Anda di halaman 1dari 8

Apa yang memotivasi Anda menjadi Guru Penggerak?

Apa yang Anda lakukan


dalam mewujudkan motivasi tersebut?
Saya ingin menjadikan diri saya sebagai guru pemimpin pembelajaran yang selalu
update dan mengupgrade diri serta menjadi contoh bagi teman sejawat sehingga
memberikan manfaat bagi diri sendiri dan orang disekitar saya. Yang saya lakukan
untuk mewujudkan motivasi tersebut adalah dengan terus belajar, mengikuti kegiatan
pengembangan diri seperti seminar, pelatihan, diklat dan workshop yang berhubungan
dengan pengembangan kompetensi guru dan ikut serta dalam program guru penggerak
ini. Selain itu saya juga ingin menambah ilmu pengetahuan melalui program guru
penggerak dengan memperdalam dan mempelajari bagaiman cara melakukan
pembelajaran yang berpusat pada siswa secara lebih baik. karena dengan bergabung
kedalam guru penggerak akan terbentuk komunitas baru yang nanti akan menjadi
tempat bagi saya untuk bertanya dalam rangka mengembangkan kompetensi saya.
Apa kelebihan yang mendukung peran Anda sebagai Guru Penggerak? Jelaskan
alasannya dan berikan contohnya!
Saya memiliki sedikit kelebihan dalam memanfaatkan media berbasis teknologi dan
saya juga mampu memadu padankan media IT dengan kebutuhan pembelajaran baik
secara daring (selama pandemi) maupun tatap muka langsung. Dengan kemampuan
saya dibidang IT khususnya membuat video pembelajaran interaktif yang membuat
siswa tidak mengalami learning loss pada masa pandemi, karena saya menghadirkan
hsosok guru yang saat pandemi benar-benar meraka rasakan kehilangan sosok
tersebut. Video yang saya buat dengan konsep video berbasis masalah kehidupan
sehari-hari yang dihadapi siswa yang dihubungkan dengan materi, video pembelajaran
juga menampilkan guru sebagai pengajar tak ubah seperti guru yang sedang mengajar
didepan kelas. Selain itu pada saat PTM Terbatas pun saya berusaha agar
pembelajaran tetap menyenangkan dengan menggunakan berbagai pendekatan sesuai
kebutuhan dikelas, namun saya lebih dominan menggunakan pendekatan
pembelajaran yang berpusat pada siswa dengan memberikan kebebasan kepada siswa
untuk mengolah dan merancang sendiri informasi dan ilmu pengetahuannya
(knowladge) dan tentu tetap berada pada pantauan dan bimbingan saya. Selain itu
saya dikelas juga sering membuat kuis interaktif yang bertujuan mengasah kemampuan
anak dalam berfikir kritis dan melihat sejauh mana kemampuan anak memahami materi
yang dipelajari.
Sedangkan dari sudut pandang teman sejawat, saya dianggap sebagai agen
perubahan disekolah karena mampu menggerakkan rekan guru untuk terus berinovasi
dan berkreatifitas untuk menjadi lebih baik.
Kelebihan lain yang saya miliki adalah kemampuan berkomunikasi yang cukup baik
sehingga informasi yang saya sampaikan dapat diterima dengan mudah oleh lawan
bicara saya baik siswa maupun rekan guru lain.

Berikan contoh perubahan, inovasi, pemberdayaan, gerakan, atau lainnya yang


memberikan dampak nyata berdasarkan inisiatif Anda sendiri. Apa yang
mendorong Anda melakukan hal tersebut? (Jawaban Anda harus mencakup
waktu kejadian, dampak atas inisiatif Anda, upaya yang Anda lakukan agar
inisiatif tersebut terlaksana, peran Anda dan pihak lain yang terlibat bila ada)
Perubahan yang signifikan adalah, dulu di kalimantan barat tahun 2019 pernah terjadi
kabut asap tebal sehingga pemerintah memutuskan untuk siswa belajar dirumah, dari
kejadian ini saya berfikir agar kegiatan belajar mengajar tetap terlaksana sehingga
tercetuslah ide untuk membuat video pembelajaran yang menarik untuk dikirim ke siswa
jadi guru tidak hanya sekedar memberi penugasan, namun tetap memberikan
penjelasan tentang materi terlebih dahulu. video tersebut diterima baik oleh sekolah
bahkan dijadikan salah satu best practice sekolah dalam menyikapi kejadian kabut
asap. dari video tersebutlah ketika pandemi corona melanda saya serius mendalami
membuat video pembelajaran karena memang saat pandemi learning loss adalah
ancaman terbesar dan salah satu cara agar learning loss tidak terjadi adalah dengan
membuat video pembelajaran tersebut.
