Anda di halaman 1dari 22

Mata Kuliah : Dasar Dasar Pendidikan

Dosen Pengampu : Nureni, S.Pd.I, M.Pd

HUBUNGAN TIMBAL BALIK ANTARA SEKOLAH KELUARGA DAN


MASYARAKAT

Makalah ini disusun sebagai syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar Dasar
Pendidikan
Oleh :
Kelompok 6

Husnul Khatimah Alni (014.01.01.2023)


Fitriani (046.01.01.2023)
Sahrul Ramadhan (017.01.01.2023)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH STAI YAPIS TAKALAR
TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR

‫ِبْســــــــــــــــــِم ِهللا الَّرْح َمِن الَّر ِح ْيِم‬


Assalamualaikum Warahmatullahi Wabaraktuh

Puji syukur kehadiran Allah SWT yang telah memberikan kita kesehatan serta

kesempatan sehingga kami bisa mengerjakan makalah ini sampai selesai. Shalawat

serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad Saw.Yang

telah menyampaikan risalah wahyu sebagai petunjuk untuk meraih kebahagiaan di

dunia dan akhirat kelak.

Tugas makalah yang kelompok kami dapatkan diberi judul “Hubungan

Timbal Balik Anatar Sekolah Keluarga dan Masyarakat” ini merupakan suatu karya

tulis yang terbentuk dari hasil kerja kelompok kami dimana tugas ini merupakan

syarat dari aspek penilaian mata kuliah “Dasar Dasar Pendidikan”.

Kami sekelompok menyadari dalam penyusunan makalah ini tentunya tidak

terlepas dari kekurangan, terutama disebabkan oleh kurang spesifiknya informasi dan

sumber yang penulis dapatkan. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun

dari pembaca dan penulis perlu untuk perbaikan penulisan makalah ini, Semoga Allah

SWT selalu mencurahkan rahmat dan karunia-Nya serta keridhoan-Nya kepada kita

semua. Aamiin.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................

DAFTRAR ISI.............................................................................................................................................

BAB I PENDHALUAN...............................................................................................................................

A. Latar Belakang......................................................................................

B. Rumusan Masalah.................................................................................

C. Tujuan Masalah....................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Hubungan Timbal Balik Antara Sekolah, Keluarga, Dan Masyarakat....

B. Peranan Sekolah, Keluarga,Dan Masyarakat...........................................

C. Pengaruh Timbal Balik Antara Kekuarga, Sekolah, Dan Masyarakat....

BAB III PENUTUP.....................................................................................................................................

A. Kesimpulan...........................................................................................

B. Saran.....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hubungan timbal balik antara sekolah, keluarga, dan masyarakat

sangat penting dalam mendukung perkembangan anak. Sekolah sebagai

lembaga pendidikan memainkan peran dalam memberikan pengetahuan dan

keterampilan kepada anak-anak, sedangkan keluarga sebagai unit primer

pengasuhan memberikan fondasi nilai-nilai dan norma-norma kepada anak-

anak. Sementara itu, masyarakat memberikan dukungan dalam bentuk

berbagai sumber daya dan kesempatan yang dapat memperkaya pengalaman

pendidikan anak. Kolaborasi yang baik antara ketiga entitas ini dapat

menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan holistik anak.

Manusia yang memiliki tingkat kehidupan yang sempurna dan tinggi,

maka akan ditemukan kehidupan yang jauh berbeda. Rasa tanggung jawab

akan terlihat lebih besar yang ditanggung antara sang ayah dan ibu. Mulai dari

masa mengandung, melahirkan, dan menyiapakan. Mereka akan memelihara

serta mendidik si anak hingga dewasa sampai menikah. Bahkan setelah

menikah, rasa tanggung jawab orang tua masih berlanjut terhadap cucunya

yang lahir dan keselamatan anaknya bahkan kadangkala sampai mati. Namun

demikian tampaknya ada juga sebagian kecil, bahkan seakan-akan tidak ada.

Misalnya ada orang tua yang sampai hati membunuh anaknya atau
memberikan kepada orang lain atau dijual anak tersebut yang mana hanya

sekedar untuk memenuhi kebutuhan jasmaniah.

