Anda di halaman 1dari 14

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan : Tema “DESAIN PEMBELAJARAN DI ERA ASEAN ECONOMIC

COMMUNITY (AEC) UNTUK PENDIDIKAN INDONESIA BERKEMAJUAN” Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. ISBN 978-602-70216-2-4

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR ANALISIS SISWA SMP


MELALUI PEMBELAJARAN IPA TERPADU
BERBASIS KETERAMPILAN PROSES SAINS

Septi Budi Sartika1, Ermawati Zulikhatin Nuroh2


Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Jalan Mojopahit 666 B Sidoarjo 612151,2
septibudisartika@umsida.ac.id1, ermawati@umsida.ac.id2

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan peningkatan keterampilan berpikir analisis siswa
SMP dalam menyelesaikan soal IPA melalui pembelajaran IPA terpadu berbasis keterampilan
proses sains. Indikator berpikir analisis menggunakan 3 indikator yaitu membedakan,
mengorganisasi, dan mengatribusi. Metode penelitian menggunakan penelitian eksperimen dengan
one group pretest and posttest design, dengan kelas uji coba di SMP Negeri Sidoarjo. Berdasarkan
hasil dan pembahasan diperoleh nilai peningkatan skor tes keterampilan berpikir analisis dari nilai
pretest ke posttest yaitu topik-1 sebesar 12,13 dan topik-2 sebesar 12,04, artinya terdapat
peningkatan dari nilai pretest dan posttest.

Kata kunci: keterampilan berpikir analisis, pembelajaran IPA terpadu, keterampilan proses sains

PENDAHULUAN Kompetensi pelajar Indonesia masih


Latar Belakang di bawah pelajar lain di Asia, seperti
Keterampilan berpikir analisis Jepang, Thailand, Singapura, dan
merupakan keterampilan berpikir Malaysia (Edupost, 2012).
tingkat tinggi, yang berperan dalam Berdasarkan indeks global
penyelesaian masalah sekaligus keterampilan kognitif dan
pengambilan keputusan baik dalam pencapaian pendidikan dari The
pembelajaran maupun dalam Learning Curve Pearson Tahun
kehidupan sehari-hari. Pada 2014, Indonesia berada pada ranking
kenyataannya, hanya 5% pelajar 40 dari 40 negara.
Indonesia memiliki kompetensi Melalui Kurikulum 2013,
berpikir analisis, kompetensi dengan sasaran yang mengarah pada
sebagian besar pelajar Indonesia tuntutan Abad-21 yaitu mampu
masih pada tingkat menghafal. menjangkau segala pekerjaan rutin
Dengan demikian kemampuan untuk melatih berpikir analisis atau
berpikir pelajar Indonesia masih pengambilan keputusan bukan
berpikir tingkat rendah, belum pada berpikir mekanistis (rutin), sehingga
kemampuan berpikir tingkat tinggi. pembelajaran diharapkan berorientasi

Page | 341
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan : Tema “DESAIN PEMBELAJARAN DI ERA ASEAN ECONOMIC
COMMUNITY (AEC) UNTUK PENDIDIKAN INDONESIA BERKEMAJUAN” Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. ISBN 978-602-70216-2-4

pada pendekatan sains (scientific menyelesaikan soal essay yaitu 7–25


approach), yaitu mengamati, %, sedangkan dalam menyelesaikan
menanya, menalar, menyimpulkan, soal pilihan ganda masih rendah pada
dan mengkomunikasikan (resume aspek mengatribusi yaitu 3-7 %. Hal
Kemendikbud, 2012). Pendekatan ini sejalan dengan hasil wawancara
sains merupakan bagian dari metode peneliti dengan sejumlah siswa,
ilmiah yang lebih dikenal dengan bahwa siswa cenderung menghafal,
keterampilan proses sains. belum memahami bahkan
Keterampilan Proses Sains (KPS) mengaplikasikan konsep-konsep IPA
adalah keterampilan yang diperoleh yang telah dipelajari ke dalam
dari latihan kemampuan-kemampuan kehidupan sehari-hari maupun tahap
mental, fisik, dan sosial yang menganalisis data. Guru belum
mendasar sebagai penggerak pernah melatihkan keterampilan
kemampuan yang lebih tinggi berpikir analisis pada siswa dalam
(Deden, 2013). KPS di tingkat SMP pembelajaran IPA secara maksimal.
terdiri atas mengamati, bertanya, Hasil observasi dan
merumuskan hipotesis, memprediksi, wawancara awal yang dilakukan di
merencanakan dan melakukan SMP Negeri 3 Sidoarjo, guru belum
investigasi, mengintepretasikan data, pernah melatih keterampilan berpikir
dan mengkomunikasikan. analisis siswa secara khusus melalui
Hasil temuan Sartika (2015), tahapan atau langkah-langkah
menyatakan bahwa keterampilan khusus. Dengan demikian melalui
berpikir analisis yang terdiri dari 3 pembelajaran IPA dengang
aspek yaitu mengorganisasikan, menggunakan pendekatan
membedakan, dan mengatribusi pada keterampilan proses sains mampu
siswa kelas VII SMPN 1 Gedangan melatih sekaligus meningkatkan
Sidoarjo dalam menyelesaikan keterampilan berpikir analisis siswa
masalah IPA diperoleh bahwa SMP.
keterampilan berpikir analisis siswa Dengan memperhatikan
masih rendah pada ketiga aspek kesenjangan fakta dan harapan,
(mengorganisasikan, membedakan, peneliti akan mengimplementasikan
dan mengatribusi) dalam pembelajaran IPA berbasis KPS yang

