Anda di halaman 1dari 6

1

serta mengintegrasikan dalam kehidupan (HOT), dan keterampilan berpikir tingkat


nyata (Qurrotu A’yunina, 2019). rendah Lower Order Thinking (LOT).
Dari hasil PISA tahun 2015, Indonesia Kemampuan berpikir tingkat rendah
mendapatkan rata-rata nilai 403 untuk sains melibatkan kemampuan mengingat (C1),
(peringkat ketiga dari bawah), 397 untuk memahami (C2) dan menerapkan (C3)
membaca (peringkat terakhir), dan 386 untuk sementara dalam kemampuan berpikir tingkat
matematika (peringkat kedua dari bawah) dari tinggi melibatkan analisis dan sintesis (C4),
72 negara yang mengikuti (OECD, PISA mengevaluasi (C5), dan mencipta atau
2015). Meskipun peningkatan capaian kreativitas (C6).
Indonesia cukup signifikan dibandingkan Analisis soal berbasis HOTS (High
hasil tahun 2012, namun capaian secara Order Thinkig Skill) pada Ujian Nasional
umum masih di bawah rerata negara OECD 2015/2016 pada mata pelajaran fisika
(Organisation for Economic Cooperation and dilakukan oleh Elyana, di MAN 2 Model
Development). Bila peningkatan ini terus Pekanbaru. Dari hasil analisis soal yang
dipertahankan, maka pada tahun 2030 capaian digunakan, presentase penggunaan soal
Indonesia diprediksi dapat menyamai OECD. berbasis HOTS (High Order Thinkig Skill)
Hasil pengukuran capaian peserta didik pada ujian nasional (UN) 2015/2016 berada
berdasarkan UN ternyata selaras dengan sekitar 7,5%-15%. Hasil penelitian ini juga
capaian PISA maupun TIMSS. Hasil UN sama dengan hasil penelitian yang digunakan
tahun 2018 menunjukkan bahwa peserta didik oleh Ani dan Dedi (2015), hasil penelitian
masih lemah dalam kemampuan berpikir menunjukkan penggunaan soal berbasis
tingkat tinggi (Higher Order Thinking) seperti HOTS (High Order Thinkig) pada ujian
menalar, menganalisa, dan mengevaluasi. nasional (UN) sekitar 7,5%-15% (Yulistianti
Berpikir tingkat tinggi atau yang lebih & Megawati, 2019). Analisis soal Ujian Akhir
dikenal HOT (high order thinking) Sekolah (UAS) di SMA kota Medan, sekitar
merupakan topik yang hangat dibicarakan di 22 soal belum memenuhi kriteria soal
dunia pendidikan. Isu yang menjadi perhatian Berbasis HOT (High Order Thinking). Dari
adalah rendahnya keterampilan berpikir hasil penelitian di atas dapat kita lihat
tingkat tinggi peserta didik di Indonesia, bagaimana presentase penggunaan soal
seperti ditunjukkan hasil studi internasional berpikir tingkat tinggi masih rendah.
PISA (Programme for International Student Penelitian tentang pengembangan
Assessment). Padahal keterampilan berpikir instrument tes fisika untuk berpikir tingkat
tingkat tinggi merupakan salah satu modal tinggi, di SMA di kota Medan sudah pernah
individu untuk mempersiapkan diri dilakukan oleh beberapa penelitian
menghadapi dunia nyata dengan perubahan sebelumnya, seperti penelitian dari Nana
yang semakin cepat. Saat ini, pemerintah mardiana (2017), dan Sabani (2020), dan
sudah melakukan upaya peningkatan mutu juga Dari hasil observasi yang dilakukan di
pendidikan di Indonesia salah satunya SMAN 2 Percut sei tuan melalui analisis soal
melakukan penyempurnaan melalui revisi ujian yang digunakan bahwa penggunaan soal
kurikulum 2013. Melalui revisi ini diharapkan berbasis High order thinking (HOT),
dapat memperbaiki pendidikan di Indonesia terkhusus pada mata pelajaran fisika masih
agar mampu bersaing di dunia. belum menggunakan soal berbasis HOT
Dalam kurikulum 2013 mensyaratkan (High Order Thinking).
peserta didik mampu untuk memprediksi,
mendesain, dan memperkirakan. Sejalan METODE PENELITIAN
dengan hal tersebut, ranah HOT mencakup Jenis penelitian yang akan digunakan
proses menganalisis (C4), mengevaluasi (C5), adalah penelitian pengembangan (R&D).
dan mencipta (C6). Pengetahuan yang Penelitian pengembangan (R&D) merupakan
diperoleh melalui proses berpikir tingkat penelitian yang berfungsi untuk
tinggi lebih mudah ditransfer daripada hanya mengembangkan dan memvalidasi produk-
sekedar menghafal sehingga peserta didik produk yang digunakan dalam pendidikan.
dengan pemahaman konsep yang mendalam Produk yang dikembangkan dalam penelitian
akan mempunyai kemampuan ini adalah Instrumen test berbentuk subjektif
mengaplikasikan pengetahuan tersebut untuk (essay) berbasis High Order Thinking (HOT).
menyelesaikan masalah baru dalam situasi Penelitian pengembangan ini menggunakan
yang berbeda. Menurut Taksonomi Bloom model penelitian ADDIE, yang merupakan
yang telah direvisi oleh Anderson dan singkatan dari Analysis, Design,
Krathwohl proses kognitif dibedakan menjadi Development, Implementation, dan
dua, yaitu berpikir tingkat tinggi atau sering Evaluation (Sugiyono, 2017)
disebut dengan Higher Order Thinking