Manusia seperti ini rasa tanggung jawab jasmaniahnya kecil, tapi bagi

orang yang taat kepada ajaran agamanya Sehubungan dengan tanggung jawab

pendidikan maka makalah yang ekstra sederhana ini akan mengupas tentang

kesuksesan dalam dunia pendidikan yang terbentuk atas adanya hubungan

timbal-balik (kerja sama) antara keluarga, sekolah, dan masyarakat.


B. Rumsan Masalah

1. Apakah dengan adanya hubungan timbal-balik antara keluarga, sekolah,

dan masyarakat dapat mensukseskan pendidikan?

2. Mengapa harus ada hubungan timbal-balik antara keluarga, sekolah, dan

masyarakat?

3. Bagaimanakah pengaruh timbal-balik antara keluarga, sekolah, dan

masyarakat?

C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui Apakah dengan adanya hubungan timbal-balik antara

keluarga, sekolah, dan masyarakat dapat mensukseskan pendidikan ?

2. Untuk mengetahui Mengapa harus ada hubungan timbal-balik antara

keluarga, sekolah, dan masyarakat ?

3. Untuk mengetahui Bagaimanakah pengaruh timbal-balik antara keluarga,

sekolah, dan masyarakat ?


BAB II
PEMBAHASAN

A. Hubungan Timbal Balik Antara Keluarga, Sekolah, dan Masyarakat

Pendidikan membutuhkan masyarakat, begitu pula sebaliknya; tanpa ketiga

komponen tersebut, pendidikan tidak akan berjalan dengan baik karena di dalam

pendidikan terdapat unsur sekolah, keluarga, masyarakat, dan elemen seperti guru,

siswa, dan lainnya.1

1. Pengaruh Keluarga Terhadap Sekolah dan Masyarakat

Keluarga bertanggung jawab untuk mengajarkan anak-anak mereka akhlak

dan pandangan hidup keagamaan. Anak memperoleh sifat dan perilaku dari kedua

orang tuanya, serta dari anggota keluarga lainnya. Gagasan untuk terus menanamkan

moralitas dan kepribadian yang baik hingga diakui oleh semua bagian masyarakat

tumbuh dari bagian terkecil dari masyarakat. Sekolah adalah salah satu institusi yang

memberikan karakter dan kepribadian kepada masyarakat. Karena masyarakat

mendukung sekolah, kedua sistem ini saling mendukung.2

2. Pengaruh Sekolah Terhadap Keluarga dan Masyarakat

a. Mencerdaskan kehidupan masyarakat

b. Membawa pengaruh pembeharuan bagi perkembangan masyarakat

1
Muhammad Yahya, Ilmu Pendidikan (Jember:IAIN Jember Press,2020), 63.
2
Ibid, 64
c. Mencetak warga masyarakat yang siap dan terbekali bagi kepentingan kerja

di lingkungan masyarakat

d. Melahirkan sikap-sikap positif dan konstruktif bagi warga masyarakat,

sehingga tercipta integrasi sosial yang harmonis ditengah- tengah masyarakat.

3. Pengaruh Masyarakat Terhadap Keluarga dan Sekolah

Masyarakat dapat diartikan sekumpulan manusia yang saling berhubungan

satu sama lain. Mereka memiliki kesamaan budaya, wilayah, dan identitas kemudian

berinteraksi sesama berdasarkan kemaslahatan. masyarakat merupakan tempat anak

hidup dan belajar kemudian menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari baik dalam

keluarga maupun disekolah.

Penjelasan pengaruh masyarakat terhadap proses pendidikan:

a. Pendidikan sebagai persiapan untuk hidup bermasyarakat.

b. Pendidikan membina agen pembangunan masyarakat.

c. Pendidikan dan kesadaran kebangsaan Indonesia.

d. Pendidikan dan pelestarian Pancasila.

e. Pendidikan dan kesejahteraan masyarakat.s3

B. Peranan Keluarga, Sekolah, Dan Masyarakat

1. Peranan Keluarga
3
Ibid, 68-70.
Harapan dan keinginan setiap orang tua pada dasarnya adalah anak-anaknya

tumbuh dan berkembang secara sempurna, sehat jasmani dan rohani, cerdas, beriman,

dan berbudi luhur. Namun terkadang orang tua lupa bahwa keinginannya itu tidak

akan terwujud tanpa kesungguhan usaha dan perjuangan dalam mencapainya.

