Anda di halaman 1dari 11

Nanda RS, dkk. (2019).

Analisis HOTS Menggunakan Two-Tier… | 11

ANALISIS HOTS MENGGUNAKAN TWO-TIER MULTIPLE CHOICE PADA


MATERI GERAK SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 1 DARUL IMARAH
Nanda RS, Soewarno, Nurul Wati
Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan Dan
Ilmu Pendidikan, Unsyiah Email:
nandariasuryani12@gmail.com

Abstrak

Berpikir tingkat tinggi (HOTS) adalah cara berpikir yang dapat menyelesaikan dan
menemukan solusi yang tepat dari setiap masalah dengan kritis, analisis serta memiliki alasan
di setiap jawaban yang diutarakan secara logis dan sistematis. Kurangnya siswa berkemampuan
HOTS disebabkan tidak pahamnya mereka terhadap beberapa materi dan kegunaannya dalam
kehidupan sehari-hari hal tersebut menyebabkan banyak siswa menganggap sulit dalam
menyelesaikan soal-soal fisika. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana
kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa/siswi dengan menggunakan Two-tier Multiple Choice
pada materi gerak siswa kelas XI MIA di SMA Negeri 1 Darul Imarah? Tujuan penelitian ini
untuk mengetahui kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa/siswi dengan menggunakan Two-
tier Multiple Choice pada materi gerak siswa kelas XI MIA di SMA Negeri 1 Darul Imarah.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI
MIA SMAN 1 Darul Imarah sebanyak 20 responden. Pengumpulan data diperoleh dengan
menggunakan tes diagnostik kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS). Pengelohan data
menggunakan rumus persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa/i SMAN 1 Darul
Imarah memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa memiliki rata-rata persentasi sebesa
47.5%, persentase siswa tertinggi kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa adalah 70% dalam
kategori baik serta siswa yang memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi pada kategori sangat
kurang dengan presentase 10% dan tidak ada siswa yang berada pada kategori sangat baik
dalam kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa.

Kata Kunci: Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi, Two-Tier Multiple choice, Materi Gerak

Abstract

High Order Thinking (HOTS) is a way of thinking that can solve and find the right
solution of every problem critically, analysis and have a reason in every answer that is
expressed logically and systematically. The lack of HOTS-capable students is due to their lack
of understanding of some of the material and its use in daily life, which causes many students to
find it difficult to solve physics problems. The formulation of the problem in this study is how
are the high order thinking skills of students using Two-tier Multiple Choice on the subject
matter of XI MIA students in SMA Negeri 1 Darul Imarah? The purpose of this study was to
determine the high order thinking ability of students by using Two-tier Multiple Choice on the
subject matter of XI MIA students in SMA Negeri 1 Darul Imarah. This study used a qualitative
approach. The subjects of this study were 20th grade students of MIA SMAN 1 Darul Imarah,
as many as 20 respondents. Data collection was obtained using diagnostic tests of higher order
thinking skills (HOTS). Data deception uses the percentage formula. The results showed that
students of SMAN 1 Darul Imarah had high level thinking ability students had an average
percentage of 47.5%, the highest percentage of students thinking high level students was 70% in
the good category and students who had high order thinking skills in the category very less with
a percentage of 10% and there are no students who are in the very good category in the ability to
think high order students.
Keywords: High Order Thinking Ability, Two-Tier Multiple Choice, Motion Material
12 | Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Pendidikan Fisika. Vol.4 No.2 April 2019, 11-19