selain video pembelajaran saya juga membuat brousur pembelajaran, media ini
digunakan untuk antisipasi bagi siswa yang tidak memiliki perangkat komunikasi
pendukung untuk memutar video pembelajaran, brousur pembelajaran yang saya
rancang saya buat semenarik mungkin dan sesuai dengan materi yang dibahas pada
mata pelajaran yang saya ajarkan.
Dengan adanya media pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa tersebut,
saya dan beberapa guru lain yang mengikuti gerakan saya merasa bahwa pandemi
bukanlah sebuah hambatan atau halangan dalam memberikan transfer ilmu
pengetahuan kepada anak.
tidak hanya sebatas pada media pembelajaran, saat pandemi saya juga pernah
melakukan kunjungan rumah siswa untuk memastikan apakah siswa mendapatakan
pembelajaran selama pandemi berlangsung.
Dari berbagai inovasi yang saya lakukan tersebut saya mampu menggerakkan
beberapa guru untuk mengikuti jejak saya menanggulangi learning loss yang bukan
hanya dari unit kerja saya, bahkan dari unit kerja lain.
Dengan adanya media pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa tersebut
saya dan beberapa guru lain yang mengikuti gerakan saya merasa bahwa pandemi
bukanlah sebuah hambatan atau halangan dalam memberikan trasnfer ilmu
pengetahuan kepada anak.
Kapan waktu kejadiannya? Situasi apa yang Anda hadapi saat itu? Pihak mana
saja yang Anda minta untuk bekerja sama dan mengapa? Gambarkan secara
jelas!
Kesulitan yang saya alami terjadi pada saat rapat akhir semester ganjil 2021. Saat itu
saya dan kepala sekolah beserta tim pengembang kurikulum menyampaikan sebuah
ide untuk mengefisiensikan biaya dan waktu saya mengajukan membuat perangkat
pembelajaran (RPP) dengan satu format yang sama, sehingga setiap guru tidak
memiliki format masing-masing dan muatan didalam RPP secara sistematis di setting
sama. Saya meminta kepala sekolah mendukung kegiatan ini dan alhamdulillah
disambut baik oleh kepala sekolah dan guru-guru yang ada di sekolah. RPP yang saya
ajukan ini adalah pembuatan RPP dengan google form yang sesuai dengan SE
Mendikbud Nomor 14 Tahun 2019 tentang pembuatan RPP 1 lembar. dengan ini guru
tidak lagi dibebankan untuk membuat RPP yang panjang dan tidak lagi dibebankan
biaya untuk mencetak RPP tersebut. RPP tersebut nanti akan masuk kedalam
database tim pengembang kurikulum dan jika akan digunakan (misalnya, kegiatan
akreditasi sekolah) maka tim pengembang kurikulum tinggal melakukan pencetakkan.
Kesulitan apa saja yang Anda hadapi saat bekerja sama? Adakah penolakan
ataupun kegagalan yang Anda hadapi dalam situasi tersebut? Bagaimana respon
Anda dalam situasi tersebut? Upaya apa yang Anda lakukan untuk tetap fokus
mencapai tujuan yang telah direncanakan?
dalam setiap unit kerja tentu kesulitannya adalah untuk bekerja sama yang baik,
terlebih membentuk tim yang solid yang memahami IT karena tidak semua kemampuan
IT guru sama antara satu guru dengan guru lainnya. Secara keseluruhan RPP ini tidak
mengalami penolakan, karna memakai digital dan mudah untuk dilaksanakn, namun
tentu ada beberapa yang memang belum merespon / mengerjakan RPP ini. Respon
saya terhadap permasalahan tersebut adalah akan mengadakan IHT kepada guru-guru
dalam rangka mengoperasikan RPP digital tersebut dan akan melakukan pendekatan
yang lebih terhadap beberapa guru tersebut. Upaya yang akan saya lakukan adalah
tetap merangkul semua guru dan memastikan semua guru dapat mengoperasikan RPP
dengan menggunakan digital ini, sehingga memberikan kemudahan kepada guru dalam
menyusun adminitrasi pendidikan.
berkenaan dengan membentuk tim yang solid, saya secara pribadi memilih beberapa
guru dan tim pengembang kurikulum untuk dilatih dalam mengoperasikan RPP tersebut
agar dapat membantu semua guru dalam pengaplikasiannya nanti. Selain itu saat tim
telah terbentuk maka saya meminta diadakannya pertemuan tim pengembang
kurikulum dan tim IT untuk membahas tugas pokok dan fungsi setiap anggota tim,
sehingga tim tetap kompak dan solid serta memiliki arah tujuan yang jelas dalam
sebuah kelompok kerja.
