Anda di halaman 1dari 5

Machine Translated by Google

IOSR Journal of Research & Method in Education (IOSR-JRME)


e-ISSN: 2320–7388, p- ISSN: 2320-737x Volume 10, Issue 6 Ser. II (Nov. – Des. 2020), PP
42-46 www.iosrjournals.org

Pengembangan Instrumen Tes Berbasis Hots (Higher


Order Thinking Skills) Menggunakan Edmodo

Maria Alifah1 , Pargito1 , Muhammad Mona Adha1


1
(Departemen Pendidikan Ilmu Sosial, Universitas Lampung, Indonesia)

Abstrak:
Latar Belakang: Instrumen tes dapat diartikan sebagai sejumlah soal yang harus dijawab dalam rangka mengukur tingkat kemampuan
siswa. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan instrumen tes berbasis soal HOTS mata pelajaran IPS yang valid, reliabel, memiliki
indeks kesukaran dan daya pembeda yang baik. Instrumen tes berbasis soal HOTS yang valid kemudian diunggah ke Edmodo agar siswa
dapat mengaksesnya dari mana saja.

Bahan dan Metode: Penelitian ini menggunakan metode R&D (Research and Development) yang terdiri dari tiga langkah, yaitu define,
design, dan develop. Pada tahap pendefinisian, peneliti menentukan kompetensi dasar yang akan dikembangkan menjadi indikator
pertanyaan. Kemudian, pada tahap desain, peneliti membuat soal-soal HOTS sesuai kisi-kisi soal. Pada tahap develop, peneliti memeriksa
dan menganalisis setiap item.
Hasil: Penelitian ini menghasilkan instrumen tes berbasis soal HOTS yang terdiri dari 3 soal uraian dengan butir 1 memiliki validitas sangat
tinggi, reliabilitas tinggi, indeks kesukaran sedang, dan indeks selisih baik. Butir 2 memiliki validitas tinggi, reliabilitas tinggi, indeks kesukaran
sedang, dan indeks perbedaan baik. Butir 3 memiliki validitas tinggi, reliabilitas tinggi, indeks kesukaran sedang, dan indeks perbedaan
sedang.
Kesimpulan: Penelitian ini menunjukkan bahwa ketiga soal tersebut layak untuk digunakan dan dapat disimpan ke dalam bank soal agar
nantinya dapat digunakan oleh guru.
Kata Kunci : Pengembangan, Tes, Soal, HOTS, Pendidikan IPS, Edmodo.
-------------------------------------------------- -------------------------------------------------- -----------------------------------

Tanggal Penyerahan: 28-10-2020 Tanggal Penerimaan: 11-08-2020


-------------------------------------------------- -------------------------------------------------- -----------------------------------

I. Pendahuluan
Pendidikan memegang peranan penting yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat
maupun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara1 . Untuk mencapai tujuan pendidikan maka dibuatlah kurikulum. Kurikulum dipahami
sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
pelaksanaan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu2 .
Agar kurikulum dapat tercapai sesuai dengan tujuannya maka dibentuklah lembaga pendidikan. Untuk mencapai tujuan lembaga
pendidikan di lingkungan sekolah, tentunya lembaga pendidikan memerlukan suatu alat sebagai sarana untuk mewujudkannya, yaitu
seorang guru, dimana guru adalah orang tua kedua dari seorang anak, serta sebagai sarana mendidik setelah masa pendidikan. keluarga
dengan peran orang tua didalamnya3 sangat esensial dalam menjalankan tugas yang sangat mulia ini4 . . Peran guru adalah

Di abad 21 ini, siswa diharapkan memiliki kemampuan berpikir kritis sehingga dapat menjadi bekal dalam kehidupan sosialnya di
masyarakat. Namun kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa tidak semua siswa memiliki kemampuan berpikir kritis. Untuk mengukur
kemampuan berpikir kritis siswa diperlukan tes yang berisi soal-soal HOTS.

