Anda di halaman 1dari 12

Volume 3, Nomor 1, Februari 2020, Halaman 102—113

p-ISSN 2615-725X (Print) e-ISSN 2615-8655 (Online)


http://diglosiaunmul.com/index.php/diglosia/article/view/24

PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN HIGHER ORDER


THINKING SKILLS (HOTS) PADA MATA PELAJARAN BAHASA
INDONESIA SMA DAN SMK
The Development of Higher Order Thinking Skills (HOTS) Assessment
Instruments in Indonesian Study of High School and Vocational High School

Sutami1,*, Yusak Hudiyono2, M. Ilyas3


1
Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, Universitas Mulawarman
2,3
Universitas Mulawarman
Pos-el Korespondensi: tamisutami99@gmail.com

Abstract: This research aims to produce a valid and reliable Indonesian language assessment instrument in form of
HOTS test items and it describes the quality of HOTS test items to measure HOTS skill for the tenth grade of
SMA and SMK students. This study was a research and development study adapted from Borg & Gall’s
development model, including the following steps: research and information collection, planning, early product
development, limited try out, revising the early product, field try out, and revising the final product. The research’s
result shows that the HOTS assessment instrument in the form of HOTS test consists of 40 multiple choice items
and 5 essay test items. Based on the judgment of the materials, construction, and language was valid and appropriate
to be used. The reliability coefficients were 0.88 for the multiple-choice items, and 0.79 for essays. The multiple-choice
items have the average difficulty 0.57 (average), the average of item discrimination 0.44 (good), and the distractors
function well. The essay items have the average of item difficulty 0.60 (average) and the average of item discrimination
0.45 (good).
Keywords: development, assessment instrument, higher order thinking skills, Indonesian language in senior high
school and vocational high school

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan instrumen asesmen bahasa Indonesia berupa
soal tes HOTS yang valid dan reliabel dan mendeskripsikan kualitas soal tes HOTS untuk mengukur
keterampilan berpikir tingkat tinggi pada peserta didik SMA dan SMK kelas X semester 1.
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang diadaptasi dari model pengembangan Borg
& Gall, yang meliputi langkah-langkah sebagai berikut: penelitian pendahuluan, perencanaan,
pengembangan produk awal, revisi produk awal, uji coba terbatas, uji coba lapangan, dan revisi
produk akhir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa instrumen asesmen HOTS berupa soal tes
HOTS yang terdiri dari 40 butir soal pilihan ganda dan 5 butir soal uraian dari aspek materi,
konstruksi, dan bahasa dinyatakan valid dan layak digunakan. Instrumen tersebut mempunyai
koefisien reliabilitas sebesar 0,88 kategori sangat tinggi untuk soal pilihan ganda dan sebesar 0,79
kategori tinggi untuk soal uraian. Soal pilihan ganda memiliki rata-rata tingkat kesukaran 0,57
(sedang), rata-rata daya pembeda 0,44 (baik), dan semua pengecoh berfungsi baik. Soal uraian
memiliki rata-rata tingkat kesukaran 0,60 (sedang) dengan rata-rata daya pembeda 0,45 (baik).
Kata kunci: pengembangan, instrumen asesmen, higher order thinking skills, bahasa Indonesia SMA
dan SMK

102 Diglosia, Volume 3, Nomor 1, Februari 2020


Pengembangan Instrumen Asesmen Higher Order Thinking Skills (HOTS)
pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMA dan SMK

