Anda di halaman 1dari 6

A.

nkonkoPengertian Sejarah Kata sejarah berasal dari bahasa Arab (‫ةرجش‬: šajaratun) yang artinya
pohon. Dalam bahasa Arab, kata sejarah disebut tarikh (‫ (خيرات‬. Adapun kata tarikh dalam
bahasa Indonesia artinya waktu. Kata Sejarah lebih dekat pada bahasa Yunani yaitu historia yang
berarti ilmu. Dalam bahasa Inggris berasal dari history, yakni masa lalu. Dalam bahasa Prancis
historie, bahasa Italia storia, bahasa Jerman geschichte, yang berarti yang terjadi, dan bahasa
Belanda dikenal gescheiedenis.
B. Sedangkan Moh. Ali mempertegas pengertian sejarah, yakni : 1. Jumlah perubahan, kejadian
atau peristiwa di sekitar kita. 2. Cerita perubahan, kejadian, atau peristiwa di sekitar kita. 3. Ilmu
yang menyelidiki perubahan, kejadian, peristiwa di sekitar kita.
C. J.V. Bryce berpendapat bahwa Sejarah adalah catatan yang telah dipikirkan, dikatakan, dan
diperbuat manusia. Patrick Gardiner berpendapat bahwa Sejarah adalah ilmu yang telah
diperbuat manusia.

D. Menurut aristoteles Sejarah merupakan satu sistem yang meneliti suatu


kejadian sejak awal dan tersusun dalam bentuk kronologi. Sejarah adalah
peristiwa-peristiwa masa lalu yang mempunyai catatan, record-record
(rekod) atau bukti-bukti yang konkrit”
E. https://www.silontong.com/2019/08/05/pengertian-sejarah-menurut-
aristoteles/
F.

5 R. Moh. Ali Pengantar Ilmu Sejarah Indonesia, (Yogyakarta : Penerbit Lkis : 2003)., hlm. 53. 6 Ibid.,
hlm. 54. 7 Hariyono. Mempelajari Sejarah Secara Efektif. (Jakarta : Pustaka Jaya, 1995), hlm. 121 8
Garraghan, Gilbert J. Pendekatan A Guide to Historical Method East Fordham Road, ( New York :
Fordham University Press : 1996)., hlm 6

http://repository.syekhnurjati.ac.id/3102/3/isi%20buku%20%7BIS.pdf.

Istilah peradaban berasal dari kata “adab” yang berarti sopan, berbudi pekerti, luhur, mulia, atau
berakhlak, yang seluruhnya merujuk pada sifat yang tinggi dan mulia

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pengertian Peradaban Menurut Para Ahli",
Klik untuk baca: https://nasional.kompas.com/read/2022/10/06/01000071/pengertian-peradaban-
menurut-para-ahli.
Penulis : Issha Harruma
Editor : Issha Harruma

Husain Mu'nis berpendapat bahwa peradaban adalah hasil dari setiap kesungguhan yang
dibangun manusia untuk memperbaiki keadaan hidupnya. Hasil tersebut dapat bersifat materi
maupun maknawi.

Albion Small Pengertian peradaban menurut Albion Small adalah kemampuan manusia dalam
mengendalikan dorongan dasar kemanusiannya untuk meningkatkan kualitas hidupnya

Referensi: As-Sirjani, Raghib. 2011. Sumbangan Peradaban Islam pada Dunia. Terjemahan:
Sonif, Masturi Irham dan Malik Supar. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar. Diandra, Dessy. 2021.
Pengantar Antropologi. Yogyakarta: DIVA Press. Kamaludin, Mohammad. 2021. Ilmu Sosial dan
Budaya Dasar dalam Bingkai Keislaman: Sebuah Alternatif untuk Memahami ISDB. Malang:
UMM Press.

https://nasional.kompas.com/read/2022/10/06/01000071/pengertian-peradaban-menurut-para-
ahli

A. Pengertian Islam Secara Etimologi Secara etimologi Islam berasal dari bahasa Arab yaitu dari
kata salima yang mengandung arti selamat, sentosa dan damai. Dari kata salima selanjutnya
diubah menjadi bentuk aslama yang berarti berserah diri masuk dalam kedamaian.

