SMAN
Disusun Oleh :
NIM. 2014080026
Dosen Pengampu :
Dosen Pembimbing :
1444 H/2023 M
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
serta mampu memberikan evaluasi kualitas alasan yang sistematis. Ennis (Costa,
1985), menyebutkan setidaknya ada lima aspek dalam kemampuan berpikir kritis,
seseorang dalam membuat suatu keputusan yang dapat dipercaya dan dapat
dipertanggung jawabkan. Berpikir kritis bisa di artikan sebagai suatu proses yang
menerapkan, dan menganalisis suatu data yang didapat dari hasil pengamatan,
1
Kemampuan keterampilan berfikir kritis melibatkan proses berpikir yang lebih
dalam dan kritis untuk mengambil keputusan yang tepat, memecahkan masalah,
berpikir kritis dalam kehidupannya karena hal ini dapat membantu mereka
menghadapi situasi yang kompleks dan mempersiapkan diri untuk karir masa
2013 dan dapat membantu peserta didik bertahan dalam persaingan global.
Ditinjau dari indikator keterampilan abad 21 dan tujuan kurikulum 2013 maka
abad 21 juga menjadi keterampilan yang diharapkan ada pada peserta didik untuk
Keterampilan penting yang harus dikuasai oleh peserta didik pada abad 21 salah
satunya yaitu kemampuan berpikir kritis (Prayogi, Yuanita, & Wasis, 2018).
tepat sehingga mereka dapat membuat keputusan yang tepat dan rasional.
2
kompleks, berkomunikasi dengan baik dan menghasilkan ide orisinal (Ramadhan,
2020).
2013, kurikulum 2013 menekankan pada pendidikan karakter siswa yang dipandu
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 64 tahun 2013 tentang Standar Isi
juga menyatakan bahwa fungsi dan tujuan mata pelajaran fisika di SMA adalah
akan menghasilkan lulusan yang memiliki kualitas yang baik sebagai bekal untuk
dan sikap ilmiah. Dari tujuan yang tercantum di atas terlihat bahwa proses
dengan metode yang tidak hanya untuk menguasai pengetahuan, konsep, dan
prinsip saja, melainkan juga agar para siswa dapat memiliki keterampilan dan
sikap ilmiah. Salah satu keterampilan yang dimaksud adalah keterampilan berpikir
kritis.
3
Sebagaimana firman Allah S.W.T dalam Q.S An-Nahl Ayat 125 (Pito, 2018):
Artinya:
“Serulah (manusia) kepada jalan tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang
baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya
tuhanmu dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan
Nya (dengan hikmah) dengan Alquran (dan pelajaran yang baik) pelajaran yang
baik atau nasihat yang lembut (dan bantahlah mereka dengan cara) bantahan (yang
(tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui
orang-orang yang mendapat petunjuk) maka Dia membalas mereka; ayat ini
diturunkan ketika Hamzah gugur dalam keadaan tercincang; ketika Nabi saw.
sabdanya"Sungguh aku bersumpah akan membalas tujuh puluh orang dari mereka
Pentingnya berpikir kritis tertera dalam firman Allah dalam surat Ar-Rad Ayat 19
yang berbunyi :
4
Artinya : “Adakah orang yang mengetahui bahwasanya apa yang diturunkan
kepadamu dari Tuhanmu itu benar sama dengan orang yang buta? Hanyalah
orang-orang yang berakal saja yang bisa mengambil pelajaran”(Q.S Ar-Rad ayat
19).
