Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk (1) menggambarkan disposisi matematis siswa kelas VIII di SMP
Negeri 02 Rumbia; (2) memahami kemampuan berpikir kritis matematis siswa kelas VIII di SMP
Negeri 02 Rumbia; (3) mengetahui pengaruh disposisi matematis terhadap kemampuan berpikir kritis
matematis siswa kelas VIII di SMP Negeri 02 Rumbia. Populasi penelitian meliputi seluruh siswa
kelas VIII di SMP Negeri 02 Rumbia, tahun ajaran 2021/2022, semester ganjil, yang berjumlah 202
siswa. Teknik sampling yang digunakan adalah proportional random sampling dengan jumlah
sampel sebanyak 51 siswa. Data penelitian diperoleh melalui angket disposisi matematis dan tes
kemampuan berpikir kritis matematis. Analisis data menggunakan metode statistik deskriptif dan
inferensial. Hasil analisis dan pembahasan menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara
disposisi matematis dan kemampuan berpikir kritis matematis siswa kelas VIII di SMP Negeri 02
Rumbia, dengan nilai signifikansi α = 0,000 (0,000 < 0,05).
Abstract
The purpose of this research is to (1) describe the mathematical disposition of eighth-grade students
at SMP Negeri 02 Rumbia; (2) understand the mathematical critical thinking abilities of eighth-grade
students at SMP Negeri 02 Rumbia; (3) determine the influence of mathematical disposition on the
mathematical critical thinking abilities of eighth-grade students at SMP Negeri 02 Rumbia. The
research population includes all eighth-grade students at SMP Negeri 02 Rumbia in the academic
year 2021/2022, odd semester, totaling 202 students. The research sample was determined using
proportional random sampling with a sample size of 51 students. Data were collected through
mathematical disposition questionnaires and mathematical critical thinking tests. Data analysis
employed descriptive and inferential statistical methods. The results of the analysis and discussion
indicate a significant influence of mathematical disposition on the mathematical critical thinking
abilities of eighth-grade students at SMP Negeri 02 Rumbia, with a significance value of α = 0.000
(0.000 < 0.05).
applying, dan reasoning. Secara khusus, terkadang jawaban mereka benar tetapi mereka
pencapaian dalam aspek reasoning, yang tidak dapat menyertakan alasan yang tepat.
mencakup kemampuan berpikir kritis, hanya Masalah lainnya adalah (1) kurangnya
mencapai 20% saja. kemampuan siswa dalam memecahkan masalah
Rendahnya hasil penelitian PISA dan dengan tepat, yang disebabkan oleh kekurangan
TIMSS yang dicapai oleh Indonesia dapat kemampuan penalaran matematika siswa,
disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satu terutama dalam berpikir kritis, dan (2) selama
faktor penyebabnya adalah kurangnya pelatihan proses pembelajaran, sebagian besar siswa lebih
peserta didik di Indonesia dalam menyelesaikan memilih diam daripada mengemukakan
soal-soal kontekstual yang menuntut penalaran, argumen atau bertanya, meskipun ada materi
argumentasi, dan kreativitas. Hal ini yang belum mereka pahami. Hal ini juga
menunjukkan bahwa proses pembelajaran yang menjadi salah satu faktor yang membuat mereka
selama ini dilakukan tidak mampu tidak memahami materi yang diajarkan,
mengembangkan kemampuan tingkat tinggi Sehingga mereka mengalami kesulitan dalam
siswa, termasuk berpikir kritis. Proses menjawab soal yang diberikan dan juga
pembelajaran bagi siswa hanya berfokus pada menyebabkan penurunan kemampuan berpikir
penerimaan informasi secara pasif, sehingga kritis mereka.
