Berangkat dari sebuah kalimat filosofis yang saya baca dari sebuah media online
bahwa seorang guru penggerak itu tidak dilahirkan melainkan diciptakan dan diadakan
(lpmp jatim). Makna yang tersirat dari pernyataan tersebut menarik untuk diresapi. Untuk
menjadi seorang agen perubahan menuntut seseorang harus memiliki kompetensi dan
kepribadian diatas rata-rata. Tentu saja kemampuan dan kompetensi yang dimaksud tidak
serta merta melekat begitu saja dalam diri seorang pendidik, melainkan diperoleh melalui
sebuah proses panjang pengembangan diri. Berikut saya paparkan apa saja yang menurut
saya ada pada diri saya sehingga saya menganggap diri saya adalah seorang guru
penggerak.
Berjiwa indonesia/cinta tanah air adalah hal mendasar yang ada dalam diri pribadi saya.
Inilah yang melatar belakangi pilihan saya untuk mengabdikan diri sebagai seorang guru
ditahun 2012. Mengawali karir dengan berstatus sebagai guru honorer tentu sangat
memberatkan dari segi ekonomi. Karena gaji yang diterima hanya bersumber dari dana
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang pencairannya per triwulan dan jumlahnya pun
sangat kecil. Sehingga kesenjangan ekonomi antar guru PNS dan guru Honor begitu
terasa, walaupun dengan beban mengajar yang hampir ataupun sama. Pernah terbersit
niat untuk beralih profesi untuk mendapat penghasilan yang lebih baik. Namun rasa cinta
akan dunia pendidikan dan mimpi besar saya sebagai seorang guru mampu menguatkan
perjuangan saya ditengah himpitan ekonomi. Ditahun 2108 pemerintah membuka
lowongan tes calon pegawai negeri sipil (CPNS) setelah sekian tahun diadakan
moratorium penerimaan PNS. Alhamdulillah dengan ijin Allah yang maha kuasa, saya
menjadi salah satu diantara sedikit peserta yang mampu menaklukan sulitnya sistem
Computer Assisted Test (CAT). Perubahan status saya dari guru honorer ke guru CPNS
membuat konsentrasi mengajar saya jadi lebih baik, sehingga saya bisa lebih fokus pada
pembelajaran dan kegiatan pengembangan diri. Rasa cinta tanah air inilah yang membuat
saya merasa yakin bahwa mengikuti seleksi Program guru penggerak adalah manifesto
saya untuk turut ambil bagian dalam mewujudkan pendidikan yang lebih baik bagi
generasi penerus bangsa.
Kemajuan teknologi informasi (IT) yang begitu pesat menawarkan berbagai kemudahan-
kemudahan
baru dalam pembelajaran, tidak hanya dalam pembelajaran di dalam pendidikan formal dan
nonformal, tetapi juga dalam kegiatan kegiatan lain yang dapat mendukung tercapainya tujuan
pembelajaran, seperti penelitian dan lain sebagainya. Berkaitan dengan hal tersebut, perlu
rasanya saya menekankan hal ini mengingat kebutuhan akan penguasaan IT adalah suatu
keharusan bagi seorang guru pada umumnya, terlebih bagi seorang guru penggerak.
Pemanfaatan IT dalam proses belajar mengajar dapat membuat suasana pembelajaran
dikelas jadi lebih menarik. Contohnya, respon siswa terhadap materi pembelajaran
konvensional yang hanya menggunakan buku dan gambar berbeda jika proses
pembelajaran tersebut melibatkan unsur IT dalam penyampaiannya. Bahan pembelajaran
berbasis IT sudah begitu banyak tersedia seiring masifnya perkembangan dan
penggunaan internet sebagai sumber belajar.
Leadership
Selanjutnya, hal yang ingin saya terangkan yang tidak kalah pentingnya yaitu networking.
Seorang guru penggerak dituntut mampu menjadi contoh tidak hanya bagi siswanya saja
namun bagi seluruh elemen pendidikan yang terlibat dalam lingkungan pendidikan
disekitarnya, terlebih bagi sesama rekan guru. Penciptaan networking yang kuat mutlak
dilakukan untuk menciptakan dampak perubahan yang lebih luas. Hal ini pulalah yang
saya lakukan jika berkesempatan mengikuti berbagai kegiatan pelatihan yang ditugaskan
sekolah, membuka diri untuk mengenal lebih banyak orang dan saling berbagi
pengalaman seputar dunia pendidikan. Serta aktif terlibat disetiap kegiatan Musawarah
Guru Mata Pelajaran (MGMP) bahasa inggris tingkat kabupaten sebagai wadah untuk
pengembangan profesi sesama guru pengajar bahasa inggris. Dari proses ini secara tidak
langsung kita telah menghasilkan sebuah network yang bisa dimanfaatkan untuk
kelancaran program guru penggerak nantinya.
Peduli
Daris Wibisono Setyawan dalam blog radarjember.id menyebutkan Guru Penggerak pada
era Revolusi Industri 4.0 seperti saat ini menjadi kebutuhan mendasar bagi sekolah untuk
terus mampu menumbuhkembangkan inovasi dan kreativitas yang diyakini bisa
mendorong cepatnya reformasi pendidikan bagi bangsa Indonesia. Guru penggerak itu
akan menjadi inspirasi bagi guru-guru yang lainnya. Menginspirasi bagi peserta didiknya,
dan pada akhirnya jika diberikan keleluasaan penuh oleh kepala sekolah akan membuat
lembaga pendidikan tersebut melesat dan menjadi pembeda bagi sekolah yang lainnya.
https://rifulhamidah.com/
https://lpmpjatim.kemdikbud.go.id/site/detailpost/guru-penggerak-diciptakan-bukan-dilahirkan