Anda di halaman 1dari 5

LATAR BELAKANG

Pendidikan merupakan kebutuhan setiap individu dan selalu berubah mengikuti


perkembangan zaman, ilmu pengetahuan teknologi dan budaya masyarakat. Pendidikan
dirasa sangat penting karena pendidikan merupakan kebutuhan dalam meningkatkan kualitas
SDM setiap individu. Kualitas Pendidikan akan menjadi dasar utama dalam menambah
wawasan dan ilmu pengetahuan yang akan membentuk karakter penerus bangsa yang siap
dalam menghadapi situasi apapun. Adanya kesadaran tentang posisi penting pendidikan bagi
keberlangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara menjadikan pemerintah (negara)
memiliki kewajiban untuk menyelenggarakan proses pendidikan bagi warga negaranya
dengan sebaik-baiknya.1 Sistem pendidikan di Indonesia telah diatur secara jelas dalam
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang “Sistem Pendidikan Nasional”. Menurut
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional harus mampu menjamin
pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efesiensi
manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan
kehidupan lokal, nasional, dan global sehingga perlu dilakukan pembaruan pendidikan secara
terencana, terarah, dan berkesinambungan. Kemudian pada pasal 11 Undang-Undang No. 20
Tahun 2003 juga mengamanatkan bahwa Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib
memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang
bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi.

Pasal tersebut menjelaskan bahwa setiap warga negara wajib mendapatkan


kesempatan mengenyam pendidikan, dan pemerintah bertanggungjawab penuh dalam
memenuhi hak warganya dengan menyelenggarakan sistem pendidikan secara objektif,
akuntabel, transparan, dan tanpa diskriminasi sehingga dapat mendorong peningkatan akses
layanan pendidikan. Berbagai upaya yang dilakukan pemerintah dalam rangka mendorong
peningkatan akses layanan pendidikan saat ini salah satunya adalah dengan melakukan
pembenahan pada sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) yang banyak menuai
permasalahan mulai dari berbagai kekeliruan seperti kurang efesiennya sistem yang dipakai,
mekanisme yang tidak transparan, serta maraknya tindak kecurangan yang terjadi.

Dalam akses pemerataan pendidikan ada dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu
persamaan kesempatan untuk memperoleh pendidikan yaitu akses pendidikan bisa dinikmati
oleh semua penduduk yang berusia sekolah. Kedua, keadilan dalam memperoleh pendidikan
yang sama dalam masyarakat yaitu pendidikan dapat diakses oleh antar suku, agama dan
kelompok secara sama. Pada implementasi pemerataan pendidikan kita bisa melihat sekolah
yang ada di kota-kota besar sarana dan prasana pendidikan sudah sangat maju, sedangkan
yang di desa-desa atau tempat terpencil masih banyak ditemukan fasilitas dengan
menggunakan sarana dan prasarana yang seadanya atau bahkan kurangnya tenaga pengajar.
Padahal sarana dan prasarana merupakan salah satu sumber daya yang sangat penting dalam
menunjang terjadinya proses pembelajaran di sekolah, dengan adanya pengelolaan sarana dan
prasarana sekolah yang baik dapat meningkatkan kualitas pendidikan. Sebenarnya
permasalahan ini tidak hanya terjadi di desa, pada wilayah perkotaanpun kita masih
menemukan tidak meratanya sistem pendidikan .

Berdasarkan masalah tersebut perlu adanya peningkatan pemerataan pendidikan


terutama yang disasarkan kepada masyarakat kurang mampu dan masyarakat terpencil.
Meskipun pada kenyataannya program pemerintah terus tergulir dari program yang dimulai
pada 1884 tentang pemerataan pendidikan Sekolah Dasar, lalu pada 1994 wajib belajar
pendidikan sembilan tahun yang merupakan lanjutan dari program wajib belajar 6 tahun,
kemudian dilanjutkan dengan pemberian program beasiswa yang salah satunya mendorong
keterlibatan masyarakat melalui gerakan Nasional Orang Tua Asuh, setelah itu berlanjut ke
dana Bantuan Opersional Sekolah (BOS) dan lain sebagainya. Orang Tua Asuh, setelah itu
berlanjut ke dana Bantuan Opersional Sekolah (BOS) dan lain sebagainya.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) mengeluarkan kebijakan