mereka cenderung menghafal rumus-rumus Dalam penelitian ini, indikator
yang diberikan tanpa memahami kemampuan berpikir kritis yang dikembangkan
penggunaannya dengan tepat. Terbukti, siswa oleh Facione digunakan sebagai acuan oleh
Indonesia hanya menguasai soal-soal yang peneliti. Peneliti mempertimbangkan kesesuaian
bersifat rutin, komputasi sederhana, dan indikator tersebut dengan definisi kemampuan
pengetahuan faktual yang terkait dengan berpikir kritis yang digunakan dalam penelitian
kehidupan sehari-hari. Namun, kemampuan ini. Indikator tersebut dibagi oleh peneliti
siswa dalam mengintegrasikan informasi, menjadi beberapa subskill. Dalam penelitian ini,
menarik kesimpulan, dan menggeneralisasi peneliti hanya menggunakan empat indikator
pengetahuan yang mereka miliki ke situasi lain yang telah disesuaikan dengan kebutuhan
yang merupakan karakteristik dari soal-soal penelitian, dengan mengadopsi indikator yang
dalam PISA dan TIMSS masih rendah. dimodifikasi oleh Karim & Normaya (2015) dan
Berdasarkan hasil wawancara dengan Fithriya et al. (2016:583). Dua indikator lainnya,
guru matematika kelas VIII di SMP Negeri 02 yaitu Eksplanasi dan Regulasi, tidak digunakan
Rumbia, ditemukan bahwa siswa sering kali dalam penelitian ini karena Facione (2013:6)
terpaku pada contoh soal yang diajarkan oleh menganggap bahwa empat indikator yang
guru, terutama pada materi sistem persamaan digunakan sudah mencakup kemampuan
linear dua variabel. Sehingga ketika mereka berpikir kritis, sedangkan indikator Eksplanasi
dihadapkan pada soal latihan yang berbeda, dan Regulasi hanya dimiliki oleh mereka yang
siswa mengalami kebingungan dalam memiliki kemampuan berpikir kritis yang kuat.
menjawabnya. Selain itu, dalam proses Kemampuan berpikir kritis matematis
pembelajaran, siswa jarang bertanya. Ketika terkait erat dengan kemampuan kognitif siswa.
mereka diberi tugas mengerjakan soal, sebagian Ketika aktivitas kognitif disadari oleh siswa dan
besar siswa hanya menanyakan rumus yang mampu dikendalikan, akan membantu dalam
harus digunakan untuk menyelesaikan soal menggambarkan alur berpikir yang akan
tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa memperkuat keberhasilan dalam berpikir kritis
kemampuan berpikir kritis siswa masih kurang. matematis. Aspek afektif juga diperlukan untuk
Jenis pertanyaan seperti ini mengindikasikan lebih mendukung keberhasilan dalam berpikir
bahwa sebagian besar siswa belum memahami kritis matematis. Beberapa aspek afektif yang
konsep dari materi yang diajarkan. Selain itu, dapat memperkuat kemampuan berpikir kritis
rendahnya kemampuan berpikir kritis matematis matematis siswa antara lain memiliki sikap
siswa ditandai dengan ketidakmampuan mereka menghargai kegunaan matematika dalam
memberikan argumen atau alasan yang tepat kehidupan, rasa ingin tahu, perhatian dan minat
dalam menjawab atau menyelesaikan masalah, dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet
meskipun jawaban yang diberikan benar. Saat dan percaya diri dalam memecahkan masalah
guru mengajukan pertanyaan, siswa cenderung matematis. Dalam pembelajaran matematika
menjawab dengan alasan semata, sehingga yang berkelanjutan, perilaku positif tersebut
Hawa Safitri, Awaludin, Hasnawati
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika
akan membentuk kebiasaan berpikir dan sikap seperti kepercayaan diri, ketekunan, rasa
berperilaku positif terhadap matematika yang ingin tahu, dan fleksibilitas berpikir dalam
disebut sebagai disposisi matematis. Hubungan melaksanakan kegiatan matematika.