Karenanya, orang tua dituntut untuk mengetahui secara pasti apa yang sedang

menjadi kebutuhan anak-anaknya. (Juwairiyah, 2010: 82)

Dilihat dari segi pendidikan, keluarga merupakan satu kesatuan hidup (sistem

sosial), dan keluarga menyediakan situasi belajar. Ikatan kekeluargaan membantu

anak mengembangkan sifat persahabatan, cinta kasih, hubungan antar pribadi, kerja

sama, disiplin, tingkah laku yang baik serta pengakuan akan kewibawaan. Sangat

wajar dan logis jika tanggung jawab pendidikan terletak di tangan kedua orang tua

dan tidak bisa dipikulkan kepada orang lain karena ia adalah darah dagingnya kecuali

berbagai keterbatasan orang tuanya. Maka sebagian tanggung jawab pendidikan dapat

dilimpahkan kepada orang lain, yakni melalui sekolah. (Hasbullah, 2013: 87)

Tanggung jawab pendidikan yang perlu disadarkan dan dibina oleh orang tua

kepada anak antara lain:

a. Memelihara dan membesarkannya, tanggung jawab ini merupakan dorongan alami

untuk dilaksanakan karena si anak memerlukan makan, minum dan perawatan agar ia

dapat hidup secara berkelanjutan.


b. Melindungi dan menjamin kesehatannya, baik secara jasmaniah maupun rohaniah

dari berbagai gangguan penyakit atau bahaya lingkungan yang dapat membahayakan

dirinya.

c. Mendidiknya dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang berguna

bagi kehidupannya kelak sehingga bila ia telah dewasa mampu berdiri sendiri dan

membantu orang lain.

d. Membahagiakan anak untuk dunia dan akhirat dengan memberinya pendidikan

agama sesuai dengan ketentuan Allah Swt, sebagai tujuan akhir hidup muslim.

(Hasbullah, 2013: 88-89)

Point ke empat yang telah telah disebutkan diatas merupakan bentuk

kesadaran dan tanggung jawab orang tua dalam mendidik dan membina anak yang

perlu dikembangkan secara kontinu sehingga pendidikan yang dilakukan tidak lagi

berdasarkan kebiasaan yang dilihat dari orang tua, tetapi telah di dasari oleh teori-

teori pendidikan modern, sesuai dengan perkembangan zaman yang cenderug selalu

berubah. Tugas utama keluarga bagi pendidikan anak adalah sebagai peletak dasar

bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan. Sifat dan tabiat anak

sebagian besar diambil dari kedua orang tuanya dan dari anggota keluarga yang lain.

Cara bagaimana orang tua mendidik anaknya adalah mempunyai pengaruh

yang besar terhadap belajar anaknya. Hal ini karena keluarga adalah lembaga

pendidikan yang pertama dan utama. Keluarga yang sehat besar artinya untuk
memberikan pendidikan dalam ukuran yang kecil namun bersifat menentukan untuk

pendidikan dalam ukuran besar, yaitu pendidik bangsa, negara dan dunia. Orang tua

yang tidak mempunyai perhatian terhadap belajar anaknya, misalnya mengacuhkan

kepentingankepentingan dan kebutuhan-kebutuhan anaknya dalam belajar, tidak

mengatur waktu belajarnya, tidak menyediakan/ melengkapai alat belajarnya, tidak

memperhatikan apakah anak belajar atau tidak, tidak mau memperhatikan kemajuan

belajar anaknya, kesulitan dan hambatan yang dialami dalam belajar, maka akan

berdampak pada ketidakberhasilan dalam belajar. (Daryanto, 2013: 41)