Page | 342
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan : Tema “DESAIN PEMBELAJARAN DI ERA ASEAN ECONOMIC
COMMUNITY (AEC) UNTUK PENDIDIKAN INDONESIA BERKEMAJUAN” Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. ISBN 978-602-70216-2-4

diharapkan mampu meningkatkan soal cerita dan tindakan yang


keterampilan berpikir analisis siswa berbeda untuk mengetahui
SMP. suatusistem berhubungan (Bloom,
1956; Montaku, 2012: 18). Berpikir
TINJAUAN PUSTAKA analitis dikembangkan oleh strategi
1.1 Kemampuan Berpikir Analisis yang membutuhkan formalisasi dan
Menurut Montaku (2011: 3), optimasi penyelesaian masalah
berpikir analisis berarti berpikir dari (Levin dan Lieberman, 2010: 2).
peristiwa yang berurutan menjadi Masalah yang akan diselesaikan ada
bagian-bagian masalah yang masalah yang bersifat autentik yaitu
disajikan dengan alasan, prinsip, masalah yang bertalian erat dengan
fungsi, kemampuan untuk membuat peristiwa dalam kehidupan sehari-
hubungan antar isu-isu, kemampuan hari.
untuk menjawab masing-masing Menurut Anderson dan
masalah dan melihat kembali Krathwol (2001: 79), analisis
masalah sebelumnya. Berpikir dilatihkan untuk mempunyai
analisis bukanlah berpikir mekanistis kemampuan: (1) membedakan fakta
(berpikir rutin) di mana hal ini sesuai dari opini (realita dari imajinasi); (2)
dengan tujuan Kurikulum 2013. membuat kesimpulan dengan
Analisis dapat diklasifikasikan dukungan pernyataan; (3)
menjadi 3 bagian kecil, yaitu: (1) membedakan materi yang relevan
analisis elemen yang dimaksudkan dan tidak; (4) menentukan ide-ide
untuk mengklasifikasikan hal penting yang terkait satu sama lain; (5)
atau diperlukan atau paling berperan memastikan asumsi yang tidak
sebagai penyebab atau hasil, (2) tertulis yang turut menjadi penyebab;
analisis hubungan berarti (6) membedakan ide dominan dari
menemukan sub-hubungan cerita ide-ide pelengkap; dan (7)
atau bukti dan bagaimana hal menemukan bukti untuk mendukung
tersebut saling berhubungan, tujuan penulisan. Langkah-langkah
konsisten atau bertentangan, (3) analisis ini spesifik dalam
analisis prinsip-prinsip organisasi mengungkap fakta dalam sebuah
berarti mencari struktur sistem atau permasalahan dalam bentuk soal

Page | 343
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan : Tema “DESAIN PEMBELAJARAN DI ERA ASEAN ECONOMIC
COMMUNITY (AEC) UNTUK PENDIDIKAN INDONESIA BERKEMAJUAN” Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. ISBN 978-602-70216-2-4