antara disposisi matematis dan kemampuan
berpikir kritis matematis siswa telah terbukti Metode
melalui penelitian yang dilakukan oleh Sa'dah
dan Zanthy. Disposisi matematis berkaitan Penelitian ini menggunakan jenis
dengan cara siswa menyelesaikan masalah penelitian ex post facto. Penelitian ex post facto
matematis, termasuk tingkat kepercayaan diri, melibatkan penelitian tentang hubungan atau
ketekunan, minat, dan fleksibilitas berpikir pengaruh antara kemandirian belajar dan
untuk mengeksplorasi berbagai alternatif kemampuan komunikasi matematis siswa.
penyelesaian masalah. Siswa dengan disposisi Variabel bebas tidak dikendalikan, dan tidak ada
matematis yang baik cenderung memiliki sikap kegiatan proses pembelajaran yang dilakukan
yang positif terhadap matematika dan dalam penelitian ini karena proses pembelajaran
meningkatkan motivasi belajar matematika. diserahkan kepada guru matematika yang
Semakin giat dan rajin siswa dalam belajar, terlibat.
semakin teliti mereka dalam menyelesaikan Populasi dalam penelitian ini adalah siswa
soal-soal, yang menjadi indikasi kemampuan kelas VIII SMP Negeri 02 Rumbia tahun ajaran
berpikir kritis siswa. Disposisi matematis siswa 2021/2022 yang terbagi ke dalam 7 kelas, yaitu
merupakan faktor utama yang menentukan kelas VIII A, VIII B, VIII C, VIII D, VIII E,
kesuksesan pendidikan siswa menurut VIII F, dan VIII G. Populasi merupakan wilayah
Kilpatrick, Swafford, dan Findel. Oleh karena generalisasi yang mencakup objek/subjek
itu, siswa perlu memiliki disposisi matematis dengan kuantitas dan karakteristik tertentu yang
yang positif dalam belajar matematika, karena ditentukan oleh peneliti untuk dipelajari dan
konsep matematika yang abstrak membutuhkan kemudian digunakan untuk membuat
kesimpulan.
Tabel 1
Populasi Penelitian
No Kelas Jumlah Siswa
1 VIII A 31
2 VIII B 29
3 VIII C 29
4 VIII D 31
5 VIII E 29
6 VIII F 26
7 VIII G 27
Jumlah 202
Sampel merupakan sebagian dari jumlah dilakukan dengan memilih nama-nama siswa
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi secara acak dari daftar hadir.
atau merupakan bagian kecil dari anggota Jumlah sampel ditentukan dengan
populasi yang diambil dengan prosedur tertentu mengambil 25% dari jumlah populasi, dengan
untuk mewakili populasi tersebut. jumlah sampel sebanyak 51 siswa. Pendekatan
Dalam penelitian ini, digunakan metode ini mengikuti pandangan Arikunto (2010: 112),
proportional random sampling. Metode ini yang menyatakan bahwa jika jumlah subjek
disebut proporsional karena pengambilan kurang dari 100 orang, dapat diambil
sampel dalam setiap kelas diatur sebanding seluruhnya, namun jika jumlah subjek lebih dari
dengan jumlah sampel dari setiap kelas, dan 100 orang, dapat diambil sekitar 10-15% atau
disebut random karena setiap anggota sampel 20-25%, atau sesuai dengan kemampuan peneliti
dalam populasi memiliki kesempatan yang sama dalam hal waktu, tenaga, dan dana yang
untuk dipilih. Prosedur pengambilan sampel tersedia..
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika
Tabel 2
Sampel Penelitian
No Kelas Jumlah Siswa Sampel
1 VIII A 31 8
2 VIII B 29 7
3 VIII C 29 7
4 VIII D 31 8
5 VIII E 29 7
6 VIII F 26 7
7 VIII G 27 7
Jumlah 202 51
Tabel 3
Hawa Safitri, Awaludin, Hasnawati
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika
Pada Tabel 3, dari total 51 data sampel sedang, dan rendah. Ketiga kategori ini
diperoleh hasil sebagai berikut: (1) Nilai rata- didasarkan pada perolehan skor simpangan baku
rata siswa 66.27 (2) Median data siswa adalah (standar deviation) dan skor rata-rata (mean).