enam belas kali. Tinjauan kritis dan perspektif Islam menyerui semua umat
manusia untuk bisa melihat semua pernyataan yang merekan dengar dengan kritis,
sadar, maupun perspektif, agar bisa menilai segala sesuatu secara logis dan benar,
ditemukan bahwa kemampuan berpikir kritis peserta didik masih rendah yang
ditimbulkan oleh perilaku dan aktifitas peserta didikyang kurang aktif saat
kritis. Hasil penelitian lain mengemukakan siswa kurang dilatih oleh guru
untuk memecahkan sebuah persoalan pada aktivitas pembelajaran, hal ini yang
5
mengakibatkanrendahnya kemampuan berpikir kritis siswa (Sari, Marpuah &
Sunaryo, 2021). Lebih lengkap dikemukakan oleh (Dores, Jiran, Wibowo &
ditimbulkan oleh peserta didik yang tidak aktif saat kegiatan belajar, gaya belajar
mencatat serta menghafal, siswa harus dipaksa oleh guru untuk mengajukan
pertanyaan, materi, dan siswa dirasa belum mampu memahami isi materi
fisika terhadap keterampilan berfikir kritis siswa, dari data tersebut peneliti
melakukan observasi dan mendapatkan informasi bahwa siswa rata rata merasa
bosan dalam mengikuti pelajaran fisika karena merasa materi sulit untuk dipahami
Berdasarkan hasil observasi, proses pembelajaran fisika saat ini masih berpusat
kepada guru. Adapun siswa hanya mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh
guru, sehingga tidak adanya feedback positif dalam proses pembelajaran yang
keaktifan siswa dalam proses belajar yang berujung pada kejenuhan dalam belajar.
Jika berpacuan kepada penerapan kurikulum 2013 ini, kemampuan berpikir kritis
kompetensi dasar yang dimuat pada standar isi permendikbud No. 64 tahun 2013
berbunyi bahwa siswa diharapkan dapat menunjukkan sikap logis, kritis, analisis,
6
cermat dan teliti, bertanggung jawab, responsif dan tidak mudah menyerah dalam
peserta didik dikarenakan masih belum terbiasa dengan pembelajaran aktif yang
memaksimalkan potensi berpikir siswa. karena itu diperlukan bantuan metode dan
model pembelajaran yang tepat untuk mengasah kemampuan berpikir kritis siswa.
berpikir kritis peserta didik yang rendah ditimbulkan oleh peserta didik yang
tidak aktif saat kegiatan belajar, gaya belajar mencatat serta menghafal, siswa
harus dipaksa oleh guru untuk mengajukan pertanyaan, materi, dan siswa dirasa
belum mampu memahami isi materi pelajaran yang diberikan (Fitria et al.,
2023).
penyebab siswa kurang mampu berpikir kritis. Hal ini dikarenakan siswa masih
banyak berpatokan bahwa sumber belajar itu hanya pada guru, buku cetak.
Sehingga perlu adanya inovasi untuk melatih kemampuan berpikir siswa dalam
yang dipelajari dengan hal-hal yang biasa ditemui sehari-hari akan lebih efektif
7
Faktor siswa berkaitan dgn minta belajar seperti fisika berkaitan dengan
segala sesuatu yang kita temui di sekitar, namun beberapa orang masih memiliki
persepsi bahwa pembelajaran ini sangat sulit dipelajari. Hal ini mengakibatkan
sebagian besar siswa memiliki antusiasme yang rendah terhadap pelajaran fisika
dan menjadi kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran (Tanjung et al.,
2023).
siswa hanya mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru, sehingga tidak
demikian, maka akan berdampak pada menurun nya keaktifan siswa dalam proses
belajar yang berujung pada kejenuhan dalam belajar. (Tanjung et al., 2023).