PENDAHULUAN

Era globalisasi manusia dituntut berada pada tingkatan menganalisis


memiliki sumber daya yang berkualitas (C4), mengevaluasi (C5) serta mencipta
yang bisa bersaing dimasa depan, salah (C6),
satu faktor yang dapat mempengaruhi
sumber daya (SDM) manusia adalah Kemampuan HOTS pada siswa
pendidikan. Menurut Toenlioe memiliki beberapa imdilator
(2016:117),”pendidikan merupakan diantaranya menganalisis (C4), siswa
usaha manusia untuk mengembakan mampu menjelaskan secara rinci dari
potensi yang ada pada dirinya melalui suatu permasalahan dalam bentuk soal
proses pembelajaran baik itu formal menjadi suatu bagian yang lebih mudah
maupun informal”. Kurikulum yang dipahami. Mengevaluasi (C5), siswa
diterapkan di Indonesia pada saat ini dapat membuat suatu pertimbangan
yaitu kurikullum 2013, pada kurikullum mengenai suatu kondisi, metode
ini guru hanya sebagai pengontrol saja maupun ide. Mencipta (C6), siswa dapat
sedangkan siswa yang aktif berperan mensistensi atay membuat sebuah
dalam menyelesaikan masalah. Hal ini pengetahuan yang baru berdasarkan
mendorong harus memiliki SDM yang hasil analisis dan evaluasi. Siswa yang
berkualitas dapt berpikir kritis, logis, dapat pola berpikir seperti yang telah
kreatif dan sistematis serta mampu disebutkan diatas, maka siswa tersebut
bekerja secara efektif memiliki indikator-indikator HOTS
yang menjadikan termasuk siswa yang
Fisika adalah cabang ilmu yang berkemampuan berpikir tingkat tinggi
mempelajari kejadian-kejadian alam dan dapat menyelesaikan soal berbentuk
dan sifatnya, fisika juga merupakan HOTS.
mata pelajaran yang erat dengan soal-
soal matematis dan kebanyakan soal Soal-soal fisika erat kaitannya
menggunakan konteks soal yang dengan skejadian alam dan seluruh
membuthkan kemampuan berpikir isinya yang diharuskan untuk dapat
tingkat tinggi atau High Order Thinking menganalisis secara rinci fenomena
Skils (HOTS. menurut Dinni (2018:17) fisika. Menurut Gunawan, Harjono &
pada jurnalnya menyebutkan “ High Sahidu (2015 :41) ), “Karakteristik
order thinking skills merupakan konsep fisika sebagiannya merupakan
kemampuan untuk menghubungkan, konsep yang abstrak menimbulkan
memanipulasi dan mengubah kesulitan tersendiri, baik dalam proses
pengetahuan serta pengalaman yang belajar maupun kegiatan
sudah dimiliki secara kritis dan kreatif laboratoriumnya”. Namun fakta di
dalam menentukan keputusan untuk lapangan membuktikan bahwa
menyelesaikan masalah pada situasi kemampuan berpikir tingkat tinggi
baru”. Menurut Istiyono (2013:3) siswa di Indonesia masih dikategorikan
Secara terpisah level kognitif terbagi tingkat rendah dibuktikan dengan hasil
menjadi dua, yaitu : cara berpikir survey PISA (Program for Internasionl
tingkat rendah (lower order thinking) Student Assesment) yaitu sebuah studi
terdiri dari level mengingat (C1), bertaraf internasional yang
memahami (C2) dan mengaplikasikan diselenggarakan oleh OECD
(C3), sedangkan cara berpikir tingkat (organizatoin for economic cooperation
tinggi (High order thinking skills) and developmen) pada tahun 2016 yang
mengkajia kemampuan berpikir siswa
Nanda RS, dkk. (2019). Analisis HOTS Menggunakan Two-Tier… | 13

