Anda di halaman 1dari 2

ROBOT BISA GANTIIN GURU?

Tidak dipungkiri teknologi kini semakin maju dan mungkin dimasa depan
kecerdaaan buatan atau AI bisa melakukan hal-hal yang dilakukan manusia.
Tapi apakah robot dapat menggantikan guru?

Mari kita ulas alasan robot tidak bisa menggantikan guru.

Profesi guru menjadi lebih bermakna ketika ia dapat memahami perasaan


dan memenuhi kebutuhan murid-muridnya. Menjadi seorang guru harus
dapat mendiagnosis apa yang akan menjadi kebutuhan muridnya dan
bagaimana cara mengatasinya. Kreativitas merupakan kunci menjadi
seorang guru dan ini tidak dapat digantikan oleh robot.

seorang guru tidak akan tergantikan oleh robot. Dikarenakan robot tak
pernah bisa berhubungan atau mengerti dunia anak-anak. Mungkin,
teknologi akan mengurangi beban kerja guru, tetapi robot tidak akan
pernah menggantikan guru. Mengerti anak-anak, adalah kemampuan
manusia yang berasal dari pengalaman manusia itu sendiri.

"Manusia selalu bisa mengenali manusia lain dengan tingkat emosional yang
lebih baik daripada robot," kata Ian Pearson anggota di World Academy
for Arts and Science 

Alasan lain robot tidak dapat menggantikan guru adalah Meskipun saat
ini sudah banyak robot yang dikembangkan dengan memiliki “kecerdasan”
yang tinggi dan disebut-sebut dapat berinteraksi dengan manusia, tetapi
jenis interaksi yang dapat dilakukan tentu saja sangat terbatas
tergantung program yang diberikan. Sedangkan manusia sebagai makhluk
sosial mengalami banyak sekali proses yang membutuhkan respon-respon
yang berbeda.

Melalui interaksi dengan guru manusia, peserta didik dapat belajar apa itu
empati dan kepercayaan. Hubungan siswa dan guru sangatlah penting
dalam pembelajaran. Guru dapat melemparkan guyonan, atau mendesain
pembelajaran yang menyenangkan. Jika ada hal yang tidak diinginkan, guru
juga memiliki kemampuan untuk mencari jalan keluarnya. Berbeda dengan
robot yang hanya bekerja sesuai dengan program yang diberikan.

Kemudian, Mengajar salah satunya adalah tentang inspirasi, bukan hanya


informasi. Pengajaran yang efektif berfokus pada mengapa dan
bagaimana, bukan pada apa, dengan tujuan untuk memicu imajinasi dan
menemukan jembatan ke hati dan pikiran peserta didik. Guru harus mampu
untuk menginspirasi peserta didiknya dan inspirasi tidak dapat diprogram.
Guru robot belum tentu dapat menciptakan kondisi yang menggugah rasa
ingin tahu dan gairah belajar siswa. Kecerdasan buatan atau artificial
intelligence mungkin dapat menggantikan beberapa tugas guru seperti
komputer dapat memberikan informasi, dapat menghitung,
memproyeksikan, dan bahkan menjadi alat untuk interaksi manusia tetapi
pada akhirnya, teknologi tidak dapat benar-benar menjadi manusia yang
memperlakukan siswa atau peserta didiknya seperti layaknya manusia.

Anda mungkin juga menyukai