Anda di halaman 1dari 13

MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN

PENDIDIKAN ISLAM

Judul :
MANAGEMEN HUBUNGAN LEMBAGA
DENGAN MASYARAKAT

DI
S
U
S
U
N

OLEH :
NURUL HUSNA, S.PD.I

DOSEN PENGASUH :
DR. SULAIMAN ISMAIL. MAG

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN )


LANGSA PROGRAM PASCA SARJANA
TAHUN 2023

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI....................................................................................................2

KATA PENGANTAR.....................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................4

A. Latar Belakang.....................................................................................4

B. Rumusan Masalah................................................................................5

C. Tujuan..................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN................................................................................6

A. Konsep Dasar Hubungan Lembaga Dengan Masyarakat........................6

1. Defenisi Sekolah Dan masyarakat......................................................6

2. Fungsi Sekolah.....................................................................................6

3. Tujuan Hubungan Sekolah dengan Masyarakat..................................7

B. Jenis-jenis hubungan lembaga dengan Masyarakat..........................8

1. Kedudukan dan Peran Masyarakat dalam Struktur Sosial Sekolah....8

2. Jenis -Jenis Hubungan Lembaga Dengan Masyarakat........................9

C. Peningkatan Partisipasi Masyarakat................................................9

1. Partisipasi masyarakat dan struktur sosial Sekolah.........................10

2. Upaya peningkatan Partisipasi Masyarakat.....................................11

BAB III PENUTUP......................................................................................12

A. Kesimpulan...........................................................................................12

B. Daftar Referensi......................................................................13

2
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wa barakatuh

Dengan segala kerendahan dan keikhlasan hati, Penulis memanjatkan puji syukur
kehadirat Allah SWT. Karena dengan rahmat dan rahim-nya yang telah dilimpahkan,
taufiq dan hidayah-nya dan atas segala kemudahan yang telah diberikan sehingga
penyusunan makalah tentang Managemen Hubungan Lembaga dengan Masyarakat.

Shalawat terbingkai salam semoga abadi terlimpahkan kepada sang pembawa


risalah kebenaran yang semakin teruji kebenarannya baginda Muhammad SAW, keluarga
dan sahabat-sahabat, serta para pengikutnya. Dan Semoga syafa‘atnya selalu menyertai
kehidupan ini.

Makalah ini berisi ayat-ayat yang membahas tentang Pembahasan mengenai


tujuan Pendidikan. Dalam kesempatan kali ini, penulis juga ingin mengucapkan terima
kasih kepada:

1. Bapak Dr. SULAIMAN ISMAIL. M.Ag selaku Dosen Study Manajemen Dan
Kebijakan Pendidikan Islam yang telah membimbing penulis sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini.
2. Teman kuliah yang tidak henti – hentinya membantu dan memberikan dukungan
kepada Penulis sehingga bisa menyelesaikan tepat waktu.
3. Semua pihak yang telah memberi bantuan dan dukungan yang tidak dapat kami
sebutkansatu persatu.

Setitik harapan dari penulis, semoga makalah ini dapat bermanfaat serta bisa
menjadi wacana yang berguna. Penulis menyadari keterbatasan yang penyusun miliki.
Untuk itu, penulis mengharapkan dan menerima segala kritik dan saran yang membangun
demi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini.

Langsa, 16 Mei 2023


Penulis

Nurul Husna, S.Pd.I

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya kemampuan partisipan
didik supaya jadi manusia yang beriman serta bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta jadi masyarakat
negeri yang demokratis dan bertanggung jawab. Bersumber pada guna serta tujuan
pendidikan nasional, jelas kalau pembelajaran di tiap jenjang, tercantum di sekolah
wajib diselenggarakan secara sistematis guna menggapai tujuan tersebut.
Untuk mendapatkan hasil (out put) yang maksimal tidak terlepas dari penataan
manajemen. Salah satunya adalah manajemen lembaga yang merupakan ruh (isi)
keberlangsungan pendidikan itu sendiri. Dalam hal ini lembaga sekolah diharapkan
mampu berperan penting demi kemajuan pendidikan Nasional.
1
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mendefinisikan sekolah
sebagai sebuah lembaga atau bangunan yang digunakan untuk kegiatan belajar
mengajar serta menjadi tempat memberi dan menerima pelajaran sesuai dengan
tingkatannya (sekolah dasar, sekolah lanjutan, dan sekolah tinggi). Didalam sebuah
sekolah ada peran penting. Masyarakat yang membentuk sebuah sistem semi
tertutup atau semi terbuka, dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-
individu yang berada dalam kelompok tersebut.
Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan bagaiamana Managemen
hubungan Lembaga dengan Masyarakat yang tepat dalam menerapkan menejemen
pendidikan dalam kegiatan pembelajaran, baik di Sekolah / Madrasah ataupun pada
jenjang yang lebih tinggi dalam hal ini Program Sarjana maupun Pasca Sarjana.