A. PENDAHULUAN kenyataan di atas, maka perlu adanya


Penilaian merupakan proses perubahan sistem dalam pembelajaran
pengumpulan dan pengolahan informasi dan penilaian. Penilaian yang
untuk mengukur pencapaian hasil belajar dikembangkan oleh guru diharapkan
peserta didik. Berdasarkan Permendikbud dapat mendorong peningkatan
nomor 23 tahun 2016 tentang Standar kemampuan berpikir tingkat tinggi,
Penilaian, penilaian hasil belajar peserta meningkatkan kreativitas, dan
didik meliputi aspek sikap, pengetahuan, membangun kemandirian peserta didik
dan keterampilan. Penilaian hasil belajar untuk menyelesaikan masalah
oleh pendidik ini bertujuan untuk (Kemdikbud, 2018).
memantau dan mengevaluasi proses, Penyempurnaan kurikulum 2013
kemajuan belajar, dan perbaikan hasil antara lain pada standar isi diperkaya
belajar peserta didik secara dengan kebutuhan peserta didik untuk
berkesinambungan. berpikir kritis dan analitis sesuai dengan
Sebagai bagian dari evaluasi, standar internasional, sedangkan pada
Indonesia melakukan benchmark standar penilaian memberi ruang pada
internasional dengan mengikuti Trends in pengembangan instrumen penilaian yang
International Mathematics and Science Study mengukur berpikir tingkat tinggi.
(TIMSS) dan Programme for International Penilaian hasil belajar diharapkan dapat
Student Assessment (PISA). Hasil TIMMS membantu peserta didik untuk
tahun 2015 untuk kelas IV Sekolah meningkatkan kemampuan higher order
Dasar, Indonesia mendapatkan rata-rata thinking skills (HOTS), karena berpikir
nilai 397 dan menempati peringkat 4 tingkat tinggi dapat mendorong peserta
terbawah dari 43 negara yang mengikuti didik untuk berpikir secara luas dan
TIMMS (Sumber: TIMMS 2015 mendalam tentang materi pelajaran.
Internasional Database. Sementara untuk Pengertian kemampuan berpikir
PISA tahun 2015, Indonesia tingkat tinggi atau higher order thinking skills
mendapatkan rata-rata nilai 397 untuk menurut Brookhart (2010, hlm. 5):
membaca (peringkat terakhir), 403 untuk
sains (peringkat ketiga dari bawah), dan “Higher order thinking conceived of as the
386 untuk matematika (peringkat kedua top end of the Bloom’s cognitive taxonomy.
dari bawah) dari 72 negara yang The teaching goal behind any of the
mengikuti (Sumber: OECD, PISA 2015 cognitive taxonomies is equipping students
Database). Pada umumnya kemampuan to be able to do transfer. “Being able to
peserta didik Indonesia sangat rendah think” means students can apply the
dalam: (1) memahami informasi yang knowledge and skills they developed during
kompleks; (2) teori, analisis, dan their learning to new contexts. “New” here
pemecahan masalah; (3) pemakaian alat, means applications that the student has not
prosedur dan pemecahan masalah; dan thought of before, not necessarily something
(4) melakukan investigasi (Kemdikbud, universally new. Higher order thinking is
2018). conceived as students being able to relate
Hasil pengukuran capaian siswa their learning to other elements beyond those
berdasar UN ternyata selaras dengan they were taught to associate with it.”
capaian PISA maupun TIMSS. Hasil UN
tahun 2018 menunjukkan bahwa peserta Soal-soal HOTS merupakan
didik masih lemah dalam keterampilan instrumen pengukuran yang digunakan
berpikir tingkat tinggi (higher order thinking untuk mengukur kemampuan berpikir
skill) seperti menalar, menganalisis, dan tingkat tinggi, yaitu kemampuan berpikir
mengevaluasi. Berdasarkan kenyataan- yang tidak sekadar mengingat (recall),

Diglosia, Volume 3, Nomor 1, Februari 2020 103


Sutami, Yusak Hudiyono, M. Ilyas

menyatakan kembali (restate), atau penerapan atau aplikasi (C3). Asesmen


merujuk tanpa melakukan pengolahan yang digunakan dalam pembelajaran
(recite). Soal-soal HOTS pada konteks kurang merangsang peserta didik untuk
asesmen mengukur kemampuan: (1) berpikir secara sistematis, kritis, logis, dan
transfer satu konsep ke konsep lainnya, analitis. Permasalahan yang dihadapi oleh
(2) memproses dan menerapkan guru adalah kemampuan guru dalam
informasi, (3) mencari kaitan dari mengembangkan instrumen asesmen
berbagai informasi yang berbeda-beda, (4) HOTS masih kurang dan belum
menggunakan informasi untuk tersedianya instrumen asesmen yang
menyelesaikan masalah, dan (5) menelaah didesain khusus untuk melatih HOTS.
ide dan informasi secara kritis. Dengan Berdasarkan permasalahan di atas,
demikian soal-soal HOTS menguji perlu dikembangkan instrumen asesmen
keterampilan berpikir menganalisis, HOTS yang berupa soal tes HOTS.
mengevaluasi, dan mencipta (Kemdikbud, Instrumen asesmen HOTS yang
2018). dikembangkan bertujuan untuk
Penilaian berorientasi HOTS menghasilkan instrumen yang valid dan
bukanlah sebuah bentuk penilaian yang reliabel untuk mengukur HOTS peserta
baru bagi guru dalam melakukan didik. Penelitian ini mempunyai manfaat
penilaian. Tetapi penilaian berorientasi antara lain: instrumen asesmen yang
HOTS ini memaksimalkan keterampilan sudah valid dan reliabel dapat digunakan
guru dalam melakukan penilaian. Guru oleh guru untuk mengukur HOTS peserta
dalam penilaian ini harus menekankan didik, sebagai acuan untuk
pada penilaian sikap, pengetahuan, dan mengembangkan instrumen asesmen
keterampilan yang bisa meningkatkan HOTS pada Kompetensi Dasar (KD)
keterampilan peserta didik dalam proses yang lainnya, dan dapat digunakan oleh
pembelajaran berorientasi HOTS. peserta didik sebagai bahan latihan soal
Kualitas instrumen penilaian hasil belajar dalam melatih HOTS.
berpengaruh langsung dalam keakuratan Penilaian merupakan prosedur yang
status pencapaian hasil belajar peserta digunakan untuk mendapatkan informasi
didik. Oleh karena itu, kedudukan untuk mengukur taraf pengetahuan dan
instrumen penilaian hasil belajar sangat keterampilan subjek didik yang hasilnya
strategis dalam pengambilan keputusan akan digunakan untuk keperluan evaluasi.
guru dan sekolah terkait pencapaian hasil Informasi adalah data yang diperoleh
belajar peserta didik yang di antaranya melalui pengukuran dan nonpengukuran
kemampuan berpikir tingkat tinggi. termasuk di dalamnya dengan melakukan
Permasalahan yang terjadi di sekolah, observasi kelas, menggunakan tes yang
soal-soal yang dibuat guru cenderung standar atau buatan tes guru, proyek dan
lebih banyak menguji aspek ingatan yang portofolio subjek belajar (Subali, 2010).
kurang melatih keterampilan berpikir Dilihat dari tekniknya, Poerwanti
tingkat tinggi peserta didik. Hasil (2001) mengatakan bahwa penilaian
wawancara dengan beberapa guru di proses dan hasil belajar dibedakan
SMA dan SMK kota Samarinda menjadi dua macam, yaitu dengan teknik
menggambarkan bahwa hanya 30% tes dan nontes. Namun, pada umumnya
instrumen tes yang digunakan pada level pengajar lebih banyak menggunakan tes
menganalisis (C4), mengevaluasi (C5) dan sebagai alat ukur. Dalam penulisan soal,
mengkreasi (C6). Sementara itu, 70% Sunarti dan Rahmawati (2014)
instrumen tes yang digunakan sebagian mengatakan bahwa ada beberapa kaidah
besar berupa soal-soal pada level yang perlu diperhatikan yaitu ketepatan
pengetahuan (C1), pemahaman (C2), materi, konstruksi dan bahasa. Selain