Upaya apa saja yang Anda lakukan untuk mendapatkan komitmen dari berbagai
pihak untuk bekerja sama?
Dalam kegiatan IHT RPP ini, saya meminta kepada kepala sekolah untuk memberikan
anggaran terhadap kegiatan IHT RPP ini, dengan adanya anggaran dari sekolah untuk
melakukan IHT, maka secara otomatis pihak sekolah dapat melakukan kegiatan
tersebut dan dapat melibatkan seluruh dewan guru untuk terlibat aktif dalam kegiatan
IHT RPP ini.
Saya juga meminta bantuan dengan tim pengembang kurikulum untuk mengadakan
rapat internal untuk membahas tentang format baku RPP yang digunakan di SMA
Negeri 4 Ngabang untuk semua guru sesuai dengan SE Mendikbud Nomor 14 Tahun
2019 tentang RPP 1 lembar, dengan adanya pedoman sistematik, maka RPP SMA
Negeri 4 Ngabang ini dapat memudahkan saya menginput komponen RPP kedalam
mode digital sehingga dapat digunakan oleh semua guru. Saya juga akan meminta
bantuan kepada guru lain yang saya anggap kompeten dibidang ini untuk menjadi TIM
IT sehingga pengelolaan database RPP ini menjadi lebih mantap dan matang, selain itu
Tim IT juga bertugas memberikan bimbingan kepada guru-guru lain yang mengalami
kesulitan maupun kendala dibidang IT sehingga akhirnya mampu mengaplikasikan RPP
ini secara mandiri, jadi ketika ada guru yang ingin bertanya tidak harus menunggu satu
orang guru yang paham untuk menjawab, tetapi sudah ada tim khusus yang terlatih dan
memahami pengoperasian RPP form ini. Dengan komunikasi yang baik yang telah saya
lakukan kepada berbagai pihak baik itu kepala sekolah, Komite, tim pengembang
kurikulum dan seluruh dewan guru maka RPP SMA Negeri 4 Ngabang ini bisa
diaplikasikan.
Bagaimana hasilnya?
Hasil yang didapat dari pengaplikasian RPP ini adalah :
1. Sekolah kami memiliki RPP 1 format yang sama, dimana format tersebut digunakan
oleh seluruh dewan guru di SMA Negeri 4 Ngabang
2. Sekolah kami telah melakukan IHT tentang pengoperasian RPP 1 Lembar guna
memberikan pelatihan kepada dewan guru dalam pengaplikasian RPP 1 lembar
3. Tercapainya efisiensi waktu, karena dengan RPP digital atau 1 lembar ini, guru
cukup menggunakan Handphone android/ios maupun laptop sudah bisa membuat
RPP dan langsung terkirim ke database dalam bentuk file. dan file tersebut bisa
didownload guru yang bersangkutan
4. Tercapainya efisiensi biaya, dengan penerapan RPP sesuai dengan SE Mendikbud
Nomor 14 Tahun 2019 maka biaya cetak jauh lebih ringan dibandingkan dengan
format RPP yang lama
Kapan waktu kejadiannya? Permasalahan, tantangan, atau kompleksitas apa
yang Anda hadapi saat itu? Gambarkan secara jelas!
Pengalaman saya dalam melakukan pembelajaran daring & luring saat pandemi
berlangsung yang mengharuskan siswa belajar dari rumah dan guru mengikuti aturan
untuk WFH. Saya membuat pembelajaran daring dengan memanfaatkan zoom meeting
untuk menyampaikan materi kepada siswa agar siswa tidak ketinggalan materi
pelajaran (loss learning), namun pada kegiatan timbul masalah yaitu adanya kelompok
siswa yang tidak memiliki perangkat untuk melakukan zoom meeting selain itu adapula
kelompok siswa yang memiliki perangkat komunikasi namun tidak memiliki akses
jaringan. Selain daring, saya juga membuat pembelajaran luring dengan membuat
video pembelajaran yang menarik agar siswa tidak mengalami loss learning, video
pembelajaran ini saya kirim melalui Whatsapp Grup dan saya upload ke youtube
sehingga siswa kapan pun dan dimanapun tetap bisa mengakses materi saya.
tantangan yang saya hadapi adalah dalam membuat video pembelajaran jelas
memakan banyak waktu, baik menyiapkan bahan, menyusun skrip skenario, membeli
peralatan rekam seperti mic, grenscren dan lain-lain, serta kemampuan editing.
