Abstrak
Berpikir tingkat tinggi (HOTS) adalah cara berpikir yang dapat menyelesaikan dan
menemukan solusi yang tepat dari setiap masalah dengan kritis, analisis serta memiliki alasan
di setiap jawaban yang diutarakan secara logis dan sistematis. Kurangnya siswa berkemampuan
HOTS disebabkan tidak pahamnya mereka terhadap beberapa materi dan kegunaannya dalam
kehidupan sehari-hari hal tersebut menyebabkan banyak siswa menganggap sulit dalam
menyelesaikan soal-soal fisika. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana
kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa/siswi dengan menggunakan Two-tier Multiple Choice
pada materi gerak siswa kelas XI MIA di SMA Negeri 1 Darul Imarah? Tujuan penelitian ini
untuk mengetahui kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa/siswi dengan menggunakan Two-
tier Multiple Choice pada materi gerak siswa kelas XI MIA di SMA Negeri 1 Darul Imarah.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI
MIA SMAN 1 Darul Imarah sebanyak 20 responden. Pengumpulan data diperoleh dengan
menggunakan tes diagnostik kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS). Pengelohan data
menggunakan rumus persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa/i SMAN 1 Darul
Imarah memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa memiliki rata-rata persentasi sebesa
47.5%, persentase siswa tertinggi kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa adalah 70% dalam
kategori baik serta siswa yang memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi pada kategori sangat
kurang dengan presentase 10% dan tidak ada siswa yang berada pada kategori sangat baik
dalam kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa.
Kata Kunci: Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi, Two-Tier Multiple choice, Materi Gerak
Abstract
High Order Thinking (HOTS) is a way of thinking that can solve and find the right
solution of every problem critically, analysis and have a reason in every answer that is
expressed logically and systematically. The lack of HOTS-capable students is due to their lack
of understanding of some of the material and its use in daily life, which causes many students to
find it difficult to solve physics problems. The formulation of the problem in this study is how
are the high order thinking skills of students using Two-tier Multiple Choice on the subject
matter of XI MIA students in SMA Negeri 1 Darul Imarah? The purpose of this study was to
determine the high order thinking ability of students by using Two-tier Multiple Choice on the
subject matter of XI MIA students in SMA Negeri 1 Darul Imarah. This study used a qualitative
approach. The subjects of this study were 20th grade students of MIA SMAN 1 Darul Imarah,
as many as 20 respondents. Data collection was obtained using diagnostic tests of higher order
thinking skills (HOTS). Data deception uses the percentage formula. The results showed that
students of SMAN 1 Darul Imarah had high level thinking ability students had an average
percentage of 47.5%, the highest percentage of students thinking high level students was 70% in
the good category and students who had high order thinking skills in the category very less with
a percentage of 10% and there are no students who are in the very good category in the ability to
think high order students.
Keywords: High Order Thinking Ability, Two-Tier Multiple Choice, Motion Material
12 | Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Pendidikan Fisika. Vol.4 No.2 April 2019, 11-19
PENDAHULUAN
pada rentang 15 tahun. (Kurniati dkk soal HOTS dibutuhkan panduan yang
2016:143),” Menunjukkan indonesia tepat guna mendapatkan soal sesuai
berada pada ranking 62 dari 70 negara kategori yang dibutuhkan, indikator
dengan rata-rata skor 375 yang rata-rata HOTS sangat dibutuhkan dalam
skor internasional dari PISA itu sendiri pembuatan soal HOTS sebagai berikut
adalah 500”. Capaian ini dapat merujuk (1) mengidentifikasi dan mengaitkan
bahwa terdapat permalasalahan dalam informasi yang relevan dari suatu situasi
sistem pendidikan di indonesia. Siswa/i atau masalah, (2) membuat simpulan
masih kesulitan saat dihadapkan pada yang tepat berdasarkan informasi dari
permasalahan yang memerlukan suatu situasi atau masalah, (3)
keterampilan kritis, kreatif serta berpikir menemukan konsistensi dalam suatu
tingkat tinggi. masalah (4) menilai suatu operasi atau
produk yang relevan berdasarkan
Menurut Dian Kurniati kriteria (5) memadukan ide atau strategi
(2016:154),”kurangnya siswa untuk menyelesaikan suatu masalah, (6)
berkemampuan HOTS disebabkan tidak menggunakan ide atau strategi yang
pahamnya mereka terhadap materi dan tepat untuk menyelesaikan suatu
kegunaanya dalam kehidupan sehari- masalah, (7) mengembangkan atau
hari hal tersebut menyebabkan banyak membuat alternatif baru dalam
siswa menganggap sulut dalam menyelesaikan suatu masalah. Agar
menyelesaikan soal-soal fisika.” lebih memperkuat analisis kemampuan
Berdasarkan hasil wawancara dengan berpikri tingkat tinggi siswa maka
Ibu Asmanidar salah satu guru bidang diperlukan instrumen yang tepat yang
studi Fisika di SMA Negeri 1 Darul dapat mengungkapkan pengetahuan
Imarah didapatkan informasi bahwa di yang dimiliki siswa secara mendalam,
sekolah tersebut sudah mulai mampu mengukur keterampilan berpikir
menerapkan sistem HOTS baik segi tingkat tinggi siswa tanpa adanya
kegiatan belajar mengajar maupun subjektifitas penilaian dan mengurangi
dalam pembuatan soal, namun banyak kecurangan yang dilakukan oleh siswa.