cerita sehingga membutuhkan tingkat pendidikan IPA, maka sangat


kejelian yang tinggi. Menurut Amer bertalian erat kemampuan berpikir
et al (2005: 1), berpikir analitis analisis mampu dilatihkan melalui
adalah alat pemikiran yang kuat keterampilan proses sains.
untuk memahami bagian-bagian Menurut Anderson dan
situasi, yang didefinisikan sebagai: Krathwol (2001: 68), ranah
(1) kemampuan untuk meneliti dan keterampilan berpikir analisis
mengurai fakta-fakta dan pemikiran sebagai berikut:
menjadi kekuatan dan kelemahan; (2) Tabel 1.1 Matriks Keterampilan Berpikir
Analisis
mengembangkan kapasitas untuk Kategori dan
Proses Istilah serupa Definisi
berpikir bijaksana, cerdas, Kognitif
4.1 Menyendirikan Membedakan
Membedakan Memilah bagian materi
menyelesaikan masalah, Menfokuskan pelajaran yang
Memilih relevan dan tidak
menganalisis data, mengingat dan relevan.
4.2 Menemukan Menentukan
menggunakan informasi. Mengorganisa Koherensi bagaimana
si Memadukan elemen-elemen
Kemampuan analisis sebagai Membuat garis bekerja atau
besar berfungsi sebagai
Mendeskripsikan sebuah struktur.
kemampuan kognitif tingkat tinggi peran
Menstrukturkan
akan dimiliki oleh siswa apabila 4.3 Mendekonstruksi Menentukan sudut
Mengatribusi pandang, bias,
sebelumnya siswa mempunyai nilai atau maksud
dibalik materi
kemampuan mengetahui, memahami, pelajaran.
Matriks keterampilan berpikir
dan menerapkan.
analisis Anderson dan Krathwol
Menurut Sinan (2012: 284),
(2001: 68) sebagai acuan dalam
salah satu tujuan pendidikan IPA
membuat perangkat dan instrumen
adalah mengajarkan berpikir efektif
pembelajaran.
yang didefinisikan oleh keterampilan
proses sains. Pendidikan IPA
1.2 Keterampilan Proses Sains
mencakup pada penekanan hipotesis,
Menurut Wahono (2009),
manipulasi lingkungan, dan data
KPS adalah keterampilan dasar
berbasis penalaran. Tujuan
bereksperimen, metode ilmiah, dan
pendidikan IPA bergeser dari waktu
berinkuiri. Ada 11 jenis KPS, yaitu:
ke waktu, setelah perkembangan
1. mengamati,
kurikulum dan instruksional IPA.
2. mengklasifikasikan,
Dengan memperhatikan tujuan
3. menafsirkan,

Page | 344
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan : Tema “DESAIN PEMBELAJARAN DI ERA ASEAN ECONOMIC
COMMUNITY (AEC) UNTUK PENDIDIKAN INDONESIA BERKEMAJUAN” Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. ISBN 978-602-70216-2-4

4. memprediksi, 13. mengkomunikasikan (Semiawan


5. berkomunikasi, 1987; Widyawati, 2010).
6. mengajukan pertanyaan, Adapun matriks KPS menurut
7. mengajukan hipotesis, Institute for Inquiry sebagai berikut:
8. merencanakan persobaan/ Tabel 1.2 Matriks KPS
Aspek
penyelidikan, KPS
Sub-keterampilan Contoh
Mengamati a. Mengumpulkan Mengidentifik
9. menggunakan alat/ bahan/ bukti asi persamaan
b. Mengidentifika dan
sumber, si persamaan perbedaan es
dan perbedaan kotak dan es
10. menerapkan konsep, c. Mengklasifikas bola.
ikan
d. Melakukan
melaksanakan penyelidikan/ pengukuran
e. Mengidentifika
percobaan. si pengamatan
yang relevan
Pendekatan keterampilan Bertanya a. Mengenal dan Menanyakan:
menanyakan kapan es
proses dapat membekali siswa pertanyaan meleleh lebih
investigasi cepat dengan
b. Menyarankan atau tanpa
dengan 13 keterampilan mendasar, menjawab ditaburi
pertanyaan garam di
yaitu: dapat atasnya?
ditemukan
1. mengobservasi atau mengamati, c. Menyusun
pertanyaan
2. menghitung, non-investigasi
ke dalam
pertanyaan
3. mengukur, yang dapat
diaktualisasi
4. mengklasifikasi, Merumuska a. Menduga Memperluas
n hipotesis b. Membangun bidang
5. mencari hubungan ruang dan model yang permukaan
membantu menyebabkan
waktu, mengklarifikasi pelelehan
ide lebih cepat.
c. Menjelaskan (ini
6. membuat hipotesis, bukti dibalik menjelaskan
hipotesis bahwa ukuran
7. merencanakan penelitian/ es yang
hancur lebih
eksperimen, cepat meleleh
dibanding
8. mengendalikan variabel, denganes
yang masih
balok
9. menginterpretasikan atau walaupun
dengan massa
menafsirkan data, yang sama)
Mempredik a. Membenarkan Air mengalir
10. menyusun kesimpulan sementara si prediksi dengan dari
bukti ketinggian 8
(inferensi), b. Membuat inch akan
prediksi untuk mengalirkan
menguji lebih banyak
11. meramalkan (memprediksi), hipotesis pasir
dibanding air
12. menerapkan (mengaplikasi), mengalir pada
ketinggian 6
inch.
Merencana a. Mengidentifika Memutuskan

