Anda di halaman 1dari 1

5.

2 Keabsahan Pendekatan Klasik

Pada subbab lalu fungsi partisi dirumuskan secara klasik, persoalannya, kita tahu bahwa
perumusan yang tepat bagi sistem makroskopik harus menggunakan perumusan kuantum,
pertanyaan yang layak diajukan adalah kapan atau dalam kondisi bagaimana formulasi
kuantum dalam mekanika statistik dapat digantikan dengan pendekatan klasik.
Sifat utama sistem kuantum seperti telah diberikan melalui contoh-contoh pada bab terdahulu
adalah energi sistem yang diskrit. Dua tingkat yang berurutan akan muncul dari rasio dua
faktor

−βε r + 1
e −β ∆ ε
−βε
=e , ε r +1−ε r =∆ ε … … … … … … … ….(5.9)
e

Tampak bahwa rasio dua faktor exp (e− βε ¿ dan exp (−βε r ¿ akan berbeda secara berarti jika
r +1

temperatur kecil. Artinya, pendekatan klasik tidak dapat diterapkan pada temperatur rendah
yakni kurang dari selang dua energi diskrit

kT ≤ ∆ ε … … … … … … … … … … … … … … … … (5.10)

Pada temperatur tinggi ∆ ε /kT kecil sekali atau mendekati nol karenanya rasio (5.9)
mendekati satu atau e− βε ≈ e−βε . Artinya, pengaruh tingkat energi diskrit atau efek kuantum
r +1 r

dapat diabaikan dan tingkat energi tampak sebagai tingkat energi kontinyu ε r+1 ≈ ε ,
sebagaimana sistem klasik. Pertanyaan berikutnya, seberapa besar temperatur tersebut?
Untuk menjawab pertanyaan di atas kita tinjau salah satu prinsip fundamental mekanika
kuantum yakni prinsip ketidakpastian Heisenberg (2.2a).

∆ p ∆ q ≥ђ /2 … . ………………….. (2.2a)
Misalkan momentum rata-rata ṗ mempunyai

Anda mungkin juga menyukai