Upaya apa saja yang Anda lakukan untuk memahami situasi tersebut secara
komprehensif? Peluang dan kesempatan apa saja yang Anda identifikasi dalam
situasi tersebut untuk membantu Anda menghadapinya?
Upaya yang saya lakukan pada saat masa pandemi tersebut ialah mengkolaborasikan
daring dan luring sehingga semua siswa dapat menerima materi pembelajaran yang
telah saya rancang. Jumlah siswa yang mengikuti Daring menggunakan zoom meeting
yang dilaksanakan akan saya hitung, jika terdapat siswa yang tidak mengikuti
pembelajaran, maka akan saya telusuri apa penyebabnya, kebanyakan disebabkan
oleh sinyal yang kurang baik, jika itu yang terjadi maka materi yang disampaikan model
daring tersebut saya modifikasi menjadi materi dengan menggunakan video
pembelajaran luring memanfaatkan WAG dan youtube. Namun jika ada siswa yang
tidak dapat mengikuti pembelajran daring maupun luring maka saya akan melakukan
kunjungan ke siswa tersebut dengan memberikannya brousur pembelajaran sehingga
pembelajaran yang didapat tetap menyenangkan.
Dengan model daring untuk kelompok siswa yang memiliki perangkat dan akses yang
bagus, model luring untuk kelompok siswa yang memiliki perangkat namun terkendala
oleh signal (tidak stabil), dan model kunjungan rumah dengan brousur pembelajaran
bagi siswa yang tidak memiliki perangkat merupakan cara saya memutus kemungkinan
loss learning yang terjadi di masa pandemi.
Pertimbangan-pertimbangan atau alternatif apa saja yang Anda hadirkan dalam
membuat keputusan? Informasi apa lagi yang Anda gunakan untuk memperkuat
keputusan Anda?
Dengan mempertimbangkan kebutuhan siswa akan materi ajar dan mempertimbangkan
agar siswa tidak ketinggalan pembelajaran atau loss learning maka saya memutuskan
untuk mengkolaborasikan ketiga bentuk model pembelajaran dimasa pandemi tersebut,
yaitu pertama adalah pembelajaran daring menggunakan zoom meeting yang secara
konsep pembelajaran ini adalah pembelajaran real time atau tatap muka online secara
langsung, kedua adalah pembelajaran luring atau luar jaringan model pembelajaran ini
masih menggunaka tekhnologi sebagai media ajarnya namun pembelajaran luring ini
tidak real time seperti daring karena pembelajaran luring dapat diakses kapan saja dan
dimana saja, yang ketiga adalah kunjungan rumah, kegiatan kunjungan rumah ini
dilakukan dengan alasan untuk memutus kemungkinan loss learning yang dihadapi
siswa yang tidak memiliki perangkat komunikasi, karena seperti yang kita ketahui
bahwa dua model sebelumnya (daring dan luring) menggunakan alat kominukasi
sebagai media utama untuk mengakses pembelajaran. Mengkolaborasikan ketiga
model tersebut saya ambil dengan tujuan untuk memutus loss learning selain itu
banyak media yang mengatakan bahwa selama pembelajaran jarak jauh berlangsung
interaksi yang terjadi antara siswa dan guru hanya 20,1 % saja. dari konverensi
tersebut artinya siswa kehilangan sosok guru semasa pandemi. Dari informasi inilah
saya merasa keputusan saya untuk menampilkan sosok guru dalam pembelajaran jarak
jauh merupakan hal yang tepat yaitu melalui zoom meeting, video pembelajaran, dan
kunjungan rumah
Tindakan apa yang kemudian Anda ambil dan bagaimana hasilnya?