68. (3) Modus data yaitu 70. (4) Standar deviasi Harga rata-rata (mean) yang diperoleh untuk
data yaitu 9.733. nilai maksimum dan minimum variabel disposisi matematos seperti pada Tabel
secara berturut-turut yaitu 84 dan 49. (5) Skew- di atas sebesar 66,27 dan simpangan baku
ness menunjukan -0.169. (6) Adapun Kurtosis (standar deviation) sebesar 9,733. Berikut
yaitu-0.969.
disajikan kategori disposisi matematis:
Penggolongan disposisi matematis terdiri
atas 3 (tiga) kategori yaitu kategori tinggi,
Tabel 4
Distribusi Disposisi Matematis Siswa
No Interval Frekuensi Persentase (%) Kategori
1 X ≥ 75 7 14% Tinggi
2 57 < X ¿ 75 32 63% Sedang
3 X ≤ 57 12 23% Rendah
Berdasarkan hasil analisis deskriptif matematis matematis siswa kelas VIII SMP
dengan bantuan program IBM SPSS 24 Negeri 02 Rumbia yang disajikan pada Tabel 5
diperoleh data kemampuan berpikir kritis berikut
Tabel 5
Statistik Deskripsi Data Kemampuan Berpikir Kritis Matematis
N Valid 50
Missing 0
Mean 71,86
Median 74
Mode 90
Std Deviation 15,553
Minimum 40
Maximum 96
Skewness -0.216
Kurtosis -0.1.102
Seperti halnya disposisi matematis, variabel kemampuan berpikir kritis
penggolongan kemampuan berpikir kritis matematisnya seperti pada Tabel di atas sebesar
matematis siswa SMP Negeri 02 Rumbia dibagi 71,86, median sebesar 74, modus sebesar 90,
atas 3 (tiga) kategori yaitu kategori tinggi, nilai minimum sebesar 40, nilai maximum
sedang, dan rendah. Ketiga kategori ini juga sebesar 96 dan simpangan baku (standard
didasarkan pada perolehan skor simpangan baku deviation) Sebesar 15,553. Berikut ini disajikan
(standar deviation) dan skor rata-rata (mean). kategori kemampuan berpikir kritis matematis
Harga rata-rata (mean) yang diperoleh untuk siswa.
Tabel 6
Distribusi Kemampuan Berpikir Kritis Matematis
No Interval Frekuensi Persentase (%) Kategori
1 X ≥ 86 14 27% Tinggi
2 56 < X ¿ 86 25 49% Sedang
3 X ≤ 56 12 24% Rendah
Berdasarkan tabel 6 menunjukkan bahwa berada dalam kategori rendah sebanyak 12 siswa
dari 51 siswa sebagai sampel terdapat 14 siswa atau 24 %. Jadi dapat disimpulkan bahwa rata-
atau sebanyak 27 % yang memiliki tingkat rata tingkat disposisi matematis siswa kelas VIII
kemampuan berpikir kritis matematis kategori SMP Negeri 02 Rumbia berada dalam kategori
tinggi. Sebanyak 25 siswa atau 49 % memiliki sedang. Adapun distribusi kemampuan berpikir
tingkat kemampuan berpikir kritis matematis kritis matematis siswa pada tabel dapat dilihat
dalam kategori sedang. Sedangkan siswa yang pada gambar diagram batang sebagai berikut:
memiliki kemampuan berpikir kritis matematis
Analisis inferensial bertujuan untuk hubungan linear antara kedua kelompok data
melakukan pengujian terhadap hipotesis atau tidak. Setelah tahap uji prasyarat selesai
penelitian guna menentukan apakah hipotesis dilakukan, langkah selanjutnya adalah
tersebut dapat diterima atau ditolak. Dalam melakukan uji hipotesis.