1
https://kbbi.web.id/sekolah

4
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan diatas, maka
penulis dapat merumuskan masalah dari makalah kali ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah definisi sekolah, masyarakat, partisipasi masyarakat dan struktur
social sekolah?

2. Bagaimanakah fungsi sekolah?

3. Bagaimanakah tujuan hubungan sekolah dengan masyarakat?

4. Bagaimanakah kedudukan dan peran masyarakat dalam struktur


sosial sekolah?
5. Bagaimanakah Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Lembaga

Pendidikan?

C. TUJUAN
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini antaralain adalah :
1. Untuk mengetahui definisi sekolah, masyarakat, partisipasi masyarakat dan
struktur sosial sekolah

2. Untuk mengetahui fungsi sekolah

3. Untuk menegetahui Bagaimana tujuan hubungan sekolah dengan masyarakat

4. Untuk mengetahui bagaimana kedudukan dan peran dalam struktur


sosial sekolah

5. Untuk mengetahui sejauh mana upaya Peningkatan Partisipasi Masyarakat


dalam Lembaga Pendidikan

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. KONSEP DASAR HUBUNGAN LEMBAGA DENGAN MASYARAKAT


1. Defenisi Sekolah dan Masyarakat
Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan sekolah sebagai sebuah
lembaga atau bangunan yang digunakan untuk kegiatan belajar mengajar serta
menjadi tempat memberi dan menerima pelajaran sesuai dengan tingkatannya
(sekolah dasar, sekolah lanjutan, dan sekolah tinggi). Kata sekolah berasal dari bahasa
latin , skole, scola atau skhola yang memiliki arti waktu luang, atau waktu senggang,
dimana ketika itu sekolah adalah kegiatan di waktu luang bagi anak – anak di tengah
kegiatan utama mereka, yaitu bermain dan menghabiskan waktu untuk menikmati
masa anak – anak dan remaja.
Masyarakat atau yang disebut society adalah sekelompok orang yang
membentuksebuah sistem semi tertutup atau semi terbuka, dimana sebagian besar
interaksi adalah antara individu – Individu yang berada dalam kelompok tersebut.
Kata “masyarakat” berasal dari kata bahasa Arab yaitu musyarak.

2. Fungsi Sekolah2
a. Sekolah berfungsi mempersiapkan anak untuk suatu pekerjaan.
Anak yang telah menamatkan sekolah diharapkan sanggup melakukan pekerjaan
sebagai mata pencaharian atau setidaknya mempunyai dasar untuk mencari nafkah.
Makin tinggi pendidikan, makin besar harapannya memperoleh pekerjaan yang baik.
Ijazah masih tetap di jadikan syarat penting, memiliki ijazah perguruan tinggi
merupakan bukti akan kesanggupan intelektualnya untuk menyelesaikan studinya
yang tidak mungkin di capai oleh orang yang rendah kemampuannya.
b. Sekolah memberikan keterampilan dasar.
Orang yang telah bersekolah setidak-tidaknya pandai membaca, menulis, dan
berhitung yang di perlukan dalam tiap masyarakat modern. Selain itu diperoleh
sejumlah pengetahuan lain seperti sejarah, geografi, kesehatan, kewarganegaraan,
fisika, biologi, bahasa, dll. Yang membekali anak untuk melanjutan pelajarannya atau
memperluas pandangan dan pemahamannya tentang masalah-masalah dunia.

2
https://www.academia.edu/34812289/HUBUNGAN_PENDIDIKAN_DENGAN_MASYARAKAT

6
c. Sekolah membuka kesempatan memperbaiki nasib.
Sekolah sering dipandang sebagai jalan bagi mobilitas sosial. Melalui pendidikan
orang dari golongan rendah dapat meningkat ke golongan yang lebih tinggi.
d. Mereka yang telah menduduki tempat tinggi memandang pendidikan tinggi
sebagai syarat mutlak untuk mempertahankan status sosialnya.
Sekolah menyediakan tenaga pembangunan Bagi negara-negara berkembang
pendidikan di pandang sebagai alat yang paling ampuh untuk menyiapkan tenaga
yang terampil dan ahli dalam segala sektor pembangunan. Kekayaan alam hanya
mengandung arti bila didukung oleh keahlian. Maka karena itu manusia merupakan
sumber utama bagi pembangunan Negara.
e. Sekolah membentuk manusia yang sosial.
Pendidikan di harapkan membentuk manusia sosial yang dapat bergaul dengan
sesama manusia sekalipun berbeda agama, suku bangsa, pendirian, dan sebagainya.