Tindakan yang saya ambil adalah dengan melaksanakan pembelajaran jarak jauh
dengan kolaborasi model daring, luring, dan kunjungan rumah. hasilnya adalah tidak
ada satupun siswa yang mengalami loss learning atau ketinggalan pembelajaran
dengan alasan apapun karena semua siswa mendapatkan materi ajar yang sama
walaupun dengan model pembelajaran yang berbeda. keputusan mengkolaborasikan
model pembelajaran ini disambut baik oleh kepala sekolah dan saya diberikan izin
untuk tetap melakukan kegiatan tersebut, dan diharapkan guru-guru lain termotivasi
untuk melakukan kegiatan yang sama agar tidak terjadi loss learning serta siswa tidak
lagi kehilangan sosok guru selama adanya pandemi ini.
Kapan waktu kejadiannya? Masukan atau umpan balik apa yang secara spesifik
Anda dapatkan? Apa yang Anda rasakan saat menerima masukan atau umpan
balik tersebut?
Saat saya mengikuti kegiatan lomba inovasi pembelajaran yang diadakan PGRI
Provinsi Kalimantan Barat 25 November 2021 saya meminta masukan kepada rekan-
rekan guru atas inovasi yang saya ciptakan. Karena inovasi saya adalah membuat
aplikasi belajar komplit, maka rekan-rekan meminta saya untuk serius dan fokus pada
kalimat komplit tersebut, artinya selain menonjolkan video pembelajaran dalam aplikasi
tersebut, saya juga perlu menambahkan KI dan KD, penugasan, kuis, materi, dan
kontak agar inovasi yang saya ciptakan benar - benar komplit dan tidak
membingungkan peserta didik, karena didalam 1 aplikasi sudah terdapat berbagai
macam komponen dalam proses belajar mengajar. Dari masukan tersebut saya merasa
senang bahwa masih ada orang yang peduli dengan pendidikan kita, karena menurut
saya sangat susah mencari rekan-rekan yang menyumbangkan idenya agar inovasi
saya menjadi lebih baik, masukan dari rekan-rekan tersebut saya catat dan saya seleksi
dan saya pertimbangkan untuk dimasukkan kedalam menu aplikasi inovasi belajar
komplit yang saya buat. Dengan adanya masukan seperti itu jelas sangat membantu
saya dalam mengembangkan aplikasi inovasi pembelajaran yang saya buat.
Bagaimana cara Anda menyikapi masukan dan umpan balik tersebut untuk
pengembangan diri Anda?
Masukan dan umpan balik tersebut jelas menjadi motivasi saya agar menjadi lebih baik,
karena saya meyakini bahwa tak ada manusia yang sempurna, dan tak ada pula karya
dan kerjaan manusia yang sempurna, disitulah kita membutuhkan orang lain untuk
mengkoreksi pekerjaan kita. Saya menyikapi masukan tersebut dengan tangan terbuka
dan lapang dada, masukan - masukan tersebut sebisa mungkin saya aplikasikan ke
kehidupan saya agar saya menjadi guru yang lebih baik. Masukan yang diberikan orang
kepada saya sebagian besar adalah masukan positif yang tujuannya adalah untuk
membangun bukan kritik untuk menjatuhkan mental saya, oleh karena itu masukan
seperti ini menjadi stimulus saya untuk terus berkarya, dengan adanya masukan seperti
ini saya yakin apapun yang saya kerjakan jika masih dalam koridor yang baik maka
akan banyak orang yang mensuport saya. Masukan yang datang tidak hanya menyoroti
tentang kemampuan saya dibidang IT, namun tak jarang ada masukan yang menyoroti
bidang sosial saya, cara berkomunikasi, dan lain-lain. hal - hal seperti inilah dimana
saya sebagai guru tidak boleh menyempitkan fikiran yang tidak mau menerima
masukan, karena masukan pasti tujuannya untuk membangun dan memberikan effect
positif kepada pengembangan diri saya.
Selain memanfaatkan masukan dan umpan balik dalam proses pengembangan
diri Anda, Hal berbeda apa yang Anda lakukan untuk mendukung proses
pengembangan diri Anda? Adakah cara-cara di luar kebiasaan yang Anda
lakukan dimana hal tersebut membuat Anda kurang nyaman namun mendukung
proses pembelajaran Anda?