104 Diglosia, Volume 3, Nomor 1, Februari 2020


Pengembangan Instrumen Asesmen Higher Order Thinking Skills (HOTS)
pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMA dan SMK

memperhatikan kaidah dalam penulisan dikembangkan. Validasi dilakukan pada


soal tes pilihan ganda, penulis soal juga tahap pengembangan produk awal oleh
harus memberikan skor dengan baik. tiga ahli yaitu ahli materi, ahli konstruksi,
Analisis soal dilakukan untuk dan ahli bahasa. Uji coba empiris butir
mengetahui berfungsi tidaknya sebuah soal tes HOTS dilakukan dengan
soal. Analisis pada umumnya dilakukan menggunakan uji coba terbatas dan uji
melalui dua cara, yaitu analisis kualitatif coba lapangan. Uji coba terbatas
(qualitatif control) dan analisis kuantitatif dilakukan pada 30 peserta didik SMK
(quantitatif control). Analisis kualitatif sering Negeri 15 Samarinda. Uji coba lapangan
pula dinamakan sebagai validitas logis dilakukan pada 137 peserta didik yang
(logical validity) yang dilakukan sebelum berasal dari SMA Negeri 1 Samarinda,
soal digunakan untuk melihat berfungsi SMA Negeri 3 Samarinda, SMK Negeri
tidaknya sebuah soal. Analisis soal secara 15 Samarinda, dan SMKS TI Airlangga
kuantitatif sering pula dinamakan sebagai Samarinda. Analisis data uji coba
validitas empiris (empirical validity) yang menggunakan parameter teori tes klasik
dilakukan untuk melihat lebih berfungsi untuk mengetahui kualitas soal tes HOTS
atau tidaknya sebuah soal, setelah soal itu secara empiris sebagai dasar untuk revisi
diujicobakan kepada sampel yang dan perakitan soal tes HOTS.
representatif. Data dalam penelitian ini meliputi
data kualitatif dan kuantitatif. Data-data
B. METODE ini bertujuan untuk memberi gambaran
Metode penelitian ini mengacu pada mengenai kualitas produk yang
metode penelitian dan pengembangan dikembangkan. Data kualitatif diperoleh
atau Research and Development. Produk yang dari hasil validasi ahli produk awal soal
dikembangkan adalah instrumen asesmen tes HOTS, sedangkan data kuantitatif
HOTS berupa soal tes HOTS pilihan diperoleh dari uji coba produk soal tes
ganda dan soal tes HOTS uraian. Untuk HOTS. Instrumen penelitian yang
mendapatkan produk awal dikembangkan dalam penelitian ini
pengembangan, pada penelitian ini diklasifikasikan menjadi dua macam yang
dilakukan adaptasi dari model masing-masing digunakan untuk
pengembangan Borg & Gall. Dari 10 memenuhi kriteria valid dan reliabel.
langkah pengembangan model Borg & Data penilaian ahli terhadap soal
Gall diadaptasi menjadi delapan langkah dianalisis dengan teknik deskriptif dengan
pengembangan yaitu: (1) penelitian menggunakan persentase (Purwanto,
pendahuluan dan pengumpulan 2010). Analisis data dilakukan dengan
informasi, (2) perencanaan, (3) cara menghitung skor yang dicapai dari
pengembangan produk awal, (4) validasi seluruh aspek yang dinilai. Instrumen
produk awal (5) revisi produk awal, (6) uji untuk mengukur kevalidan digunakan
coba terbatas, (7) uji coba analisis lembar validasi (telaah soal tes) yang
lapangan, dan (8) revisi produk akhir. terdiri dari tiga aspek, yaitu materi,
Pada tahap analisis kebutuhan konstruksi, dan bahasa.
dilakukan observasi dan wawancara pada Soal tes valid atau layak digunakan
beberapa guru kelas X terkait penilaian berdasarkan penilaian dari validator.
yang biasanya dilakukan untuk Kriteria validasi butir soal menggunakan
mengetahui persentase penggunaan empat pilihan yaitu nilai 4 untuk kategori
tingkat Taksonomi Bloom dalam soal. sangat sesuai (sangat layak), nilai 3 untuk
Pada tahap ini juga telah dilakukan studi kategori sesuai (layak), nilai 2 untuk
pustaka, ini dilakukan untuk pengenalan kategori kurang sesuai (perlu diperbaiki),
sementara terhadap produk yang akan dan nilai 1 untuk kategori tidak sesuai

