Anda di halaman 1dari 4

Nama : Vebryanan V.

W Rade

Kelas : Gzn 18

TUGAS DIETETIK I INTERVENSI GIZI

1) Apa saja domain dan terminologi intervensi gizi?


Jawaban :
Pengelompokan domain dan terminologi intervensi gizi Pengelompokan domain dan
terminologi intervensi gizi bertujuan untuk digunakan sebagai standar bagi
Dietissien/Nutrisionis di semua fasilitas layanan kesehatan.
Intervensi gizi dikelompokan dalam 4 kategori (domain) yang spesifik sebagai berikut:
a. Pemberian makanan/ diet (Kode internasional – ND- Nutrition Delivery)
Penyediaan makanan atau zat gizi sesuai kebutuhan melalui pendekatan individu
meliputi:
1) Pemberian Makanan utama dan snack/selingan (ND.1);
2) Enteral dan parenteral ( ND.2) ;
3) Suplemen (ND.3);
4) Substansi bioaktif (ND.4);
5) Bantuan saat makan (ND.5);
6) Suasana makan (ND.4) dan
7) Pengobatan terkait gizi (ND.5).

b. Edukasi (Kode Internasional – E-Education)


Merupakan proses formal am melatih
ketrampilan atau memberi pengetahuan untuk membantu pasien/klien dalam
mengelola atau memotivasi diet dan perilaku secara vsuka rela u8ntuk menjaga atu
meningkatkan kesehatannya.
Edukasi gizi meliputi :
1) Edukasi gizi tentang konten/materi yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan
(E.1).
2) Edukasi gizi aplikatif yang bertujuan untuk meningkatkan sikap dan keterampilan
(E.2).

c. Konseling gizi
Konseling gizi merupakan proses pemberian dukungan pada pasien/klien diwujudkan
dengan adanya hubungan kerja sama antara dietisien dengan pasien/klien untuk
mengatasi masalah gizi kesehatan yang dirasakan klien dengan menerapkan beberapa
perubahan perilaku (ketrpilan menerapkan anjuran diet/aktivitas). Perubahan perilaku
pasien/klien tersebut diharapkan menjadi perubahan yang berdampak pada status
kesehatan/gizi yang lebih baik. Melalui proses tersebut dietisien membantu klien
menetapkan prioritas masalah, tujuan perubahan yang akan dicapai, dan bagaimana
cara mengatasi hambatan dalam penerapannya.
d. Kordinasi asuhan gizi
Intervensi ini merupakan kegiatan dietisien melakukan konsultasi, rujukan atau
kolaborasi dan kordinasi dengan tenaga kesehatan lainnya dalam tim asuhan gizi dalam
merawat yang dapat membantu atau mengelola masalah gizi pasien.
Pada langkah intervensi gizi dietisien harus berpikir kritis dalam hal:
1) Menetapkan prioritas dan target/goals/tujuan.
2) Menentukan preskripsi gizi atau perencanaan intervensi gizi.
3) Menggalang hubungan interdisipliner.
4) Intervensi perilaku terkait gizi.
5) Memadukan strategi intervensi gizi dengan kebutuhan pasien/klien, diagnosis gizi,
dan nilai-nilai yang dimiliki pasien/klien.
6) Menentukan waktu dan frekuensi asuhan.

2) Bagaimana hubungan intervensi gizi dengan diagnosis gizi?


Jawaban :
Hubungan intervensi dengan diagnosis gizi Hubungan antara diagnosis gizi dan diagnosis
digambarkan pada skema di bawah ini

Gambar di atas menunjukkan bahwa intervensi gizi pada prinsipnya adalah untuk
mengatasi/menghilangkan etiologi seperti yang dicontohkan di bawah ini :

Contoh :
Gambar dibawah ini juga merupakan hubungan antara diagnosis gizi dan intervensi gizi yang
menggambarkan bahwa etiologi tidak dapat dikoreksi oleh intervensi gizi sehingga intervensi
gizi dilakukan untuk mengatasi etiologi sehingga tanda dan gejala dapat diperbaiki.

Contoh di atas dengan etiologi komplikasi post (setelah) stroke tidak dapat


dikoreksi/diperbaiki dengan Intervensi gizi. Pada kondisi seperti ini intervensi
gizi membantu memperbaiki sign dan symtom dengan memberikan bentuk makanan yang
sesuai kondisi pasien (dimodifikasi), membantu mengatur jadwal dan frekuensi makan, agar
pasien dapat mengkonsumsi makanannya dan tidak tersedak saat makan serta dapat
memenuhi kebutuhan zat gizi.

3) Apa tujuan intervensi gizi?


Jawaban :
Tujuan intervensi gizi adalah untuk mengatasi masalah gizi yang teridentifikasi dalam
diagnosa gizi dalam bentuk perencanaan dan penerapannya berkaitan dengan status
kesehatan individu/pasien/klien, perilaku dan kondisi lingkungan untuk memenuhi
kebutuhan gizinya.

4) Apa saja domain dan terminologi monitoring dan evaluasi?


Jawaban :
Domain dan terminologi monitoring dan evaluasi gizi sama dengan domain asesmen gizi
yaitu riwayat terkait gizi dan makanan, antropometri, fisik dan klinit fokus gizi kecuali
domain data personal (data riwayat klien).
5) Bagaimana hubungan monitoring dan evaluasi gizi dengan asesmen gizi dan diagnosis gizi?
Jawaban :
Hubungan Monitoring dan EvaluasiGizi Dengan Tahap Lain Hubungan monitoring dan
evaluasi gizi sebagai kegiatan yang dilakukan setelah intervensi gizi adalah untuk menjawab
pertanyaan: “Apakah strategi intervensi gizi dapat menyelesaikan diagnosis gizi, etiologinya
dan atau tanda dan gejalanya?”. Gambaran tersebut dapat dilihat pada bagan di bawah ini:
Data yang digunakan dalam asesmen gizi dengan monitoring dan evaluasi cenderung sama,
namun tujuan dan penggunaan data tersebut berbeda. Pada monitoring dan evaluasi gizi,
data digunakan untuk mengevaluasi dampak dari intervensi gizi sesuai dengan outcome dan
indikator asuhan gizi. Pada langkah ini secara jelas didefinisikan outcome asuhan gizi secara
spesifik. Contohnya, seorang pasien yang baru didiagnosis hiperlipidemia, mungkin akan
memiliki tujuan yang berhubungan dengan pengetahuan gizi serta asupan lemak, serat dan
energi, juga terkait dengan hasil pengukuran biokimia dari total Cholesterol dan Cholesterol
LDL. Dietisien mungkin akan mengembangkan sebuah “action plan” (rencana tindak lanjut)
untuk secara periodik memonitor, mengevaluasi dan mendokumentasikan tentang
pengetahuan gizi, asupan lemak dan atau lemak jenuh serta nilai laboratorium terkait profil
lipid.

Anda mungkin juga menyukai