2
Penelitian ini dilaksanakan di SMA penelitian berupa siswa kelas XI MIA di
Negeri 2 Percut Sei Tuan Kabupaten Deli SMA Negeri 2 Percut sei tuan Deli serdang
Serdang semester genap T.A. 2020/2021. yang telah mempelajari materi hukum gerak
Penelitian dilakukan terhadap siswa kelas XI newton. Di mana subjek penelitian
MIA 4, yang terdiri dari 2 tahap uji, yaitu uji menjawab soal-soal yang terdapat pada
kelompok kecil yang terdiri dari 5 orang instrumen. Selanjutnya uji respon siswa
siswa, dan uji kelompok besar yang terdiri dilakukan dengn memberi angket respon
dari 30 orang siswa. Penelitian ini siswa mengenai keterbacaan siswa terhadap
menggunakan penelitian instrument yang dikembangkan. Analisis
dilakukan dengan cara memeriksa hasil uji
Tahap Analisis (Analysis) coba pemakaian intrumen tes untuk
Pada tahap ini, dilakukan terlebih mengetahui validitas, realibitas, tingkat
dahulu analisis instrument tes yang digunakan kesukaran, daya pembeda, dan respon siswa.
di sekolah. Soal yang dianalisis berupa soal
Ujian Akhir Semester Berstandart Nasional Tahap Evaluasi (Evaluation)
(UASBN) tahun 2019. Setelah melakukan
analisis instrument tes yang digunakan di Pada tahap ini peneliti melakukan
sekolah, kemudian ditentukan instrument tes evaluasi atau perbaikan terhadap produk yang
yang paling sesuai untuk dikembangkan. akan dikembangkan.

Tahap Perancangan Produk (Design)