Diglosia, Volume 3, Nomor 1, Februari 2020 105


Sutami, Yusak Hudiyono, M. Ilyas

(perlu diganti) untuk setiap nomor butir yang ada. Hasil studi pendahuluan ini
soal. digunakan sebagai dasar atau landasan
Instrumen untuk mengukur untuk mengembangkan produk. Studi
reliabilitas digunakan dua perangkat soal pendahuluan yang dilakukan adalah
tes yaitu seperangkat soal pilihan ganda wawancara dengan beberapa guru mata
dan soal uraian. Soal tes HOTS diujikan pelajaran bahasa Indonesia dan
secara individu dan hasilnya dianalisis penyebaran angket kebutuhan siswa.
secara kuantitatif untuk mengetahui Dari wawancara yang dilakukan
estimasi koefisien reliabilitas instrumen diketahui bahwa Persentase level kognitif
asesmen yang dikembangkan. pada soal yang disusun oleh sebagian
Teknik pengumpulan data yang besar guru belum merujuk pada level
digunakan peneliti adalah sebagai berikut: kognitif HOTS. Rata-rata guru membuat
(1) menyusun instrumen yang akan soal dengan persentase level kognitif
digunakan dalam penelitian, seperti soal LOTS lebih besar dari pada level kognitif
tes HOTS, rubrik penskoran dan HOTS dengan perbandingan 70% dan
penilaian, (2) menentukan validitas isi 30%. Sebagian besar guru merasa masih
instrumen dengan expert judgment atau kesulitan menyusun soal HOTS, hal ini
meminta beberapa ahli untuk dikarenakan guru belum memahami soal
memvalidasi instrumen yang telah dibuat, HOTS dan belum tersedianya referensi
(3) melakukan revisi instrumen sesuai berupa kumpulan soal HOTS. Oleh
dengan saran validator, (4) melakukan uji karena itu, guru merasa sangat perlu
coba instrumen penelitian, (5) adanya kumpulan soal HOTS sebagai
menentukan reliabilitas, tingkat bahan belajar dan sebagai referensi
kesukaran, daya pembeda butir soal dan penulisan soal HOTS.
fungsi pengecoh pilihan jawaban, (6) Kesimpulan dari angket kebutuhan
melakukan revisi instrumen berdasarkan peserta didik adalah 92% peserta didik
analisis hasil uji coba. memilih instrumen tes Higher Order
Analisis kualitatif soal tes HOTS Thinking Skill yang digunakan sebagai
diperoleh dari hasil lembar validasi (telaah acuan untuk evaluasi hasil belajar.
soal tes) yang dilakukan dengan cara Sebanyak 89,8% peserta didik
deskriptif kualitatif dengan menggunakan menginginkan adanya pengembangan soal
penghitungan persentase. Analisis Higher Order Thinking Skill. Secara umum
kuantitatif data yang diperoleh dari alasan dari responden memilih soal
respons jawaban peserta didik dianalisis HOTS karena dapat merangsang
dengan menggunakan bantuan software kemampuannya untuk berpikir tingkat
Anates 4.0 untuk analisis soal pilihan tinggi sehingga peserta didik dapat
ganda dan esai. Analisis butir soal melatih kemampuan berpikir kreatif dan
digunakan untuk mengetahui kelayakan kritis.
butir soal yang meliputi reliabilitas,
tingkat kesukaran, daya pembeda, dan 2. Hasil Desain Pengembangan
penyebaran pilihan jawaban (pengecoh). Produk
Untuk menulis butir soal HOTS,
C. PEMBAHASAN terlebih dahulu penulis menentukan
1. Hasil Studi Pendahuluan perilaku yang hendak diukur dan
Penelitian pengembangan yang telah merumuskan materi yang akan dijadikan
dilakukan dimulai dengan studi dasar pertanyaan dalam konteks tertentu
pendahuluan di sekolah. Studi sesuai dengan perilaku yang diharapkan.
pendahuluan ini dimaksudkan untuk Adapun langkah yang dilakukan dalam
mengetahui kebutuhan dan permasalahan penyusunan soal HOTS yakni (1)

106 Diglosia, Volume 3, Nomor 1, Februari 2020


Pengembangan Instrumen Asesmen Higher Order Thinking Skills (HOTS)
pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMA dan SMK

