Santi Ayu Marcelina S1 Pendidikan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya
Abstrak
Bahan ajar harus menyajikan materi yang baik untuk tercapainya tujuan pembelajaran.BSNP telah menetapkan kriteria kelayakan bahan ajaryaitu kelayakan isi, penyajian, kebahasaan dan kegrafikan.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis bahan ajar dan kelayakan bahan ajar yang digunakan di kelas XI IPS SMA Negeri 2 Sidoarjo serta sikap dan respon siswa terhadap penggunaan bahan ajar.Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif.Hasilpenelitian ini menunjukan bahan ajar yang digunakan adalah bahan ajar cetak berupa modul. Modul dipilih karena terdapat materi pembelajaran dan latihan soal yang menunjang proses pembelajaran. Bahan ajar sudah memenuhi kriteria kelayakan yang ditetapkan oleh BSNP dengan nilai sebesar 83,42%. Sikap siswabaik dengan rata-rata presentase 69% dan respon siswa baik dengan rata-rata presentase 75,2%. Kata kunci : bahan ajar, akuntansi
Abstract
Teaching materials should present a good material for the achievement of learning goals. BSNP have established eligibility criteria of teaching materialsthat the feasibility of content, presentation, language and graphic. This study aims to determine the types of materials and the feasibility of the teaching materials used in class XI IPS SMA Negeri 2 Sidoarjo well students' attitudes and responses towards the use of teaching materials. This research is quantitative descriptive. These results indicate that teaching materials used are printed teaching materials in the form of modules. Modules chosen because there are learning materials and exercises that support the learning process. Teaching materials have to meet the eligibility criteria set by the BSNP for a value of 83.42%. Attitudes of students both with an average percentage of 69% and a good student response with an average percentage of 75.2%. Keywords: teaching materials, accounting
A. Pendahuluan Tujuan pendidikan adalah mengembangkan potensi siswa untuk menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Upaya untuk mencapai tujuan pendidikan adalah meningkatkan kualitas proses kegiatan pembelajaran. Kurikulum merupakan salah satu elemen penting bagi pendidikan, karena melalui kurikulum
melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan, melakukan pelatihan pada peserta didik. Kualitas lulusan yang rendah merupakan salah satu lemahnya kualitas output
pendidikan. Kompas (2012) berdasarkan data dalam Education For All (EFA) Global Monitoring Report 2011: The Hidden Crisis, Armed Conflict and
peserta didik di antar untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, segenap potensi dikembangkan semaksimal
atau education development index (EDI) berdasarkan data tahun 2011 adalah
mungkin melalui pembelajaran. Menurut Mulyasa (2007:9) KTSP merupakan satuan pendidikan yang dikembangkan sesuai dengan aturan pendidikan, potensi sekolah, karakteristik sekolah, sosial budaya
0,934nilai itu menempatkan Indonesia di posisi ke-69 dari 127 negara di dunia. Hal serupa seperti yang diungkapkan dalam Portal Infopublik (2012) menurut ketua BAN-S/M, mengatakan hampir semua sekolah yang terakreditasi mempunyai kelemahan pada standar kelulusan, standar sarana dan prasana dan tenaga pendidik dan kependidikan. Sarana prasarana seperti yang terdapat pada PP pasal 42 no 1 tahun 2005 Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan
masyarakat setempat dan karakteristik siswa. Saat proses pembelajaran berlangsung terdapat kualitas input, proses dan kualitas output. Kualitas output dipengaruhi oleh beberapa faktor. Sudjana (2010:5)
mengelompokannya menjadi dua faktor, yaitu faktor yang individu dan faktor sosial.Penilaian kualitas produk
pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, yang bertujuaan untuk menunjang proses belajar mengajar. Proses kegiatan pembelajaran terdapat komponen-komponen yang kompleks,
pendidikan pertama-tama terlihat pada perkembangan sikap dasar, seperti sikap kritis akademis ilmiah dan ketersediaan terus mencapai kebenaran.Oleh sebab itu, konsep pendidikan tidak hanya pada ujian yang hanya mengukur transfer
salah satunya bahan ajar. Bahan ajar sangat diperlukan dalam kegiatan pembelajaran, sebab di dalamnya terdapat materi yang wajib dikuasai peserta didik.Depdiknas
2
pengetahuan, namun juga keterampilan, dan sikap dasar.Dalam hal ini pendidik
(2003) bahan ajar adalah materi yang difungsikan standar sebagai sarana dan mencapai kompetensi
seharusnya memberikan bahan ajar yang layak untuk peserta didik. SMA Negeri 2 Sidoarjo merupakan salah satu sekolah favorit di kota Sidoarjo dan memiliki program kerja unggulan mengembangkan potensi siswa yang berbasis bertujuan multiple untuk intelligance
kompetensi
dasar.Bahan bisa berwujud tertulis dan tidak tertulis. Seperti yang telah ditetapkan dalam PP no 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan bahwa bahan ajar termasuk ke dalam sarana pendidikan yang perlu diatur standar mutunya, sebagaimana juga standar mutu pendidikan lainnya, yaitu standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidikan dan kependidikan, standar sarana dan
memajukan siswa. Bahan ajar sebagai salah satu komponen dari sarana prasarana memegang peranan penting untuk
mewujudkan program kerja unggulan yang telah ditetapkan. Berdasarkan rincian di atas, penelitian ini bertujuan; (1) mengetahui bahan ajar yang digunakan dan alasan pemilihan bahan ajar dalam mata pelajaran ekonomi materi akuntansi kelas XI IPS di SMA Negeri 2 Sidoarjo, (2) mengetahui
bahan ajar yang memenuhi kriteria dan dikatakan baik jika telah memenuhi standar kriteria kelayakan isi, penyajian,
kelayakan bahan ajar yang digunakan dalam mata pelajaran ekonomi materi akuntansi kelas XI IPS di SMA Negeri 2 Sidoarjo dan (3) mengetahui sikap dan respon siswa selama mengikuti
kebahasaan dan kegrafikan. Sitepu (2008:99) penyusunan buku teks pelajaran di Indonesia dewasa ini terkesan kaku dan kering, sehingga kurang memotivasi siswa untuk belajar. Menurut Supriadi dalam Sitepu (2008:99) hal ini berkaitan erat dengan sudut pandang penyusun yang berpikiran guru akan memberikan penjelasan yang terperinci pada bahan ajar yang digunakan. Selain itu dalam Analisa daily (2012) teknologi informasi yang berkembang begitu cepat ditambah kecerobohan penyusun buku bahan ajar dan guru berdampak pada beredarnya LKS dan buku bahan ajar lainnya yang tidak layak baca bagi siswa. Untuk menghasilkan lulusan yang
merupakan segala bentuk bahan yang bisa digunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Dalam Hamalik (2006:132) bahan ajar adalah bagian intergal dari kurikulum sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Garis-Garis Besar Program Pengajaran.
Menurut
Prastowo
(2011:
17)
3. bahan
ajar
audio
visual
meliputi
menyatakan bahan ajar adalah bahan yang sudah dibuat secara aktual, sistematis dan sadar untuk tercapainya kompetensi siswa secara utuh selama kegiatan pembelajaran. Berdasarkan tentang bahan pengertian-pengertian ajar di atas dapat
Modul Prastowo (2011:104) modul adalah seperangkat bahan ajar yang disajikan secara sistematis, jadi penggunanya bisa belajar mandiri Dengan dengan atau tanpa fasilitator. siswa
disimpulkan bahan ajar adalah suatu alat pendukung pembelajaran yang digunakan oleh siswa yang disusun secara sistematis dan terencana dari berbagai bentuk bahan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang diinginkan.Dengan adanya bahan ajar guru menjadi lebih runtut mengajarkan materi pembelajaran pada siswa. Dengan pembelajaran, maka bahan ajar berfungsi sebagai pedoman bagi guru untuk mengarahkan dengan semua yang kegiatan