pada rentang 15 tahun. (Kurniati dkk soal HOTS dibutuhkan panduan yang
2016:143),” Menunjukkan indonesia tepat guna mendapatkan soal sesuai
berada pada ranking 62 dari 70 negara kategori yang dibutuhkan, indikator
dengan rata-rata skor 375 yang rata-rata HOTS sangat dibutuhkan dalam
skor internasional dari PISA itu sendiri pembuatan soal HOTS sebagai berikut
adalah 500”. Capaian ini dapat merujuk (1) mengidentifikasi dan mengaitkan
bahwa terdapat permalasalahan dalam informasi yang relevan dari suatu situasi
sistem pendidikan di indonesia. Siswa/i atau masalah, (2) membuat simpulan
masih kesulitan saat dihadapkan pada yang tepat berdasarkan informasi dari
permasalahan yang memerlukan suatu situasi atau masalah, (3)
keterampilan kritis, kreatif serta berpikir menemukan konsistensi dalam suatu
tingkat tinggi. masalah (4) menilai suatu operasi atau
produk yang relevan berdasarkan
Menurut Dian Kurniati kriteria (5) memadukan ide atau strategi
(2016:154),”kurangnya siswa untuk menyelesaikan suatu masalah, (6)
berkemampuan HOTS disebabkan tidak menggunakan ide atau strategi yang
pahamnya mereka terhadap materi dan tepat untuk menyelesaikan suatu
kegunaanya dalam kehidupan sehari- masalah, (7) mengembangkan atau
hari hal tersebut menyebabkan banyak membuat alternatif baru dalam
siswa menganggap sulut dalam menyelesaikan suatu masalah. Agar
menyelesaikan soal-soal fisika.” lebih memperkuat analisis kemampuan
Berdasarkan hasil wawancara dengan berpikri tingkat tinggi siswa maka
Ibu Asmanidar salah satu guru bidang diperlukan instrumen yang tepat yang
studi Fisika di SMA Negeri 1 Darul dapat mengungkapkan pengetahuan
Imarah didapatkan informasi bahwa di yang dimiliki siswa secara mendalam,
sekolah tersebut sudah mulai mampu mengukur keterampilan berpikir
menerapkan sistem HOTS baik segi tingkat tinggi siswa tanpa adanya
kegiatan belajar mengajar maupun subjektifitas penilaian dan mengurangi
dalam pembuatan soal, namun banyak kecurangan yang dilakukan oleh siswa.
siswa/siswi yang belum terbiasa dengan
kegiatan belajar mengajar menggunakan Menurut shiddiq Dkk
sistem HOTS, para siswa masih terbiasa (2014:84),”salah satu cara mendeteksi
menggunakan sistem LOTS (Low order kemampuan siswa dalam berpikir secara
thinking skills) yang hanya sekedar HOTS adalah memberikan soal berupa
mengetahui rumus dan penyelesaian instrumen Two-Tier Multiple Choice.
matematis namun tidak paham konsep Instrumen ini telah dinyatakan layak
dari sebuah materi sehingga dan memenuhi kriteria sebagai suatu
menyebabka n siswa/siswi tidak dapat soal yang baik dengan hasil validasi isi
menyelesaikan soal-soal fisika yang (CV) 1,00 dan instrumen ini cukup
berbasis HOTS. mampu mengukur keterampilan berpikir
Berdasarkan dari hasil yang tingkat tinggi dengan angka konsisten
telah dipaparkan, peneliti ingin sebesar 41,6%”. Jika menggunakan
menganalisis kemampuan HOTS siswa instrumen pilihan ganda tradisional
DI SMA Negeri 1 Darul Imarah, salah hanya dapat menilai konten
satu cara menganalisis kemampuan pengetahuan tanpa mempertimbangkan
berpikir tingkat tinggi siswa adalah alasan dibalik pilihan tersebut bahkan
dengan memberikan soal yang kemungkinan besar hanya sekedar
berbentuk soal HOTS, untuk membuat menebak tanpa analisis terlebih dahulu.
14 | Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Pendidikan Fisika. Vol.4 No.2 April 2019, 11-19