Page | 345
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan : Tema “DESAIN PEMBELAJARAN DI ERA ASEAN ECONOMIC
COMMUNITY (AEC) UNTUK PENDIDIKAN INDONESIA BERKEMAJUAN” Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. ISBN 978-602-70216-2-4

Aspek lebih mudah dalam melatih


Sub-keterampilan Contoh
KPS
kan dan si dan untuk
melakukan mengontrol meletakkan
keterampilan berpikir analisis
investigasi variabel satu sendok
b. Menggunakan teh garam di melalui KPS. Keterampilan proses
instrumen atas es balok
pengukuran dan satu sains yang akan dilakukan meliputi
sendok teh
gula di atas es mengamati, bertanya, merumuskan
balok yang
lain;
meletakkanny
hipotesis, memprediksi,
a sisi demi
sisi; merencanakan dan melakukan
mengamati
kecepatan investigasi, mengintepretasikan data,
pelelehan
dalam rangka dan mengkomunikasikan.
menentukan
jika salah satu
es lebih cepat
meleleh
daripada yang 1.3 Pembelajaran IPA di SMP
lainnya.
Mengintepr a. Menyajikan Setelah Berdasarkan Lampiran
etasikan data statistik mengamati
data b. Mengidentifika kecepatan Permendikbud No. 68 Tahun 2013,
si kesalahan meleleh balok
manusia dan es yang
eror ditaburi
tujuan pendidikan IPA menekankan
eksperimen garam dan
c. Mengevaluasi tanpa garam, pada pemahaman tentang lingkungan
hipotesis menyimpulka
berdasarkan n bhawa dan alam sekitar beserta kekayaan
data garam
d. Merekomendas mengurangi yang dimilikinya yang perlu
ikan pengujian titik beku air.
lebih lanjut
sesuai dengan
dilestarikan dan dijaga dalam
kebutuhan
Mengkomu a. Berbicara Mendeskripsi perspektif biologi, fisika, dan kimia.
nikasikan dengan orang kan antara
yang waktu Integrasi berbagai konsep dalam
berpengetahuan pelelehan
lebih dengan matapelajaran IPA menggunakan
b. Menggunakan banyak garam
sumbe kedua yang
c. Mempresentasi ditaburkan
pendekatan trans-disciplinarity di
kan laporan pada balok es
d. Mengkonstruk dengan mana batas-batas disiplin ilmu tidak
tabel data mengilustrasi
e. Berkreasi pada kan pada lagi tampak secara tegas dan jelas,
diagram dan grafik.
grafik karena konsep-konsep disiplin ilmu
(Adaptasi dari Institute for Inquiry,
berbaur dan/atau terkait dengan
www.exploratorium.edu/ifi)
permasalahan permasalahan yang
Peneliti menggunakan matriks
dijumpai di sekitarnya. Pembelajaran
yang diadaptasi dari Institute for
IPA diintegrasikan melalui konten
Inquiry, dengan mempertimbangkan
biologi, fisika, dan kimia.
kejelasan dalam meletakkan 7 aspek
Pengintegrasian dapat dilakukan
KPS dan telah membaginya ke dalam
dengan cara connected, yakni
sub keterampilan, sehingga guru

Page | 346
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan : Tema “DESAIN PEMBELAJARAN DI ERA ASEAN ECONOMIC
COMMUNITY (AEC) UNTUK PENDIDIKAN INDONESIA BERKEMAJUAN” Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. ISBN 978-602-70216-2-4