Kemampuan berpikir kritis sangat diperlukan bagi kehidupan siswa, agar siswa mampu menyaring informasi, memilih sesuai atau
tidaknya suatu kebutuhan, menanyakan kebenaran yang terkadang tertutup kebohongan, dan segala sesuatu yang dapat membahayakan
kehidupan siswa5 .
Tes adalah suatu tugas atau rangkaian tugas yang diberikan kepada seseorang atau sekelompok orang, dengan tujuan untuk
membandingkan kemampuan mereka satu sama lainDalam
. dunia evaluasi pendidikan, tes merupakan cara yang ditempuh
konteks pengukuran dan penilaian.
Cronbach (1960) mendefinisikan tes sebagai prosedur sistematis untuk membandingkan perilaku dua orang atau lebih. Intinya
adalah sebagai alat ukur bagi siswa7 . Tes berfungsi untuk mengukur tingkat perkembangan atau kemajuan yang telah dicapai siswa setelah
mengikuti proses pembelajaran dalam kurun waktu tertentu.
Lebih lanjut Anastasi (1977) dalam bukunya yang berjudul “Psychological Testing” mengemukakan bahwa tes adalah alat ukur
yang memiliki standar objektif sehingga dapat digunakan secara luas, dan secara nyata dapat digunakan untuk mengukur dan
membandingkan keadaan atau perilaku psikologis seseorang. seorang individu8 .

DOI: 10.9790/7388-1006024246 www.iosrjournals.org 42 | Halaman


Machine Translated by Google

Pengembangan Instrumen Tes Berbasis Hots (Higher Order Thinking Skills) Menggunakan Edmodo

Sax (1980) mendefinisikan tes sebagai tugas atau serangkaian tugas yang digunakan untuk mendapatkan umpan balik
sistematis yang dianggap mencerminkan sifat atau atribut pendidikan atau psikologis. Lebih lanjut, Sax juga menekankan bahwa tes
berisi tugas-tugas yang disusun untuk menghasilkan observasi sistematis yang berhubungan dengan sifat tersebut9 .
Istilah tes akan digunakan untuk merujuk pada setiap prosedur atau kegiatan yang dirancang untuk mengumpulkan informasi
tentang pengetahuan, sikap, atau keterampilan siswa atau kelompok siswa. Tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk
kegiatan pengukuran dan penilaian10 .
Tes adalah suatu alat ukur untuk mengumpulkan data dimana dalam memberikan tanggapan atas pertanyaan-pertanyaan
yang ada di dalam alat tersebut, peserta didorong untuk menunjukkan prestasinya secara maksimal. Penampilan maksimal yang
ditampilkan, memberikan kesimpulan mengenai kemampuan atau penguasaan yang dimiliki11 .
Tes dapat juga disebut penilaian, penilaian adalah istilah umum yang mencakup prosedur yang digunakan untuk memperoleh
informasi tentang belajar siswa (observasi, rata-rata tes tertulis) dan format penilaian kemajuan belajar12 .

Tes merupakan bagian tersempit dari penilaian. Penilaiannya adalah: (1) rangkaian prosedur; (2) dirancang untuk
memberikan informasi tentang perkembangan, pertumbuhan dan prestasi siswa; (3) Sebagai pembanding standar. Asesmen harus
berkelanjutan, artinya harus dilakukan ketika suatu proses berjalan setiap hari, untuk mengumpulkan informasi tentang kecakapan,
keberhasilan, kemampuan belajar, dan motivasi belajar13 .
Tes adalah sejumlah pertanyaan yang memerlukan jawaban atau sejumlah pernyataan yang harus diberi tanggapan atau
respon dengan tujuan untuk mengukur tingkat kemampuan individu atau mengungkapkan aspek tertentu dari orang yang diuji .