mempelajari
modul,
diarahkan pada pencarian tujuan melalui langkah-langkah belajar tertentu, karena modul merupakan suatu unit yang berdiri sendiri dan terdiri atas suatu rangkaian kegiatan pembelajaran yang disusun untuk membantu siswa mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Modul yang baik harus mampu
berhubungan
membelajarkan diri sendiri, tujuan antara dan tujuan akhir modul harus dirumuskan secara terukur dan jelas, tersedia soal latihan, materi dikemas dalam unit-unit kecil dan tuntas , tersedia contoh-contoh, tugas dan sejenisnya, ilustrasi yang jelas, materi yang up to date dan kontekstual, bahasa
pembelajaran (termasuk isi untuk mencapai kompetensi) serta sebagai alat evaluasi terhadap pemahaman materi yang berkaitan dengan dipelajari. persyaratan kompetensi yang
Jenis-jenis Bahan Ajar Agar proses pembelajaran terlaksana dengan dengan baik maka guru harus memiliki strategi penguasaan bentuk-
sederhana dan lugas serta komunikatif, ada rangkuman tersedia materi instrument pembelajaran, penilaian dan yang
bentuk bahan ajar. Prastowo (2012:40) bahan ajar dibagi menjadi empat, yaitu: 1. bahan ajar cetak meliputi buku teks pelajaran, modul, LKS, handout, brosur dan leafet. 2. bahan ajar program audio meliputi
Kelayakan Bahan Ajar Menurut BSNP (2006), bahan ajar yang memenuhi kriteria dan dikatakan baik jika (1) telah mengacu pada tujuan yang akan dicapai oleh siswa, mencakup
jadi bahan ajar harus memperhatikan komponen kelayakan isi, (2) informasi, B. Metode Penelitian Dalam penelitian ini, jenis penelitian adalah penelitian deskriptif kuantitatif yang digunakan memperoleh untuk menjelaskan dan
dikomunikasikan pada pembaca bahan ajar secara logis dan mudah dipahami sesuai dengan tahapan kognitif siswa, jadi bahan ajar harus memperhatikan komponen
gambaran
mengenai
penggunaan bahan ajar di SMA Negeri 2 Sidoarjo.Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 2 Sidoarjo.Teknik
kelayakan bahasa, (3) dalam bahan ajar harus tersaji konsep-konsep yang menarik dan interaktif sehingga mampu membuat siswa berfikir kreatif dan kritis. Jadi bahan ajar juga harus memperhatikan komponen penyajian yang terdiri dari pendukung penyampaian materi dan teknik penyajian (4) tampilan fisik bahan ajar harus tersaji secara menarik menggambarkan ciri khas bahan ajar.Oleh karena itu bahan ajar harus memenuhi syarat kegrafikan.
pengambilan sampel pada penelitian ini adalah random sampling. Dimana dari empat kelas XI IPS di SMA Negeri 2 Sidoarjo akan diacak oleh peneliti,
kemudian hanya diambil satu kelas untuk sampel penelitian. Setiap kelas jumlah siswa adalah 36 siswa.Sumber data primer pada penelitian ini adalah hasil dari obsevasi siswa, angket siswa, telaah ahli bahan ajar, bahan ajar berupa modul.
Akuntansi Perusahaan Jasa Jusup (2001: 4) akuntansi adalah suatu disiplin ilmu yang meliputi pencatatan, penggolongan dan peringkasan sehingga dapat memberikan informasi penting yang berkaitan dengan keuangan.Perusahaan
Sedangkan sumber data sekunder adalah data dari Badan Standar Nasional
Pendidikan yang berupa catatan tentang kelayakan bahan ajar, RPP, dan Silabus. Untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan, peneliti mengunakan beberapa teknik pengumpulan data yang
jasa adalah perusahaan yang kegiatannya menyediakan kemudahan,kenyamanan,keamananataulay ananlainnya.Jadi akuntansi perusahaan jasa adalah mencatat metode dan dan prosedur untuk
meliputiwawancara dilakukan dengan guru mata pelajaran akuntansi kelas XI IPS di SMA Negeri 2 Sidoarjo.Peneliti juga melakukan kajian dengan teknik
melaporkan
informasi
dokumentasi.Observasi dilakukan dengan melakukan penggunaan pengamatan bahan ajar pada terhadap proses
konsumen.