Jenis instrument yang dikembangkan HASIL DAN PEMBAHASAN
berupa essay berbasis High Order Thinking Hasil Penelitian
(HOT) dengan jumlah soal sebanyak 15 soal. Penelitian ini dilakukan di SMA
Ada beberapa alasan peneliti memilih bentuk Negeri 2 Percut Sei Tuan, di kelas XI MIA 4
tes essay (subjektif) diantaranya, soal essay dengan jumlah siswa 30 orang. Jenis
lebih mudah dan tidak memerlukan waktu penelitian ini adalah penelitian pengembangan
yang lama, lebih tepat digunakan apabila (research and development) dengan model
peneliti ingin mengukur kemampuan High pengembangan ADDIE yang terdiri atas
Order Thinking (HOT), karena seluruh tataran Analysis (analisis), Design (Merancang),
kognitif dapat diungkapkan. Kisi-kisi Development (Mengembangkan),
merupakan desain yang berisikan tujuan- Implementation (mengimplementasi),
tujuan khusus atau indikator-indikator dan Evaluation (mengevaluasi), dengan produk
perilaku khusus. Pada langkah ini peneliti yang dikembangkan adalah Instrumen Tes
membuat kisi-kisi soal sesuai dengan Berbasis HOT (High Order Thinking) pada
kemampuan taksonomi bloom revisi yaitu materi Hukum Gerak Newton).
menganalisa (C4), mengevaluasi (C5). Kisi-
kisi yang akan digunakan dalam
pengembangan instrument berbasis High Hasil Validasi Ahli
Order Thinking (HOT) Setelah rancangan awal instrument tes
selesai, peneliti melakukan validasi kepada 3
Tahap Tahap Pembuatan dan Pengujian validator, yang terdiri dari 2 (dua) dosen
Produk (Development) Universitas Negeri Medan yaitu Bapak dan 1
Membuat tes berbentuk essay berbasis (satu) orang guru mata pelajaran fisika di
High Order Thinking (HOT) dalam ranah SMA Negeri 2 Percut Sei Tuan.
kemampuan kognitif sesuai taksonomi bloom
revisi sebanyak 15 soal sesuai kisi-kisi yang
telah dibuat, Tim ahli yang memvalidasi
instrument tes yang dikembangkan berupa
dua (2) orang dosen fisika Universitas Negeri
Medan dan seorang guru fisika di SMA
Negeri 2 Percut Sei Tuan, Melakukan revisi
(Perbaikan) terhadap butir soal HOT sesuai
hasil vaalidasi yang diperoleh dari tim ahli
yaitu dengn mengikuti saran dan komentar
yng telah diberikan.

Tahap Implementasi (Implementation)


Uji kelayakaan dilakukan dengan cara
memeberikan instrument tes kepada subjek

3
No CVI Ʃ CVR Hasil sebesar 0,938; butir soal nomor 4
(Conten (Conten Validasi
sebesar 0,946; butir soal nomor 5
t t
Validity Validity memiliki sebesar 0,967; butir soal