menganalisis KD yang dapat dibuat soal- dinilai pada soal pilihan ganda adalah
soal HOTS, (2) menyusun kisi-kisi soal, 94,42% dengan kategori termasuk sangat
(3) merumuskan stimulus yang baik. Aspek materi sebesar 98,28%
kontekstual, (4) menulis butir soal sesuai dengan kriteria sangat baik, aspek
kisi-kisi, dan (5) membuat pedoman konstruksi sebesar 90% dengan kriteria
penskoran dan kunci jawaban. sangat baik, dan aspek bahasa sebesar
Proses yang dilakukan dalam 95% dengan kriteria sangat baik.
pengembangan ini meliputi penyusunan Sementara itu rata-rata persentase
produk soal tes HOTS. Soal tes HOTS keseluruhan aspek yang dinilai pada soal
yang dirancang dilakukan penilaian oleh esai adalah 94,79% dengan kategori
validator ahli, dilakukan revisi untuk termasuk sangat baik. Aspek materi
kemudian diperoleh produk awal soal tes sebesar 99,37% dengan kriteria sangat
HOTS yang siap digunakan sebagai bahan baik, aspek konstruksi sebesar 95%
uji coba terbatas. Hasil dari uji coba dengan kriteria sangat baik, dan aspek
terbatas, sebagai bahan revisi untuk bahasa sebesar 90% dengan kriteria
kemudian menjadi produk utama soal tes sangat baik. Berdasarkan kriteria
HOTS yang siap digunakan sebagai bahan penilaian, baik soal pilihan ganda maupun
uji coba lapangan. Setelah diperoleh soal esai dinyatakan layak untuk
estimasi koefisien reliabilitas, kriteria diujicobakan.
tingkat kesukaran, daya pembeda, dan
alternatif pengecoh dari hasil uji coba 4. Hasil Uji Coba Produk
lapangan, diperoleh produk akhir soal tes a. Hasil Uji Coba Skala Kecil (Uji
HOTS yang siap digunakan. Terbatas)
Reliabilitas atau keajekan pengukuran
3. Hasil Validasi Produk adalah konsistensi dari sebuah
Validasi dilakukan untuk menguji pengukuran. Hasil pengujian reliabilitas
kelayakan produk sebelum diujikan pada instrumen HOTS disajikan dalam Tabel
uji terbatas maupun uji lapangan. Rata- 1.
rata persentase keseluruhan aspek yang

Tabel 1. Reliabilitas Produk Awal

Nomor Butir Soal Koefisien Reliabilitas Kriteria


1 – 40 (Pilihan ganda) 0,94 Sangat tinggi
1 – 5 (Esai) 0,79 Tinggi

Berdasarkan Tabel 1, dapat diketahui tinggi. Itu artinya produk asesmen berupa
nilai reliabilitas dari produk awal soal tes soal HOTS bentuk pilihan ganda dan esai
HOTS pilihan ganda berada pada rentang yang dikembangkan layak digunakan.
0,80—1,00 yang dikategorikan sangat Tingkat kesukaran diperlukan untuk
tinggi, soal tes HOTS esai berada pada mengetahui seberapa sukar instrumen
rentang 0,60—0,79 yang dikategorikan yang diujikan berdasarkan hasil tes yang
tinggi artinya instrumen penilaian tersebut dikerjakan oleh peserta didik.
memiliki keajekan atau konsistensi yang

Diglosia, Volume 3, Nomor 1, Februari 2020 107


Sutami, Yusak Hudiyono, M. Ilyas

Tabel 2. Tingkat Kesukaran Produk Awal Soal Tes HOTS Pilihan Ganda

Kategori Nomor Butir Soal Jumlah Persentase


0,00—0,29 3, 7, 8, 10, 15, 23, 38 7 17,5%
(Sukar)
0,30—0,69 1, 2, 4, 5, 6, 9, 11, 12, 13, 14, 16, 17, 18, 19, 20, 31 77,5%
(Sedang) 21, 24, 25, 26, 27, 28, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36,
37, 39, 40
0,70—1,00 22, 29 2 5%
(Mudah)

Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui Soal dengan kategori sukar sebanyak 7


bahwa tingkat kesukaran soal bentuk butir soal (17,5%) dan soal dengan
pilihan ganda berkisaran pada kategori kategori mudah sebanyak 2 butir soal
sedang sebanyak 33 butir soal (77,5%). (5%).

Tabel 3. Tingkat Kesukaran Produk Awal Soal Tes HOTS Esai

Kategori Nomor Butir Soal Jumlah Persentase


0,30—0,69 1, 2, 3, 4, 5 5 100%
(Sedang)

Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui Daya pembeda adalah kemampuan suatu


bahwa tingkat kesukaran soal bentuk esai butir item tes hasil belajar untuk dapat
berada pada kategori sedang yaitu membedakan antara testee yang
sebanyak 5 butir soal (100%). berkemampuan tinggi dengan testee yang
kemampuannya rendah.

Tabel 4. Daya Pembeda Produk Awal Soal Tes HOTS Pilihan Ganda

Kategori Nomor Butir Soal Jumlah Persentase


0,20—0,39 5, 6, 10, 17, 20, 22, 24, 31, 32, 35 10 25%
(Cukup)
0,40—0,69 1, 2, 3, 4, 7, 9, 11, 12, 13, 14, 18, 25, 26, 27, 23 57,5%
(Baik) 28, 29, 30, 33, 36, 37, 38, 39, 40
0,70—1,00 8, 15, 16, 19, 21, 23, 34 7 17,5%
(Sangat baik)

Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui sebanyak 10 butir soal (20%). Soal


bahwa daya pembeda produk awal soal dengan daya pembeda kategori baik
tes HOTS pilihan ganda tidak terdapat sebanyak 23 butir soal (57,5%) dan soal
daya pembeda kategori kurang. Soal dengan daya pembeda kategori sangat
dengan daya pembeda kategori cukup baik sebanyak 7 butir soal (17,5%).