Mendidik anak dengan cara memanjakannya adalah cara mendidik anak yang

tidak baik. Hal ini bisa terjadi ketika orang tua terlalu kasihan ketika harus memaksa

anaknya untuk belajar, hingga akhirnya membiarkan anak tidak belajar. Jika hal ini

terus dibiarkan berlarutlarut, maka anak akan menjadi anak yang nakal, berbuat

seenaknya dan semaunya. Begitupun ketika mendidik anak dengan cara yang terlalu

keras dan ketat, hal ini pun juga cara yang salah dalam mendidik anak. Hal ini akan

menimbulkan ketakutan dan akhirnya benci untuk belajar, bahkan akan berdampak

pada gangguan kejiwaan jika hal itu semakin serius. Orang tua yang demikian

biasanya mengharapkan anaknya agar bisa meraih prestasi yang membanggakan.

Disinilah bimbingan dan penyuluhan memegang peranan yang penting dalam upaya

mengatasi kesukaran belajar yang dialami anak. Dengan demikian, keterlibatan orang

tua berpengaruh besar terhadap keberhasilan belajar anak. (Daryanto, 2013: 42)
Orang tua dalam sebuah keluarga mempunyai peran vital dalam mewujudkan

pembelajarn yang efektif. Bangkitnya semangat belajar anak merupakan peran besar

yang harus disalurkan oleh keluarga, ini karena anak lebih banyak menghabiskan

waktu di rumah daripada di sekolah. Pembentukan watak, kepribadian, moral dan

keilmuan adalah dibentuk dari rumah. Karenanya, orang tua harus menjadi mitra

belajar anak di rumah. Menurut Sunardi, apabila orang tua menginginkan anaknya

suskes, maka ia pun harus belajar, hal ini berarti orang tua harus meluangkan

waktunya untuk siap menemani belajar anaknya. Disamping itu, sudah sewajarnya

bagi orang tua untuk menyediakan sumber belajar bagi anak, mulai dari buku,

majalah, kamus, koran dan alat belajar yang lain seperti komputer, meja belajar

belajar, alat hitung, dan media belajar lainnya. Jika orang tua menghendaki untuk

memberikan fasilitas seperti internet, HP, tablet dan sejenisnya kepada anaknya,

maka orang tua harus berhatihati. Orang tua harus mengawasi penggunaan barang-

barang elektronik tersebut untuk menjaga moralitas, akuntabilitas, dan integritas

anak. Maka akan lebih baik jika orang tua menghindari untuk memberikan fasilitas

yang bersifat mewah-mewah. Anak harus diberikan pengalaman menjalani pahitnya

proses sebelum merasakan manisnya hasil. Jika anak selalu diberi manisnya hasil,

maka anak tidak akan mendapatkan pelajaran bahwa perjuangan hidup itu penting.

Hal ini yang akan mengakibatkan lahirnya generasi-generasi manja yang berbahaya

bagi eksistensi mereka di masa depan yang akan berdampak pada mundurnya suatu

bangsa. (Asmani, 2014: 188-189)


2. Peran Sekolah

Fungsi sekolah sebagai lembaga pendidikan formal

Lembaga pendidikan formal atau sekolah adalah salah satu dari subsistem

pendidikan karena lembaga pendidikan itu sesungguhnya identik dengan jaringan-

jaringan kemasyarakatan. Karena pada proses pendidikan dan pembelajaran di

sekolah terjadi aktivitas kemanusiaan dan pemanusiaan sejati. Sekolah dikonsepsikan

untuk mengemban fungsi reproduksi, penyadaran, dan mediasi secara simultan.4

Sekolah sebagai institusi pendidikan memiliki beberapa fungsi antara lain:

Sekolah sebagai organisasi, sekolah sebagai sistem sosial dan sekolah sebagai agen

perubahan.5 Sekolah sebagai sebuah organisasi, dimana menjadi tempat untuk

mengajar dan belajar serta tempat untuk menerima dan memberi pelajaran, terdapat

orang atau sekelompok orang yang melakukan hubungan kerja sama yaitu: kepala

sekolah, kelompok pendidik dan tenaga fungsional lainnya, kelompok tenaga

administrasi/staf, kelompok peserta didik atau peserta didik, kelompok orang tua

peserta didik. Sekolah sebagai sistem sosial merupakan organisasi yang dinamis dan

berkomunikasi secara aktif. Sekolah sebagai sebuah sistem sosial yang di dalamnya

melibatkan dua orang atau lebih yang saling berkomunikasi untuk mencapai tujuan.6