Menurut Ratnasari Dkk (2017:168),” kreatif dan mengurangi kecurangan


Two-Tier Multiple Choice adalah yang dilakukan oleh siswa/i. Menurut
bentuk pertanyaan atau soal yang Noviana dkk (2016:797),” Two-tier
pertanyaanya memiliki dua tingkat, Multiple Choice memiliki beberapa
pada tingkat pertama berbetuk soal keuntungan anatara lain penilaian soal
pilihan ganda dan pada tingkat kedua mudah, cepat, dan objektif serta adanya
pemberian alasan setiap jawaban yang pernyataan alasan pada tingkatan kedua
diberikan pada tingkat pertama, dari bentuk soal tersebut bertujuan
bertujuan untuk mendorong pemikiran untuk mengurangi terjadi untung-
dan penalaran ketrampilan berpikir untungan”. Kelemahan dari soal Two-
tingkat tinggi”. tier Multiple Choice adalah tidak
mampu digunakan untuk mengukur
Akan tetapi tidak ada kemampuan verbal siswa seperti soal
kesempurnaan dalam aspek apapun essay dan penyusunan soal Two-tier
termasuk instrumen Two-Tier Multiple Multiple Choice membutuhkan waktu
Choice Menurut Shidiq dkk (2014) yang lama untuk menyusunnya
mengatakan bahwa, “Keuntungan dibandingkan soal pilihan ganda.
menggunakan soal Two-tier Multiple
Choice tes ini adalah mencakup respon Berdasarkan latar masalah
dan alternatif konsepsi siswa”. yang telah dibahas di atas, untuk
Penggunaan alasan ketika menjawab membuat siswa dapat mengetahui
item tes pilihan ganda menjadi cara tingkat kemampuan berpikiri tingkat
yang efektif untuk menilai pembelajaran tinggi (HOTS) perlu adanya analisis
yang lebih akurat terkhusus untuk kemampuan siswa berpikir tingkat
meningkatkan ketrampilan high order tinggi dengan cara memberikan
thinking skill yang meliputi berpikir instrument yaitu tes berbentuk Two-tier
kritis, logis, reflektif, metakognitif, dan Multiple Choice agar para pendidik
Tipe Penjelasan Kategori dapat mengarahkan siswanya sesuai
Jawaban (skor) kemampuan mereka masing-masing.
siswa
B-B Menjawab Memahami METODELOGI PENELITIAN
(benar- soal dan (2) Penelitian ini telah
benar) memberi dilaksanakan pada juli 2019 di SMAN
alasan yang 1 Darul Imarah. Penelitian akan
benar dilaksakan pada semester genap tahun
B-S Menjawab Miskonsepsi ajaran 2018/2019. Untuk kelas
(benar- soal benar (1) eksperimen yaitu kelas X MIA 1
salah) memberi dengan jumlah 20 orang penelitian ini
alasan yang menggunakan pendekatan kuantitatif
salah dan metode yang digunakan adalah
S-B Menjawab Menebak (1) metode deskriptif-evaluatif. Teknik
(Salah- soal salah pengumpulan data dengan cara tes.
benar) memberi Yaitu soal tes berbetuk Two-Tier
alasan benar Multiple choice materi gerak sebanyak
S-S Menjawab Tidak 10 soal, kenudian hasil siswa
(salah- soal salah memahami dianalisis dengan merujuk pada
Salah) memberi (0) kategori jawaban siswa :
alasan salah
Nanda RS, dkk. (2019). Analisis HOTS Menggunakan Two-Tier… | 15

Sumber : Nining Dkk, 2017 berdasarkan tabel 1.1. berikut ini hasil
penelitian yang menggunaka instrumen
Setelah data terkumpul tes berbentuk two-tier multiple choice
kemudian ditabulasikan dan dianalisis diperoleh persentase kemampuan
persentasenya menggunakan rumus: berpikir tingkat tinggi, kemudian hasil
𝑓 persentase dapat ditentukan kategori
𝑃= 𝑥100%
𝑁 kemampuan berpikir tingkat tinggi
(HOTS). Siswa yang berada dalam
Keterangan: P = angka persentase kategori baik sebanyak 2 siswa yaitu AS
f = frekuensi yang dan SP sebesar 70% dan 2 siswa yang
sedang dicari memiliki kemampuan berpikir tingkat
persentasenya tinggi sangat kurang yaitu RFA dan SA
N = jumlah siswa dengan persentase 10%, siswa yang
berada dikategori kurang dengan
Setelah tes dilakukan dan telah persentase berkisar 30%-40%, siswa
diperoleh skor siswa maka skor tesebut yang berada dikategori cukup dengan
dianalis dengan menggukanan kategori persentase berkisar 50%-60% sebanyak
berpikir tingkat tinggi siswa. Berikut 9 siswa, serta tidak ada siswa yang
adalah kategori kemampuan berpikir kemampuan berpikir tingkat tinggi
tingkat tinggi siswa yang telah dengan kategori sangat baik pada sekola
dicantumkan pada jurnal prasetyani dkk SMA Negeri 1 Darul Imarah. Hasil
(2016:34) penelitian ini sama dengan penelitian
sebelumnya Penelitian yang dilakukan
Nilai siswa (%) Kategori penilaian oleh Dian kurniati (2016:146),”Siswa
81-100 Sangat baik berkemampuan level sedang atau baik
61-80 Baik sudah mengerti tentang aplikasi materi
41-60 Cukup gerak lurus beraturan, siswa mampu
21-40 Kurang menuliskan hal yang diketahui dan
0-20 Sangat kurang ditanya dengan tepat”. Dilihat dari hasil
Sumber : Prasetyani Dkk, 2016 yang diperoleh tak ada siswa yang
berada dikategori sangat baik atau dapat
HASIL DAN PEMBAHASAN menjawab soal 8-10 soal yang
Soal berbentuk choice sebanyak membuktikan belum adanya siswa
10 butir diujikan pada siswa/i untuk memiliki kemampuan berpikir tingkat
mengetahui kemampuan berpikir tinggi.
tingkat tinggi, soal yang diberikan berisi
tentang materi gerak dengan subbab Pada penelitian ini dapat
kecepatan, percepatan, jarak, kelajuan diketahui bahwa siswa banyak yang
serta hubungan GLB dan GLBB. miskonsepsi mata materi gerak, pada
Tingkat soal yang berada pada level alasan yang dicantumkan hanya
kognitif C4 (menganalisi),C5 mengutarakan pengertian dan rumus,
(mengevaluasi) dan C6 (menciptakan). sedikit yang bisa menganalisis soal
Berdasarkan hasil jawaban siswa yang tersebut, dan juga diketahui bahwa
sudah dikategorikan berdasarkan adanya keterkaitan antara kemampuan
kategori two-tier multiple choice, analisis dan evaluasi siswa, saat siswa
selanjutnya dapat dihitung rata-rata dapat memahami, kemudian
kemampuan berpikir tingkat tinggi menganalisis soal yang diberikan siswa
siswa, kemudian memberikan kategori dengan mudah mengevaluasi dan
16 | Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Pendidikan Fisika. Vol.4 No.2 April 2019, 11-19