Tes adalah istilah umum yang diartikan sebagai suatu proses yang ditempuh untuk memperoleh informasi yang digunakan
dalam rangka pengambilan keputusan yang menyangkut peserta didik, kurikulum, program dan kebijakan pendidikan, metode atau
instrumen pendidikan lainnya oleh suatu badan, lembaga, organisasi resmi atau lembaga yang membawakan keluar aktivitas tertentu15 .
Tes merupakan alat untuk memperoleh data tentang perilaku individu16. Tes berbasis soal HOTS (Higher Order Thinkking
Skills) merupakan tes yang dapat merangsang kemampuan berpikir tingkat tinggi (kritis) dan kreatif siswa. Soal HOTS tidak hanya
menguji kemampuan siswa dalam mengingat, memahami, dan menerapkan, tetapi juga menguji kemampuan siswa dalam menganalisis,
mengevaluasi, dan mencipta.
Penyelesaian soal HOTS (Higher Order Thinking Skills) melibatkan proses berpikir siswa pada ranah menganalisis
(menganalisis-C4), mengevaluasi (evaluating-C5), dan mencipta (creating-C6) pada taksonomi Bloom17. Dalam penelitian ini
keterampilan yang diukur adalah keterampilan berpikir pada ranah analisis.
Salah satu manfaat pemberian tes berbasis soal HOTS adalah dapat meningkatkan motivasi belajar siswa18. Hal ini sesuai
dengan Kemendikbud (2017) menjelaskan bahwa selain untuk mempersiapkan kompetensi siswa menghadapi abad 21, peran soal
HOTS dapat meningkatkan motivasi belajar siswa19. Begitu juga dengan Kusuma, dkk. (2017) yang melakukan penelitian tentang
pengembangan soal HOTS dan ditemukan bahwa pemberian soal HOTS dapat meningkatkan kemampuan berpikir tinggi siswa20 .

Di masa pandemi saat ini, kegiatan pembelajaran dilakukan secara daring, begitu juga saat proses penilaian. Ada banyak
platform yang menyediakan fitur penilaian online, salah satunya Edmodo. Edmodo merupakan situs yang dapat digunakan guru dan
siswa saat melakukan penilaian. Edmodo sendiri selain dapat diakses menggunakan browser handphone atau laptop juga dapat
diakses dengan mendownload aplikasinya. Edmodo memiliki kelebihan yaitu siswa dapat melihat apakah jawaban pilihannya benar
atau salah ketika tes selesai dan guru dapat menganalisis jawaban siswa.

Edmodo berfungsi sebagai tempat ujian atau kuis21. Edmodo adalah platform microblogging pribadi yang dikembangkan
untuk guru dan siswa, juga mengutamakan privasi siswa. Pengajar dan siswa dapat berbagi catatan, tautan, dan dokumen.

Guru IPS di Pesantren ArRaihan telah menggunakan soal-soal HOTS dalam melakukan penilaian. Sebagian besar soal
HOTS yang digunakan oleh guru merupakan soal yang disusun sendiri dan soal yang diambil dari bank soal guru IPS lainnya.

Karena soal-soal HOTS yang dibuat sudah teruji tingkat validitasnya dan ada juga yang belum pernah diuji. Jika suatu soal
tidak pernah dianalisis validitasnya, maka guru tidak akan mengetahui apakah soal tersebut layak atau tidak untuk dijadikan item dalam
instrumen tes. Dan jika tingkat kelayakan suatu soal tidak diketahui, maka validitas hasil pengukuran soal tersebut dapat diragukan.

Sehubungan dengan hal tersebut, peneliti ingin mengembangkan instrumen tes berisi soal-soal HOTS yang valid, reliabel,
memiliki tingkat kesukaran sedang, dan memiliki daya pembeda yang baik. Peneliti akan mengembangkan instrumen yang sesuai yang
nantinya dapat menjadi bank soal bagi guru agar dapat digunakan kembali saat melakukan penilaian suatu saat nanti. Setelah instrumen
tes berbasis soal HOTS sudah teruji validitasnya, peneliti akan mengunggah soal tersebut ke Edmodo. Tidak hanya itu, penelitian ini
bertujuan untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa.

DOI: 10.9790/7388-1006024246 www.iosrjournals.org 43 | Halaman


Machine Translated by Google

Pengembangan Instrumen Tes Berbasis Hots (Higher Order Thinking Skills) Menggunakan Edmodo

II. Bahan dan metode


Menurut Arsita, dkk. (2014) metode penelitian sebagai cara untuk memecahkan masalah atau masalah yang
dihadapi, memegang peranan penting dalam penelitian ilmiah22. Penelitian ini menggunakan metode Research & Development.
Pengembangan instrumen tes berbasis soal HOTS terdiri dari tiga langkah, yaitu define, design, dan develop23 .

Langkah pertama adalah mendefinisikan, pada tahap ini peneliti merumuskan analisis kebutuhan, analisis
kurikulum, dan menganalisis karakteristik siswa. Analisis kebutuhan dilakukan sebelumnya dengan menganalisis soal-soal
HOTS sebagai instrumen penilaian. Pada tahap ini peneliti akan menentukan instrumen tes yang perlu dikembangkan untuk
mengukur kemampuan yang telah dicapai siswa. Analisis selanjutnya adalah analisis kurikulum. Analisis kurikulum dilakukan
dengan memperhatikan karakteristik kurikulum yang digunakan di sekolah. Hal ini dimaksudkan agar pengembangan yang
dilakukan dapat sesuai dengan tuntutan kurikulum yang berlaku. Tahap analisis selanjutnya adalah analisis potensi. Analisis
potensi dilakukan untuk mengetahui peluang penggunaan Edmodo sebagai media guru mengunggah soal dan sebagai
media siswa mengerjakan soal. Soal HOTS yang masih jarang dibuat oleh guru mata pelajaran IPS ternyata berpotensi
untuk dikembangkan.

Langkah kedua adalah desain, pada tahap ini peneliti menetapkan tujuan tes dan juga indikator untuk setiap item.
Selanjutnya, peneliti membuat kisi-kisi soal berdasarkan tujuan tes yang telah ditentukan. Kemudian, peneliti menyusun
kartu soal berdasarkan kisi-kisi yang telah dirancang.
Langkah ketiga, peneliti mengembangkan instrumen tes berbasis soal HOTS sesuai dengan desain yang telah
dibuat sebelumnya. Setelah soal-soal HOTS berhasil dibuat, peneliti akan mengujinya di kelas VIII D Madrasah Ibtidaiyah
Ar Raihan dan dianalisis tingkat validitas setiap soal.

Metodologi prosedur
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi berupa file rekam data lembar
jawaban siswa. Siswa menjawab pertanyaan dengan menggunakan Edmodo karena pembelajaran masih dilakukan secara
daring selama penelitian berlangsung.
Penelitian ini dilakukan di Sekolah Islam ArRaihan pada bulan Juli 2020 pada Semester Ganjil Tahun Pelajaran
2020/2021. Subyek penelitian adalah siswa laki-laki kelas VIII D Sekolah Islam Ar Raihan yang memiliki nilai rata-rata harian
sedang sebanyak 21 orang.

Analisis statistik
Teknik analisis data menggunakan teknik analisis butir yang terdiri dari uji validitas, uji reliabilitas, uji indeks
kesukaran, dan uji daya beda. Uji validitas soal dilakukan untuk mengetahui bagus atau tidaknya suatu butir soal. Uji
reliabilitas dilakukan untuk mengetahui suatu tes dapat dinyatakan reliabel apabila hasil pengukuran yang dilakukan dengan
menggunakan tes secara berulang-ulang pada subjek yang sama selalu menunjukkan hasil yang sama24. Tes indeks
kesukaran untuk menentukan bagus tidaknya soal. Uji daya beda dilakukan untuk melihat daya pembeda butir soal, yaitu
kemampuan suatu butir tes hasil belajar untuk dapat membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dan siswa
yang berkemampuan rendah sehingga sebagian besar siswa yang berkemampuan tinggi menjawab butir-butir tersebut.
lebih mungkin untuk menjawab dengan benar, sedangkan siswa yang memiliki kemampuan rendah untuk menjawab item
tersebut sebagian besar tidak dapat menjawab item dengan benar. Semua analisis butir soal menggunakan aplikasi “Simpel PAS”.
Kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa dinilai melalui perolehan soal berbasis HOTS yang disajikan dalam
rumus berikut:

Nilai siswa = x100

Kriteria interpretasi skor berdasarkan rumus di atas jika siswa dengan skor 81-100 memiliki kriteria “sangat baik”,
skor 61–80 memiliki kriteria “baik”, skor 41–60 memiliki kriteria “cukup”, skor 21 – 40 memiliki “kriteria buruk”, Dan skor <20
memiliki kriteria “sangat buruk”25 .