4
Sudarwan Danim, Visi Baru Manajemen Sekolah: dari Unit Birokrasi ke Lembaga
Akademik, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), h. 1.
5
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah,(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001),
h. 134.
6
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah…, h. 146.
11http://budinyoto.wordpress.com./sekolah dan perubahan sosial. diakses pada tanggal 27
Agustus 2010
Oleh karena itu, pendidikan di sekolah harus inklusif, dedikatif, dan

berorientasi pada peningkatan kualitas peserta didik. Visi pendidikan di sekolah

direalisasikan dalam rangka terwujudnya pelayanan pendidikan yang mendukung

berkembangnya sekolah dan pendidikan yang berkualitas, yang mampu mendorong

peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa, berakhlak mulia,

berkepribadian, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, serta mengaktualisasikan

diri dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.7

3. Peran Masyarkat

Menurut Arief Budi Wurriyanto, peran serta masyarakat adalah kontribusi,

sumbangan, dan keikut sertaan masyarakat dalam menunjang upaya peningkatan

mutu Pendidikan.

Masyarakat merupakan bagian dari komponen utama terselenggaranya proses

Pendidikan.

Kontribusi masyarakat di lingkungan sekolah perlu dioptimalkan sebagai

upaya peberdayaan dalam rangka mewujutkan visi dan misi sekolah dengan

paradigma pendidikan yang baru. Masyarakat dapat memberikan sumbangsihnya

kepada sekolah dengan memberikan masukan-masukan terutama dalam penyusunan

progam-progam sekolah.

7
Khozin et al., Manajemen Pemberdayaan Madrasah: Percikan Pengalaman Riset Aksi
Partisipasi di Aliyah, (Malang: UPT Penerbitan UMM,2006),h.36.
Peran serta masyarakat dalam Pendidikan berkaitan dengan:

1. Pengambilan keputusan
2. Pelaksanaan
3. Penilaian

Melihat pentingya masyarakat dalam upaya peningkatan mutu Pendidikan,

maka pihak sekolah perlu memberdayakan mereka. Masyarakat harus terlibat dalam

peningkatan mutu Pendidikan di sekolah, salah satu diantaranya ialah karena adanya

keterbatasan pemerintah dalam mengadakan sarana dan prasarana sekolah.

Bentuk–bentuk partisipasi mayarakat dapat diklasifikasikan menjadi tiga

kelompok atau bentuk, seperti berikut ini:

a. Partisipasi masyarakat dalam perencanaan pandidikan

Perancanan Pendidikan adalah hal yang sangat urgen dalam penyelenggaran

pendidikan. Karena dariu sanalah keseluruhan dari pelaksan hingga kualitas dan

kompetensi output Pendidikan ditentukan.

b. Partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan

Dengan keterlibatan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan, disatu sisih

bermanfaat untuk mendorong kesyngguhan penyelenggara pendidikan agar senan

tiasa professional dan berkualitas,sementara di sisi yang lain,keterlibatan masyarakat

dalam penyelenggaraan Pendidikan akan makin menebalkan rasa memiliki

masyarakat terhadap lembaga pendidikan.


c. Partisipasi masyarakat dalam evaluasi Pendidikan

Keterlibatan masyarakat dalam evaluasi menjadi hal enting karena merekalah pada

dasarnya objek yang membutuhkan keberadaan Pendidikan. Dengan keterlibatan

mereka dalam evaluasi,akan menjadi jelas apa yang kurang dalam penyelenggaraan

Pendidikan dan apa yang perlu ditingkatkan.