siswa/siswi yang belum terbiasa dengan
kegiatan belajar mengajar menggunakan Menurut shiddiq Dkk
sistem HOTS, para siswa masih terbiasa (2014:84),”salah satu cara mendeteksi
menggunakan sistem LOTS (Low order kemampuan siswa dalam berpikir secara
thinking skills) yang hanya sekedar HOTS adalah memberikan soal berupa
mengetahui rumus dan penyelesaian instrumen Two-Tier Multiple Choice.
matematis namun tidak paham konsep Instrumen ini telah dinyatakan layak
dari sebuah materi sehingga dan memenuhi kriteria sebagai suatu
menyebabka n siswa/siswi tidak dapat soal yang baik dengan hasil validasi isi
menyelesaikan soal-soal fisika yang (CV) 1,00 dan instrumen ini cukup
berbasis HOTS. mampu mengukur keterampilan berpikir
Berdasarkan dari hasil yang tingkat tinggi dengan angka konsisten
telah dipaparkan, peneliti ingin sebesar 41,6%”. Jika menggunakan
menganalisis kemampuan HOTS siswa instrumen pilihan ganda tradisional
DI SMA Negeri 1 Darul Imarah, salah hanya dapat menilai konten
satu cara menganalisis kemampuan pengetahuan tanpa mempertimbangkan
berpikir tingkat tinggi siswa adalah alasan dibalik pilihan tersebut bahkan
dengan memberikan soal yang kemungkinan besar hanya sekedar
berbentuk soal HOTS, untuk membuat menebak tanpa analisis terlebih dahulu.
14 | Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Pendidikan Fisika. Vol.4 No.2 April 2019, 11-19
Sumber : Nining Dkk, 2017 berdasarkan tabel 1.1. berikut ini hasil
penelitian yang menggunaka instrumen
Setelah data terkumpul tes berbentuk two-tier multiple choice
kemudian ditabulasikan dan dianalisis diperoleh persentase kemampuan
persentasenya menggunakan rumus: berpikir tingkat tinggi, kemudian hasil
𝑓 persentase dapat ditentukan kategori
𝑃= 𝑥100%
𝑁 kemampuan berpikir tingkat tinggi
(HOTS). Siswa yang berada dalam
Keterangan: P = angka persentase kategori baik sebanyak 2 siswa yaitu AS
f = frekuensi yang dan SP sebesar 70% dan 2 siswa yang
sedang dicari memiliki kemampuan berpikir tingkat
persentasenya tinggi sangat kurang yaitu RFA dan SA
N = jumlah siswa dengan persentase 10%, siswa yang
berada dikategori kurang dengan
Setelah tes dilakukan dan telah persentase berkisar 30%-40%, siswa
diperoleh skor siswa maka skor tesebut yang berada dikategori cukup dengan
dianalis dengan menggukanan kategori persentase berkisar 50%-60% sebanyak
berpikir tingkat tinggi siswa. Berikut 9 siswa, serta tidak ada siswa yang
adalah kategori kemampuan berpikir kemampuan berpikir tingkat tinggi
tingkat tinggi siswa yang telah dengan kategori sangat baik pada sekola
dicantumkan pada jurnal prasetyani dkk SMA Negeri 1 Darul Imarah. Hasil
(2016:34) penelitian ini sama dengan penelitian
sebelumnya Penelitian yang dilakukan
Nilai siswa (%) Kategori penilaian oleh Dian kurniati (2016:146),”Siswa
81-100 Sangat baik berkemampuan level sedang atau baik
61-80 Baik sudah mengerti tentang aplikasi materi
41-60 Cukup gerak lurus beraturan, siswa mampu
21-40 Kurang menuliskan hal yang diketahui dan
0-20 Sangat kurang ditanya dengan tepat”. Dilihat dari hasil
Sumber : Prasetyani Dkk, 2016 yang diperoleh tak ada siswa yang
berada dikategori sangat baik atau dapat
HASIL DAN PEMBAHASAN menjawab soal 8-10 soal yang
Soal berbentuk choice sebanyak membuktikan belum adanya siswa
10 butir diujikan pada siswa/i untuk memiliki kemampuan berpikir tingkat
mengetahui kemampuan berpikir tinggi.
tingkat tinggi, soal yang diberikan berisi
tentang materi gerak dengan subbab Pada penelitian ini dapat
kecepatan, percepatan, jarak, kelajuan diketahui bahwa siswa banyak yang
serta hubungan GLB dan GLBB. miskonsepsi mata materi gerak, pada
Tingkat soal yang berada pada level alasan yang dicantumkan hanya
kognitif C4 (menganalisi),C5 mengutarakan pengertian dan rumus,
(mengevaluasi) dan C6 (menciptakan). sedikit yang bisa menganalisis soal
Berdasarkan hasil jawaban siswa yang tersebut, dan juga diketahui bahwa
sudah dikategorikan berdasarkan adanya keterkaitan antara kemampuan
kategori two-tier multiple choice, analisis dan evaluasi siswa, saat siswa
selanjutnya dapat dihitung rata-rata dapat memahami, kemudian
kemampuan berpikir tingkat tinggi menganalisis soal yang diberikan siswa
siswa, kemudian memberikan kategori dengan mudah mengevaluasi dan
16 | Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Pendidikan Fisika. Vol.4 No.2 April 2019, 11-19