3. Tujuan Hubungan Sekolah dengan Masyarakat


3
Hubungan sekolah dengan masyarakat sebagai salah satu aktivitas yang
mendapat kedudukan setara dengan kegiatan pengajaran, pengelolaan keuangan,
pengelolaan kesiswaan dan sebagainya (substansi kegiatan managemen sekolah) juga
harus direncanakan, dikelola dan dievaluasi secara baik. Tanpa perencanaan dan
pengelolaan serta evaluasi yang baik, tujuan yang hakiki dari kegiatan hubungan
sekolah dengan masyarakat tidak akan tercapai (Rahmat, 2016).
Elsbree dalam Ismaya (2015) telah mengemukakan tujuan hubungan sekolah
dengan masyarakat sebagai berikut:
1) Untuk meningkatkan kualitas belajar dan pertumbuhan anak
2) Untuk meningkatkan pemahaman masyarakat akan pentingnya pendidikan dan
meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.
3) Untuk mengembangkan antusiasme saling bantu antara sekolah dengan
masyarakat demi kemajuan kedua belah pihak.
Berdasarkan beberapa tujuan humas yang telah dikemukakan di atas mengacu
pada segala program yang dilaksanakan oleh bidang humas yang jika dapat
terlaksana, maka persepsi masyarakat tentang sekolah akan dapat dibangun secara
optimal.

3
https://ojs.unm.ac.id/JAK2P/article/download/8728/pdf

7
B. JENIS – JENIS HUBUNGAN LEMBAGA DENGAN MASYARAKAT
a. Kedudukan dan Peran Masyarakat dalam Struktur Sosial Sekolah
Dalam tiap kedudukan individu diharapkan menunjukan pola
kelakuan tertentu. Perbuatannya,ucapannya,perasaannya.nilai-
nilainya ,dan sebagainya harus sesuai dengan apa yang diharapkan
bertalian dengan kedudukannya. Menurut kedudukan atau posisinya ia
harus menjalankan peranan tertentu.
4
Hubungan sekolah dengan masyarakat pada hakikatnya adalah
suatu sarana yang cukup mempunyai peran menentukan dalam usaha
Pembina, Penumbuh, dan pengembang bagi murid – murid di sekolah.
Oleh sebab itu hu bungan tersebut harus dibina, dibangun dan dipelihara
sebaik – baiknya, karena merupakan satu jembatan saling pengertian
sehingga mereka dapat berpartisipasi secara positif dan dapat memberikan
dukungan moral dan materil secara ikhlas.
Dasar kerjajasama yang sebaiknya dilaksanakan sekolah dengan masyarakat
sebagai berikut:
1. Persamaan tanggung jawab.
Didalam GBHN ditegaskan bahwa penyelenggaraan pendidikan adalah tanggung
jawab bersama, antara pemerintah, orang tua murid, dan masyarakat.
2. Kesamaan tujuan .
Para orang tua menghendaki putra-putri mereka menjadi warga masyarakat atau
adengan para guru yang menghendaki siswa sisiwi mereka menjadi manusia yang
sehat jasmani, rohani, terampil, demokratis, serta berguna bagi bangsa dan
Negara.
Menurut kurikulum tahun 1975 (buku III D) kegiatan mengatur hubungan
sekolah dengan masyarakat meliputi beberapa hal sebagai berikut :
- Mengatur hubungan sekolah dengan orang tua murid
- Memelihara hubungan baik dengan Bahan Pembantu Penyelenggara Pendidikan
( BP 3)

4
https://www.academia.edu/34812289/HUBUNGAN_PENDIDIKAN_DENGAN_MASYARAKAT

8
- Memelihara dan mengembangkan hubungan sekolah dengan lembaga-lembaga
pemerintah, swasta, dan organisasi social
- Memberi pengertian kepada masyarakat tentang fungsi sekolah, melalui bermacam-
macam teknik komunikasi (majalah, surat kabar, mendatangkan sumber)
b. Jenis – Jenis Hubungan Lembaga dengan Masyarakat
5
1. Hubungan Edukatif
Hubungan edukatif ini adalah hubungan kerja sama dlaam mendidik murid,
antara guru, sekolah dan orang tua, hubungan antara sekolah dan masyarakat agar
tidak terjadi perbedaan prinsip bahkan pertentangan yang dapat mengakibatkan
keraguan dalam mendidik peserta didik.
2. Hubungan Kultural
Hubungan kerja sama antara sekolah dengan masyarakat yang memungkinkan
adanya saling membina dan mengembangkan kebudayaan masyarakat ditempat
sekolah itu berada, maka dari itu diperlukan kerja sama anatar kehidupan sekolah
dengan masyarakat. Kurikulum sekolah juga ditentukan dengan perkembangan
budaya masyarakat sekaligus dengan metode dan bahan ajarnya.
3. Hubungan Institusional