memberikan solusi pada soal tersebut,


terlihat bahwa siswa belum terbiasa Arikunto, S. 2014. Prosedur Penelitian
dalam menjawab soal dengan cara Pendekatan Praktek. Jakarta:
berpikir tingkat tinggi yaitu Rineka Cipta
menganalisis (C4), mengevaluasi (C5)
serta mencipta (C6). Ariyana Y Dkk. 2018. Buku Pegangan
Peneliti juga mengetahui bahwa Pembelajaran Berorientasi Pada
menggunakan soal dengan tipe Two-tier Ketrampilan Berpikir Tingkat
multiple choice efektive untuk melihat Tinggi” Jakarta. Direktoral
kemampuan berpikir tingjat tinggi siswa Jenderal Guru dan Tenaga
yang dilihat melalui jawaban atau Kependidikan Kementrian
alasan siswa yang memenuhi kriteria Pendidikan dan Kebudayaan.
C4, C5 dan C6. Seperti yang
diantumkan oleh Noviana dkk Budiman A & Jailani. 2014.
(2016:797),” Two-tier Multiple Choice Pengembangan Instrumen
memiliki beberapa keuntungan anatara Asesmen Higher Order Thinking
lain penilaian soal mudah, cepat, dan Skill (HOTS) Pada Mata
objektif serta adanya pernyataan alasan Pelajaran Matematika SMP
pada tingkatan kedua dari bentuk soal Kelas VII Semester 1. Vol 1. No
tersebut bertujuan untuk mengurangi 2
terjadi untung-untungan”. (https://journal.uny.ac.id/index.ph
p/jrpm/article/view/10632/8375)
KESIMPULAN diakses pada tanggal 27 Agustus
Berdasarkan hasil penelitian dan 2019
analisis data kemampuan berpikir
tingkat tinggi siswa pada materi gerak, Dini H.N.2018. HOTS (High Order
dapat disimpulkan bahwa rata-rata Thinking Skills I) dan Kaitannya
siswa/i berada pada kategori cukup dengan Kemampuan Literasi
dengan persentase 50%-60%, persentase Matematika.Vol. 1. No 2
siswa tertinggi kemampuan berpikir (https://journal.unnes.ac.id/sju/in
tingkat tinggi siswa adalah 70% dalam dex.php/prisma/article/download/
kategori baik serta siswa yang memiliki 19597/9507/ diakses pada tanggal
kemampuan berpikir tingkat tinggi pada 23 maret 2019)
kategori sangat kurang dengan
presentase 10% dan tidak ada siswa Erfan M & Tursina. 2018. Pencapaian
yang berada pada kategori sangat baik HOTS(High Order Thinking
dalam kemampuan berpikir tingkat Skills) Mahasisiwa Program
tinggi siswa. Studi Pendidikan Fisika FKIP
Universitas Samawa .Vol 4. No
DAFTAR PUSTAKA 2.(
Anjani YF. 2017. Analisis Kemampuan https://jurnalfkip.unram.ac.id/ind
Berpikir Tingkat Tinggi Menurut ex.php/JPFT/article/view/831
Teori Anderson Dan Krathwohl diakses pada tanggal 25 maret
Pada Peserta Didik Kelas XI 2019)
Bilingual Class System MAN 2
Kudus Pada Pokok Bahasan Ernawati E. 2016. Pengembangan
Program Linier: Semarang.UIN Perangkat Pembelajaran
Walisongo. Matematika Berbasis Openended
Nanda RS, dkk. (2019). Analisis HOTS Menggunakan Two-Tier… | 17