108 Diglosia, Volume 3, Nomor 1, Februari 2020


Pengembangan Instrumen Asesmen Higher Order Thinking Skills (HOTS)
pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMA dan SMK

Tabel 5. Daya Pembeda Produk Awal Soal Tes HOTS Esai

Kategori Nomor Butir Soal Jumlah Persentase


0,20—0,39 3 1 20%
(Cukup)

0,40—0,69 1, 2, 4, 5 4 80%
(Baik)

Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui memiliki daya pembeda yang memenuhi


bahwa daya pembeda produk awal soal kriteria.
tes HOTS esai terdapat 1 butir soal (20%) Penyebaran pilihan jawaban
dengan kategori cukup dan terdapat 4 dijadikan dasar dalam penelaahan soal.
butir soal (80%) kategori baik. Sesuai Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui
dengan kriteria kualitas instrumen tes berfungsi tidaknya pilihan jawaban yang
dapat diketahui bahwa 5 butir soal esai tersedia.

Tabel 6. Penyebaran Pilihan Jawaban Produk Awal Soal Tes HOTS

Kategori Nomor Butir Soal Jumlah Persentase


Pilihan jawaban 3, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 14, 15, 16, 18, 19, 20, 21, 28 70%
≥ 5% 23, 24, 25, 26, 27, 29, 31, 32, 33, 35, 36, 38
Pilihan jawaban 1, 2, 6, 13, 17, 22, 28, 30, 34, 37, 39, 40 12 30%
< 5%

Berdasarkan Tabel 6 dapat diketahui


bahwa butir soal dengan penyebaran b. Hasil Uji Coba Skala Luas (Uji
jawaban (pengecoh) yang berfungsi baik Lapangan)
sebanyak 28 butir soal (70%) dan butir Hasil pengujian reliabilitas instrumen
soal dengan penyebaran jawaban HOTS pada uji coba skala luas atau uji
(pengecoh) yang berfungsi tidak baik coba lapangan disajikan dalam tabel
sebanyak 12 butir soal (30%). Dengan berikut.
demikian, 28 soal dikatakan memenuhi
kriteria dan 12 soal perlu direvisi.

Tabel 7. Reliabilitas Produk Utama Soal Tes HOTS

Nomor Butir Soal Koefisien Reliabilitas Kriteria


1—40 0,88 Sangat tinggi
(Pilihan ganda)
1—5 0,79 Tinggi
(Esai)

Tabel 7 menunjukkan nilai reliabilitas penilaian tersebut memiliki keajekan atau


dari produk utama soal tes HOTS pilihan konsistensi yang tinggi.
ganda berada pada rentang 0,80—1,00 Hasil pengujian tingkat kesukaran
yang dikategorikan sangat tinggi, dan soal terhadap instrumen penilaian HOTS
esai berada pada rentang 0,60—0,79 yang disajikan dalam tabel berikut.
dikategorikan tinggi artinya instrumen

Diglosia, Volume 3, Nomor 1, Februari 2020 109


Sutami, Yusak Hudiyono, M. Ilyas

Tabel 8. Tingkat Kesukaran Produk Utama Soal Tes HOTS Pilihan Ganda

Kategori Nomor Butir Soal Jumlah Persentase


0,00—0,29 1, 10, 18, 38 4 10%
(Sukar)
0,30—0,69 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 14, 15, 16, 17, 19, 21, 23, 30 75%
(Sedang) 24, 25, 26, 27, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 39, 40
0,70—1,00 13, 20, 22, 28, 29, 30 6 15%
(Mudah)

Berdasarkan Tabel 8 dapat diketahui dengan kategori sukar sebanyak 4 butir


bahwa tingkat kesukaran soal bentuk soal (10%) dan soal dengan kategori
pilihan ganda berkisaran pada kategori mudah sebanyak 6 butir soal (15%).
sedang sebanyak 30 butir soal (75%). Soal

Tabel 9. Tingkat Kesukaran Produk Utama Soal Tes HOTS Esai

Kategori Nomor Butir Soal Jumlah Persentase


0,30—0,69 1, 2, 3, 4, 5 5 100%
(Sedang)

Berdasarkan Tabel 9 dapat diketahui Secara umum daya pembeda butir soal
bahwa tingkat kesukaran soal bentuk esai pilihan ganda dan esai dapat dilihat pada
semua berada pada kategori sedang tabel 10 dan 11 berikut.
sebanyak 5 butir soal (100%).

Tabel 10. Daya Pembeda Produk Utama Soal Tes HOTS Pilihan Ganda

Kategori Nomor Butir Soal Jumlah Persentase


0,20—0,39 2, 7, 13, 14, 23, 36, 39 7 17,5%
(Cukup)
0,40—0,69 1, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 10, 11, 12, 15, 16, 17, 18, 19, 33 82,5%
(Baik) 20, 21, 22, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33,
34, 35, 37, 38, 40

Berdasarkan Tabel 10 dapat diketahui bahwa daya pembeda produk utama soal tes
HOTS pilihan ganda mempunyai daya pembeda pada kategori cukup sebanyak 7 butir soal
(17,5%), dan sebagian besar butir soal pada kategori baik yaitu sejumlah 33 butir soal
(82,5%).