Hubungan institusional adalah hubungan kerja sama antar sekolah dengan


lembaga-lembaga atau instansi resmi lainnya baik swasta maupun pemerintah,
seperti hubungan kerja sama dengan sekolah-sekolah lainnya, kepala pemerintahan
setempat, ataupun perushaan-perusahaan Negara, yang berkaitan dengan pernaikan
dan perkembangan pendidikan pada umumnya.
Sekolah harus menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat, karena
sekolah tidak akan pernah terpisah dengan masyarakat, tidak terlepas dari partner
sekolah dalam mencapai kesuksesan suatu sekolah. Prestasi sekolah akan terlihat
jika sekolah dapat melahirkan siswa yang cerdas, berkarakrter baik, dan ilmu yang
didapat disekolah dapat diterapkan di lingkungan masyarakat.

C. PENINGKATAN PARTISIPASI MASYARAKAT


6
Kata “partisipasi masyarakat” dalam pembangunan menunjukkan pengertian
pada keikutsertaan pembangunan (United Nation, 1975). Partisipasi masyarakat dalam

5
Dr. Sulaiman Ismail, M.Ag.Managemen dan Kebijakan Pendidikan Islam, Modul Kuliah
6
https://core.ac.uk/download/pdf/327228224.pdf

9
pengembangan pendidikan Indonesia, perlu ditumbuhkan adanya kemauan dan
kemampuan warga atau kelompok masyarakat untuk berpartisipasi dalam
pengembangan pendidikan . Sebaliknya pihak pemerintah atau Negara juga
memberikan ruang atau kesempatan kepada warga atau kelompok masyarakat untuk
berpartisipasi seluas mungkin sehingga kita bisa mencetuskan sebuah ide yang kreatif
dan imajinatif dalam pengembangan pendidikan, seperti pepatah orang Jawa “Rawe-
rawe rantas, malang-malang putung’’ atau dalam Bahasa Indonesianya Bercerai kita
runtuh, Bersatu kita teguh”

a. Partisipasi Masyarakat Dan Struktur Sosial Masyarakat


Salah satu wadah kerjasama yang dapat dilakukan masyarakat dan sekolah
adalah melalui Badan Pembantu Penyelenggaraan Pendidikan ( BP3 ), Seperti
tercantum di dalam Undang – undang Nomor 4 Tahun 1959 Sutedjo Brodjonagoro,
1956: 174 ). Pasal 28 Undang-Undang Nomor 4 menyatakan bahwa:
1. Hubungan sekolah dengan orang tua murid terus dipelihara dengan sebaik-baiknya.
2.Untuk mewujudkan hubungan tersebut, perlu dibentuk satu panitiapemeliharaan
sekolah, yang terdiri atas beberapa orang tua murid.
3.Susunan dan kewajiban panitia pembantu pemeliharaan sekolah ditetapkan oleh
Mendikbud.
Mikkelsen (1999; 64) membagi partisipasi menjadi 6 (enam) pengertian, yaitu:
1. Partisipasi adalah kontribusi sukarela dari masyarakat kepada proyek tanpa ikut
serta dalam pengambilan keputusan; 2. Partisipasi adalah “pemekaan” (membuat
peka) pihak masyarakat untuk meningkatkan kemauan menerima dan kemampuan
untuk menanggapi proyek- proyek pembangunan; 3. Partisipasi adalah keterlibatan
sukarela oleh masyarakat dalam perubahan yang ditentukannya sendiri; 4. Partisipasi
adalah suatu proses yang aktif, yang mengandung arti bahwa orang ataukelompok
yang terkait, mengambil inisiatif dan menggunakan kebebasannya untuk melakukan
hal itu; 5. Partisipasi adalah pemantapan dialog antara masyarakat setempat dengan
para staf yang melakukan persiapan, pelaksanaan, monitoring proyek, agar supaya
memperoleh informasi mengenai konteks lokal, dan dampak - dampak sosial; 6.
Partisipasi adalah keterlibatan masyarakat dalam pembangunan diri, kehidupan, dan
lingkungan mereka.