analisis inferensial, terdapat beberapa tahap Dalam penelitian ini, analisis
analisis yang harus dilakukan sebelum statistik uji normalitas data untuk
melakukan uji hipotesis, yaitu uji normalitas disposisi matematis dan kemampuan
data dan analisis uji linearitas data. Uji berpikir kritis matematis dilakukan
normalitas data digunakan untuk mengevaluasi menggunakan metode uji Liliefors pada
sebaran data pada variabel, apakah data tersebut data sisaan (residual), dengan
mengikuti distribusi normal atau tidak. menggunakan perangkat lunak IBM
Sementara itu, analisis uji linearitas data SPSS 24. Hasil perhitungan dapat
bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat dilihat pada Tabel 7 di bawah ini.
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika
Tabel 7
Hasil Analisis Statistik Uji Normalitas Data
X Y
N 51 51
Normal parameters Mean 66.27 71.86
Std. Deviation 9.733 15.553
Absolute 0.12 0.096
Most Extreme Differences Positive 0.092 0.096
Negative -0.12 -0.94
Kolmogorov-Smirnov Z 0.854 0.687
Asymp. Sig (2-tailed) 0.459 0.733
Dari Tabel 7, dapat dilihat bahwa hasil uji Sementara itu, uji linearitas bertujuan
normalitas menggunakan uji Kolmogorov- untuk mengevaluasi apakah terdapat hubungan
Smirnov menunjukkan nilai signifikansi sebesar linear antara dua variabel. Analisis ini dilakukan
0,459. Nilai signifikansi tersebut lebih besar dari menggunakan program IBM SPSS 24 dengan
tingkat kepercayaan yang ditetapkan menggunakan metode Test For Linearity. Hasil
(0,459>0,05). Oleh karena itu, dapat perhitungan dapat ditemukan pada Tabel 9
disimpulkan bahwa hipotesis nol (H₀) diterima, sebagai berikut:
yang berarti data disposisi matematis memiliki
distribusi yang mendekati normal.
Tabel 8
Hasil Analisis Statistik Uji Linearitas Data Variabel X terhadap Y
Y* Sum Of Mean
Df F Sig
X Squares Square
Between
(Combined) 9640.456 24 401.686 4.357 0
Groups
Linearity 7746.006 1 7746.006 82.082 0
Deviation
from 1894.45 23 82.367 0.873 0.627
Linearity
Within Groups 2453.583 26 94.369
Total 12094.039 50
Berdasarkan pada Tabel 8, terlihat bahwa variabel bebas terhadap variabel terikat. Dalam
nilai signifikansi adalah 0,627. Nilai tersebut penelitian ini, hipotesis yang akan diuji adalah
lebih besar dari tingkat kepercayaan yang sebagai berikut:
ditetapkan (0,627 > 0,05). Oleh karena itu, dapat H0 = Tidak terdapat pengaruh yang signifikan
disimpulkan bahwa hipotesis nol (H₀) diterima. disposisi matematis terhadap kemampuan
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa berpikir kritis matematis siswa kelas VIII
data disposisi matematis dan kemampuan SMP Negeri 02 Rumbia.
berpikir kritis matematis siswa memiliki H1 = Terdapat pengaruh yang signifikan
hubungan yang linear. disposisi matematis terhadap kemampuan
Berdasarkan hasil uji normalitas dan uji berpikir kritis matematis siswa kelas VIII
linearitas, dapat disimpulkan bahwa data SMP Negeri 02 Rumbia.