pembelajaran dilakukan pada konten memahami gejala alam yang


bidang tertentu (misalnya fisika), terjadi di sekitarnya.
kemudian konten bidang lain yang 4. Merevitalisasi keterampilan
relevan ikut dibahas. Misalnya saat proses IPA bagi siswa, guru, dan
mempelajari suhu (konten fisika), calon guru sebagai misi utama
pembahasannya dikaitkan dengan proses belajar mengajar IPA di
upaya makhluk hidup berdarah panas sekolah untuk mengembangkan
mempertahankan suhu tubuh (konten kemampuan observasi,
biologi), serta senyawa yang merencanakan penyelidikan,
digunakan di dalam sistem AC menafsirkan (interpretasi) data
(konten kimia). Pembelajaran IPA di dan informasi (narasi, gambar,
SMP sebaiknya: bagan, tabel) serta menarik
1. Dapat menumbuhkan kesimpulan.
kepercayaan diri siswa bahwa Berdasarkan Permendikbud
mereka ”mampu” dalam IPA No. 68 Tahun 2013, mata pelajaran
dan bahwa IPA bukanlah IPA SMP bertujuan untuk:
pelajaran yang harus ditakuti; 1. Mengagumi keteraturan dan
2. Membelajarkan IPA tidak hanya kompleksitas ciptaan Tuhan
membelajarkan konsep- tentang aspek fisik dan kimiawi,
konsepnya saja, namun juga kehidupan dalam ekosistem, dan
disertai dengan pengembangan peranan manusia dalam
sikap dan keterampilan ilmiah lingkungan serta
(domain pengetahuan dan proses mewujudkannya dalam
kognitif); pengamalan ajaran agama yang
3. Pembelajaran IPA memberikan dianutnya.
pengalaman belajar yang 2. Menunjukkan perilaku ilmiah
mengembangkan kemampuan (memiliki rasa ingin tahu;
bernalar, merencanakan dan objektif; jujur; teliti; cermat;
melakukan penyelidikan ilmiah, tekun; hati-hati; bertanggung
menggunakan pengetahuan yang jawab; terbuka; kritis; kreatif;
sudah dipelajari untuk inovatif dan peduli lingkungan)
dalam aktivitas sehari-hari

Page | 347
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan : Tema “DESAIN PEMBELAJARAN DI ERA ASEAN ECONOMIC
COMMUNITY (AEC) UNTUK PENDIDIKAN INDONESIA BERKEMAJUAN” Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. ISBN 978-602-70216-2-4

sebagai wujud implementasi berbahaya; serta memberikan


sikap dalam melakukan dukungan kepada orang yang
pengamatan, percobaan, dan menjaga kelestarian lingkungan.
berdiskusi. Berdasarkan Permendikbud
3. Menghargai kerja individu dan No. 68 Tahun 2013, ruang lingkup
kelompok dalam aktivitas mata pelajaran IPA di SMP
sehari-hari sebagai wujud menekankan pada pengamatan
implementasi melaksanakan fenomena alam dan penerapannya
percobaan dan melaporkan hasil dalam kehidupan sehari-hari, isu-isu
percobaan. fenomena alam terkait dengan
4. Menunjukkan perilaku bijaksana kompetensi produktif dengan
dan bertanggungjawab dalam perluasan pada konsep abstrak yang
aktivitas sehari-hari sebagai meliputi aspek-aspek sebagai
wujud implementasi sikap dalam berikut:
memilih penggunaan alat dan 1. Makhluk Hidup dan Proses
bahan untuk menjaga kesehatan Kehidupan: meliputi objek IPA,
diri dan lingkungan; memilih klasifikasi makhluk hidup,
makanan dan minuman yang organisasi kehidupan, energi
menyehatkan dan tidak merusak dalam kehidupan, interaksi
tubuh; serta menggunakan makhluk hidup dengan
energi secara hemat dan aman lingkungannya, pencemaran
serta tidak merusak lingkungan lingkungan, pemanasan global,
sekitarnya. sistem gerak pada manusia,
5. Menunjukkan penghargaan struktur tumbuhan, sistem
kepada orang lain dalam pencernaan, sistem ekskresi,
aktivitas sehari-hari sebagai sistem reproduksi, hereditas, dan
wujud implementasi perilaku perkembangan penduduk.
menjaga kebersihan dan 2. Benda/zat/Bahan dan Sifatnya:
kelestarian lingkungan; memberi meliputi karakteristik zat, sifat
apresiasi pada orang yang bahan, bahan kimia, atom,
menjual makanan sehat tanpa ion,dan molekul.
campuran zat aditif yang

Page | 348
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan : Tema “DESAIN PEMBELAJARAN DI ERA ASEAN ECONOMIC
COMMUNITY (AEC) UNTUK PENDIDIKAN INDONESIA BERKEMAJUAN” Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. ISBN 978-602-70216-2-4