Tabel 11. Daya Pembeda Produk Utama Soal Tes HOTS Esai

Kategori Nomor Butir Soal Jumlah Persentase


0,20—0,39 5 1 20%
(Cukup)
0,40—0,69 1, 2, 3, 4 4 80%
(Baik)

110 Diglosia, Volume 3, Nomor 1, Februari 2020


Pengembangan Instrumen Asesmen Higher Order Thinking Skills (HOTS)
pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMA dan SMK

Berdasarkan Tabel 11 dapat sebagian besar butir soal pada kategori


diketahui bahwa daya pembeda produk baik yaitu sejumlah 4 butir soal (80%).
utama soal tes HOTS esai pada kategori Penyebaran pilihan jawaban butir
cukup sebanyak 1 butir soal (20%) dan soal pilihan ganda dapat dilihat pada tabel
berikut.

Tabel 12. Penyebaran Jawaban Produk Utama Soal Tes HOTS

Kategori Nomor Butir Soal Jumlah Persentase


Pilihan jawaban ≥ 5% 1—40 40 100%
Pilihan jawaban < 5% - 0 0%

Berdasarkan Tabel 12 dapat mengubah posisi pilihan jawaban atau


diketahui bahwa semua butir soal mengganti pilihan jawaban dari butir soal
mempunyai penyebaran jawaban tersebut.
(pengecoh) yang berfungsi baik yakni
sebanyak 40 butir soal (100%). 6. Pembahasan
Produk akhir penelitian
5. Revisi Produk pengembangan ini adalah instrumen
Revisi produk dilakukan untuk asesmen HOTS bahasa Indonesia SMA
memperoleh produk akhir yang dan SMK kelas X semester 1 yang berupa
memenuhi kriteria valid dan reliabel. perangkat soal tes HOTS. Berdasarkan
Revisi dilakukan berdasarkan hasil hasil validasi ahli, uji coba terbatas, uji
penilaian dan analisis instrumen asesmen coba lapangan, dan perbaikan-perbaikan,
pada setiap tahap uji coba produk. Revisi serta analisis data yang dilakukan dapat
produk pada penelitian ini terdiri dari: diketahui bahwa perangkat soal tes HOTS
revisi produk hasil validasi dan revisi yang dikembangkan telah memenuhi
produk hasil uji coba terbatas. Pertama, kriteria valid dan reliabel, serta kualitas
revisi produk dilakukan berdasarkan hasil butir soal yang baik.
validasi dan saran dari masing-masing ahli Pengembangan instrumen penilaian
yaitu ahli materi, ahli konstruksi, dan ahli HOTS untuk mengukur keterampilan
bahasa. Pada aspek bahasa terdapat berpikir tingkat tinggi ini juga sejalan
beberapa perbaikan berdasarkan saran dengan hasil penelitian terdahulu yang
dari ahli bahasa antara lain kesalahan relevan yaitu menghasilkan produk
penulisan istilah asing, penggunaan instrumen asesmen yang valid dan layak
kalimat tidak efektif, dan kesalahan untuk digunakan sebagai alat evaluasi
penggunaan tanda baca. Kedua, revisi untuk mengukur keterampilan berpikir
butir soal berdasarkan hasil uji coba tingkat tinggi peserta didik. Meski
terbatas produk awal soal tes HOTS. demikian, ada perbedaan pada komposisi
Butir soal kategori diterima dengan revisi, materi dan model pengembangan yang
direvisi berdasarkan hasil analisis digunakan.
karakteristik butir soal. Beberapa Kelebihan produk pengembangan
dilakukan pada penyebaran pilihan instrumen asesmen HOTS pada mata
jawaban (pengecoh) yang kurang pelajaran bahasa Indonesia ini adalah
berfungsi untuk soal tes HOTS pilihan semua butir soal memenuhi kriteria valid
ganda. Butir soal yang memiliki dan layak berdasarkan uji teoretis (validasi
penyebaran jawaban (pengecoh) kurang materi, konstruksi, dan bahasa) dan uji
atau tidak berfungsi maka direvisi dengan empiris (uji skala terbatas dan skala luas).