Masyarakat juga merupakan tempat pergaulan sesama manusia dan lapangan

pendidikan yang luas dan meluas, yaitu adanya hubungan antara dua orang atau lebih

tak terbatas.8

Sehingga anak-anak dapat belajar cara berinteraksi dengan lingkungan luar

yang begitu banyak khalayak orang dan memperoleh pengaruh dari orang di

sekitarnya, baik dari teman sebaya maupun orang dewasa. Selain itu, anak akan

memperoleh berbagai pengalaman yang berkenaan dengan lingkungan sekitarnya

berupa alam, seperti flora dan fauna.

Kelakuan manusia pada hakikatnya bersifat sosial, maka memang dalam

kehidupan dibutuhkannya lingkungan masyarakat. Sebagai wadah pembelajaran,

lingkungan masyarakat dengan berjalan sendirinya mampu mengarahkan dan

menuntun anak-anak dalam masyarakat bagaimana untuk berperan dan bertingkah

laku sebagaimana kondisinya berada.

C. Pengaruh Timbal Balik Antara Kekuarga, Sekolah, Dan Masyarakat

8
Prof. Dr. H. Abdullah ldi, M.Ed, Sosiologi Pendidikan : Individu, Masyarakat, dan
Pendidikan (Jakarta : PT. Rajagrasindo Persada, 2011), hal 92.
1. Keluarga

Terdapat beberapa definisi keluarga, tetai secara umum dapat didefinisikan

keluarga merupakan kelompok sosial kecil yang umumnya terdiri dari ayah, ibu, dan

anak. Terdapat tiga fungsi yang melekat sebagai ciri keluarga, yaitu.

1. Keluarga merupakan tempat lahirnya anak-anak oleh orang tuanya (fungsi

biologis)

2. Dalam keluarga terjadi hubungan sosial yang penuh kemesraan dan afeksi (fungsi

afeksi)

3. Keluarga membentuk kepribadian anak

Keluarga juga memliki peran dalam pendidikan anak dan berpengaruh

terhadap kepribadian anak. Hubungan seorang anak dengan orang tunya

berlangsunng bertahun-tahun, dari seorang bayi, memungkinkan adanya identifikasi,

imitasi, dan internalisasi kebiasaan, tindakan dan perilaku. Bertahun-tahun terjadi

interaksi dalam keluarga, disadari atau tidak, terjadi pola-pola khusus yang terjadi

dalam satu keluarga yang berbeda dengan keluarga lainnya.

Jadi, Rahayu (2011:72) dari hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa

intensitas pendidikan oleh orang tua dalam kegiatan belajar anak memiliki pengaruh

secara langsung terhadap prestasi anak. Faktor keterlibatan orang tua dalam mendidik

anak termasuk faktor yang sangat penting. Bloom (dalam Hasbullah, 2002)

menyatakan bahwa keterlibatan orang tua dalam mendidik anak menjadi penyebab
kesuksesan belajar anak. Sementara itu, Heynes (1999) berpendapat bahwa sekolah

sebenarnya suplemen dari rumah, artinya kedudukan sekolah pada dasarnya

merupakan penopang pendidikan di rumah.

2. Sekolah

Keberadaan sekolah mempunyai dua aspek penting, yaitu aspek individual

dan sosial. Di satu pihak, keberadaan sekolah bertugas menciptakan kondisi yang

memungkinkan perkembangan pribadi anak secara optimal. Di pihak lain, sekolah

bertugas mendidik agar anak mengabdikan dirinya kepada masyarakat. Secara lebih

terperinci, Vembriarto menambahkan bahwa ada empat fungsi sekolah, yaitu

transmisi budaya masyarakat, menolong individu memilih dan melakukan peran

sosialnya, menjamin integrasi sosial, serta sebagai sumber inovasi sosial. ( Vembriarto,

1990:80)

Transmisi buadaya masyarakat terjadi salah satunya di sekolah, tentunya

budaya yang dianggap baik dan mencerminkan nilai-nilai masyarakat. Transmisi

budaya terjadi melalui materi-materi di sekolah maupun contoh-contoh dalam proses

pembelajaran. Selain itu, perjumpaan peserta didik dengan peserta didik lainnya,

peserta didik dengan pendidik, atau peserta didik dengan lingkungan sekolah juga

merupakan media transmisi budaya.