Index) Ratio) nomor 6 0,907; butir soal nomor 8


1 1 1 Valid
2 1 1 Valid 0,938; butir soal nomor 9
3 1 1 Valid
4 1 1 Valid 0,907; butir soal nomor 10 dengan
5 1 1 Valid 0,900; dan butir soal nomor 11 dengan
6 1 1 Valid
7 1 1 Valid sebesar 0,988. Sementara untuk soal
8 1 1 Valid yang tidak valid terdiri atas soal nomor 7
9 1 1 Valid
10 1 1 Valid dengan 0,850; butir soal nomor 12
11 1 1 Valid
12 1 1 Valid 0,771; butir soal nomor 13
13 1 1 Valid
0,609; butir soal nomor 14 0,609;
14 1 1 Valid
15 1 1 Valid
dan butir soal nomor 15 dengan
Gambar 1. Tabel Hasil Validasi Ahli
sebesar 0,603. Untuk reliabilitas soal,
Untuk menilai kevalidan suatu instrument tes yang dikembangkan reliabilitas
instrument terlebih dahulu kita menghitung instrument tes berada pada nilai 0,751 atau
CVR (Content Validity Ratio), setelah masuk kedalam reliabilitas yang tinggi. Untuk
menghitung CVR (Content Validity Ratio), daya beda soal terdapat 3 butir soal berada
selanjutnya kita menghitung CVI (Content pada kategori baik yaitu butir soal nomor 2
Validity Index) dengan membagi jumlah memiliki nilai daya beda 0,5; nomor 7
seluruh CVR (Content Validity Ratio) dengan memiliki nilai daya beda 0,5; dan butir soal
jumlah soal yang dikembangkan. Menurut nomor 12 dengan nilai daya beda 0,625.
Lawshe CVR (Content Validity Ratio) dan Sedangkan terdapat 6 butir soal memiliki daya
CVI (Content Validity Index) yang memiliki beda cukup baik yaitu butir soal nomor 1
rentang nilai -1 dan di bawah 0 masuk dengan daya beda 0,25; nomor soal 5 dengan
kedalam kategori tidak baik, nilai 0 masuk daya beda 0,375; butir soal nomor 6 dengan
kedalam kategori baik, dan rentang nilai lebih daya beda 0,375; nomor 9 memiliki daya beda
besar dari nol hingga 1 masuk kedalam 0,375; soal nomor 10 dan 11 dengan daya
kategori sangat baik. beda 0,375. Sebanyak 6 butir soal meliki daya
beda jelek yaitu butir soal nomor 3 dengan
daya beda 0,125; butir soal nomor 4 dengan
Pembahasan daya beda 0,125; butir soal nomor 8 dengan
Hasil Uji Kelompok Kecil daya beda 0,125; butir soal nomor 13 hingga
Berdasarkan hasil Uji validitas, butir soal nomor 15 dengan daya beda
reliabilitas, daya pembeda dan tingkat masing-masing sebesar -0,125.
kesukaran yang dilakukan pada kelompok Selanjutnya dilakukan uji tingkat
kecil memperoleh hasil untuk uji validitas kesukaran yang memperoleh hasil tidak
terdapat 10 soal valid dan 5 soal tidak valid. terdapat butir sooal yang sukar, sebanyak 13
Syarat suatu instrument dikatakan valid butir soal pada kategori sedang, sedangkan 2
butir soal berada pada kategori mudah. Untuk
adalah jika memiliki > , soal yang termasuk kedalam kategori sedang
adalah butir soal nomor 1 dengan tingkat
dimana . Untuk uji kelompok kecil
kesukaran 0,7; butir soal nomor 2 dengan
adalah sebesar 0,878. Adapun soal yang valid tingkat kesukaran 0,75; butir soal nomor 4
terdiri dari soal nomor 1 dengan dengan tingkat kesukaran 0,7; kategori soal
nomor 6 dengan tingkat kesukaran 0,6; soal
sebesar 0,919; butir soal nomor 2 dengan nomor 7 dengan tingkat kesukaran 0,7; soal
nomor 8 tingkat kesukaran 0,7; soal nomor 9
sebesar 0,986; butir soal nomor 3 dengan tingkat kesukaran 0,6; soal nomor 10