disposisi matematis dan kemampuan berpikir
kritis matematis siswa memenuhi asumsi
distribusi normal dan hubungan linear. Kriteria uji:
Selanjutnya, dilakukan uji hipotesis dengan
menggunakan beberapa metode. Jika nilai sig ¿ α =0 ,0, maka H0 diterima
Analisis regresi linear sederhana Jika nilai sig ≤ α =0,05, maka H0 ditolak
digunakan untuk mengevaluasi pengaruh
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika
Selanjutnya hasil perhitungan analisis program IBM SPSS 24 disajikan dalam Tabel
regresi linear sederhana dengan bantuan berikut
Tabel 9
Hasil Analisis Statistik Model Persamaan Regresi
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
B Std.Error Beta T Sig
Model
1 (Constant) -12.894 9.167 -1.407 0.166
X 1.279 137 0.8 9.343 0
Berdasarkan Tabel 9 dapat dilihat bahwa koefisien regresi sebesar1,279 yang berarti
nilai constant sebesar -12,894 (sebagai a dalam setiap penambahan satu nilai pada disposisi
persamaan regresi) dan nilai koefisien regresi matematis akan memberikan kenaikan pada
sebesar (sebagai b dalam persamaan regresi), kemampuan berpikir kritis matematis sebessar
sehingga persamaan regresi yang terbentuk 1,279.
adalah: Analisis uji koefisien regresi dilakukan untuk
mengevaluasi apakah variabel bebas memiliki
Y^ =−12,894+1.279 X pengaruh yang signifikan terhadap variabel
Hal ini berarti bahwa konstanta sebesar - terikat. Dalam analisis ini, tingkat signifikansi
12,894 yakni jika disposisi matematis (X) yang digunakan adalah α = 0,05. Berikut ini
bernilai 0, maka kemampuan berpikir kritis disajikan hasil perhitungan menggunakan
matematis (Y) bernilai -12,894. Diketahuibahwa perangkat lunak IBM SPSS 24.
Tabel 10
Hasil Analisis Statistik Uji Koefisien Regresi
Sum of Mean
Model Squares Df Square F Sig
1 Regression 7746.006 1 7746.006 87.293 0
Residual 4348.003 49 88.735
Total 12094.039 50
Dari Tabel 10, dapat diamati bahwa nilai Koefisien determinasi digunakan untuk
signifikansi adalah 0,00, yang lebih kecil dari mengevaluasi seberapa baik model regresi yang
0,05 (0,000 < 0,05). Oleh karena itu, dapat terbentuk dari interaksi variabel bebas (X) dan
disimpulkan bahwa H0 ditolak, menunjukkan variabel terikat (Y). Hasil perhitungan koefisien
bahwa Disposisi matematis memiliki pengaruh determinasi dapat ditemukan dalam Tabel yang
yang signifikan terhadap kemampuan berpikir disediakan.
kritis matematis siswa kelas VIII SMP Negeri
02 Rumbia.
Tabel 11
Hasil Analisis Statistik Koefisien Determinasi
Std. error
Adjusted of the
Model R R Square R Square estimate
1 0.8 0.64 0.633 9.41995
a. Predictors: (Constant), x
terpaku hanya pada satu metode penyelesaian Dari hasil analisis data dan pembahasan di atas,
masalah. Siswa akan mempertimbangkan beberapa kesimpulan dapat diperoleh sebagai
metode lain untuk menyelesaikan masalah berikut:
tersebut. Menurut Pangestu, Edwita, & Bachtiar 1. Terdapat siswa kelas VIII SMP Negeri 02
(2019: 381-382), dengan perkembangan Rumbia dengan disposisi matematis
teknologi dan informasi yang pesat, seseorang dalam kategori tinggi sebanyak 7 siswa
harus dapat merespons perubahan tersebut atau 14%, kategori sedang sebanyak 32
dengan cepat dan efektif. Di era perkembangan siswa atau 63%, dan kategori rendah se-
teknologi dan informasi saat ini, diperlukan banyak 12 siswa atau 23%. Rata-rata dis-
keterampilan intelektual yang fleksibel, posisi matematis siswa kelas VIII SMP
kemampuan komunikasi dan kerjasama, Negeri 02 Rumbia berada dalam kategori
kemampuan analisis informasi, dan kemampuan sedang.