penyesuaian sistem pendidikan yang mulanya berupa sistem rayonisasi menjadi sistem
zonasi. Rayonisasi lebih memperhatikan pada pencapaian siswa di bidang akademik,
sementara sistem zonasi lebih menekankan pada jarak antara rumah siswa dengan sekolah.
Dengan demikian, siapa saja yang rumah atau tempat tinggalnya lebih dekat dengan sekolah
lebih berhak mendapatkan layanan pendidikan dari sekolah tersebut. Sistem ini diterbitkan
oleh Peratuaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) dengan tujuan
diantaranya, menjamin pemerataan akses layanan pendidikan bagi siswa, mendekatkan
lingkungan sekolah dengan lingkungan keluarga, menghilangkan eksklusivitas dan
diskriminasi di sekolah, khususnya sekolah negeri, membantu analisis perhitungan kebutuhan
dan distribusi guru. Peraturan ini sesuai dengan Peratuaran Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan (Permendikbud) nomor 17 tahun 2017 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru
(PPDB) yang mulai berlaku mulai tahun ajaran 2017/2018 sesuai dengan kesiapan masing-
masing daerah, pada Taman 5 Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah
Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), atau bentuk lainnya yang sederajat.
Pemerintah Indonesia melakukan berbagai strategi dalam upaya meningkatkan
kualitas dalam bidang pendidikan yaitu dengan menerbitkan peraturan Menteri pendidikan
dan kebudayaan tertuang dalam Nomor 14 Tahun 2018 tentang Penerimaan Peserta Didik
Baru mulai dari tingkat Dasar sampai Menengah Atas bagi sekolah-sekolah yang
dilaksanakan dibawah kendali pemerintah daerah yaitu penerapan sistem zonasi. Sistem
Zonasi di terapkan dalam rangka pemerataan pendidikan dan menghilangkan stratafikasi
dalam dunia pendidikan. Sedangkan sistem zonasi merupakan suatu bentuk pemantapan dan
efiesnsi bagi masyarakat untuk memasukkan anaknya sesuai lokasi sekolasi dekat rumahnya,
sebagaimana disebutkan dalam Permendikbud bagian keempat pasal Pasal 16 ayat (3) yang
berbunyi:

“Radius zona terdekat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh
pemerintah daerah
sesuai dengan kondisi di daerah tersebut berdasarkan: a. ketersediaan anak usia Sekolah di
daerah tersebut; dan b. jumlah ketersediaan daya tampung dalam rombongan belajar pada
masing-masing Sekolah, dan ayat (4) dalam menetapkan radius zona sebagaimana dimaksud
pada ayat (3), pemerintah daerah melibatkan musyawarah/kelompok kerja kepala Sekolah.
Senada dengan i’tikad baik pemerintah terkadang tidak sepenuhnya berjalan mulus karena
yang namanya kebijakan pasti akan menimbulkan pro dan kontra yaitu munculnya polemik di
tengah masyarakat, munculnya sistem zonasi dalam penerimaan siswa baru di nilai
merugikan oleh masyarakat karena tidak bisa menempatkan anaknya pada sekolah favorit
atau unggul.
Sistem zonasi adalah sebuah sistem pengaturan proses penerimaan siswa baru sesuai
dengan wilayah tempat tinggal,sistem tersebut diatur dalam kermendikbud nomor 14 tahun
2018 dan di tujukan agar tak ada sekolah-sekolah yang dianggap favorit dan non-favorit. Dan
itu banyak menimbulkan pro dan kontra karena sistem atau peraturan baru yang di tetapkan
pemerintah . Pro dan kontranya seimbang. Banyak yang suka dengan sistem zonasi karena
semua akan sekolah mempunyai nilai atau rating yang sama ,tanpa adanya ejekan seperti
“kamu sekolah di sekolah buangan “ . Dan yang tidak suka (kontra) dengan sistem zonasi
sama jumlahnya dengan yang suka ,seperti anak –anak yang cerdas dan berkelas yang tempat
tinggalnya bedekatan dengan sekolah yang non-favorit tentunya mereka dengan berat hati
menerima untuk menempuh pendidikan disana. Juga banyak juga siswa yang karena sangat
tidak mau masuk sekolah yang berdekatan dengan rumahnya maka dia akan memilih sekolah
swasta
S istem zonasi PPDB dan Zonasi Mutu Pendidikan bertujuan untuk: dan disediakan
sepenuhnya oleh pemerintah sehingga sekolah lain yang reguler kurang mendapatkan
perhatian. Kurangnya perhatian terhadap sekolah reguler terus berlangsung sehingga
mengakibatkan sekolah tersebut tidak berkembang, sementara sekolah unggulan yang
dijadikan pusat perhatian dan terus diberi bantuan dan dukungan yang berlebihan. Akibatnya,
penyebaran mutu sekolah juga tidak bisa dilakukan oleh pemerintah yang diperparah oleh
persepsi orang tua dan masyarakat terhadap “labeling” sekolah yang mempertahankan “status
quo” yang mengakibatkan mutu layanan pendidikan tidak bisa merata dan adil untuk
melayani anak di setiap wilayah pelosok tanah air. Menjamin penerimaan peserta didik baru
berjalan secara objektif, transparan, akuntabel, nondiskriminatif, dan berkeadilan dalam
rangka mendorong peningkatan akses layanan pendidikan. Menjamin ketersediaan dan
kesiapan satuan pendidikan (sekolah negeri, khususnya) untuk dapat memberikan layanan
pendidikan yang berkualitas. Menjamin adanya pemerataan akses dan mutu pendidikan yang
berkeadilan pada setiap zona/ wilayah yang ditetapkan mendekati tempat tinggal peserta
didik. Memastikan terpenuhinya tenaga pendidik dan kependidikan yang kompeten didukung
oleh prasarana dan sarana yang memadai yang dapat disediakan dan digunakan bersama oleh
setiap satuan pendidikan yang ada di wilayan/ zona yang telah ditetapkan Mengendalikan dan
menjamin mutu lulusan serta melakukan pengawasan proses dan hasil pembelajaran secara
komparatif dan kompetitif pada wailayah/zona layanan pendidikan secara terukur dan
berkesinambungan.

Pemerintah perlu melakukan perbaikan secara berkesinambungan terhadap semua


komponen yang ada pada pendidikan. Tujuan pendidikan nasional dapat tercapai dengan
disusun nya suatu strategi yang berkaitan dengan permasalahan-permasalahan pendidikan di
Indonesia. Permasalah-permasalahan pendidikan di Indonesia sekarang ini meliputi
permasalahan mutu pendidikan, pemerataan pendidikan dan manajemen pendidikan. 3
Masalah penting dalam dunia pendidikan saat ini adalah kurangnya pemerataan mutu
pendidikan hampir di setiap negara. Di indonesia, masih sangat jelas dan nyata adanya
kesenjangan mutu pendidikan hampir di setiap daerah. Salah satu upaya untuk peningkatan
dan pemerataan kualitas pendidikan di Indonesia yaitu dengan diaplikasikannya sistem zonasi
pada Penerimaan Peserta Didik Baru tahun 2018. Ketentuan sistem zonasi yg dimuat dalam
PPDB tahun 2018 ini berdasar pada Permendikbud Nomor 14 Tahun 2018 yang bertujuan
menjamin penerimaan peserta didik baru berjalan dengan objektif, akuntabel, transparan dan
tanpa diskriminasi sehingga mendorong peningkatan akses layanan pendidikan.
Sistem zonasi merupakan sistem penerimaan peserta didik baru yang diberlakukan
dengan penentuan radius zona oleh pemerintah daerah masing-masing dan Sekolah wajib
menerima calon peserta didik yang berdomisili pada radius zona terdekat dengan persentase
tertentu dari total jumlah peserta didik yang akan diterima dengan tujuan untuk
menghilangkan predikat sekolah favorit dan tidak favorit, agar tercipta pemerataan kualitas
pendidikan di seluruh sekolah di Indonesia.3

Anda mungkin juga menyukai