Disusun Oleh :
Diandra Claudia Rade
Kanaya Baitanu
Velove Djami
KELAS 9C
SMP NEGERI 4 KOTA KUPANG
Kain Tenun NTT adalah kain yang dibuat dari proses menenun oleh masyarakat Nusa Tenggara
Timur. Tenun sendiri merupakan kegiatan membuat kain dengan cara memasukan benang pakan
secara horizontal pada benang-benang lungsin, biasanya telah diikat dahulu dan sudah dicelupkan
ke pewarna alami. Pewarna alami tersebut biasanya dibuat dari akar-akar pohon dan ada pula
yang menggunakan dedaunan.
Tiap suku mempunyai keunikan masing-masing dalam hal corak dan motif. Tiap inidividu
diharapkan bangga mengenakan kain dari sukunya masing-masing sebab tiap kain yang ditenun
itu unik dan tidak ada satu pun identik sama. Motif atau pola yang ada merupakan manifestasi
dari kehidupan sehari-hari masyarakat dan memiliki ikatan emosional yang cukup erat dengan
masyarakat di tiap suku.
Selain itu dengan bisa menenun menjadi indicator bai seorang wanita untuk siap dan pantas
dinikahi, untuk pria yang menjadi indicator ialah mempunyai ladang dan bisa bercocok tanam
Kain Tenun Khas Sumba Barat Daya – Indonesia merupakan negara yang memiliki begitu
banyak keberagaman. Tidak hanya suku dan bahasa, berbagai macam kain tenun pun memiliki
keunikan tersendiri di masing-masing daerahnya.
Begitu Pula Di Kawasan Pulau Sumba, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Nah Di Pulau
Sumba Khususnya Dikawasan Sumba Barat Daya Juga Memiliki Motif Kain Tenun Yang
Berbeda Dengan Daerah Sumba Lainnya.
Kain Tenun Khas Sumba Barat Daya Juga Punya Pola Dan Corak Serta Warna Yang Bisa
Dibedakan Dengan Kain Tenun Sumba Timur, kain tenun Sumba Tengah Ataupun kain
tenun Sumba Barat.
Kain Tenun Sumba
Indonesia memiliki beragam kain tenun khas daerah masing-masing. Salah satu kain
tenun yang sangat khas berasal dari Nusa Tenggara Timur khususnya Pulau Sumba
Proses pembuatan Kain Sumba cukup rumit dan memakan waktu yang lama. Sehelai Kain Sumba
bisa menghabiskan enam bulan bahkan tiga tahun waktu pengerjaan.
Karena hal ini, tidak heran jika satu helai Kain Sumba bisa dibanderol hingga seharga 1,5
bahkan puluhan juta rupiah.
Kain Tenun Sumba Sebagai Simbol Cinta dan Tanda
Hormat
Sumber: FrameATrip.com
Bagi masyarakat Sumba, peran kain tenun begitu penting. Wanita muda diajari menenun sejak
akil balik oleh ibu dan nenek mereka.
Tujuan awal dari membuat kain adalah sebagai simbol cinta dan tanda hormat kepada suami.
Masyarakat Sumba akan memakai kain tenun kebanggaan mereka ketika ada acara kumpul
bersama.
Bahkan ketika berpulang pun jasadnya akan ditutup oleh kain tenun. Menurut kepercayaan
masyarakat Sumba Timur, jenazah biasanya akan disimpan sampai beberapa bulan sebelum
dikuburkan.
Dengan adanya kain tenun sebagai penutup ini dipercaya mampu menjadi pengawet alami bagi
jenazah tersebut sehingga tidak akan mudah membusuk.
Semakin tinggi kedudukan yang meninggal maka semakin banyak pula kain yang dililitkan pada
jasadnya.
Perbedaan Pemakaian Kain Tenun Bagi Laki-laki dan
Perempuan
Sumber: FrameATrip.com
Terdapat perbedaan jenis kain tenun untuk laki-laki dan perempuan. Para laki-laki mengenakan
busana berupa kain lebar yang dililitkan di pinggang bagian luar celana pendek serta selempang
kain dan ikat kepala yang biasa disebut kapouta dari kain maupun selendang kulit kayu.
Sedangkan para perempuan mengenakan sarung yang terbuat dari kain tenun dengan
dijahit bersusun, dilengkapi hiasan kepala berbentuk tanduk kerbau yang disebut Tabelo,
serta kalung dengan manik-manik anahhida berwarna jingga dengan liontin dan anting-
anting berbentuk mamuli.
Pewarnaan Menggunakan Bahan-Bahan Alami
Pewarnaan pada Kain Sumba masih menggunakan pewarna alami, bukan pewarna sintetis seperti
yang digunakan di pabrik.
Seperti contohnya akar mengkudu untuk mendapatkan warna merah, kayu untuk warna kuning,
lumpur sebagai warna coklat, dan lain-lain.
Setiap penenun memiliki resep khusus dalam pewarnaan, karena itu merupakan ciri dan keunikan
dari kain yang dihasilkan.
Perbedaan Khas Kain Tenun Masing-Masing Daerah di
Sumba
Mamoli yang menggambarkan kesuburan wanita ditaruh di kain pria. Sedangkan mata
kerbau dan ekor kuda yang menjadi simbol maskulin dirajut pada kain tenun wanita.
Kedua kain itu kerap hadir dalam setiap acara adat di Sumba untuk memberikan
keseimbangan.
Kain tenun khas Sumba Barat memang banyak menggunakan gambar hewan dengan
filosofinya masing-masing. Beberapa karakter yang kerap digunakan seperti kura-kura
(simbol kesetiaan), buaya (simbol keperkasaan pria), kuda (simbol kekuatan dan
kejantanan), dan ayam (simbol perempuan yang sudah berumah tangga)
Kain tenun terbaik digunakan untuk menutup jenazah sebagai simbol penghormatan
kepada almarhum. Para pelayat datang juga dengan mengenakan kain tenun sebagai
tanda belasungkawa kepada keluarga yang ditinggalkan
Bagi masyarakat Sumba, kain tenun menjadi simbol budaya dan kerap hadir di beragam
acara penting, seperti pernikahan, kematian, menyambut tamu, dan permintaan maaf.
Untuk langkah awal, benang pabrik dibentuk menjadi lungsingan seukuran kain yang
akan dijahit. Langkah selanjutnya adalah membuat corak atau motif. Pembuatan motif
ini dapat dilakukan dengan beberapa cara yang akan menentukan nama dari kain tenun
tersebut. Setidaknya ada 3 macam kain tenun khas Sumba Barat, yaitu:
Pemerintah daerah tentu sadar akan potensi ini. Dalam beberapa tahun terakhir, mereka
mengadakan festival tenun ikat Sumba yang diikuti oleh ribuan penenun. Festival ini
diharapkan dapat mengenalkan kekayaan leluhur Sumba kepada dunia.
Selain itu, meningkatnya animo wisatawan terhadap kain tenun khas Sumba Barat tentu
menjadi kabar menggembirakan bagi masyarakat lokal. Jika berkujung ke Sumba, kita
akan menemukan banyak warga yang memproduksi kain tenun ini dalam skala home
industry. Banyak dari mereka yang mengandalkan kain tenun sebagai sumber
penghasilan tambahan.