pemecahan masalah. Sementara itu, siswa yang 2. Kemampuan berpikir kritis matematis
memiliki tekad kuat akan cenderung lebih siswa kelas VIII SMP Negeri 02 Rumbia
semangat dan tidak mudah menyerah dalam terbagi dalam kategori tinggi sebanyak 14
menghadapi matematika. Mereka akan tekun siswa atau 27%, kategori sedang sebanyak
dalam mengerjakan tugas, yang pada akhirnya 25 siswa atau 49%, dan kategori rendah
meningkatkan sikap kerajinan dalam diri sebanyak 12 siswa atau 24%. Rata-rata
mereka. kemampuan berpikir kritis matematis
Siswa yang memiliki keempat sikap di siswa berada dalam kategori sedang.
atas akan memiliki sikap yang lebih baik dalam 3. Terdapat pengaruh positif yang signifikan
menyikapi matematika dan memiliki tingkat antara disposisi matematis dan kemam-
penalaran yang tinggi. Penalaran merupakan puan berpikir kritis matematis siswa kelas
indikasi dari kemampuan berpikir kritis VIII SMP Negeri 02 Rumbia, yang ditun-
matematis, yang pada dasarnya merupakan jukkan dengan nilai signifikansi sebesar
bagian dari penalaran. Hal ini sejalan dengan 0,000 (0,000 < 0,05). Disposisi matematis
pendapat Krulik dan Rudnick yang dikutip oleh memberikan kontribusi sebesar 64% ter-
Sulianto (2008:15), yang menyatakan bahwa hadap kemampuan berpikir kritis
penalaran meliputi berpikir dasar, berpikir kritis, matematis, sedangkan 36% dipengaruhi
dan berpikir kreatif. oleh variabel lain di luar penelitian ini.
Pengaruh disposisi matematis terhadap Model persamaan regresi menunjukkan
kemampuan berpikir kritis siswa juga bahwa setiap penambahan satu satuan
dikemukakan oleh Sa'dah dan Zanthy atau tingkatan disposisi matematis akan
(2019:409) dalam hasil penelitian mereka. meningkatkan kemampuan berpikir kritis
Mereka menyimpulkan bahwa kemampuan matematis siswa sebesar 1,279 satuan.
berpikir kritis matematis siswa SMP dipengaruhi
Saran
secara positif oleh disposisi matematis sebesar
82,5%, sementara 17,5% dipengaruhi oleh Setelah melakukan kesimpulan mengenai
faktor-faktor di luar disposisi matematis. pengaruh disposisi matematis terhadap kemam-
Berdasarkan uraian di atas, dapat puan berpikir kritis matematis siswa kelas VIII
disimpulkan bahwa antara disposisi matematis SMP Negeri 02 Rumbia, penulis ingin menyam-
dan kemampuan berpikir kritis matematis siswa paikan saran kepada pihak-pihak terkait yang di-
memiliki hubungan yang erat. Ketika siswa harapkan dapat memberikan manfaat dan men-
memiliki disposisi matematis yang tinggi, jadi pedoman dalam meningkatkan kemampuan
kemampuan berpikir kritis matematis mereka berpikir matematis siswa. Berikut adalah be-
juga cenderung tinggi. berapa saran yang dapat diberikan:
1. Guru-guru matematika sebaiknya mem-
pertimbangkan beberapa hal yang ber-
Simpulan dan Saran
hubungan dengan penguatan kemampuan
Simpulan berpikir kritis matematis saat membuat
soal-soal.
2. Siswa disarankan untuk lebih rajin dalam
berlatih soal-soal yang dapat men-
ingkatkan kemampuan berpikir kritis
Hawa Safitri, Awaludin, Hasnawati
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika