Dalam akses pemerataan pendidikan ada dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu
persamaan kesempatan untuk memperoleh pendidikan yaitu akses pendidikan bisa dinikmati
oleh semua penduduk yang berusia sekolah. Kedua, keadilan dalam memperoleh pendidikan
yang sama dalam masyarakat yaitu pendidikan dapat diakses oleh antar suku, agama dan
kelompok secara sama. Pada implementasi pemerataan pendidikan kita bisa melihat sekolah
yang ada di kota-kota besar sarana dan prasana pendidikan sudah sangat maju, sedangkan
yang di desa-desa atau tempat terpencil masih banyak ditemukan fasilitas dengan
menggunakan sarana dan prasarana yang seadanya atau bahkan kurangnya tenaga pengajar.
Padahal sarana dan prasarana merupakan salah satu sumber daya yang sangat penting dalam
menunjang terjadinya proses pembelajaran di sekolah, dengan adanya pengelolaan sarana dan
prasarana sekolah yang baik dapat meningkatkan kualitas pendidikan. Sebenarnya
permasalahan ini tidak hanya terjadi di desa, pada wilayah perkotaanpun kita masih
menemukan tidak meratanya sistem pendidikan .
“Radius zona terdekat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh
pemerintah daerah
sesuai dengan kondisi di daerah tersebut berdasarkan: a. ketersediaan anak usia Sekolah di
daerah tersebut; dan b. jumlah ketersediaan daya tampung dalam rombongan belajar pada
masing-masing Sekolah, dan ayat (4) dalam menetapkan radius zona sebagaimana dimaksud
pada ayat (3), pemerintah daerah melibatkan musyawarah/kelompok kerja kepala Sekolah.
Senada dengan i’tikad baik pemerintah terkadang tidak sepenuhnya berjalan mulus karena
yang namanya kebijakan pasti akan menimbulkan pro dan kontra yaitu munculnya polemik di
tengah masyarakat, munculnya sistem zonasi dalam penerimaan siswa baru di nilai
merugikan oleh masyarakat karena tidak bisa menempatkan anaknya pada sekolah favorit
atau unggul.
Sistem zonasi adalah sebuah sistem pengaturan proses penerimaan siswa baru sesuai
dengan wilayah tempat tinggal,sistem tersebut diatur dalam kermendikbud nomor 14 tahun
2018 dan di tujukan agar tak ada sekolah-sekolah yang dianggap favorit dan non-favorit. Dan
itu banyak menimbulkan pro dan kontra karena sistem atau peraturan baru yang di tetapkan
pemerintah . Pro dan kontranya seimbang. Banyak yang suka dengan sistem zonasi karena
semua akan sekolah mempunyai nilai atau rating yang sama ,tanpa adanya ejekan seperti
“kamu sekolah di sekolah buangan “ . Dan yang tidak suka (kontra) dengan sistem zonasi
sama jumlahnya dengan yang suka ,seperti anak –anak yang cerdas dan berkelas yang tempat
tinggalnya bedekatan dengan sekolah yang non-favorit tentunya mereka dengan berat hati
menerima untuk menempuh pendidikan disana. Juga banyak juga siswa yang karena sangat
tidak mau masuk sekolah yang berdekatan dengan rumahnya maka dia akan memilih sekolah
swasta
S istem zonasi PPDB dan Zonasi Mutu Pendidikan bertujuan untuk: dan disediakan
sepenuhnya oleh pemerintah sehingga sekolah lain yang reguler kurang mendapatkan
perhatian. Kurangnya perhatian terhadap sekolah reguler terus berlangsung sehingga
mengakibatkan sekolah tersebut tidak berkembang, sementara sekolah unggulan yang
dijadikan pusat perhatian dan terus diberi bantuan dan dukungan yang berlebihan. Akibatnya,
penyebaran mutu sekolah juga tidak bisa dilakukan oleh pemerintah yang diperparah oleh
persepsi orang tua dan masyarakat terhadap “labeling” sekolah yang mempertahankan “status
quo” yang mengakibatkan mutu layanan pendidikan tidak bisa merata dan adil untuk
melayani anak di setiap wilayah pelosok tanah air. Menjamin penerimaan peserta didik baru
berjalan secara objektif, transparan, akuntabel, nondiskriminatif, dan berkeadilan dalam
rangka mendorong peningkatan akses layanan pendidikan. Menjamin ketersediaan dan
kesiapan satuan pendidikan (sekolah negeri, khususnya) untuk dapat memberikan layanan
pendidikan yang berkualitas. Menjamin adanya pemerataan akses dan mutu pendidikan yang
berkeadilan pada setiap zona/ wilayah yang ditetapkan mendekati tempat tinggal peserta
didik. Memastikan terpenuhinya tenaga pendidik dan kependidikan yang kompeten didukung
oleh prasarana dan sarana yang memadai yang dapat disediakan dan digunakan bersama oleh
setiap satuan pendidikan yang ada di wilayan/ zona yang telah ditetapkan Mengendalikan dan
menjamin mutu lulusan serta melakukan pengawasan proses dan hasil pembelajaran secara
komparatif dan kompetitif pada wailayah/zona layanan pendidikan secara terukur dan
berkesinambungan.