Negeri 2 Sidoarjo yang terpilih menjadi sampel mengenai respon siswa terhadap pengunaan bahan ajar yang ada
kuantitatif dengan menggunakan Skala Likert yang berskala 4. Tabel 1Kriteria Penskoran Item Dengan Skala Likert Kriteria Nilai/Skor Sangat baik 4 Baik 3 Tidak baik 2 Sangat tidak baik 1 (Sumber : Sugiyono, 2010:94) Nilai telaah ahli bahan ajar, lembar observasi siswa dan lembar angket siswa didapat dari perhitungan skala Likert. Sehingga data hasil lembar observasi siswa dan telaah ahli bahan ajar dianalisis dengan cara:
disekolah.Instrumen penelitian ini terdiri dari lembar pedoman wawancara, lembar telaah bahan ajar yang berpedoman pada BSNP, lembar observasi siswa dan lembar respon siswa. Analisis data merupakan bagian yang amat penting, karena dengan analisislah data tersebut dapat diberi arti atau makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian. 1. Untuk menjawab rumusan masalah pertama, peneliti menggunakan teknik dokumentasi dan wawancara yang
Dimana : K = presentase kriteria kelayakan F=jumlah keseluruhan jawaban responden N = skor tertinggi dalam angket I = jumlah pertanyaan dalam angket
dianalisis dengan analisis deskriptif untuk mengetahui bahan ajar apa saja dan alasan pemilihan bahan ajar yang digunakan oleh siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 2 Sidoarjo. 2. Untuk menjawab rumusan masalah kedua, peneliti menggunakan teknik dokumentasi. Peneliti menggunakan
diinterprestasikan untuk mengetahui nilai kelayakan dari bahan ajar, sikap dan respon penggunaan bahan ajar di kelas. Tabel 2 kriteria skala Likert Kriteria Preentase Sangat lemah 0-25 Lemah 26-50 Kuat/layak 51-75 Sangat kuat/sangat layak 76-100 (sumber: Riduwan, 2011:15)
telaah ahli bahan ajar untuk menguji kelayakan bahan ajar yang digunakan oleh siswa kelas XI di SMA Negeri 2 Sidoarjo. Hasil dari telaah ahli bahan ajar dianalisis secara deskriptif
kuantitatif dengan menggunakan Skala Likert yang berskala 4. 3. Untuk menjawab rumusan masalah ketiga, peneliti menggunakan teknik observasi dan angket. Hasil dari
guru dan siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 2 Sidoarjo berupa bahan ajar cetak berbentuk modul.Dengan menggunakan
akuntansi perusahaan jasa dan menyusun laporan keuangan. Kelayakan Bahan Ajar Yang Digunakan Dengan menggunakan lembar telaah akan diperoleh data tentang kelayakan bahan ajar modul akuntansi oleh ahli. Sebagai ahli bahan ajar yaitu Bapak Dr. Luqman Hakim, S.Pd, M.SA dan Bapak Drs. H. Hartoyo MM. Para ahli tersebut menilai bahan ajar akuntansi yang digunakan kelas XI IPS di SMA Negeri 2 Sidoarjo menggunakan instrumen lembar telaah yang berpedoman pada kriteria BSNP. Berikut ini adalah hasil telaah bahan ajar oleh ahli : Tabel3 Rekapitulasi hasil telaah ahli bahan ajar
standar KTSP serta berbasis pendidikan budaya dan karakter bangsa. Judul Buku :Modul Ekonomi Akuntansi Penerbit Penyusun : CV Hayati Tumbuh Subur : Tim Edukatif HTS
Pemilihan bahan ajar berupa modul menurut guru akuntansi di SMA Negeri 2 Sidoarjo karena modul sudah mewakili semua aspek serta yang soal tujuan terdapat dilengkapi untuk materi dengan
menunjang
pembelajaran.