Adanya transmisi budaya yang baik dan berhasil, masyarakat tidak akan

bingung dengan peran sosialnya dan adanya integrasi sosial yang kuat merupakan

prasyarat sekaligus sumber inovasi sosial.

3. Masyarakat

Pada umunya manusia dilahirkan seorang diri. Tetapi hidup bermasyarakat

menjadi sesuatu yang tidak bisa dihindarkan. Dinamika dan proses kehidupan

bermasyarakat terus terjadi sepanjang masa, dalam masyarakat unsur pendidikan

dapat dilihat dari lima komponen yang menyertainya yaitu:

1. Pendidikan sebagai pranata sosial;

2. Pendidikan dan kehidupan ekonomi;

3. Pendidikan dan statifikasi sosial;

4. Pendidikan dan mobilitas sosial; dan

5. Pendidikan dan perubahan sosial.

Keterlibatan masyarakat secara luas dalam pendidikan membantu

mengidentifikasi dan memperoleh dukungan bagi nilai-nilai yang diajarkan. Lickona

(2012:581) menyatakan bahwa sistem sekolah yang mencoba untuk meletakkan suatu

program nilai pada tempatnya tanpa menginformasikan dan melibatkan masyarakat

sering kali menghadapi reaksi yang tidak baik, kesalahpahaman, kecurigaan dan

perlawanan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Anak sebagai makhluk sosial dilahirkan dalam ketidak berdayaan.

Lingkungan keluarga yang memotori oleh ayah dan ibu adalah dua orang pertama dan

utama, maka peran keduanya sangat dominan dalam diri anak dalam meletakkan

dasar-dasar pendidikan yang mewarnai kehidupan seseorang sepanjang hayatnya.

Mengingat berbagai keterbatasan kedua orang tua maka tanggung jawab

pendidikan sebagian dipercayakan kepada sekolah. Sekolah sebagai lembaga formal

(resmi). Menerima limpahan tanggung jawab ini secara sadar dan menunaikannya

secara sengaja, berencana, dan sistematis.

Kewibawaan pendidikan diperlukan oleh sekolah, agar peserta didik mematuhi dan

melaksanakan beberapa peraturan yang ada. Maka untuk menegakkan kewibawaan

pendididkan diperlukan kerja sama terpadu dari keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Masyarakat sebagai lingkungan pendidikan ketiga berperan mengawasi,

mengarahakan dan memantapkan pendidikan yang telah diterimanya dari orang tua

dan sekolah. Dalam masyarakatlah ia akan menemukan kedewasaannya yang

sebenarnya melalui pengalaman ilmu, berketerampilan dan pengalaman yang

beraneka ragam.
Mengingat pentingnya hubungan timbal balik antara keluarga, sekolah, dan

masyarakat. Maka penting untuk direalisasikan dengan berbagai bentuk dan cara

pelaksanaannya guna mencerdaskan anak bangsa.

B. Saran

Makalah ini masih banyak kekurangan dan menimbulkan banyak pertanyaan. Oleh

karena itu saran dan masukan kami perlukan untuk perbaikan ke depannya. Semoga

mendapat ridho dari Allah swt. setelah membaca makalah yang kami buat dengan

dapat memahaminya dengan mudah. Aamiin.


DAFTAR PUSTAKA

Abdul Rahmat, Pengantar Pendidikan: Teori, Konsep, dan Aplikasi. Bandung:

Manajemen Qolbun Salim, 2010

Jito Subianto, Peran Keluarga, Sekolah, dan Masyarakat dalam Pembentukan

Karakter Berkualitas,(LPPG (Lembaga Peningkatan Profesi Guru), (Jawa Tengah,

Indonesia, 2013)

Ldi Abdullah, Sosiologi Pendidikan: Individu, Masyarakat, dan pendidikan. Jakarta:

PT. Rajagrasindo Persada, 2011

Maunah Binti, Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: Teras, 2009

Muhammad Muntahibun Nafis, Ilmu Pendidikan Islam Cet Pertama. Yogyakarta:

Teras, 2011

Anda mungkin juga menyukai