Pengertian Islam Secara Etimologi Secara etimologi Islam berasal dari bahasa Arab yaitu dari
kata salima yang mengandung arti selamat, sentosa dan damai. Dari kata salima selanjutnya
diubah menjadi bentuk aslama yang berarti berserah diri masuk dalam kedamaian.1 Senada
dengan pendapat di atas, sumber lain mengatakan bahwa Islam berasal dari bahasa Arab
terambil terambil dari kata salima yang berarti selamat sentosa. Dari asal kata itu dibentuk kata
aslama yang artinya memelihara dalam keadaan selamat sentosa, dan berarti pula menyerahkan
diri, tunduk, patuh dan taat. Oleh sebab itu orang yang berserah diri, patuh dan taat disebut
sebagai orang Muslim.Orang yang demikian berarti telah menyatakan dirinya taat, menyerahkan
diri dan patuh kepada Allah SWT. Orang tersebut selanjutnya akan dijamin keselamatannya di
dunia dan akhirat.2 Dari uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kata Islam dari segi
etimologi mengandung arti patuh, tunduk, taat dan berserah diri kepada Tuhan dalam upaya
mencari keselamatan dan kebahagiaan hidup baik di dunia maupun di akhirat. Hal demikian
dilakukan atas kesadaran dan kemauan diri sendiri, bukan paksaan atau berpura-pura,
melainkan sejak dalam kandungan sudah menyatakan patuh dan tunduk kepada Tuhan.