Dalam pengembangan diri saya, selain meminta masukan dari teman sejawat atau
rekan kerja saya tak jarang meminta masukan kepada siswa dan siswi saya tentang
bagaimana tanggapan mereka mengenai cara saya mengajar dikelas maupun diluar
kelas (Pembelajaran Jarak Jauh). Jawaban yang diberikan siswa tersebut jelas
beraneka macam ada yang baik, bahkan ada jawaban yang nyeleneh, namun kembali
kepada tujuan saya yaitu untuk pengembangan diri maka jawaban-jawaban tersebut
menjadi cermin bagi saya agar lebih baik. selain itu, saya terkadang juga melakukan
komunikasi dengan orang tua siswa mengenai tanggapan mereka tentang saya sebagai
guru ataupun sebagai orang tua kedua bagi anak-anak mereka. berkomunikasi dengan
orang yang lebih tua dengan berbagai macam tingkah dan laku orang tua siswa pada
dasarnya membuat saya tidak nyaman namun, hal ini lah yang menjadi tantangan saya
agar apa keluhan ataupun masukan orang tua siswa dapat saya serap dan saya jadikan
bahan untuk saya mengembangkan diri saya dan berusaha untuk mengaplikasikan
masukan tersebut. segala proses komunikasi seperti ini jelas memakan waktu dan
tenaga yang cukup ekstra, namun tetap saya coba untuk saya jalani demi tercapainya
tujuan yaitu pengembangan diri saya yang optimal dalam menjalankan profesi saya
sebagai guru
Bagaimana aplikasi hasil proses pembelajaran yang Anda sebutkan di dalam
pekerjaan Anda?
Yang pertama adalah masukan dari rekan rekan mengenai kegiatan kompetisi inovasi
pembelajaran yang saya ikuti dan masukan -masukan tersebut saya aplikasikan
kedalam inovasi pembelajaran saya, Puji Tuhan berkat komunikasi dengan rekan
sejawat yang baik terciptalah media pembelajaran komplit meskipun dalam lomba
tersebut saya masih belum berkesempatan untuk menjadi juara, karena saya sadar
masih banyak guru yang kompeten dalam inovasi ini, namun ini adalah dasar untuk
saya terus mengembangkan diri saya dalam hal IT maupun yang lain agar mampu
bersaing di era 5.0 ini.
Yang kedua adalah masukan dari siswa menjadi sebuah penilaian untuk saya dari
siswa tentang bagaimana seharusnya saya mengajar agar siswa menjadi lebih senang
dalam proses belajar mengajar, walau sebagian besar tanggapan siswa adalah hal
yang baik bagi saya dan saya akan tetap mempertahankan hal baik tersebut untuk
menjadi guru yang hadir sesuai kebutuhan siswa.
dan yang terakhir adalah masukan dari orang tua siswa juga saya aplikasikan didalam
pekerjaan saya, saya akan menganggap siswa saya sebagai teman dan diposisi lain
saya akan menganggap siswa saya sebagai anak saya yang harus saya jaga, saya
lindungi dan saya berikan pengalaman-pengalaman baru di bidang ilmu pengetahuan
Kapan waktu kejadiannya? Siapa yang Anda kembangkan? Apa yang
memotivasi Anda melakukan pengembangan tersebut?
Pada tahun 2022 saya mengajak beberapa siswa untuk mengikuti kompetisi video tema
tari tradisional yang melibatkan anak - anak OSIS dalam kegiatan tersebut saya juga
melibatkan dan menjalin komunikasi dengan alumni sekolah yang kompeten dibidang
tari dan seni untuk membimbing adik-adiknya dengan kolaborasi tersebut saya dan tim
membuat video tari mandau tema tari tradisional untuk kompetisi siswa tingkat
kabupaten, dalam kegiatan ini saya bertugas mengarahkan anak-anak dan
membimbing mereka dalam menggarap proyek tersebut. motivasi saya adalah agar
anak - anak mencintai budayanya serta menyadari bahwa budaya tari dan IT dapat
disatukan dan menghasilkan karya yang bagus.
Pada tahun yang sama saya juga sering memberikan pelatihan atau sharing kepada
kawan-kawan guru yang ingin membuat video pembelajaran yang menarik, saya selalu
mau berbagi dan saya tidak akan pelit dengan ilmu yang saya miliki karena berbagi
adalah salah satu cara saya memberikan manfaat kepada orang lain, selain itu dengan
membagikan pengetahuan saya tentang membuat media pembelajaran kepada guru
lain maka secara tidak langsung saya telah ikut berjuang mencerdaskan kehidupan
bangsa sesuai amanat Undang-Undang
Hal apa yang menjadi fokus pengembangan? Ceritakan pula cara Anda
membangun kesepakatan guna mencapai hasil pengembangan yang
diharapkan.