AKU AKU AKU. Hasil

Hasil pengembangan dalam penelitian ini berupa instrumen tes berbasis soal HOTS berbentuk essay. Bentuk
soal esai diharapkan mampu mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa secara mendalam. Soal HOTS yang
diujikan pada siswa sebaiknya disajikan dalam bentuk uraian atau uraian untuk mengetahui proses siswa menyelesaikan
soal pada soal dan siswa mampu berpikir kritis26 .
Instrumen tes yang baik adalah tes yang valid, reliabel, objektif, dan praktis. Untuk mengetahui validitas dan
reliabilitas tes, peneliti akan menganalisis setiap item yang telah diberikan. Objektivitas suatu tes dapat berupa

DOI: 10.9790/7388-1006024246 www.iosrjournals.org 44 | Halaman


Machine Translated by Google

Pengembangan Instrumen Tes Berbasis Hots (Higher Order Thinking Skills) Menggunakan Edmodo

dilihat apakah tes tersebut sesuai dengan materi yang telah diberikan dalam proses pembelajaran, dan untuk melihat
kepraktisan suatu tes dapat diketahui dari pelaksanaan tes yang mudah dan tidak memerlukan banyak alat24 .

Instrumen tes yang dikembangkan berupa posttest atau tes yang dilaksanakan setelah pembelajaran berakhir.
Post test yang bertujuan untuk mengetahui apakah semua materi pelajaran yang tergolong penting dapat dikuasai dengan
sebaik-baiknya oleh siswa24 .
Setelah instrumen tes diujikan kepada siswa, jawaban siswa kemudian dianalisis untuk mengetahui kelayakan
instrumen tes tersebut. Ada empat analisis butir soal, yaitu validitas, reliabilitas, indeks kesukaran, dan daya pembeda. Dari
keempat tes diketahui bahwa instrumen tes berbasis soal HOTS yang dikembangkan valid, reliabel, memiliki indeks
kesukaran sedang, dan memiliki daya pembeda yang baik.
Pengembangan instrumen tes berbasis soal HOTS tentunya akan menambah wawasan dan kemampuan guru
dalam merancang soal HOTS berikut ini. Pengembangan soal HOTS dapat membantu meningkatkan pemahaman guru
tentang penulisan soal HOTS dan meningkatkan keterampilan guru dalam menyusun instrumen penilaian HOTS27 .

Dengan meningkatnya keterampilan guru dalam mengembangkan soal HOTS diharapkan kualitas soal juga
meningkat. Peningkatan kualitas soal HOTS tentunya akan berdampak besar bagi siswa dan juga bagi dunia pendidikan di
Indonesia. Pendidikan memegang peranan penting dalam mencerdaskan generasi penerus bangsa. Pendidikan merupakan
pionir yang sangat penting untuk menyiapkan sumber daya manusia yang handal, sedangkan guru merupakan stakeholder
pendidikan 28 .

Penelitian ini dapat memudahkan guru untuk mengukur kemampuan berpikir siswa setelah diberikan soal-soal
HOTS. Pengembangan soal HOTS dapat membantu guru dalam menilai secara otentik seberapa tinggi kemampuan berpikir
tingkat tinggi yang dimiliki oleh siswa29 .

IV. Pembahasan
Hasil keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa dapat dilihat setelah siswa diberikan soal-soal HOTS. Analisis
kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa dapat diperoleh melalui pengolahan pada instrumen penilaian HOTS30 .

Persentase Higher Order Thinking Siswa


Keahlian

57%
60%
50%
40%
30%
20% 14% 14%
10%
10% 5%
0%
Sangat Bagus Adil Miskin Sangat miskin

Gambar 1. Persentase Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa.

Berdasarkan Gambar 1. Persentase tingkat kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa menunjukkan bahwa 14%
siswa dengan kriteria “sangat baik”, 10% dengan kriteria “baik”, 5% dengan kriteria “cukup”, 57% dengan kriteria “cukup”.
kriteria “buruk” dan 14% dengan kriteria “sangat buruk”. Dari skor keseluruhan diperoleh skor rata-rata 41 termasuk kategori
“cukup”.
Dengan mengetahui persentase kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa, guru dapat menyesuaikan pembelajaran
seperti apa, perlakuan seperti apa, dan jenis soal apa yang akan diberikan kepada siswa sehingga siswa dapat terus
melatih kemampuan berpikirnya. Guru hendaknya mengembangkan soal-soal HOTS untuk membantu siswa agar memiliki
kemampuan berpikir tingkat tinggi dan mereka dapat terbiasa dengan soal-soal tingkat tinggi29 .
Pemberian soal-soal HOTS dapat mengaktifkan dan melatih kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. Keterampilan
berpikir tingkat tinggi tidak hanya berguna bagi kehidupan siswa saat ini tetapi juga di masa yang akan datang. Guru yang
mampu memberikan dorongan berpikir tingkat tinggi, maka siswa akan memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi yang
mampu bersaing dalam dunia kerja yang semakin ketat .