Approach Untuk Kanginan M. 2013. Fisika Untuk


Mengembangkan HOTS Siswa SMA/SMK Kelas X. Jakarta:
Sma.Vol 3. No 2. Penerbit Erlangga
((https://journal.uny.ac.id/index.p Kurniasih. N & Haka NB. 2018.
hp/jrpm/article/view/10632/8375 Penggunaan Tes Diagnostik
diakses pada tanggal 27 agustus Two-tie Multiple Choice Untuk
2019) Menganalisis Miskonsepsi Siswa
Kelas X Pada Materi
Gunawan Dkk. 2015. Pengembangan Archaebacteria dan
Model Laboratorium Virtual Eubacteria.Vol. 8. No. 1
Berorientasi Pada Kemampuan http://ejournal.radenintan.ac.id/in
Pemecahan Masalah Bagi Calon dex.php/biosfer/article/view/1270
Guru Fisika .Vol. 5. No. 2.( diakses pada tanggal 1April
http://jurnalfkip.unram.ac.id/inde 2019)
x.php/JPFT/article/view/290/283 Kurniati D, Harimukti R & Jamil AN.
diakses pada tanggal 24 juli 2016. Kemampuan Berpikir
2019) Tingkat Tinggi Siswa SMP Di
Kabupaten Jember Dalam
Hajar Y Dkk. 2018. Analisis Menyelesaikan Soal Berstandar
Kemampuan High Order PISA.Vol.20. No. 2
Thinking (HOT) Siswa SMP (https://journal.uny.ac.id/index.ph
Negeri Di Kota Cimahi.Vol. 1. p/jpep/article/view/8058 diakses
No. 3.( pada tanggal 1 April 2019)
http://docplayer.info/98772679-
Analisis-kemampuan-high-order- Kusuma MD. 2017. Pengembangan
thinking-hot-siswa-smp-negeri- Perangkat Instrumen Asesmen
di-kota-cimahi.html diakses pada HOTS Dalam Pembelajaran
tanggal 1 April 2019) Fisika SMA Pada Materi Fluida
Isnaini Dkk. 2015. Pemahaman Konsep Statis. : Bandar Lampung.
Materi Larutan Penyangga UNILA.(http://digilib.unila.ac.id
Menggunakan Two-tier Multiple /26468/14/TESIS%20TANPA%
Choice .Untan, Pontianak 20BAB%20PEMBAHASAN.pd
(http://jurnal.untan.ac.id/index.ph f diakses pada tanggal 18 juli
p/jpdpb/article/view/12639 2019)
diakses pada tanggal 1 April Lesma DA.2016. Identifikasi Profil
2019) Kemampuan Berpikir Tingkat
Tinggi Siswa SMA Menggunakan
Istiyono.E. 2013. Tes Kemampuan Instrumen Two-Tier Test Pada
Berpikir Tingkat Tinggi Fisika Di Mata Pelajaran Fisika:
SMA Langkah Pengembanga Jakarta.UIN Syarif Hidayatullah
Dan Marhadi H & Erlisnawati E. 2018.
Karakteristiknya.Yogyakarta.UN Peningkatan Berpikir Tingkat
Y Tinggi (HOTS) Mahasiswa
(http://jurnal.untan.ac.id/index.ph PGSD FKIP UR.Vol. 8. No. 1
p/jpdpb/article/view/12639 (https://jurnal.unismabekasi.ac.id/
diakses pada tanggal 1 April undex.php/pedagogik/article/vie
2019) w/452 diakses pada tanggal 29
juli 2019)
18 | Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Pendidikan Fisika. Vol.4 No.2 April 2019, 11-19

Prenada Media Group.