Rendahnya berpikir kritis ini terlihat dalam perilaku siswa yaitu rasa ingin tahu
dalam mencari informasi masih rendah. Hal ini terbukti dari siswa yang hanya
8
membangkitkan semangat peserta didik agar aktif dalam proses pembelajaran.
ini sebagai pola interaksi siswa dengan guru di dalam kelas yang menyangkut
mengetahui kelayakan bahasa modul fisika berbasis project based learning pada
materi fluida sebelum di ujicoba lapangan. Hasil analisis uji coba kecil diporoleh
nilai rata-rata berkategori “sangat baik” diperoleh nilai rata rata seluruhnya 83 dari
skor maksimal 92. Apabila skor tersebut dikonversi kedalam interval 4 maka
diperoleh nilai penilaian 3,6 sehingga modul ini termasuk dalam kriteria „sangat
baik‟
terlihat bahwa bahan ajar E-Modul fisika berbasis project based learning pada
materi suhu dan kalor dapat meningkatkan keterampilan proses sains dan
kemampuan berpikir kritis siswa secara efektif. Untuk penilaian aspek kognitif
melakukan penelitian terhadap aspek kelayakan isi dari modul tersebut, isi dari
modul harus mencakup kesesuaian dengan SK dan KD dari materi peserta didik
9
atau tingkatan dari peserta didik yang akan diberikan modul tersebut. Modul juga
harus memiliki manfaat untuk menambah wawasan dari peserta didik. Aspek
selanjutnya yang harus dimiliki di dalam modul adalah aspek kelayakan bahasa
(Susilo, 2016).
kesesuaian dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Aspek
selanjutnya yang harus dimiliki modul adalah aspek penyajian, yang mencakup
keterjelasan tujuan yang dicapai yang tertuang pada indikator, urutan sajian,
pemberian motivasi, memberikan daya tarik berupa gambar atau sesuatu yang bisa
menarik minat belajar peserta didik, kelengkapan materi. Modul juga bias
adalah kelayakan grafik yang mencakup penggunaan font atau bentuk huruf pada
penulisan modul (jenis, ukuran), lay out atau tata letak, ilustrasi dan tentunya
hal diantaranya (1) Kepada guru mata pelajaran perlu dikembangkan modul
pembelajaran yang dapat digunakan sebagai panduan siswa dalam belajar mandiri
sebagai salah satu sarana pembelajaran. (2) Perlu adanya persiapan yang baik
yang telah dipersiapkan. (3) Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan
10
B. Idenfikasi Masalah
3. Penting yang harus dikuasai oleh peserta didik pada abad 21 salah satunya yaitu
pembelajaran lebih terpusat pada peserta didik dan tidak hanya menekankan
peserta didik untuk banyak menggunakan hafalan tetapi peserta didik diberikan
satu keutamaan penerapannya yaitu pendidik yang berpusat pada peserta didik,
karena tidak ada bantuan melalui peserta didik pembelajaran yang interaktif
C. Batasan Masalah
sebagai berikut:
11
1. Pengembangan e-modul berbasis Problem Based Learning terhadap
E. Tujuan Penelitian
adalah:
F. Manfaat Penelitian
12
Penelitian tentang penerapan e-modul berbasis problem based learning
1. Manfaat Teoritis
a. Sekolah
2. Mafaat Praktis
a. Bagi Pendidik
peserta didik.
didik belajar dalam upaya memahami materi pelajaran, membantu peserta didik
c. Bagi Peneliti
13
1) Meningkatkan kreatifitas untuk mendukung profesionalitas sebagai seorang
ajar kedepannya.
Penelitian menghasilkan produk yaitu bahan ajar berbasis problem based learning
1. E-Modul berbasis problem based learning terdiri dari cover yang didesaian
gambar dan dilengkapi dengan identitas kata pengantar, daftar isi, petunjuk
pembelajaran.
14
5. Modul elektronik disusun dilengkapi dengan tulisan dan gambar yang
1. Asumsi pengembangan
Asumsi dalam menerapkan e-modul berbasis problem based learning materi fluida
a. Pembelajaran fisika diharapkan akan lebih efektif, efisien dan lebih mudah
learning.
2. Keterbatasan pengembangan
a. E-Modul ini terbatas hanya pada ruang lingkup pembelajaran fisika kelas
15
b. Penerapan E-Modul ini dibatasi dan hanya disesuaikan dengan kondisi
16