10
b. Upaya Peningkatan Partisipasi Masyarakat
Partisipasi masyarakat dalam pendidikan dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk:
1. Partisipasi finansial
Berupa dukungan dana sesuai dengan kekuatan dan kemampuan masyarakat.
Termasuk juga orangtua secara kolektif dapat mendukung dana yang diperlukan
sekolah, yang benar-benar dapat dipertanggungjawab- kan untuk keberhasilan
pendidikan. Selain itu, lembaga bisnis dan industri diharapkan dapat menyisihkan
anggaran untuk pemberianbeasiswa pendidikan.
2. Partisipasi material
Diwujudkan dengan sumbangan bahan- bahan yang berkenaan dengan material
bangunan, untuk penyempurnaan bangunan ruang dan tempat untuk kegiatan
belajar agar kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan baik. Demikian juga
masyarakat mendukung terciptanya lingkungan fisik yang kondusif untuk kegiatan
belajar mengajar.
3. Partisipasi akademik
Kepedulian masyarakat terhadap penyelenggaraan kegiatan akademik yang lebih
berkualitas. Dukungan dapat diwujudkan dengan dukungan orangtua dan
masyarakat untuk mengawasi dan membimbing belajar anak di rumah. Selain itu
banyak lembagalembaga pemerintahan maupun non pemerintahan yang dapat
memberikan kesempatan untuk praktik atau magang. Hal ini dilakukan untuk
memberikan wawasan secara nyata kepada peserta didik.
4. Partisipasi kultural
Perhatian masyarakat terhadap terpeliharanya nilai kultural dan moral yang
terdapat di lingkungan sekitar sekolah sehingga sekolah mampu menyesuaikan
diri dengan budaya setempat.
5. Partisipasi evaluatif
Keterlibatan masyarakat dalam mela- kukan pengendalian dan kontrol terhadap
penyelenggaraan pendidikan, sehingga masyarakat dapat memberikan umpan
balik dan penilaian terhadap kinerja lembaga pendidikan. Selain itu, masyarakat
juga dapat berperan dalam penyusunan atau pemberi masukan dalam penyusunan
kurikulum bagi sekolah. Agar kurikulum itu sesuai dengan kebutuhan siswa.

11
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
7
Masyarakat merupakan salah satu ling- kungan yang mendukung pendidikan
seorang individu. Karena di dalam lingkungan masyarakat inilah seorang anak belajar
bersosialisasi, dan memperoleh keterampilan. Dalam lingkungan masyarakat dapat
diperoleh pengetahuan dan keterampilan sekaligus, dikarenakan di dalam masyarakat
terdapat sumber-sumber belajar yang banyak baik yang bersifat tersusun maupun
tidak.
Kaitan masyarakat dan pendidikan dapat ditinjau dari tiga segi yaitu:
1. Masyarakat sebagai penyelenggara pendidikan baik dilembagakan maupun tidak
dilembagakan.
2. Lembaga-lembaga masyarakat atau kelom- pok sosial masyarakat baik langsung
mau pun tidak langsung mempunyai peranan dan fungsi edukatif.
3. Dalam masyarakat tersedia berbagai sumber belajar, baik yang dirancang maupun
tidak dirancang dan dimanfaatkan.

Fungsi masyarakat sebagai pusat pendidikan belajar yang tersedia di dalamnya.


Lembaga-lembaga masyarakat yang mempunyai peran edukatif yang sangat besar
adalah kelompok sebaya, organisasi (sangat bergantung pada taraf perkembangan dari
masyarakat dan sumber- sumber kepemudaan, keagamaan, sosial, kebudayaan,
ekonomi, politik) dan media massa. Sebagai bagian dari masyarakat, maka mari kita
hendaknya untuk lebih meningkatkan partisipasi dan kepedulian kita terhadap
pendidikan yang ada di lingkungan tempat tinggal kita. Sehingga pendidikan dapat
berlangsung dengan sebaik-baiknya.

7
https://core.ac.uk/download/pdf/327228224.pdf

12
B. DAFTAR REFERENSI

1. https://kbbi.web.id/sekolah
2. https://www.academia.edu/34812289/HUBUNGAN_PENDIDIKAN_DENGAN_MASYA
RAKAT
3. https://ojs.unm.ac.id/JAK2P/article/download/8728/pdf
4. Dr. Sulaiman Ismail, M.Ag. Managemen dan Kebijakan Pendidikan Islam, Modul
Kuliah.2023
5. https://core.ac.uk/download/pdf/327228224.pdf

13

Anda mungkin juga menyukai