3. Energi dan Perubahannya: Sampel atau Subjek Penelitian


meliputi energi dalam Sampel atau subjek dalam
kehidupan, suhu, pemuaian, dan penelitian adalah kelas VII E di SMP
kalor, gerak lurus, gaya dan Negeri Sidoarjo.
Hukum Newton, pesawat
sederhana, tekanan zat cair, Teknik Pengumpulan Data
getaran, gelombang dan bunyi, Teknik pengumpulan data
cahaya dan alat optik, listrik menggunakan teknik tes, yaitu
statis dan dinamis, kemagnetan memberikan tes kepada siswa yang
dan induksi elektromagnetik. mengukur keterampilan berpikir
4. Bumi dan Alam Semesta: analisis.
meliputi struktur bumi, tata Teknik Analisis Data
surya, gerak edar bumi dan Analisis peningkatan
bulan. keterampilan berpikir analisis dari
nilai pretest ke posttest dengan
Tujuan Penelitian menggunakan skor angka 0-100,
Adapun tujuan penelitian selanjutnya nilai tersebut
adalah mendeskripsikan peningkatan dimasukkan ke dalam perhitungan
keterampilan berpikir analisis siswa menggunakan rumus gain-score.
SMP dalam menyelesaikan soal IPA
terpadu melalui pembelajaran IPA HASIL PENELITIAN
berbasis keterampilan proses sains. Berikut akan disajikan hasil
nilai pretest dan posttest
METODE PENELITIAN keterampilan berpikir analisis siswa
Jenis Penelitian SMP dalam menyelesaikan soal IPA
Penelitian ini menggunakan terpadu:
desain penelitian deskriptif Tabel 1. Nilai Keterampilan Berpikir
Analisis Siswa
kuantitatif jenis eksperimen dengan Nilai Keterampilan Berpikir
ID Analisis
N
one group pretest and posttest group o
Sisw Topik-1 Topik-2
a Pretes Posttes Pretes Posttes
t t t t
design: 1 AD 40 50* 55 65*
2 AS 55 70 60 70
O1 X O2 (Fraenkel et al, 2011) 3 AM 35 60* 50 75
4 BAS 30 75 45 70
5 BN 65 75 65 80
6 CC 60 80 65 85

Page | 349
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan : Tema “DESAIN PEMBELAJARAN DI ERA ASEAN ECONOMIC
COMMUNITY (AEC) UNTUK PENDIDIKAN INDONESIA BERKEMAJUAN” Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. ISBN 978-602-70216-2-4

7 CD 60 85 50 70 Tabel 2. Perhitungan Gain Score


8 DD 55 70 65 75
9 EA 50 65* 55 80 Topik-1
10 EE 45 70 50 70 Nilai Analisis t
11 EW 55 75 50 75 ID
Siswa Pretest Posttest
12 GA 30 70 45 85 d (d – Md) (d – Md)2
(d1) (d2)
13 GH 35 70 55 80 AD 40 50 10 -9,24 85,38
14 IM 40 75 65 85 AS 55 70 15 -9,24 85,38
15 IS 40 80 55 80 AM 35 60 30 5,76 33,18
16 JS 45 85 50 80 BAS 30 75 45 5,76 33,18
17 JW 50 80 55 70 BN 65 75 10 -4,24 17,98
18 KL 65 75 65 75 CC 60 80 20 0,76 0,58
19 KM 70 70 65 70 CD 60 85 15 0,76 0,58
20 KS 75 90 65 95 DD 55 70 15 -9,24 85,38
21 MM 70 90 70 85 EA 50 65 15 5,76 33,18
22 MS 70 90 70 90 EE 45 70 25 0,76 0,58
23 MZ 65 75 75 80 EW 55 75 20 5,76 33,18
24 NE 60 85 70 75 GA 30 70 40 20,76 430,98
25 NN 50 70 60 70 GH 35 70 35 10,76 115,78
26 NS 55 70 65 70 IM 40 75 35 0,76 0,58
27 NX 45 70 60 75 IS 40 80 40 5,76 33,18
28 PS 40 75 55 80 JS 45 85 40 10,76 115,78
29 QQ 35 60* 45 65* JW 50 80 30 -4,24 17,98
30 RA 30 70 50 70 KL 65 75 10 -9,24 85,38
31 ST 35 70 55 75 KM 70 70 0 -14,24 202,78
32 UW 40 75 60 80 KS 75 90 15 10,76 115,78
33 WW 40 70 50 70 MM 70 90 20 -4,24 17,98
Keterangan: *) tidak tuntas MS 70 90 20 0,76 0,58
MZ 65 75 10 -14,24 202,78
Berdasarkan tabel 1, diperoleh NE 60 85 15 -14,24 202,78
NN 50 70 20 -9,24 85,38
bahwa pada topik-1 terdapat 29 NS 55 70 15 -14,24 202,78
NX 45 70 25 -4,24 17,98
PS 40 75 35 5,76 33,18
siswa memperoleh nilai minimal QQ 35 60 25 0,76 0,58
RA 30 70 40 0,76 0,58
KKM yaitu 70, artinya 88% siswa ST 35 70 35 0,76 0,58
UW 40 75 35 15,76 248,38
dikatakan tuntas sedangkan pada WW 40 70 30 10,76 115,78
1635 2440 635 2656,06
topik-2 terdapat 31 siswa 49,55 73,94 19,24
Sesuai dengan hasil
memperoleh nilai minimal KKM
perhitungan dengan rumus gain
yaitu 70, artinya 94% siswa
score pada topik-1 diperoleh nilai t =
dikatakan tuntas.
12,13, artinya mengalami
peningkatan sebesar 12,13 dari
PEMBAHASAN
sebelumnya. Hal ini dikarenakan
Berdasarkan tabel 1, akan
aktivitas guru dan siswa relevan
dilakukan analisis dengan
dengan seluruh aspek KPS. Berikut
menggunakan rumus
𝑀𝑑 hasil perhitungan gains score untuk
𝑡= , diperoleh:
∑ 𝑥2
𝑑 topik-2:

𝑁(𝑁−1)

Page | 350
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan : Tema “DESAIN PEMBELAJARAN DI ERA ASEAN ECONOMIC
COMMUNITY (AEC) UNTUK PENDIDIKAN INDONESIA BERKEMAJUAN” Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. ISBN 978-602-70216-2-4

Tabel 3. Perhitungan Gain Score Topik-2 sebagai berikut: terjadi peningkatan


Nilai Analisis t
ID skor tes keterampilan berpikir
Siswa Pretest Posttest (d – (d –
d
(d1) (d2) Md) Md)2 analisis dari nilai pretest ke posttest
AD 55 65 10 -9,24 85,38
AS 60 70 10 -9,24 85,38
AM 50 75 25 5,76 33,18
yaitu topik-1 sebesar 12,13 dan
BAS 40 70 30 10,76 115,78
BN 65 80 15 -4,24 17,98 topik-2 sebesar 12,04.
CC 65 85 20 0,76 0,58
CD 50 70 20 0,76 0,58
DD 65 75 10 -9,24 85,38
EA 55 80 25 5,76 33,18 Saran
EE 50 70 20 0,76 0,58
EW 50 75 25 5,76 33,18 Berdasarkan simpulan,
GA 45 85 40 20,76 430,98
GH 55 80 30 10,76 115,78 peneliti memberikan saran sebagai
IM 65 85 20 0,76 0,58
IS 55 80 25 5,76 33,18 berikut:
JS 50 80 30 10,76 115,78
JW 55 70 15 -4,24 17,98
KL 65 75 10 -9,24 85,38
1. Instrumen penelitian
KM 65 70 5 -14,24 202,78
KS 65 95 30 10,76 115,78 menggunakan jenis soal essay
MM 70 85 15 -4,24 17,98
MS 70 90 20 0,76 0,58 atau uraian, di mana dalam
MZ 75 80 5 -14,24 202,78
NE 70 75 5 -14,24 202,78 menaganlisisnya dibutuhkan
NN 60 70 10 -9,24 85,38
NS 65 70 5 -14,24 202,78 rubrik.
NX 60 75 15 -4,24 17,98
PS 55 80 25 5,76 33,18 2. Validasi soal dibutuhkan ketika
QQ 45 65 20 0,76 0,58
RA 50 70 20 0,76 0,58 soal merupakan bacaan yang
ST 55 75 20 0,76 0,58
UW 60 80 35 15,76 248,38 mengandung paragraf dengan
WW 50 70 30 10,76 115,78
1915 2520 635 2738,66
58,03 76,36 19,39
ide pokok tertentu, semakin
Sesuai dengan hasil banyak pakar/ ahli yang
perhitungan dengan rumus gain memvalidasi akan semakin baik
score pada topik-2 diperoleh nilai t = soal.
12,04, artinya mengalami 3. Validasi soal tidak hanya
peningkatan sebesar 12,04 dari diberikan pada pakar/ ahli,
sebelumnya. Hal ini dikarenakan namun juga kepada siswa yang
aktivitas guru dan siswa relevan sudah memperoleh materi
dengan seluruh aspek KPS. tersebut.

