Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika

PENGARUH DISPOSISI MATEMATIS TERHADAP KEMAMPUAN


BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA KELAS VIII

Hawa Safitri1), Awaludin2), Hasnawati 3)


Jurusan Pendidikan Matematika FKIP Universitas Halu Oleo Email :
1,2.3)

hawasafitry94@gmail.com, awaludinrahman2019@gmail.com, hasnawati@yahoo.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk (1) menggambarkan disposisi matematis siswa kelas VIII di SMP
Negeri 02 Rumbia; (2) memahami kemampuan berpikir kritis matematis siswa kelas VIII di SMP
Negeri 02 Rumbia; (3) mengetahui pengaruh disposisi matematis terhadap kemampuan berpikir kritis
matematis siswa kelas VIII di SMP Negeri 02 Rumbia. Populasi penelitian meliputi seluruh siswa
kelas VIII di SMP Negeri 02 Rumbia, tahun ajaran 2021/2022, semester ganjil, yang berjumlah 202
siswa. Teknik sampling yang digunakan adalah proportional random sampling dengan jumlah
sampel sebanyak 51 siswa. Data penelitian diperoleh melalui angket disposisi matematis dan tes
kemampuan berpikir kritis matematis. Analisis data menggunakan metode statistik deskriptif dan
inferensial. Hasil analisis dan pembahasan menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara
disposisi matematis dan kemampuan berpikir kritis matematis siswa kelas VIII di SMP Negeri 02
Rumbia, dengan nilai signifikansi α = 0,000 (0,000 < 0,05).

Kata Kunci: pengaruh disposisi, disposisi matematis, berpikir kritis

THE INFLUENCE OF MATHEMATICAL DISPOSITION ON MATHEMATICAL


CRITICAL THINKING ABILITY OF GRADE VIII STUDENTS

Abstract
The purpose of this research is to (1) describe the mathematical disposition of eighth-grade students
at SMP Negeri 02 Rumbia; (2) understand the mathematical critical thinking abilities of eighth-grade
students at SMP Negeri 02 Rumbia; (3) determine the influence of mathematical disposition on the
mathematical critical thinking abilities of eighth-grade students at SMP Negeri 02 Rumbia. The
research population includes all eighth-grade students at SMP Negeri 02 Rumbia in the academic
year 2021/2022, odd semester, totaling 202 students. The research sample was determined using
proportional random sampling with a sample size of 51 students. Data were collected through
mathematical disposition questionnaires and mathematical critical thinking tests. Data analysis
employed descriptive and inferential statistical methods. The results of the analysis and discussion
indicate a significant influence of mathematical disposition on the mathematical critical thinking
abilities of eighth-grade students at SMP Negeri 02 Rumbia, with a significance value of α = 0.000
(0.000 < 0.05).

Keywords: disposition influence, mathematical disposition, critical thinking

Hawa Safitri, Awaludin, Hasnawati


Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika

Pendahuluan percaya diri menyampaikan pendapat mereka


sendiri. Berpikir kritis juga membantu peserta
Pendidikan dilaksanakan untuk
didik dalam mencapai pemahaman yang
memungkinkan setiap individu mengembangkan
mendalam dan membuat kesimpulan yang
potensi dirinya sehingga menjadi individu yang
cerdas terhadap informasi yang diterima,
kuat, berwatak, dan memiliki kehidupan sosial
sehingga mereka dapat memecahkan masalah
yang sehat. Dengan kata lain, pendidikan
dengan menggunakan pemikiran yang sistematis
menganggap manusia sebagai fokus utama.
dan logis.
Salah satu tanda kemajuan suatu negara adalah
Berpikir kritis dianggap sangat penting
penguasaannya terhadap ilmu pengetahuan dan
untuk perkembangan zaman yang semakin maju
teknologi.
seperti saat ini. Agar manusia dapat tetap berada
Perkembangan Ilmu Pengetahuan,
dalam batasan tertentu dalam mengikuti
Teknologi, dan Sains (IPTEKS) yang pesat
perkembangan zaman, di mana ia mampu
belakangan ini dianggap sebagai hal positif
memilah tindakan yang baik dan yang tidak baik
dalam kehidupan, namun juga menjadi
dilakukan. Berpikir kritis memiliki arti
tantangan untuk bersaing secara global dengan
"permasalahan direfleksikan secara mendalam,
masyarakat dunia. Dalam kondisi tersebut, kita
pikiran tetap terbuka terhadap berbagai pendapat
dihadapkan pada tuntutan untuk meningkatkan
dan perspektif yang berbeda, tidak begitu saja
kualitas sumber daya manusia (SDM). Salah
mempercayai informasi dari berbagai sumber,
satu cara untuk meningkatkan kualitas SDM
serta berfikir secara reflektif daripada hanya
adalah melalui pendidikan, dan Matematika
menerima ide-ide eksternal tanpa pemahaman
merupakan salah satu bidang ilmu yang
dan evaluasi yang signifikan." (Desmita,
mendukung hal tersebut.
2010:153). Pendapat ini mengajak peserta didik
Menurut Kurniasih (2017:117),
untuk menggunakan pikiran mereka dengan
Matematika dianggap sebagai subjek penting
tingkat yang lebih tinggi sehingga mereka tidak
karena merupakan ilmu dasar yang mengalami
mudah menerima sesuatu tanpa mencari
perkembangan baik dalam kontennya maupun
kebenaran di baliknya.
penerapannya. Penalaran matematis mencakup
Penerapan pembelajaran untuk berpikir
membuat generalisasi berdasarkan pola, fakta,
kritis dianggap belum optimal, meskipun
fenomena, atau data yang tersedia, membuat
berpikir kritis merupakan aspek yang sangat
asumsi, dan memverifikasinya. Dalam
penting dalam pembelajaran. Salah satu fakta
kurikulum ini, hasil belajar dijelaskan dalam
yang menunjukkan rendahnya pencapaian hasil
beberapa kemampuan yang telah disebutkan
dari pembelajaran matematika di Indonesia
sebelumnya. Kemampuan berpikir menjadi
adalah hasil studi Program Pemantauan
dasar yang diperlukan untuk menguasai kelima
Pendidikan Internasional (PISA) tahun 2018, di
kemampuan tersebut. Matematika sendiri
mana Indonesia menempati peringkat 72 dari 78
terbentuk dari pemikiran manusia dalam bentuk
negara yang dievaluasi. Hasil penelitian PISA
ide, proses, dan penalaran (Ali dan Muhlisrarini,
serupa dengan hasil survei The Third
2014:49). Oleh karena itu, berpikir kritis juga
International Mathematics and Science Study
merupakan bagian penting dalam matematika,
(TIMSS) selama tiga periode terakhir, yaitu
dan pembelajaran matematika seharusnya tidak
tahun 2007, 2011, dan 2015, untuk mata
hanya berfokus pada penguasaan dan
pelajaran matematika. Pada tahun 2007,
pemahaman konsep-konsep, tetapi juga pada
Indonesia menempati peringkat 33 dari 44
peningkatan kemampuan dan keterampilan
negara yang dievaluasi, pada tahun 2011,
berpikir siswa, terutama keterampilan berpikir
prestasi belajar matematika siswa Indonesia
kritis. Menurut Junaidi (2017: 17) yang
berada di peringkat 41 dari 45 negara peserta,
mengutip Elaine B. Johnson, berpikir kritis
dan pada tahun 2015, siswa Indonesia
merupakan proses yang terorganisasi dan
menempati peringkat 45 dari 50 negara yang
sistematis yang memungkinkan peserta didik
mengikuti tes, dengan skor 397 yang masih di
untuk merumuskan dan mengevaluasi pendapat
bawah rata-rata internasional. Hampir dalam
mereka sendiri atau pendapat orang lain
semua aspek yang diuji, siswa Indonesia belum
berdasarkan bukti, asumsi, logika, dan bahasa
mencapai hasil yang baik, termasuk dalam aspek
yang menjadi dasar pendapat tersebut. Dengan
number, geometric, data displaying, knowing,
berpikir kritis, peserta didik dapat secara
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika

applying, dan reasoning. Secara khusus, terkadang jawaban mereka benar tetapi mereka
pencapaian dalam aspek reasoning, yang tidak dapat menyertakan alasan yang tepat.
mencakup kemampuan berpikir kritis, hanya Masalah lainnya adalah (1) kurangnya
mencapai 20% saja. kemampuan siswa dalam memecahkan masalah
Rendahnya hasil penelitian PISA dan dengan tepat, yang disebabkan oleh kekurangan
TIMSS yang dicapai oleh Indonesia dapat kemampuan penalaran matematika siswa,
disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satu terutama dalam berpikir kritis, dan (2) selama
faktor penyebabnya adalah kurangnya pelatihan proses pembelajaran, sebagian besar siswa lebih
peserta didik di Indonesia dalam menyelesaikan memilih diam daripada mengemukakan
soal-soal kontekstual yang menuntut penalaran, argumen atau bertanya, meskipun ada materi
argumentasi, dan kreativitas. Hal ini yang belum mereka pahami. Hal ini juga
menunjukkan bahwa proses pembelajaran yang menjadi salah satu faktor yang membuat mereka
selama ini dilakukan tidak mampu tidak memahami materi yang diajarkan,
mengembangkan kemampuan tingkat tinggi Sehingga mereka mengalami kesulitan dalam
siswa, termasuk berpikir kritis. Proses menjawab soal yang diberikan dan juga
pembelajaran bagi siswa hanya berfokus pada menyebabkan penurunan kemampuan berpikir
penerimaan informasi secara pasif, sehingga kritis mereka.
mereka cenderung menghafal rumus-rumus Dalam penelitian ini, indikator
yang diberikan tanpa memahami kemampuan berpikir kritis yang dikembangkan
penggunaannya dengan tepat. Terbukti, siswa oleh Facione digunakan sebagai acuan oleh
Indonesia hanya menguasai soal-soal yang peneliti. Peneliti mempertimbangkan kesesuaian
bersifat rutin, komputasi sederhana, dan indikator tersebut dengan definisi kemampuan
pengetahuan faktual yang terkait dengan berpikir kritis yang digunakan dalam penelitian
kehidupan sehari-hari. Namun, kemampuan ini. Indikator tersebut dibagi oleh peneliti
siswa dalam mengintegrasikan informasi, menjadi beberapa subskill. Dalam penelitian ini,
menarik kesimpulan, dan menggeneralisasi peneliti hanya menggunakan empat indikator
pengetahuan yang mereka miliki ke situasi lain yang telah disesuaikan dengan kebutuhan
yang merupakan karakteristik dari soal-soal penelitian, dengan mengadopsi indikator yang
dalam PISA dan TIMSS masih rendah. dimodifikasi oleh Karim & Normaya (2015) dan
Berdasarkan hasil wawancara dengan Fithriya et al. (2016:583). Dua indikator lainnya,
guru matematika kelas VIII di SMP Negeri 02 yaitu Eksplanasi dan Regulasi, tidak digunakan
Rumbia, ditemukan bahwa siswa sering kali dalam penelitian ini karena Facione (2013:6)
terpaku pada contoh soal yang diajarkan oleh menganggap bahwa empat indikator yang
guru, terutama pada materi sistem persamaan digunakan sudah mencakup kemampuan
linear dua variabel. Sehingga ketika mereka berpikir kritis, sedangkan indikator Eksplanasi
dihadapkan pada soal latihan yang berbeda, dan Regulasi hanya dimiliki oleh mereka yang
siswa mengalami kebingungan dalam memiliki kemampuan berpikir kritis yang kuat.
menjawabnya. Selain itu, dalam proses Kemampuan berpikir kritis matematis
pembelajaran, siswa jarang bertanya. Ketika terkait erat dengan kemampuan kognitif siswa.
mereka diberi tugas mengerjakan soal, sebagian Ketika aktivitas kognitif disadari oleh siswa dan
besar siswa hanya menanyakan rumus yang mampu dikendalikan, akan membantu dalam
harus digunakan untuk menyelesaikan soal menggambarkan alur berpikir yang akan
tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa memperkuat keberhasilan dalam berpikir kritis
kemampuan berpikir kritis siswa masih kurang. matematis. Aspek afektif juga diperlukan untuk
Jenis pertanyaan seperti ini mengindikasikan lebih mendukung keberhasilan dalam berpikir
bahwa sebagian besar siswa belum memahami kritis matematis. Beberapa aspek afektif yang
konsep dari materi yang diajarkan. Selain itu, dapat memperkuat kemampuan berpikir kritis
rendahnya kemampuan berpikir kritis matematis matematis siswa antara lain memiliki sikap
siswa ditandai dengan ketidakmampuan mereka menghargai kegunaan matematika dalam
memberikan argumen atau alasan yang tepat kehidupan, rasa ingin tahu, perhatian dan minat
dalam menjawab atau menyelesaikan masalah, dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet
meskipun jawaban yang diberikan benar. Saat dan percaya diri dalam memecahkan masalah
guru mengajukan pertanyaan, siswa cenderung matematis. Dalam pembelajaran matematika
menjawab dengan alasan semata, sehingga yang berkelanjutan, perilaku positif tersebut
Hawa Safitri, Awaludin, Hasnawati
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika

akan membentuk kebiasaan berpikir dan sikap seperti kepercayaan diri, ketekunan, rasa
berperilaku positif terhadap matematika yang ingin tahu, dan fleksibilitas berpikir dalam
disebut sebagai disposisi matematis. Hubungan melaksanakan kegiatan matematika.
antara disposisi matematis dan kemampuan
berpikir kritis matematis siswa telah terbukti Metode
melalui penelitian yang dilakukan oleh Sa'dah
dan Zanthy. Disposisi matematis berkaitan Penelitian ini menggunakan jenis
dengan cara siswa menyelesaikan masalah penelitian ex post facto. Penelitian ex post facto
matematis, termasuk tingkat kepercayaan diri, melibatkan penelitian tentang hubungan atau
ketekunan, minat, dan fleksibilitas berpikir pengaruh antara kemandirian belajar dan
untuk mengeksplorasi berbagai alternatif kemampuan komunikasi matematis siswa.
penyelesaian masalah. Siswa dengan disposisi Variabel bebas tidak dikendalikan, dan tidak ada
matematis yang baik cenderung memiliki sikap kegiatan proses pembelajaran yang dilakukan
yang positif terhadap matematika dan dalam penelitian ini karena proses pembelajaran
meningkatkan motivasi belajar matematika. diserahkan kepada guru matematika yang
Semakin giat dan rajin siswa dalam belajar, terlibat.
semakin teliti mereka dalam menyelesaikan Populasi dalam penelitian ini adalah siswa
soal-soal, yang menjadi indikasi kemampuan kelas VIII SMP Negeri 02 Rumbia tahun ajaran
berpikir kritis siswa. Disposisi matematis siswa 2021/2022 yang terbagi ke dalam 7 kelas, yaitu
merupakan faktor utama yang menentukan kelas VIII A, VIII B, VIII C, VIII D, VIII E,
kesuksesan pendidikan siswa menurut VIII F, dan VIII G. Populasi merupakan wilayah
Kilpatrick, Swafford, dan Findel. Oleh karena generalisasi yang mencakup objek/subjek
itu, siswa perlu memiliki disposisi matematis dengan kuantitas dan karakteristik tertentu yang
yang positif dalam belajar matematika, karena ditentukan oleh peneliti untuk dipelajari dan
konsep matematika yang abstrak membutuhkan kemudian digunakan untuk membuat
kesimpulan.
Tabel 1
Populasi Penelitian
No Kelas Jumlah Siswa
1 VIII A 31
2 VIII B 29
3 VIII C 29
4 VIII D 31
5 VIII E 29
6 VIII F 26
7 VIII G 27
Jumlah 202

Sampel merupakan sebagian dari jumlah dilakukan dengan memilih nama-nama siswa
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi secara acak dari daftar hadir.
atau merupakan bagian kecil dari anggota Jumlah sampel ditentukan dengan
populasi yang diambil dengan prosedur tertentu mengambil 25% dari jumlah populasi, dengan
untuk mewakili populasi tersebut. jumlah sampel sebanyak 51 siswa. Pendekatan
Dalam penelitian ini, digunakan metode ini mengikuti pandangan Arikunto (2010: 112),
proportional random sampling. Metode ini yang menyatakan bahwa jika jumlah subjek
disebut proporsional karena pengambilan kurang dari 100 orang, dapat diambil
sampel dalam setiap kelas diatur sebanding seluruhnya, namun jika jumlah subjek lebih dari
dengan jumlah sampel dari setiap kelas, dan 100 orang, dapat diambil sekitar 10-15% atau
disebut random karena setiap anggota sampel 20-25%, atau sesuai dengan kemampuan peneliti
dalam populasi memiliki kesempatan yang sama dalam hal waktu, tenaga, dan dana yang
untuk dipilih. Prosedur pengambilan sampel tersedia..
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika

Tabel 2
Sampel Penelitian
No Kelas Jumlah Siswa Sampel
1 VIII A 31 8
2 VIII B 29 7
3 VIII C 29 7
4 VIII D 31 8
5 VIII E 29 7
6 VIII F 26 7
7 VIII G 27 7
Jumlah 202 51

Variabel penelitian merupakan atribut, Variabel dibagi menjadi dua kategori,


sifat, atau nilai dari orang, obyek, atau kegiatan yaitu variabel bebas (Independent) dan variabel
yang memiliki variasi tertentu yang disebabkan terikat (dependent). Dalam penelitian ini,
oleh peneliti untuk tujuan studi dan kesimpulan digunakan dua variabel, yaitu variabel
yang diambil (Sugiyono, 2017:118). Variabel matematis siswa yang disimbolkan dengan (X)
merujuk pada karakteristik atau atribut individu dan variabel kemampuan berpikir kritis
atau organisasi yang dapat diukur atau diamati. matematis siswa yang disimbolkan dengan (Y).

Gambar 1. Desain Penelitian


Dalam pengumpulan data, diperlukan soal uraian yang bertujuan untuk mengumpulkan
metode pengumpulan data yang sesuai dengan data tentang kemampuan berpikir kritis
masalah yang diteliti. Metode pengumpulan data matematis siswa kelas VIII SMP Negeri 02
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rumbia. Tes tersebut diberikan langsung kepada
pemberian angket dan tes. siswa di kelas dengan pengawasan dan batas
Angket dalam penelitian ini berisi waktu yang ditentukan.
serangkaian pertanyaan atau pernyataan tertulis
yang diberikan kepada siswa untuk dijawab Hasil
sesuai dengan keadaan siswa yang sebenarnya.
Jenis angket yang digunakan adalah angket Penelitian ini telah dilaksanakan di SMP
tertutup, di mana responden diminta untuk Negeri 02 Rumbia dengan populasi seluruh
memberikan tanda checklist (√) pada pilihan siswa kelas VIII berjumlah 202 siswa yang
jawaban yang sudah disediakan. Sebelum tersebar dalam 7 kelas paralel. Sampel dalam
diberikan, siswa diberi arahan tentang cara penelitian ini adalah 51 siswa dengan
menjawab angket, yaitu dengan memilih satu pengambilan sampel menggunakan teknik
jawaban dari beberapa pilihan yang tersedia. proportional random sampling.
Setelah diisi, lembar angket dikumpulkan oleh Untuk mengetahui disposisi matematis
peneliti untuk diperiksa dan diberi skor. Setelah siswa peneliti menggunakan angket disposisi
angket diolah, data tingkat disposisi matematis matematis Sedangkan untuk mengetahui
siswa dapat diperoleh. kemampuan berpikir kritis matematis siswa
Tes yang diberikan adalah tes peneliti menggunakan tes kemampuan berpikir
kemampuan matematis dengan materi Sistem kritis matematis.
persamaan linear dua variabel. Tes ini berupa Berdasarkan hasil analisis deskriptif
dengan bantuan program IBM SPSS 24.

Tabel 3
Hawa Safitri, Awaludin, Hasnawati
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika

Statistik Deskripsi Data Disposisi Matematis


N Valid 51
Missing 0
Mean 66.27
Median 68
Mode 70
Std Deviation 9.733
Minimum 49
Maximum 84
Skewness -0.169
Kurtosis -0.969

Pada Tabel 3, dari total 51 data sampel sedang, dan rendah. Ketiga kategori ini
diperoleh hasil sebagai berikut: (1) Nilai rata- didasarkan pada perolehan skor simpangan baku
rata siswa 66.27 (2) Median data siswa adalah (standar deviation) dan skor rata-rata (mean).
68. (3) Modus data yaitu 70. (4) Standar deviasi Harga rata-rata (mean) yang diperoleh untuk
data yaitu 9.733. nilai maksimum dan minimum variabel disposisi matematos seperti pada Tabel
secara berturut-turut yaitu 84 dan 49. (5) Skew- di atas sebesar 66,27 dan simpangan baku
ness menunjukan -0.169. (6) Adapun Kurtosis (standar deviation) sebesar 9,733. Berikut
yaitu-0.969.
disajikan kategori disposisi matematis:
Penggolongan disposisi matematis terdiri
atas 3 (tiga) kategori yaitu kategori tinggi,
Tabel 4
Distribusi Disposisi Matematis Siswa
No Interval Frekuensi Persentase (%) Kategori
1 X ≥ 75 7 14% Tinggi
2 57 < X ¿ 75 32 63% Sedang
3 X ≤ 57 12 23% Rendah

Berdasarkan Tabel 4 menunjukkan bahwa memiliki disposisi matematis berada dalam


dari 51 siswa sebagai sampel terdapat 7 siswa kategori rendah sebanyak 12 siswa atau 23 %.
atau sebanyak 14 % yang memiliki tingkat Jadi dapat disimpulkan bahwa rata-rata tingkat
disposisi matematis tinggi. Sebanyak 32 siswa disposisi matematis siswa berada dalam kategori
atau 63 % memiliki tingkat disposisi matematis sedang.
dalam kategori sedang. Sedangkan siswa yang
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika

Gambar 2. Diagram Disposisi Matematis

Berdasarkan hasil analisis deskriptif matematis matematis siswa kelas VIII SMP
dengan bantuan program IBM SPSS 24 Negeri 02 Rumbia yang disajikan pada Tabel 5
diperoleh data kemampuan berpikir kritis berikut

Tabel 5
Statistik Deskripsi Data Kemampuan Berpikir Kritis Matematis
N Valid 50
Missing 0
Mean 71,86
Median 74
Mode 90
Std Deviation 15,553

Minimum 40
Maximum 96
Skewness -0.216
Kurtosis -0.1.102
Seperti halnya disposisi matematis, variabel kemampuan berpikir kritis
penggolongan kemampuan berpikir kritis matematisnya seperti pada Tabel di atas sebesar
matematis siswa SMP Negeri 02 Rumbia dibagi 71,86, median sebesar 74, modus sebesar 90,
atas 3 (tiga) kategori yaitu kategori tinggi, nilai minimum sebesar 40, nilai maximum
sedang, dan rendah. Ketiga kategori ini juga sebesar 96 dan simpangan baku (standard
didasarkan pada perolehan skor simpangan baku deviation) Sebesar 15,553. Berikut ini disajikan
(standar deviation) dan skor rata-rata (mean). kategori kemampuan berpikir kritis matematis
Harga rata-rata (mean) yang diperoleh untuk siswa.

Hawa Safitri, Awaludin, Hasnawati


Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika

Tabel 6
Distribusi Kemampuan Berpikir Kritis Matematis
No Interval Frekuensi Persentase (%) Kategori
1 X ≥ 86 14 27% Tinggi
2 56 < X ¿ 86 25 49% Sedang
3 X ≤ 56 12 24% Rendah
Berdasarkan tabel 6 menunjukkan bahwa berada dalam kategori rendah sebanyak 12 siswa
dari 51 siswa sebagai sampel terdapat 14 siswa atau 24 %. Jadi dapat disimpulkan bahwa rata-
atau sebanyak 27 % yang memiliki tingkat rata tingkat disposisi matematis siswa kelas VIII
kemampuan berpikir kritis matematis kategori SMP Negeri 02 Rumbia berada dalam kategori
tinggi. Sebanyak 25 siswa atau 49 % memiliki sedang. Adapun distribusi kemampuan berpikir
tingkat kemampuan berpikir kritis matematis kritis matematis siswa pada tabel dapat dilihat
dalam kategori sedang. Sedangkan siswa yang pada gambar diagram batang sebagai berikut:
memiliki kemampuan berpikir kritis matematis

Gambar 3. Diagram Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

Analisis inferensial bertujuan untuk hubungan linear antara kedua kelompok data
melakukan pengujian terhadap hipotesis atau tidak. Setelah tahap uji prasyarat selesai
penelitian guna menentukan apakah hipotesis dilakukan, langkah selanjutnya adalah
tersebut dapat diterima atau ditolak. Dalam melakukan uji hipotesis.
analisis inferensial, terdapat beberapa tahap Dalam penelitian ini, analisis
analisis yang harus dilakukan sebelum statistik uji normalitas data untuk
melakukan uji hipotesis, yaitu uji normalitas disposisi matematis dan kemampuan
data dan analisis uji linearitas data. Uji berpikir kritis matematis dilakukan
normalitas data digunakan untuk mengevaluasi menggunakan metode uji Liliefors pada
sebaran data pada variabel, apakah data tersebut data sisaan (residual), dengan
mengikuti distribusi normal atau tidak. menggunakan perangkat lunak IBM
Sementara itu, analisis uji linearitas data SPSS 24. Hasil perhitungan dapat
bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat dilihat pada Tabel 7 di bawah ini.
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika

Tabel 7
Hasil Analisis Statistik Uji Normalitas Data

Hawa Safitri, Awaludin, Hasnawati


Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika

  X Y
N 51 51
Normal parameters Mean 66.27 71.86
Std. Deviation 9.733 15.553
  Absolute 0.12 0.096
Most Extreme Differences Positive 0.092 0.096
  Negative -0.12 -0.94
Kolmogorov-Smirnov Z 0.854 0.687
Asymp. Sig (2-tailed) 0.459 0.733

Dari Tabel 7, dapat dilihat bahwa hasil uji Sementara itu, uji linearitas bertujuan
normalitas menggunakan uji Kolmogorov- untuk mengevaluasi apakah terdapat hubungan
Smirnov menunjukkan nilai signifikansi sebesar linear antara dua variabel. Analisis ini dilakukan
0,459. Nilai signifikansi tersebut lebih besar dari menggunakan program IBM SPSS 24 dengan
tingkat kepercayaan yang ditetapkan menggunakan metode Test For Linearity. Hasil
(0,459>0,05). Oleh karena itu, dapat perhitungan dapat ditemukan pada Tabel 9
disimpulkan bahwa hipotesis nol (H₀) diterima, sebagai berikut:
yang berarti data disposisi matematis memiliki
distribusi yang mendekati normal.