B. Pengertian Islam Secara Terminologi Secara terminologi pengertian Islam terdapat rumusan
yang berbeda-beda. Menurut Harun Nasution berpendapat bahwa Islam adalah agama yang
ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada masyarakat melalui Nabi Muhammad SAW
sebaagai Rasul. Islam pada hakikatnya membawa ajaranajaran yang bukan hanya mengenal satu
segi, tetapi mengenai berbagai segi dari kehidupan manusia.4 Sedangkan menurut Maulana
Muhammad Ali berpendapat bahwa Islam adalah agama perdamaian; dan dua ajaran pokoknya,
yaitu keesaan Allah dan kesatuan atau persaudaraan ummat manusia menjadi bukti nyata,
bahwa agama Islam selaras benar dengan namanya, Islam bukan saja dikatakan sebagai agama
seluruh Nabi, sebagaimana tersebut pada beberapa ayat suci al-Qur’an, melainkan pula pada
segala sesuatu yang secara tak sadar tunduk sepenuhnya pada undang-undang Allah, yang kita
saksikan pada alam semesta.5 Di kalangan masyarakat Barat, Islam sering diidentikkan dengan
istilah Muhammadanism dan Muhammedan. Peristilahan ini karena dinisbahkan pada umumnya
agama di luar Islam dalam al-Qur’an terdapat petunjuk tentang haramnya bangkai secara mutlak
(QS. al-Maidah, 5: 3). Lalu dating hadis yang mengecualikan terhadap bangkai ikan dan belalang
sebagai halal. (HR. Ibn Majah dan Hakim). Selain itu terdapat pula ketetapan hadis yang
menetapkan hukum atau aturan-aturan yang tidak didapati di dalam al-Qur’an, misalnya
larangan berpoligami bagi seseorang terhadap seorang wanita dengan bibinya, seperti hadis
yang artinya: “Tidak boleh seseorang mengumpulkan (memadu) seorang wanita ¶DPPDK
(saudara wanita bapak)nya dan saudara wanita dengan NKRODK (saudara laki-laki ibu)nya”. (HR.
al-Bukari dan Muslim). Dan juga larangan mengawini seorang wanita yang bersaudara
sepersusuan, karena ia dianggap muhrim senasab. Dalam hadis Nabi SAW yang artinya:
“Sesungguhnya Allah telah mengharamkan mengawini seseorang karena sepersusuan,
sebagaimana halnya Allah telah mengharamkannya karena senasab”. (HR. al-Bukhari dan
Muslim).
C.
D. PENGERTIAN DAN METODE SEJARAH PERADABAN ISLAM Pengertian Sejarah Kata “Sejarah”
berasal dari bahasa arab “syajaratun” , artinya pohon. Apabila digambarkan secara sistematik,
sejarah hampir sama dengan pohon, memiliki cabang ranting, bermula dari sebuah bibit,
kemudian tumbuh dan berkembang, lalu layu dan tumbang. Seirama dengan kata sejarah adalah
silsilah, kisah, hikayat yang berasal dari bahasa arab.1 Sejarah dalam dunia barat disebut histoire
(Perancis), historie (Belanda),dan history (Inggris),berasal dari bahasa yunani, istoria yang berarti
ilmu.2 Menurut definisi yang umum, kata history berarti ”masa lampau umat manusia”. Dalam
bahasa Jerman Disebut geschichte, berasal dari kata geschehen yang berarti terjadi.3 Sedangkan
dalam bahasa Arab disebut tarikh, berasal dari akar kata ta’rikh dan taurikh yang berarti
pemberitahuan tentang waktu dan kadangkala kata tarikhus syai’i menunjukkan arti pada tujuan
dan masa berakhirnya suatu peristiwa.4 Dalam Pengertian lain, sejarah adalah catatan berbagai
peristiwa yang terjadi pada masa lampau (even in the past).5 Dalam pengetian yang lebih
seksama sejarah adalah kisah kisah dan peristiwa masa lampau umat manusia.6 Sejarawan
muslim Ibnu Khaldun mendefinisikan, sejarah adalah catatan tentang masyarakat umat manusia
atau peradaban dunia; tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada watak masyarakat,
seperti keliaran, keramah-tamahan, dan solidaritas golongan; tentang revolusi pemberontakan
1 William H. Frederick dan Soeri Soeroto (ed), Pemahaman Sejarah Indonesia, Sebeleum dan
sesudah Revolusi (Jakarta: LP3ES, 1982), 1. 2 Louis Gottschalk, Mengerti Sejarah (Jakarta: UI
Press, 1986), 27. 3 ibid. 4 Hasan Utsman, Metode Penilitian Sejarah (Jakarta: Departemen
Agama RI, 1986), 6. 5 Mansur, Peradababan Islam dalam Lintasan Sejarah (Yogyakarta: Global
Pustaka Utama, 2004). 1. 6 Dudung Abdurrahman, Metode Penilitian Sejarah (Jakarta: Logos,
1999),
E. oleh segolongan rakyat melawan golongan yang lain dengan akibat timbulnya kerajaan-kerajaan
dan negara-negara, dengan tingkat bermacammacam; tentang bermacam-macam kegiatan dan
kedudukan orang, baik untuk mencapai penghidupannya, maupun dalam bermacam-macam
cabang ilmu pengetahuan dan pertukaran; dan pada umunya, tentang segala perubahan yang
terjadi dalam masyarakat karena watak masyarakat itu sendiri….” 7 Adapun Menurut Sidi
Gazalba, sejarah adalah gambaran masa lalu tentang manusia dan sekitarnya sebagai makhluk
social, yang disusun secara ilmiah dan lengkap, meliputi urutan fakta masa tersebut dengan
tafsiran dan penjelasan yang memberi pengertian dan kepahaman tentang apa yang telah
berlalu itu.8 Namun demikian, kajian sejarah masih terlalu luas lingkupnya sehingga menuntut
suatu pembatasan. Oleh karena itu, sejarah haruslah diartikan sebagai tindakan manusia dalam
jangka waktu tertentu pada masa lampau yang dilakukan di tempat tertentu. Dengan demikian,
muncullah kajian sejarah suku bangsa tertentu, di tempat tertentu, atau pada zaman tertentu,
seperti sejarah bangsa Eropa, sejarah Yunani, sejarah Islam, sejarah Islam abad pertengahan,
sejarah Islam di Spanyol, dan sebagainya. Sejarah mencakup perjalanan hidup manusia dalam
mengisi perkembangan dunia dari masa ke masa. Setiap sejarah mempunyai arti dan bernilai,
sehingga manusia dapat membuat sejarah sendiri dan sejarah pun dapat membentuk manusia.
Menggunakan sejarah sebagai bahan hidup akan menimbulkan berbagai macam analisis dalam
suasana budaya sejarah tersebut. Sejarah itu kembali berulang membawa peristiwa lama dan
sama. Sejarah mempunyai arti dan memberi arti di mana manusia itu bagaikan dunia yang
berputar di sekeliling dirinya sendiri. Sejarah ditulis dan dijadikan sebagai gambaran atau
sebagai guru yang memberikan penunutun. Alquran antara lain menjelaskan kisah-kisah sebagai
tauladan (uswatun hasanah) untuk dijadikan dasar pertimbangan bagi umat manusia dalam
setiap tindakan maupun sikap. Ada kalanya sejarah merupakan laporan, teguran, yang lembut
dank eras bagi umat manusia yang membacanya; menjadi suatu yang mengecewakan atau
merugikan agar tidak terulang lagi. 7 Dr. H. Bisri Affandi, M.A.,
(ed), Dirasat Islamiyah III, Sejarah dan Kebudayaan Islam (Surabaya: Anika Bahagia Offset, 1993),
4. 8 8 Sidhttps:
F. //www.liputan6.com/hot/read/4695105/pengertian-sejarah-menurut-para-ahli-unsur-fungsi-
dan-klasifikasinyi Gazalba, Pengantar Sejarah Sebagai Ilmu (Jakarta: Bharata, 1966), 11
G. (Jakarta: Ikhtiar Baru VanHouve,1980), hlm. 2. 2 Nasruddin Razak, 'LQXO,VODP (Bandung: Al-
Ma’arif, 1977), hlm. 2.1 Maulana Muhammad Ali, ,VODPRORJL
'LHQXO,VODP
H. (Jakarta: Ikhtiar Baru VanHouve,1980), hlm. 2