4
dengan tingkat kesukaran 0,7; soal nomor 12 nomor 3 dengan tingkat kesukaran 0,575;
dengan tingkat kesukaran sebesar 0,6; soal nomor 4 dengan tingkat kesukaran 0,725;
nomor 13 dengan tingkat kesukaran sebesar nomor 6 dengan tingkat kesukaran 0,283;
0,7; soal nomor 14 dengan tingkat kesukaran nomor 7 dengan tingkat kesukaran 0,541;
sebesar 0,45; dan soal nomor 15 dengan nomor 9 dengan tingkat kesukaran 0,558;
tingkat kesukaran sebesar 0,6. Sementara nomor 10 dengan tingkat kesukaran 0,558;
untuk soal dengan kategori mudah adalah nomor 14 dengan tingkat kesukaran 0,666;
butir soal nomor 3 dengan kategori kesukaran dan soal nomor 15 dengan tingkat kesukaran
sebesar 0,95 dan butir soal nomor 11 dengan 0,641667. Untuk butir soal kategori mudah
tingkat kesukaran sebesar 0,8. terdapat 6 butir soal, yaitu butir soal nomor 1
dengan tingkat kesukaran 0,841; nomor 2
Hasil Uji coba skala besar dengan tingkat kesukaran 0,841; nomor 5
Setelah dilakukan uji kelompok kecil dengan tingkat kesukaran 0,811; nomor 8
dengan jumlah siswa sebanyak 5 orang, maka dengan tingkat kesukaran 0,833; nomor 11
selanjutnya dilakukan uji kelompok besar dengan tingkat kesukaran 0,85 dan soal
dengan jumlah siswa sebanyak 30 orang nomor 13 dengan tingkat kesukaran 0,866.
dengan jumlah butir instrument tes yang sama Selanjutnya dilakukan uji daya beda dengan 5
yaitu 15 butir soal dan sebesar 0,361. butir soal dengan daya beda baik, yaitu soal
nomor 1 dengan daya beda 0,427; nomor 3
Dari hasil uji kelompok besar, terdapat soal dengan daya beda 0,510; nomor 4 dengan
yang valid sebanyak 10 butir soal yaitu butir daya beda 0,510; nomor 9 dengan daya beda
soal nomor 1 dengan sebesar 0,523; 0,437 dan soal nomor 10 dengan daya beda
0,427. Untuk butir soal dengan daya beda
butir soal nomor 2 dengan sebesar cukup baik sebanyak 6 butir soal, yaitu butir
soal nomor 2 dengan daya beda 0,291; nomor
0,480; butir soal nomor 3 dengan 5 dengan daya beda 0,312; nomor 7 dengan
daya beda 0,322; nomr 11 dengan daya beda
sebesar 0,418; butir soal nomor 4 dengan 0,385; soal nomor 13 dengan daya beda
0,260; soal nomor 14 dengan daya beda
0,511; butir soal nomor 5 dengan
0,385. Untuk soal dengan kategori jelek
terdapat 4 butir soal, yaitu soal nomor 6
0,603; butir soal nomor 6 dengan
dengan daya beda 0, nomor 8 dengan daya
beda 0,197; nomor 12 dengan daya beda
sebesar 0386; butir soal nomor 8
0,125; dan soal nomor 15 dengan daya beda
dengan sebesar 0,442; butir soal 0,197.

nomor 9 memiliki sebesar 0,426; KESIMPULAN


Beberapa kesimpulan yang dapat
butir soal nomor 10 dengan sebesar diperoleh dalam penelitian ini antara lain
adalah sebagai berikut; (1) Instrument Tes
0,496 dan butir soal nomor 11 dengan Berbasis HOT (High Order Thinking) yang
dikembangkan pada materi Hukum Gerak
sebesar 0,603. Sementara 5 butir soal Newton di Kelas XI MIA 4 SMAN 2 Percut
Sei Tuan yang terdiri dari 15 (Lima Belas)
tidak valid yaitu butir soal nomor 7 butir soal dalam bentuk essay, dari hasil uji
lapangan diperoleh soal valid yang berjumlah
sebesar 0,292; butir soal nomor 12
10 (sepuluh) butir soal, dimana 10 (sepuluh)
soal tersebut memiliki rhitung > 0,878. (2)
0,162; butir soal nomor 13 dengan
Hasil angket respon siswa menunjukkan
instrumen tes yang telah dikembangkan sudah
sebesar 0,335; butir soal nomor 14
sangat layak dimana dari hasil angket tersebut
sebesar 0,342; dan butir soal nomor 15 dari segi materi, kesesuaian instrumen tes
dengan sebesar 0,170. dengan instrumen tes berbasis HOT (High
Order Thinking), kejelasan perintah dalam
Untuk uji reliabilitas soal, instrument soal, kejelasan pertanyaan dalam soal, berada
berada pada kategori sedang dengan nilai di atas 80%. Hal itu menunjukkan respon
0,587. Untuk uji tingkat kesukaran tidak ada siswa terhadap instrument tes yang
butir soal yang termasuk kedalam kategori dikembangkan sudah sangat baik. (3) Untuk
sukar, sebanyak 9 butir soal termasuk melihat kelayakan instrument tes yang
kedalam kategori sedang yaitu butir soal dikembangkan, dilakukan uji reliabilitas,

