekolah untuk enggan berbuat banyak dalam membangun kemitraan yang optimal.

14
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Berdasarkan makalah diatas dapat disimpulkan bahwa sekolah dan masyarakat
adalah lingkungan hidup yang tidak dapat dipisahkan. Sekolah sebagai tempat belajar
sedangkan lingkungan masyarakat merupakan tempat implikasi dari proses pendidikan
dan pengajaran disekolah. Lembaga pendidikan sendiri bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Adapun bentuk kerjasama sekolah dengan
masyarakat yaitu berkunjungnya pihak sekolah kerumah peserta didik, masyarakat
berkunjung ke sekolah, adanya case conference, dibentuknya badan pembantu sekolah,
dan juga mengadakan surat menyurat antar sekolah dan masyarakat. Jenis-jenis
hubungan sekolah dengan masyarakat yang dapat terjalin seperti hubungan edukatif,
kultural, dan institusional. Partisipasi yang tinggi dari orang tua murid dan juga
masyarakat dalam pendidikan di sekolah merupakan salah satu ciri dari pengelolaan
sekolah yang baik. Ada juga sejumlah hambatan yang ditemui dalam membangun
keterlibatan keluarga di sekolah mencakup aspek economics, self efficacy,
intergeneration, time demand, cultural norms and value class room culture and past
experience.

3.2. Saran
Menurut kami masih banyak hal-hal yang berhubungan dengan kerja sama
sekolah dengan masyarakat yang masih belum terlaksana dengan baik, bahkan ada juga
yang sama sekali tidak terlaksana. Mungkin karena kurangnya kesadaran bahwa sangat
pentingnya adanya hubungan yang baik antara sekolah dengan masyarakat agar
terciptanya peserta didik yang lebih baik. Dengan begitu akan lebih baik jika

15
ditingkatkan lagi pengetahuan tentang hubungan sekolah dan masyarakat, tujuannya,
bentuk partisipasinya agar bisa terjalinnya hubungan yang baik sekolah dan masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Putri. 2019. Hubungan Sekolah dengan Masyarakat. Padang: Universitas Negeri
Padang.

Irawanda, Gita, dan M. Bachtiar. (2020). Manajemen Hubungan Sekolah dan


Masyarakat. Jurnal Administrasi, Kebijakan, dan Kepemimpinan Pendidikan
(JAK2P), 1(1), 25-36.

Jabar, Cepi Safruddin Abdul, dkk. 2016. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: UNY
Press.

Juhji, Bernadheta Nadeak, dkk. 2020. Manajemen Humas pada Lembaga Pendidikan.
Bandung: Widina Bhakti Persada Bandung.

M, Suardi. (2017). Analisis Manajemen Humas dalam Upaya Meningkatkan Partisipasi


Masyarakat Terhadap Lembaga Pendidikan. Kelola: Journal of Islamic
Education Management, 2(2), 117-126.

Perni, Ni Nyoman. (2018). Tantangan dalam Manajemen Sekolah Dasar. Adi Widya:


Jurnal Pendidikan Dasar, 3(1), 37-48.

Rahmat, Abdul. 2016. Manajemen Humas Sekolah. Yogyakarta: Media Akademi.

Sahertian, Piet A. 1982. Dimensi-dimensi Administrasi Pendidikan. Surabaya: Usaha


Nasional.

Sari, April Yona Dwieka. (2020). Pengelolaan Hubungan Sekolah dengan Masyarakat di
Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Koto Tangah Kota Padang. Jurnal Bahana
Manajemen Pendidikan, 3(2), 915-919.

Suriansyah, Ahmad. 2014. Manajemen Hubungan Sekolah dengan Masyarakat dalam


Rangka Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: Rajawali Pers.

Umar, Munirwan. (2016). Manajemen Hubungan Sekolah Dan Masyarakat Dalam

16
Pendidikan. Jurnal Edukasi: Jurnal Bimbingan Konseling, 2(1), 18-29.

17

Anda mungkin juga menyukai