Martono N. 2011. Metode Penelitian Rochman S & Hartoyo Z.2018. Analisis
Kuantitatif. Jakarta : PT High Order Thinking Skills
Raja Grafindo Persada. (HOTS) Taksonomi Menganalisis
Noviana, Mufida, dkk. 2016. Permasalahan Fisika .Vol 1. No
Pengembangan Two-Tier 2
Multiple choice Question disertai (https://journal.ipm2kpe.or.id/ind
Teknik CRI (Certainty Of ex.php/SPEJ/article/view/268
Response Index) Sebagai diakses pada tanggal 5 April
Instrumen Diagnostik 2019)
Miskonsepsi Materi Genetika.
Seminar Nasional Pendidikan dan Septiana D, Zulfiani & Noor MF. 2014.
Saintik. Universitas Identifikasi Miskonsepsi Siswa
Muhammadiyah Purwokerto. Pada Konsep Archaebacteria
Nurhayati & Angraeni. 2017. Analisis Dan Eubacteria Menggunakan
Kemampuan HOT Dalam Two-tier Multiple Choice .Vol. 6.
Menyelesaikan Soal No. 2
Konsep Optika Melalui (http://journal.uinjkt.ac.id/index.p
Model Proble Base hp/edusains/article/view/1151
learning.Vol 3. No 2 diakses pada tanggal 7 April
(https://journal.uny.ac.id/in 2019)
dex.php/pythagoras/article/
view/21234 diakses pada Shidiq A. Dkk. 2014. Pengembangan
tnggal 2 April 2019) Instrumen Penilaian Two-tier
Multiple Choice Untuk Mengukur
Prasetyani E, Hatono Y & Susanti E. Ketrampilan Berpikir Tingkat
2016. Kemampuan Berpikir Tinggi (HOTS) Pada Materi
Tingkat Tinggi Siawa Kelas XI Kelarutan dan Hasil Kali
Dalam Pembelajaran Kelarutan Untuk Siswa SMA/MA
Trogonometri Berbasis Masalah Kelas XI.Vol. 3. No. 4
DI SMA Negeri 18 (http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.
Palembang.Vol. 1. No. php/kimia/article/view/4507
1(https://ojs.umrah.ac.id/index.ph diakses pada tanggal 5 april
p/gantang/article/view/4 diakses 2019)
pada 3 april 2019)
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian
Ratnasari D, Sukarmin & Suparmi. Pendidikan. Bandung: CV.Alfabeta
2017. Analisis Implementasi
Instrumen Two-Tier Multiple Trianto. 2014. Model Pembelajaran
Choice Untuk Mengukur Terpadu: konsep strategi dan
Keterampilan Proses Sains.Vol. implementasinya dalam
2. No. 2. kurikulum tingkat satuan
(https://jurnaldikbud.kemdikbud. pendidikan(KTSP). Jakarta :
go.id/index.php/jpnk/article/view/ Bumi Aksara.
627 diakses pada tanggal 5 april
2019) Teguh T. 2014. Pengantar Pendidikan
Riyanto Y. 2010. Paradigma Baru .Jakarta : PT Bumi Aksara
Pembelajaran. Jakarta :
Nanda RS, dkk. (2019). Analisis HOTS Menggunakan Two-Tier… | 19

Toenlioe A JE. 2016. Teori dan Filsafat


Pendidikan. Jakarta : Gunung
Samudra

Yusrizal. 2016. Pengukuran & Evaluasi


Hasil dan Proses
Belajar.Yogyakarta : Pale Media
Prima
Nanda RS, dkk. (2019). Analisis HOTS Menggunakan Two-Tier… | 1

Anda mungkin juga menyukai