DOI: 10.9790/7388-1006024246 www.iosrjournals.org 45 | Halaman


Machine Translated by Google

Pengembangan Instrumen Tes Berbasis Hots (Higher Order Thinking Skills) Menggunakan Edmodo

V. Kesimpulan
Produk akhir dalam penelitian ini menghasilkan instrumen tes berbasis soal HOTS berbentuk essay dengan
tingkat validitas tinggi, reliabilitas sangat tinggi, indeks kesukaran sedang, dan daya pembeda yang baik, hal ini
menunjukkan bahwa soal-soal tersebut layak untuk digunakan. digunakan sebagai instrumen penilaian dan dapat
disimpan dalam bank soal agar nantinya dapat digunakan oleh guru. Instrumen tes yang dikembangkan berhasil
mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. Siswa dapat menggunakan produk akhir instrumen tes berbasis soal
HOTS sebagai bahan untuk melatih keterampilan berpikir tingkat tinggi khususnya pada pendidikan IPS.

Referensi
[1]. Zulyan, SV, Berchah, P., & Muhammad, MA (2014). PengaruhKeteladanan Guru TerhadapSikapBelajarPesertaDidik.
Jurnal FKIP UNILA, 2 (2), 1-12.
[2]. Wibowo, S., Holilulloh, & Muhammad, MA (2013). Persepsi Guru SMA Negeri 1
SekampungTerhadapRencanaPelaksanaanKurikulum 2013. Jurnal FKIP UNILA, 1(8), 1-15.
[3]. Nurmalisa, Y., & Muhammad, MA (2016). PeranLembagaSosialTerhadapPembinaan Moral Remaja di SekolahMenengahAtas.
JurnalIlmiahPendidikanPancasiladanKewarganegaraan, 1 (1), 64-71.
[4]. Abidin, Berchah,R.P., & Muhammad,
F., M. A. (2015). Peran Guru
PendidikanKewarganegaraandalamMengembangkanKecerdasan Moral Pesertadidik. JurnalKulturDemokrasi, 3(1), 1-14.
[5]. Syahbana, A. (2012). PeningkatanKemampuanBerpikirKritisMatematisPesertadidik SMP MelaluiPendekatan Contextual Teaching And Learning.
Edumatica, 02 (01), 45-57.
[6]. Cukup baik, FL (1949). Tes Mental, Sejarahnya, Prinsip, dan Aplikasinya. California: Rinhart.
[7]. Cronbach, LJ (1960). Esensi Tes Psikologis. New York: Penerbit Harper & Row.
[8]. Anastasi, A. (1977). Tes Psikologis, edisi ke-7. AlihbahasaolehRobertusHariono S. Imam, Jilid 2. Jakarta: Prenhalindo.
[9]. Sax, G. (1980). Prinsip Pengukuran dan Evaluasi Pendidikan dan Psikologis. California: Perusahaan Penerbitan Wadsworth.

[10]. Greaney, V., &Kellaghan, T. (2008). Penilaian Nasional Prestasi Pendidikan. Washington, DC: Bank Dunia.
[11]. Purwanto. (2011). EvaluasiHasilBelajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. [12].
Linn, R., &Gronlund, N. (2000). Pengukuran dan Penilaian dalam Pengajaran. New Jersey: Prentice Hall.
[13]. Shermis, MD, & Di Vesta, FJ (2011). Penilaian Kelas dalam Tindakan. Plymounth: Penerbit Rawman & Littlefield.
[14]. Widyoko, SEP (2014). PenilaianHasilPembelajaran di Sekolahan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
[15]. Mandasari, AA, Sri, PAW, & Win, D. (2015). Uji Toksisitas Akut Polisakarida Krestin dari Ekstrak Coriolusversicolor dengan Parameter Kerusakan
Hepatosit, Enzim SGPT dan SGOT pada Mencit. JurnalSainVeteriner. 33 (1), 69-74. [16].
Allen, MJ, & Yen, WM (1979). Pengantar Teori Pengukuran. Monterey: Brooks/Cole.
[17]. Anderson, LW, & Krathwohl. (2001). Taksonomi untuk Belajar, Mengajar, dan Menilai, Revisi Taksonomi Bloom
Tujuan Pendidikan. New York: Addison Wesley Lonman Inc.
[18]. Brookhart, SM (2010). Cara Menilai Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi di Kelas Anda. Virginia: Buku Anggota ACSD.
[19]. Kemendikbud. (2017). ModulPenyusunanSoal Higher Order Thinking Skill (HOTS). Jakarta: Direktorat Pembinaan SMA DitjenPendidikanDasardanMenengah.