Pemilihan modul yang akan digunakan oleh guru dan siswa untuk proses belajar mengajar ditentukan dari pihak sekolah yang bersifat wajib, sehingga guru tidak bisa memilih sendiri modul yang akan digunakan. Modul yang akan digunakan dipilih oleh Waka Kurikulum SMA Negeri 2 Sidoarjo. Modul yang digunakan di sekolah diperbahurui setiap tahun. Karena guru tidak bisa memilih modul yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa, guru mengalami
kendala pada contoh soal latihan yang terdapat pada modul tersebut dirasa
kurang.Selain itu guru menambah contoh soal latihan dari buku teks lain untuk pengambilan contoh-contoh soal. (sumber diolah) Dari tabel di atas menunjukan bahan ajar yang digunakan sudah layak digunakan dengna memperoleh presentase rata-rata sebesar 83,42% dan sudah memenuhi
Pengambilan contoh soal latihan yang diambil guru dari buku teks lain terdapat pada KD menafsirkan membuat persamaan siklus
akuntansi,
ikhtisar
Sikap
dan
Respon
Siswa
Selama Dengan
Mengikuti
Pembelajaran
Menggunakan Bahan Ajar Sikap siswa Observer yang terdiri dari peneliti dan dua teman mahasiswa aktivitas belajar melakukan selama mengajar (sumber diolah) Hasil analisis lembar pengamatan sikap siswa dengan menggunakan bahan ajar akuntansi berupa modul di kelas XI IPS 4 yang terdiri dari dua indikator yaitu pemahaman terhadap penggunaan bahan ajar dan kecenderungan bertindak dalam menggunakan bahan ajar. Dari indikator pertama yang terdiri dari dua pernyataan yaitu siswa
pengamatan kegiatan
siswa
berlangsung.Observer mengamati secara langsung untuk mengetahui bagaimana sikap siswa selama penggunaan bahan ajar akuntansi kelas XI IPS 4 sejumlah 36 siswa yang terpilih menjadi sampel
penelitian.Masing-masing observer dibagi untuk mengamati sikap 13 siswa.Observer dalam ditempat melakukan yang pengamatan ada dapat
memungkinkan
menggunakan bahan ajar saat pembelajaran berlangsung (saat guru mendemostrasikan materi pembelajaran, sikap siswa secara keseluruhan mendapatkan rata-rata nilai 60% dengan kriteria baik.Dari siswa dari aktif
melihat semua aktivitas siswa yang diamati dan memberikan nilai pada kolom yang disediakan.Pada observasi ini peneliti
terbatas pada satu kali pertemuan dan satu Kompetensi Dasar (KD) yaitu menyusun laporan keuangan perusahaan jasa.Berikut merupakan data hasil lembar sikap siswa dalam penggunaan bahan ajar akuntansi. Tabel 4 Presentase Pengamatan Sikap Siswa
pernyataan
kedua
yaitu
mengemukakan pendapat, berdiskusi dan bertanya saat pembelajaran berlangsung dari materi yang ada dalam bahan ajar, sikap siswa mendapatkan nilai 58% dengan kriteria baik. Dari indikator kedua yang terdiri dari satu pernyataan yaitu siswa menggunakan bahan ajar pada saat mengerjakan latihan soal, sikap siswa mendapatkan nilai 89% dengan kriteria sangat baik. Secara
menunjukan bahwa sebagaian besar siswa menggunakan bahan ajar tersebut dengan baik saat proses pembelajaran berlangsung, siswa juga menggunakan aktif berpendapat dan dengan siswa
penggunaan bahan ajar akuntansi kelas XI IPS di SMA Negeri 2 Sidoarjo didapatkan hasil berdasarkan tabel 5 hasil data lembar respon siswa terdapat 20 siswa dari 36 siswa menyatakan setuju bahwa bahan ajar yang digunakan menarik untuk dipelajari. Hasil respon siswa terhadap pernyataan ini adalah 74% dengan kriteria baik. Berdasarkan tabel 5 hasil data lembar respon siswa terdapat 21 siswa
modul
menggunakan modul untuk mengerjakan soal yang diberikan dengan rata-rata presentase 69% dengan kriteria 51% (baik).
Respon siswa Setelah pelaksanaan proses pembelajaran berlangsung, siswa kelas XI IPS 4
menyatakan
setuju
dan
14
siswa
menyatakan sangat setuju bahwa tulisan dalam bahan ajar dapat dibaca dengan jelas. Hasil respon siswa terhadap
diberikan angket untuk memberi penilaian dan pendapat tentang penggunaan bahan ajar akuntansi. pada Siswa kolom memberikan yang sudah
pernyataan ini adalah 82% dengan kriteria sangat baik. Berdasarkan tabel 5 hasil data lembar respon siswa terdapat 27 siswa dari 36 siswa menyatakan setuju bahwa bahan ajar yang digunakan memberi motivasi untuk belajar akuntansi. Hasil respon siswa terhadap pernyataan ini adalah 75% dengan kriteria baik.
penilaian
disediakan. Berikut data hasil lembar angket respon siswa terhadap penggunaan bahan ajar akuntansi : Tabel 5 Presentase Angket Respon Siswa
Berdasarkan tabel 5 hasil data lembar respon siswa terdapat 29 siswa dari 36 siswa menyatakan setuju bahwa bahan ajar yang digunakan membantu dalam memahami meteri yang diajarkan. Hasil respon siswa terhadap pernyataan ini adalah 75% dengan kriteria baik.