Tabel 8
Hasil Analisis Statistik Uji Linearitas Data Variabel X terhadap Y
Y* Sum Of Mean
Df F Sig
X   Squares Square
Between
(Combined) 9640.456 24 401.686 4.357 0
Groups
  Linearity 7746.006 1 7746.006 82.082 0
Deviation
from 1894.45 23 82.367 0.873 0.627
  Linearity
Within Groups 2453.583 26 94.369    
Total 12094.039 50      

Berdasarkan pada Tabel 8, terlihat bahwa variabel bebas terhadap variabel terikat. Dalam
nilai signifikansi adalah 0,627. Nilai tersebut penelitian ini, hipotesis yang akan diuji adalah
lebih besar dari tingkat kepercayaan yang sebagai berikut:
ditetapkan (0,627 > 0,05). Oleh karena itu, dapat H0 = Tidak terdapat pengaruh yang signifikan
disimpulkan bahwa hipotesis nol (H₀) diterima. disposisi matematis terhadap kemampuan
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa berpikir kritis matematis siswa kelas VIII
data disposisi matematis dan kemampuan SMP Negeri 02 Rumbia.
berpikir kritis matematis siswa memiliki H1 = Terdapat pengaruh yang signifikan
hubungan yang linear. disposisi matematis terhadap kemampuan
Berdasarkan hasil uji normalitas dan uji berpikir kritis matematis siswa kelas VIII
linearitas, dapat disimpulkan bahwa data SMP Negeri 02 Rumbia.
disposisi matematis dan kemampuan berpikir
kritis matematis siswa memenuhi asumsi
distribusi normal dan hubungan linear. Kriteria uji:
Selanjutnya, dilakukan uji hipotesis dengan
menggunakan beberapa metode. Jika nilai sig ¿ α =0 ,0, maka H0 diterima
Analisis regresi linear sederhana Jika nilai sig ≤ α =0,05, maka H0 ditolak
digunakan untuk mengevaluasi pengaruh
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika

Selanjutnya hasil perhitungan analisis program IBM SPSS 24 disajikan dalam Tabel
regresi linear sederhana dengan bantuan berikut

Tabel 9
Hasil Analisis Statistik Model Persamaan Regresi
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients    
  B Std.Error Beta T Sig
Model
1 (Constant) -12.894 9.167   -1.407 0.166
  X 1.279 137 0.8 9.343 0

Berdasarkan Tabel 9 dapat dilihat bahwa koefisien regresi sebesar1,279 yang berarti
nilai constant sebesar -12,894 (sebagai a dalam setiap penambahan satu nilai pada disposisi
persamaan regresi) dan nilai koefisien regresi matematis akan memberikan kenaikan pada
sebesar (sebagai b dalam persamaan regresi), kemampuan berpikir kritis matematis sebessar
sehingga persamaan regresi yang terbentuk 1,279.
adalah: Analisis uji koefisien regresi dilakukan untuk
mengevaluasi apakah variabel bebas memiliki
Y^ =−12,894+1.279 X pengaruh yang signifikan terhadap variabel
Hal ini berarti bahwa konstanta sebesar - terikat. Dalam analisis ini, tingkat signifikansi
12,894 yakni jika disposisi matematis (X) yang digunakan adalah α = 0,05. Berikut ini
bernilai 0, maka kemampuan berpikir kritis disajikan hasil perhitungan menggunakan
matematis (Y) bernilai -12,894. Diketahuibahwa perangkat lunak IBM SPSS 24.

Tabel 10
Hasil Analisis Statistik Uji Koefisien Regresi
Sum of Mean
Model   Squares Df Square F Sig
1 Regression 7746.006 1 7746.006 87.293 0
  Residual 4348.003 49 88.735    
  Total 12094.039 50      

Dari Tabel 10, dapat diamati bahwa nilai Koefisien determinasi digunakan untuk
signifikansi adalah 0,00, yang lebih kecil dari mengevaluasi seberapa baik model regresi yang
0,05 (0,000 < 0,05). Oleh karena itu, dapat terbentuk dari interaksi variabel bebas (X) dan
disimpulkan bahwa H0 ditolak, menunjukkan variabel terikat (Y). Hasil perhitungan koefisien
bahwa Disposisi matematis memiliki pengaruh determinasi dapat ditemukan dalam Tabel yang
yang signifikan terhadap kemampuan berpikir disediakan.
kritis matematis siswa kelas VIII SMP Negeri
02 Rumbia.
Tabel 11
Hasil Analisis Statistik Koefisien Determinasi
Std. error
Adjusted of the
Model R R Square R Square estimate
1 0.8 0.64 0.633 9.41995
a. Predictors: (Constant), x

Hawa Safitri, Awaludin, Hasnawati


Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika

Berdasarkan tabel 11, diperoleh bahwa disposisi matematis terhadap kemampuan


nilai R (korelasi) sebesar 0,800 dan nilai R berpikir kritis matematis adalah sebesar 64%,
Square (koefisien determinasinya) sebesar sementara 36% dipengaruhi oleh variabel lain di
0,640. Artinya bahwa variabel X (disposisi luar lingkup penelitian ini.
matematis) memiliki pengaruh sebesar 64% Model persamaan regresi untuk disposisi
terhadap variabel Y (Kemampuan berpikir kritis matematis terhadap kemampuan berpikir kritis
matematis) dan 36% dipengaruhi oleh faktor matematis siswa dapat dituliskan sebagai
lain diluar variabel X. berikut: Y ̂=-12,894+1.279X. Koefisien regresi
disposisi matematis adalah 1,279, yang berarti
Pembahasan setiap peningkatan satu satuan atau tingkatan
disposisi matematis akan berdampak pada
Berdasarkan hasil analisis deskriptif, peningkatan kemampuan berpikir kritis
ditemukan bahwa jumlah siswa dengan disposisi matematis siswa sebesar 1,279 satuan..
matematis tinggi adalah 7 siswa atau 14% dari Beberapa indikator terdapat dalam
kelas VIII SMP Negeri 02 Rumbia. Siswa disposisi matematis, seperti kepercayaan diri,
dengan disposisi matematis sedang berjumlah 32 keingintahuan, fleksibilitas, dan tekad yang
siswa atau 63%, sedangkan siswa dengan kuat. Kepercayaan diri adalah sikap positif yang
disposisi matematis rendah berjumlah 12 siswa memungkinkan individu untuk mengembangkan
atau 23%. Dengan demikian, dapat disimpulkan penilaian positif terhadap diri sendiri dan
bahwa rata-rata disposisi matematis siswa kelas lingkungan/situasi yang dihadapinya. Siswa
VIII SMP Negeri 02 Rumbia berada pada yang memiliki kepercayaan diri akan
kategori sedang. Disposisi matematis dalam meningkatkan sikap positif mereka terhadap
penelitian ini terdiri dari empat indikator, yaitu matematika, karena mereka akan lebih percaya
kepercayaan diri, kegigihan dan ketekunan, diri dalam menggunakan matematika,
berpikir terbuka dan fleksibel, serta minat dan memecahkan masalah, memberikan alasan, dan
keingintahuan. mengkomunikasikan ide matematis. Dalam
Selanjutnya, hasil analisis menunjukkan penelitian yang dilakukan oleh Pangestu,
bahwa jumlah siswa dengan kemampuan Edwita, & Bachtiar (2019) tentang pengaruh
berpikir kritis matematis tinggi adalah 14 siswa kepercayaan diri dan komunikasi interpersonal
atau 27% dari kelas VIII SMP Negeri 02 terhadap kemampuan berpikir kritis siswa SD,
Rumbia. Siswa dengan kemampuan berpikir hasilnya menunjukkan bahwa kemampuan
kritis matematis sedang berjumlah 25 siswa atau berpikir kritis siswa secara langsung dipengaruhi
49%, sedangkan siswa dengan kemampuan oleh kepercayaan diri, sedangkan kemampuan
berpikir kritis matematis rendah berjumlah 12 berpikir kritis dipengaruhi oleh komunikasi
siswa atau 24%. Oleh karena itu, dapat interpersonal, dan komunikasi interpersonal
disimpulkan bahwa rata-rata kemampuan dipengaruhi oleh kepercayaan diri siswa.
berpikir kritis matematis siswa kelas VIII SMP Dengan memiliki kepercayaan diri, siswa
Negeri 02 Rumbia berada pada kategori sedang. mampu mengoptimalkan perkembangan
Kemampuan berpikir kritis matematis siswa kemampuan berpikir kritis mereka.
dalam penelitian ini terdiri dari empat indikator, Menurut Sulistyowati (2012:74), rasa
yaitu interpretasi, evaluasi, analisis, dan ingin tahu adalah sikap dan tindakan yang selalu
inferensi. berusaha untuk mendapatkan pemahaman yang
Dari pengujian hipotesis yang dilakukan, lebih mendalam dan luas dari apa yang
dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar. Istilah ini
signifikan antara disposisi matematis dan juga dapat digunakan untuk menggambarkan
kemampuan berpikir kritis matematis siswa perilaku yang dipicu oleh emosi ingin tahu,
kelas VIII SMP Negeri 02 Rumbia. Hasil karena emosi ini mewakili keinginan untuk
analisis menunjukkan bahwa nilai signifikansi mengetahui hal-hal baru. Rasa ingin tahu dapat
yang diperoleh adalah 0,000 yang lebih kecil diibaratkan sebagai "bensin" atau daya dorong
daripada nilai α (0,000 < 0,05), sehingga H0 untuk ilmu pengetahuan dan disiplin lain dalam
ditolak. Dengan demikian, dapat disimpulkan upaya studi yang dilakukan oleh manusia.
bahwa semakin tinggi disposisi matematis Sikap fleksibel atau keterbukaan, ketika
siswa, kemampuan berpikir kritis matematis dimiliki oleh siswa, akan mengakibatkan tidak
siswa juga akan semakin tinggi. Kontribusi
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika

terpaku hanya pada satu metode penyelesaian Dari hasil analisis data dan pembahasan di atas,
masalah. Siswa akan mempertimbangkan beberapa kesimpulan dapat diperoleh sebagai
metode lain untuk menyelesaikan masalah berikut:
tersebut. Menurut Pangestu, Edwita, & Bachtiar 1. Terdapat siswa kelas VIII SMP Negeri 02
(2019: 381-382), dengan perkembangan Rumbia dengan disposisi matematis
teknologi dan informasi yang pesat, seseorang dalam kategori tinggi sebanyak 7 siswa
harus dapat merespons perubahan tersebut atau 14%, kategori sedang sebanyak 32
dengan cepat dan efektif. Di era perkembangan siswa atau 63%, dan kategori rendah se-
teknologi dan informasi saat ini, diperlukan banyak 12 siswa atau 23%. Rata-rata dis-
keterampilan intelektual yang fleksibel, posisi matematis siswa kelas VIII SMP
kemampuan komunikasi dan kerjasama, Negeri 02 Rumbia berada dalam kategori
kemampuan analisis informasi, dan kemampuan sedang.
pemecahan masalah. Sementara itu, siswa yang 2. Kemampuan berpikir kritis matematis
memiliki tekad kuat akan cenderung lebih siswa kelas VIII SMP Negeri 02 Rumbia
semangat dan tidak mudah menyerah dalam terbagi dalam kategori tinggi sebanyak 14
menghadapi matematika. Mereka akan tekun siswa atau 27%, kategori sedang sebanyak
dalam mengerjakan tugas, yang pada akhirnya 25 siswa atau 49%, dan kategori rendah
meningkatkan sikap kerajinan dalam diri sebanyak 12 siswa atau 24%. Rata-rata
mereka. kemampuan berpikir kritis matematis
Siswa yang memiliki keempat sikap di siswa berada dalam kategori sedang.
atas akan memiliki sikap yang lebih baik dalam 3. Terdapat pengaruh positif yang signifikan
menyikapi matematika dan memiliki tingkat antara disposisi matematis dan kemam-
penalaran yang tinggi. Penalaran merupakan puan berpikir kritis matematis siswa kelas
indikasi dari kemampuan berpikir kritis VIII SMP Negeri 02 Rumbia, yang ditun-
matematis, yang pada dasarnya merupakan jukkan dengan nilai signifikansi sebesar
bagian dari penalaran. Hal ini sejalan dengan 0,000 (0,000 < 0,05). Disposisi matematis
pendapat Krulik dan Rudnick yang dikutip oleh memberikan kontribusi sebesar 64% ter-
Sulianto (2008:15), yang menyatakan bahwa hadap kemampuan berpikir kritis
penalaran meliputi berpikir dasar, berpikir kritis, matematis, sedangkan 36% dipengaruhi
dan berpikir kreatif. oleh variabel lain di luar penelitian ini.
Pengaruh disposisi matematis terhadap Model persamaan regresi menunjukkan
kemampuan berpikir kritis siswa juga bahwa setiap penambahan satu satuan
dikemukakan oleh Sa'dah dan Zanthy atau tingkatan disposisi matematis akan
(2019:409) dalam hasil penelitian mereka. meningkatkan kemampuan berpikir kritis
Mereka menyimpulkan bahwa kemampuan matematis siswa sebesar 1,279 satuan.
berpikir kritis matematis siswa SMP dipengaruhi
Saran
secara positif oleh disposisi matematis sebesar
82,5%, sementara 17,5% dipengaruhi oleh Setelah melakukan kesimpulan mengenai
faktor-faktor di luar disposisi matematis. pengaruh disposisi matematis terhadap kemam-
Berdasarkan uraian di atas, dapat puan berpikir kritis matematis siswa kelas VIII
disimpulkan bahwa antara disposisi matematis SMP Negeri 02 Rumbia, penulis ingin menyam-
dan kemampuan berpikir kritis matematis siswa paikan saran kepada pihak-pihak terkait yang di-
memiliki hubungan yang erat. Ketika siswa harapkan dapat memberikan manfaat dan men-
memiliki disposisi matematis yang tinggi, jadi pedoman dalam meningkatkan kemampuan
kemampuan berpikir kritis matematis mereka berpikir matematis siswa. Berikut adalah be-
juga cenderung tinggi. berapa saran yang dapat diberikan:
1. Guru-guru matematika sebaiknya mem-
pertimbangkan beberapa hal yang ber-
Simpulan dan Saran
hubungan dengan penguatan kemampuan
Simpulan berpikir kritis matematis saat membuat
soal-soal.
2. Siswa disarankan untuk lebih rajin dalam
berlatih soal-soal yang dapat men-
ingkatkan kemampuan berpikir kritis
Hawa Safitri, Awaludin, Hasnawati
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika

matematis, serta meningkatkan semangat dapat mempengaruhi kemampuan berpikir


dalam mengikuti pembelajaran matem- kritis matematis, sehingga dapat diketahui
atika. faktor-faktor tersebut dan sejauh mana
3. Untuk peneliti selanjutnya, disarankan un- pengaruhnya terhadap kemampuan ber-
tuk melakukan penelitian yang lebih pikir kritis matematis.
mendalam terkait faktor-faktor lain yang

Anda mungkin juga menyukai