Kain tenun di Sulawesi Tenggara terkenal dengan motif Tolaki. Tenun Tolaki
merupakan primadona kain tenun khas Sulawesi Tenggara. Hingga saat ini
tradisi menenun masih berkembang karena kecintaan masyarakatnya
terhadap kain tradisional tersebut. Salah satu trik dalam mempertahankan
kebudayaan kain tolaki ini adalah dengan menciptakan mitos. Mereka selalu
menjadikan kain tenun sebagai pakaian kebesaran dalam setiap pesta adat
di lingkungan masyarakat tolaki. Mereka berkeyakinan, jika dalam upacara
adat tidak menggunakan kain tenun tolaki, maka akan terasa ada yang
sangat kurang. Motif yang cukup terkenal di masyarakat tolaki adalah ragam
hias mua. Motif ini biasanya menggunakan warna jingga muda, kelabu, biru
laut, kuning susu, hijau lumut, dan merah samar. Selain itu digunakan juga
benang emas yang membentuk motif garis halus dan kesan bunga kecil.
Kain tenun bercorak biasa disebut sebagai kain coraj hujan panas karena
adanya kesan berkilat yang disebabkan adanya benang emas. Jika benang
emas membentuk garis lurus maka disebut sebagai tenun/songket selit.
KAIN KHAS MUNA
Sarung muna merupakan sarung tenun khas buatan Suku Muna, Sulawesi
Tenggara. Sarung ini memiliki beberapa motif khusus. Dahulu sarung muna
merupakan sarung adat yang banyak dipakai oleh masyarakat muna.
Pemakaiannya pun berbeda beda dalam masyarakat, tergantung dari
golongan sosial. Pemakaian sarung ini ditentukan dengan aturan tertentu,
sebagai pembeda antara golongan bangsawan dan rakyat jelata. Sarung ini
dibuat dengan cara menenun benang sutra dengan alat yang cukup
tradisional. Sarung muna dibuat dari bahan benang khas muna. Bahan
benang untuk pembuatannya merupakan hasil dari pintalan kapas yang
diolah secara tradisional. Sarung muna saat ini banyak dihasilkan pada
daerah sentra pembuatan sarung muna di Desa Masalili, Kabupaten Muna.
Rata-rata para penenun sarung muna telah berusia lanjut.
TUGAS SBK
KAIN TENUN ASAL SULAWESI TENGGARA
OLEH :
NAMA : SAHARUDDIN
KELAS : VI.A
SD NEGERI 11 POASIA
2016