Berdasarkan tabel 5 hasil data lembar respon siswa terdapat dan 18 12 siswa siswa
menyatakan
setuju
menyatakan sangat setuju bahwa bahan (sumber diolah) Dari hasil angket yang telah disebarkan mengenai respon siswa terhadap ajar yang digunakan membantu dalam mengerjakan soal latihan. Hasil respon siswa terhadap pernyataan ini adalah 74% dengan kriteria baik.
Bedasarkan disimpulkan
rincian respon
di
atas,
dapat
siswa
terhadap
penggunaan bahan ajar berupa modul akuntansi di kelas XI IPS dengan rata-rata presentase 75,2% dengan kriteria 51% (baik).
mengajar.Segala bentuk tersebut meliputi bahan ajar cetak, bahan ajar program audio, bahan ajar audio visual dan bahan ajar interaktif.Guru juga harus kreatif dan
dinamis dalam pemilihan bahan ajar sebagai sumber belajar dikelas sehingga pemahaman siswa tentang materi akuntansi lebih
mendalam dan tidak hanya dari modul yang D. Pembahasan Bahan Ajar Yang Digunakan dan Alasan Pemilihan Bahan ajar akuntansi yang digunakan kelas IX IPS di SMA Negeri 2 Sidoarjo adalah bahan ajar cetak berupa sudah disediakan oleh sekolah.Bahan ajar cetak juga tidak hanya berupa modul. Buku teks, hand out, dan LKS merupakan bahan ajar cetak yang layak untuk dijadikan sumber belajar lain bagi siswa. Sehingga pemahaman peserta didik pada materi akuntansi lebih luas dan mendalam. Kesesuaian antara Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang ada di dalam modul dengan silabus yang ada di sekolah juga menjadi perhatian utama pihak sekolah dalam memilih modul, sehingga modul yang dipilih oleh sekolah telah sesuai dengan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang harus tercapai oleh siswa dan ada pada silabus yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah. Dalam modul yang digunakan telah terdapat materi dan latihan-latihan soal yang dibutuhkan untuk pencapaian tujuan pembelajaran.Selain itu harga yang terjangkau juga menjadi salah satu alasan pemilihan modul yang akan digunakan. Ada beberapa materi yang terdapat pada silabus tidak ada pada modul akuntansi yang digunakan, seperti yang terdapat di Kompetensi Dasar (KD) mendeskripsikan
10
modul.Modul akuntansi menjadi satu-satu bahan ajar yang digunakan di kelas XI IPS. Hal tersebut dikarenakan pihak sekolah melalui waka kurikulum yang telah
menentukan bahan ajar apa yang akan digunakan dalam pembelajaran dan bersifat wajib, sehingga hanya modul tersebut yang digunakan oleh guru dan siswa selama proses pembelajaran. Selain itu
pertimbangan kemudahan bagi siswa untuk mempunyai modul menjadi alasan hanya menggunakan modul sebagai bahan ajar karena telah disediakan oleh koperasi siswa tidak kesulitan
sekolah.Sehingga
untuk mencari buku teks yang kadang keberadaanya sulit didapat dan dengan harga yang relatif lebih mahal. Bentuk dari bahan ajar itu sendiri tidak hanya berupa bahan ajar cetak, seperti dalam Majid (2008:17) yang menyatakaan bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang dapat
akuntansi sebagai sistem informasi pada materi Standar Akuntansi Keuangan.Pada Kompetensi Dasar (KD) menafsirkan
dibuat oleh guru dan disadur dari beberapa sumber diberikan dan diperbanyak siswa kemudian tetap
kepada
dengan
persamaan akuntansi materi yang tidak ada pada modul adalah menafsirkan persamaan akuntansi. Kompetensi dasar (KD) Mencatat transaksi berdasarkan mekanisme debit dan kredit materi yang tidak ada adalah definisi dan ciri-ciri perusahaan jasa, akan tetapi materi tersebut ada pada Kompetensi Dasar (KD) mencatat transaksi atau dokumen ke dalam jurnal umum. Materi langkah-langkah dalam membuat jurnal tidak terdapat pada Kompetensi Dasar (KD) mencatat transaksi atau dokumen ke dalam jurnal umum.Materi jurnal pembalik tidak terdapat pada