SIMPULAN DAN SARAN DAFTAR RUJUKAN


Simpulan Buku
Berdasarkan analisis dan Amer, Ayman, et al. 2005. Analytical
pembahasan, dapat disimpulkan Thinking. Cairo: Center for

Page | 351
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan : Tema “DESAIN PEMBELAJARAN DI ERA ASEAN ECONOMIC
COMMUNITY (AEC) UNTUK PENDIDIKAN INDONESIA BERKEMAJUAN” Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. ISBN 978-602-70216-2-4

Advancement Studies and Conference, Kuala Lumpur,


Research in Engineering Malaysia.
Science, Faculty of Engineering-
Cairo University. Montaku, Sudjit., et al. 2012. The
Model Of Analytical Thinking
Anderson, Lorin W., et al. 2001. A Skill Training Process. Research
Revision Bloom’s Taxonomy of Journal of Applied Sciences 7
Educational Objectives. New (1) 17-20, 2012 ISSN: 1815-
York: Addison Wesley 932X. Medwell Journal.
Longman, Inc.
Sinan, Ozgelen. 2012. Students
Fraenkel, Jack.R., et al. 2011. How to Science Process Skills within a
Design and Evaluate Research Cognitive Domain Framework.
in Education 8th Edition. United Turkey: Mersin University.
States: McGraw-Hill. Copyright 2012 by ESER,
Eurasian Society of Educational
Artikel dalam Jurnal Ilmiah Research ISSN: 1305-8223.
Online atau Cetak
Levin E. dan Ilja Lieberman. 2010. Artikel dalam Koran
Developing Analytical and Edupost. 2012. Pelajar Indonesia
Syntetic Thinking in Technology Lemah Berpikir Analitisnya,
Education. Ganti Kurikulum Bukan
http://tau.ac.il/~ilia1/MY_PAPE Solusinya?.
RS-PDF/Procidings/ETE- http://www.edupostjogja.com
Lib.pdf /edupost-jogja/berita-
nasional/pelajar-indonesia-
Montaku, Sudjit. 2011. Results of lemah-berpikir-analitis-ganti-
Analytical Thinking Training kurikulum-bukan-solusinya.
Through Students in System diakses tanggal 26 Januari
Analysis and Design Course. 2015.
Proceeding of the IETEC’11

Page | 352
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan : Tema “DESAIN PEMBELAJARAN DI ERA ASEAN ECONOMIC
COMMUNITY (AEC) UNTUK PENDIDIKAN INDONESIA BERKEMAJUAN” Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. ISBN 978-602-70216-2-4

Dokumen Resmi Makalah Seminar, Lokakarya,


Kemendikbud. 2012. Implementasi Penataran
Kurikulum 2013. Publikasi Sartika, Septi Budi. 2015.
internet Keterampilan Berpikir Analitik
Lampiran Permendikbud No. 68 Siswa SMP dalam
Tahun 2013. menyelesaikan Masalah IPA
Berbasis Kurikulum 2013.
Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Surabaya: Proceeding Seminar
Laporan Penelitian Nasional Pendidikan Sains 24
Deden. 2013. Peningkatan Januari 2015 di UNESA.
Keterampilan Proses Sains
Menggunakan Metode Widyawati. 2010. Makalah Strategi
Eksperimen dalam Pembelajaran.
Pembelajaran IPA Kelas VI Dipublikasikan Universitas
SDN 47 Rambin Sanggau. Padang.
Skripsi Prodi S1 PGSD
Universitas Tanjungpura Internet
Pontianak. Institute for Inquiry. Process Skills:
definitions and examples.
Prasetyo, Zuhdan Kun. 2011. www.exploratorium.edu/ifi
Pengembangan Perangkat diakses tanggal 6 Januari
Pembelajaran Sains Terpadu 2014.
Untuk Meningkatkan Kognitif,
Keterampilan Proses, Widodo, Wahono. 2009.
Kreativitas Serta Menerapkan Keterampilan Proses Sains.
Konsep Ilmiah Peserta Didik https://ml.scribd.com/doc/198
SMP. Penelitian Dibiayai dengan 367353/keterampilan-proses-
Dana DIPA BLU UNY Tahun sainsdiakses tanggal 4 Januari
2010. Nomor: 2014.
1805/UN34.17/LK/2011.
http://www.edmide.gr/anakoinoseis/
The-Learning-Curve-Report-

Page | 353
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan : Tema “DESAIN PEMBELAJARAN DI ERA ASEAN ECONOMIC
COMMUNITY (AEC) UNTUK PENDIDIKAN INDONESIA BERKEMAJUAN” Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. ISBN 978-602-70216-2-4

2014.PDF tentang indeks


global keterampilan kognitif
dan pencapaian pendidikan.

Page | 354

Anda mungkin juga menyukai