[20]. Kusuma, MD, Undang, R., Abdurrahman, & Agus, S. (2017). Pengembangan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi (HOTS)
Asesmen Instrumen Dalam Pembelajaran Fisika. Jurnal Penelitian & Metode IOSR dalam Pendidikan (IOSR-JRME), 7 (1), 26-32.
[21]. Elgisk. (2015). Pengertian, Kegunaan,
fungsi,Kelebihan, danKekuranganEdmodo. Diambil dari https://aboutgirlsite.wordpress.com/2015/11/02/
pengertian-fungsi-kegunaan-kelebihan-dan-kekurangan-edmodo/.
[22]. Arsita, Adelina,M.,
(2014). H., & Muhammad, M. A. PengaruhTayangan Film
KartunTerhadapPolaTingkahLakuAnakUsiaSekolahDasar. Jurnal FKIP UNILA, 2 (7), 1-12.
[23]. Thiagarajan, S., dkk. (1974). Pengembangan Instruksional Untuk Pelatihan Guru Anak Luar Biasa, Sebuah Buku Sumber.
Minnesota: Universitas Minnesota.
[24]. Sudijono, A. (2012). PengantarEvaluasiPendidikan. Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada.
[25]. Purbaningrum, KA (2017). KemampuanBerpikir Tingkat TinggiPesertaDidik SMP dalamPemecahahanMasalahMatematikaDitinjau
Dari Gaya Belajar. JPPM, 10 (2), 40–49.
[26]. Sonya, P. (2020). Analisis Hots Dan Model TimssDalamPengembanganSoalFisikaUntukMeningkatkanAspekKognitifSiswa.
Diperoleh dari https://doi.org/10.31219/osf.io/qrk52.
[27]. Fanani, MZ (2018). StrategiPengembanganSoal Higher Order Thinking Skill (HOTS) Dalam Kurikulum 2013. Jurnal Islam
Pendidikan Agama, 2 (1), 57-76.
[28]. Puspaningtyas, N. A. (2018). Peningkatan BerpikirLebih
(HOTS)
tinggi Memesan Keterampilan

MelaluiStrategiPembelajaranPeningkatanKemampuanBerpikir (SPPKB) PadaPembelajaranEkonomiKelas X SMK Muhammadiyah 1 Wates.


Yogyakarta: UNY.
[29]. Lestari, A., Asep, S., & Ghullam, H. (2016). PengembanganSoalTesBerbasisHotsPada Model PembelajaranLatihanPenelitian di SekolahDasar.
Pedadidaktika, 3 (1), 74-83.
[30]. Purbaningrum, KA (2017). KemampuanBerpikir Tingkat TinggiPesertaDidik SMP dalamPemecahahanMasalahMatematikaDitinjau
Dari Gaya Belajar. JPPM, 10 (2), 40–49.
[31]. Aisah, S. (2020). PengembanganInstrumenPenilaian Higher Order Thinking Skills (HOTS) Pada Mata PelajaranKorespondensiKelas X OTP di SMK
Negeri 1 Jombang. JurnalPendidikanAdministrasiPerkantoran, 8 (1), 146-156.

Maria Alifah. “Pengembangan Instrumen Tes Berbasis Hots (Higher Order Thinking Skills) Menggunakan Edmodo.” IOSR
Journal of Research & Method in Education (IOSR-JRME) , vol. 10, tidak. 6, 2020, hlm. 42-46.

DOI: 10.9790/7388-1006024246 www.iosrjournals.org 46 | Halaman

Anda mungkin juga menyukai