Diglosia, Volume 3, Nomor 1, Februari 2020 111


Sutami, Yusak Hudiyono, M. Ilyas

Produk asesmen yang dihasilkan siap kategori sedang dengan daya pembeda
digunakan di sekolah untuk mengukur rata-rata kategori baik.
keterampilan berpikir tingkat tinggi Saran pemanfaatan produk akhir
peserta didik. instrumen asesmen HOTS adalah: (1)
Keterbatasan instrumen asesmen peserta didik dapat menggunakan produk
HOTS pada penelitian ini hanya akhir instrumen asesmen HOTS sebagai
menggunakan dua bentuk soal yaitu bahan latihan untuk melatih keterampilan
pilihan ganda dan esai. Pemilihan bentuk berpikir tingkat tinggi; (2) guru mata
soal itu disebabkan jumlah peserta tes pelajaran Bahasa Indonesia dapat
cukup banyak, sedangkan penskoran dan menggunakan produk akhir instrumen
analisis butir soal harus secepatnya asesmen HOTS untuk mengukur
dilakukan. Sehingga bentuk soal yang penguasaan pengetahuan dan
paling memungkinkan adalah soal bentuk keterampilan berpikir tingkat tinggi
pilihan ganda dan uraian. peserta didik; dan (3) produk akhir
instrumen asesmen HOTS hasil
D. SIMPULAN pengembangan yang berupa soal tes
Produk akhir dalam penelitian ini HOTS dapat digunakan sebagai acuan
menghasilkan instrumen asesmen HOTS dalam mengembangkan instrumen
bahasa Indonesia untuk mengukur asesmen HOTS pada Kompetensi Dasar
keterampilan berpikir tingkat tinggi (KD) lainnya.
peserta didik SMA dan SMK kelas X
semester 1. Instrumen asesmen berupa DAFTAR PUSTAKA
perangkat soal tes HOTS yang terdiri dari Amirono & Daryanto. (2016). Evaluasi
40 butir soal pilihan ganda dengan lima dan Penilaian Pembelajaran Kurikulum
pilihan jawaban dan 5 butir soal uraian. 2013, Yogyakarta: Gava Media.
Instrumen asesmen dikembangkan Anderson, L.W. & Krathwohl, D. R.
melalui delapan langkah pengembangan, (2001). A Taxonomy for Learning,
yaitu: (a) penelitian dan pengumpulan Teaching, and Asessing: A Revision of
informasi, (b) desain perencanaan, (c) Bloom’s Taxonomy of Educational
pengembangan produk awal, (d) validasi Objectives. A Bridged Edition. New
produk, (e) revisi produk awal, (f) uji York: Addison Wesley Longman.
coba terbatas, (g) uji coba lapangan, (h) Azwar, S. (2009). Reliabilitas dan Validitas.
revisi produk akhir. Kevalidan instrumen Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
asesmen dibuktikan dengan hasil Borg, W. R. & Gall, M. D. (1983).
penilaian ahli yang menunjukkan bahwa Educational Researcher: An introduction.
instrumen asesmen yang dikembangkan 4th Ed. New York: Longman.
layak digunakan berdasarkan telaah aspek Brookhart, S. M. (2010). How to assess
materi, konstruksi, dan bahasa. higher order thinking skills in your
Berdasarkan hasil uji coba instrumen classroom. Virginia: SCD Alexandria.
tersebut juga telah memenuhi kriteria Budiman, A., & Jailani, J. (2014).
layak dengan nilai koefisien reliabilitas Pengembangan Instrumen Asesmen
kategori sangat tinggi untuk soal pilihan Higher Order Thinking Skill (HOTS)
ganda dan kategori tinggi untuk soal pada Mata Pelajaran Matematika
uraian. Soal pilihan ganda memiliki SMP kelas VIII Semester 1. Jurnal
tingkat kesukaran rata-rata sedang, daya Riset Pendidikan Matematika, 1(2), 139-
pembeda rata-rata baik, dan semua 151.
pengecoh berfungsi baik. Soal uraian Depdiknas. (2007). Peraturan Menteri
memiliki tingkat kesukaran rata-rata Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor 20, Tahun 2007

112 Diglosia, Volume 3, Nomor 1, Februari 2020


Pengembangan Instrumen Asesmen Higher Order Thinking Skills (HOTS)
pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMA dan SMK

tentang Standar Penilaian Mengukur Ketrampilan Berpikir 164


Pendidikan. Tingkat Tinggi pada Materi
Dharmawati, R. S., & Mahanal, S. (2016). Kingdom Plantae. Jurnal Inkuiri, 3(2),
Pengembangan Instrumen Asesmen 60-74.
Berpikir Kritis Untuk Siswa SMP Poerwanti, E. (2008). Asesmen
Kelas VII pada Materi Interaksi Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas.
Makhluk Hidup dengan Purwanto. (2010). Evaluasi Hasil Belajar.
Lingkungannya. Jurnal Pendidikan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
1(8), 1598-1606. Sudjana, Nana. (2016). Penilaian Hasil
Gronlund, N. E. & Linn, R. L. (1995). Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Measurement and Assessment in Teaching. Rosdikarya
7th Ed. New Jersey: Prentice-Hall. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian
Kemdikbud. (2017). Modul Penyusunan Soal Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Higher Order Thinking Skills. Jakarta: Bandung: Alfabeta.
Direktorat Pembinaan SMA Dirjen Sumarna, S. (2007). Panduan Penulisan Tes
Pendidikan Dasar dan Menengah. Tertulis. Bandung: Remaja
Kemdikbud. (2018). Buku Penilaian Rosdakarya.
Berorientasi Higher Order Thinking Taufiqurrahman, T., Heryandi, M. T., &
Skills. Jakarta: Direktorat Pembinaan Junaidi, J. (2018). Pengembangan
SMA Dirjen Pendidikan Dasar dan Instrumen Penilaian Higher Order
Menengah. Thinking Skill pada Mata Pelajaran
Koyan, W. (2012). Konstruksi Tes. Pendidikan Agama Islam. Jurnal
Singaraja: Universitas Pendidikan Pendidikan Islam Indonesia, 2(2), 199-
Ganesha Press. 206.
Kusaeri & Suprananto. (2012). Pengukuran Zainal, A. (2019). Pengembangan
dan Penilaian Pendidikan. Yogyakarta: Instrumen Asesmen Berbasis
Graha Ilmu. Keterampilan Berpikir Tingkat
Nofiana, M., Sajidan, & Puguh. (2014). Tinggi dengan Memanfaatkan
Pengembangan Instrumen Evaluasi Kumpulan Prosa “Filosofi Kopi”.
Two-Tier Multiple Choice Question untuk Tesis. Program Pascasarjana UM.

Diglosia, Volume 3, Nomor 1, Februari 2020 113

Anda mungkin juga menyukai