5
tingkat kesukaran soal, daya beda. Dari hasil https://doi.org/10.21927/literasi.2013.4(
uji lapangan yang dilakukan di kelas XI MIA 1).19-32
4 dengan jumlah siswa sebanyak 30 orang, Qurrotu A’yunina. (2019). Analisis
diperoleh bahwa instrumen tes yang Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi
dikembangkan memiliki reliabilitas sedang Dalam Menyelesaikan Soal Un Fisika
yaitu sebesar 0.587, untuk daya beda soal, Sma Pada Materi Medan Magnet Siswa
sebanyak 6 (enam) butir soal masuk kategori Kelas Xii Di Sma Muhammadiyah 3
cukup baik, dan 5 (lima) butir soal berada Jember. INTAJ : Jurnal Penelitian
pada kategori baik. Untuk tingkat kesukaran, Ilmiah, 3(2), 1–25.
sebanyak 6 (enam) butir soal masuk kedalam https://doi.org/10.35897/intaj.v3i2.206
kategori mudah, dan 9 (Sembilan) butir soal Sani, R. A. (2016). Penilaian Autentik. Bumi
masuk kedalam kategori sedang Aksara.
Sani, R. A. (2019). Pembelajaran Berbasis
DAFTAR PUSTAKA HOTS (High Order Thinking Skill). Tira
Smart.
Abdulhak. (2006). Bahan Ajar Pelatihn Sari, P. S. (2015). Metode Penelitian
Tenaga Pendidik Pendidikan Anak Pendidikan dan Pengembangan.
Usia. Prenadamedia Group.
Abdullah, M. (2016). Fisika Dasar. ITB. Sugiyono, P. D. (2018). Metode Penelitian
Arifin, & Ratu, N. (2018). Profil Higher Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Order Thingking Skill Siswa Dalam. Alfabeta.
Maju, 5(2), 52–63. Sutaryat, P. D. H. S. T. (2014). Evaluasi
Bakri, F., & Budi Raharjo, S. (2015). Analisis Pembelajaran (p. 415).
Hasil Uji Kompetensi Guru Fisika. Utomo, B. (2019). Analisis Validitas Isi Butir
Jurnal Penelitian & Pengembangan Soal sebagai Salah Satu Upaya
Pendidikan Fisika, 01(1), 91–96. Peningkatan Kualitas Pembelajaran di
https://doi.org/10.21009/1.01113 Madrasah Berbasis Nilai-Nilai Islam.
Dr. Priyono, M. (2008). Metode Penelitian Jurnal Pendidikan Matematika (Kudus),
Kuantitatif (T. Chandra (ed.); p. 195). 1(2).
Zifatama. https://doi.org/10.21043/jpm.v1i2.4883
Giancolli. (2001). Fisika Dasar (5th ed., p. Yulistianti, H. D., & Megawati, E. (2019).
602). Analisis Instrumen Tes Higher Order
Malik, A., Rosidin, U., & Ertikanto, C. Thinking. Jurnal Pendidikan
(2018). Pengembangan Instrumen Matematika, 13(1), 41–54.
Asesmen Hots Fisika Sma. Lentera
Pendidikan Pusat Penelitian LPPM UM
Metro, 3(1), 11–25.
Mulyana, M. A., Hanifah, N., Jayadinata, A.
K., & Kunci, K. (2016). Penerapan
Model Kooperatif Tipe Numbered
Heads Together (NHT) Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada
Materi Kenampakan Alam Dan Sosial
Budaya. Jurnal Pena Ilmiah, 1(1), 331–
340.
https://doi.org/10.23819/pi.v1i1.3039
Nahjiah, A. (2015). Evaluasi Pembelajaran.
Phi-wiki, T. (2013). Fisika Dasar I.
Phito, V., Arief, A., & Roza, M. (2019).
Pengembangan Instrumen Asesmen
Higher Order Thinking Skills (HOTS)
Pada Bidang Studi Fisika. … Fisika
PPs Universitas Negeri …, 5, 787–799.
https://ojs.unm.ac.id/semnasfisika/articl
e/view/14365
Purnama, S. (2016). Metode Penelitian Dan
Pengembangan (Pengenalan Untuk
Mengembangkan Produk Pembelajaran
Bahasa Arab). LITERASI (Jurnal Ilmu
Pendidikan), 4(1), 19.

Anda mungkin juga menyukai