I. Pengertian Islam Secara Terminologi Secara terminologi pengertian Islam terdapat rumusan
yang berbeda-beda. Menurut Harun Nasution berpendapat bahwa Islam adalah agama yang
ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada masyarakat melalui Nabi Muhammad SAW
sebaagai Rasul. Islam pada hakikatnya membawa ajaranajaran yang bukan hanya mengenal satu
segi, tetapi mengenai berbagai segi dari kehidupan manusia.4 Sedangkan menurut Maulana
Muhammad Ali berpendapat bahwa Islam adalah agama perdamaian; dan dua ajaran pokoknya,
yaitu keesaan Allah dan kesatuan atau persaudaraan ummat manusia menjadi bukti nyata,
bahwa agama Islam selaras benar dengan namanya, Islam bukan saja dikatakan sebagai agama
seluruh Nabi, sebagaimana tersebut pada beberapa ayat suci al-Qur’an, melainkan pula pada
segala sesuatu yang secara tak sadar tunduk sepenuhnya pada undang-undang Allah, yang kita
saksikan pada alam semesta.5 Di kalangan masyarakat Barat, Islam sering diidentikkan dengan
istilah Muhammadanism dan Muhammedan. Peristilahan ini karena dinisbahkan pada umumnya
agama di luar Islam.
. 2. Abuddin Nata, 0HWRGRORJL 6WXGL ,VODP
-DNDUWD37 5DMD *UDÀQGR 3HUVDGD 2002), hlm. 6

Anda mungkin juga menyukai