Yang menjadi fokus pengembangan saya adalah membuat guru-guru melek teknologi
dan mampu menggunakan serta memanfaatkan teknologi menjadi media pembelajaran
yang dapat digunakan dalam kondisi apapun. Media pembelajaran dengan
memanfaatkan teknologi sangatlah beragam mulai daring ataupun luring, mulai dari
menggunakan power point, video pembelajaran maupun menggunakan zoom meeting.
dengan fokus tersebut, banyak sekali guru-guru yang ingin belajar bersama agar
mereka semua dapat memanfaatkan IT sebagai media belajar yang kreatifdan inovatif.
Adapun kesepakatan yang saya bangun kepada mereka tidak berupa balas jasa berupa
materil, akan tetapi dengan mereka mahir menggunakan dan memanfaatkan IT serta
mampu membuat media pembelajaran secara mandiri itu sudah cukup bagi saya, hal ini
lah yang membuat orang - orang tertarik dan sering mengajak saya untuk diskusi
sembari membedah IT sebagai media belajar dimanapun dan kapan pun. Dengan
begitu maka apa yang saya harapkan itu guru melek IT dapat tercapai.
Dukungan apa saja yang Anda berikan bagi orang tersebut? Hambatan apa yang
Anda temui dan bagaimana cara Anda mengatasinya? Upaya-upaya apa saja
yang Anda lakukan untuk mempertahankan motivasi orang tersebut?
Dari dukungan yang saya berikan kepada rekan-rekan guru yang saya ajarkan tentang
pemanfaatan IT untuk media belajar adalah yang pertama adalah memotivasi mereka bahwa
jika saya bisa kenapa guru lain tidak bisa, kampuan seseorang akan berkembang jika adanya
kemauan yang diiringa dengan tindakan untuk berkembang. Yang kedua adalah transfer of
knowledge tentang bagaimana mengoperasikan aplikasi-aplikasi yang mendukung guru untuk
menciptakan media belajarar yang kreatif. yang ketiga adalah saya memberikan pelatihan ini
percuma kepada guru yang berminat untuk mengupgrade diri.

Hambatan yang saya temui adalah terkadang saya menemui guru yang lumayan senior
namun niat untuk belajar sangatlah kuat nah model guru seperti ini saya harus
melakukan pendekatan yang ekstra, karena jangankan mengoperasikan aplikasi video
editing yang lumayan susah bahkan mengoperasikan Power Point saja masih terbata-
bata, maka upaya yang saya lakukan adalah mengajari tipe guru seperti ini mulai dari
dasar secara perlahan step by step. Hambatan berikutnya adalah waktu dan tempat
yang terbatas, karena saya dinas di SMA Negeri 4 Ngabang kabupaten Landak Provinsi
Kalimantan Barat dan beberapa rekan guru yang meminta bantuan saya untuk belajar
bersama adalah dari kabupaten lain, maka saya mengatasi hambatan tersebut dengan
melakukan video meeting kepada mereka dan yang terpenting saya selalu berupaya
merespon apapun pertanyaan mereka berkenaan dengan bagaimana memanfaatkan IT
untuk membuat media belajar yang kreatif.
Bagaimana hasilnya?
Hasil dari berbagai perjuangan saya berbagi adalah guru-guru yang mengikuti pembelajaran
memanfaatkan IT bersama saya sekarang mereka sudah bisa membuat media belajar yang
kreatif menggunakan IT secara mandiri, bagi guru jelas karya media belajar yang iya buat
memberikan semangat baru bagi dirinya dan terkhusus bagi peserta didiknya, selain itu bahkan
ada guru yang mengikuti koompetisi media pembelajaran dengan mengaplikasikan ilmu yang
pernah saya berikan ke dia. bahkan boleh dikatakan lebih baik kemampuan IT nya dari saya,
serta ada juga teman saya yang menjadikan media video pembelajaran sebagai tugas akhir
untuk laporan LATSAR mereka. Dari hasil tersebut saya pribadi memiliki kebanggaan dan
kepuasan tersendiri yang tak mampu saya ungkapkan dengan kata-kata maupun tulisan.
berbagi adalah kebaikan yang akan selalu dikenang oleh orang lain terutama yang
menerimanya.

Anda mungkin juga menyukai