memperhatikan metode pembelajaran yang digunakan. Hal itu lebih baik dibandingkan jika siswa tidak memiliki bahan ajar sehingga dapat memperhambat pemahaman siswa selama proses belajar mengajar. Prastowo (2011:104) modul adalah seperangkat bahan ajar yang disajikan secara sistematis, jadi penggunanya bisa belajar mandiri dengan atau tanpa fasilitator. Modul yang baik harus mampu membelajarkan diri sendiri, tujuan antara dan tujuan akhir modul harus dirumuskan secara terukur dan jelas, tersedia soal latihan, materi dikemas dalam unit-unit kecil dan tuntas , tersedia contohcontoh, tugas dan sejenisnya, ilustrasi yang jelas, materi yang up to date dan
Kompetensi Dasar (KD) menyusun laporan keuangan. Tidak terdapanya meteri tersebut membuat pemahaman siswa terhadap
kompetensi dasar (KD) tidak mendalam, karena ada beberapa materi yang seharusnya dipelajari tidak segi ada pada modul Standar
kontekstual, bahasa sederhana dan lugas serta komunikatif, ada rangkuman materi pembelajaran, dan tersedia instrument
akuntansiDari
kesesuaian
penilaian yang memungkinkan peserta didik melakukan self asesment. Modul akuntansi yang digunakan di SMA Negeri 2 Sidoarjo tidak terdapat petunjuk penggunaan modul sehingga siswa tidak dapat memahami maksud dari materi yang ada. Selain itu tidak tersedia instrument penilaian yang memungkinkan peserta didik melakukan self asesment pada modul akuntansi yang
Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) antara silabus dengan modul sudah layak untuk digunakan, namun dilihat dari segi materi pembelajaran kurang sesuai dengan silabus yang ada.Untuk menutupi kekurangan materi yang tidak ada pada modul guru menerangkan dengan metode pembelajaran langsung seperti pada meterimateri lainnya. Guru hanya menjelaskan dengan disertai menulis di papan tulis, baik itu penjelasan materi maupun contoh soal. Seharusnya guru juga memberikan bahan ajar kepada siswa terkait pada materi yang kosong pada modul, baik itu bahan ajar yang
digunakan. Modul tersebut lebih mendekati pada karakteristik LKS dari pada
karakteristik modul. Dalam pemilihan bahan ajar yang akan digunakan sudah seharusnya guru memiliki peran yang lebih diutamakan,
11
karena
guru
yang
menggunakan
dan
kelayakan
kegrafikan.Analisis
kelayakan
menyampaikan materi bahan ajar pada siswa. Selain itu guru lebih mengerti kebutuhan dan karakteristik peserta
bahan ajar berupa modul berdasarkan data yang didapatkan dari telaah ahli bahan ajar, dengan berpedoman pada kriteria kelayakan yang telah ditetapkan oleh BSNP. Dari tujuh Kompetensi Dasar yang ditelaah, pada Kompetensi Dasar
didik.Waka kurikulum seharusnya berperan sebagai pemilah dan pengawas terhadap bahan ajar yang dipilih oleh guru agar sesuai dengan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang telah
ditetapkan oleh sekolah. Kebijakan sekolah dengan jangka waktu penggunaan modul yang setiap tahun berganti bertujuan untuk perbaikan materi pada modul dan mendapatkan materi yang up to date.Hal tersebut layak dilakukan mengingat perkembangan ilmu akuntansi dan kurikulum yang ada di
tertinggi sebesar 85,38% untuk empat komponen komponen kelayakan kelayakan yang isi, meliputi komponen
kegrafikan. Sedangkan Kompetensi Dasar melakukan posting dari jurnal ke buku besar memperoleh nilai rata-rata terendah sebesar 81,9%. Jarak antara nilai rata-rata kelayakan pada Kompetensi Dasar yang mendapatkan nilai tertinggi dan terendah menunjukkan sebaran kelayakan modul akuntansi yang digunakan di SMA Negeri 2 Sidoarjo sudah merata. Jika ditinjau dari masing-masing
Indonesia.Kendala yang di alami guru dengan penggunaan modul yaitu kurangnya contoh latihan soal pada modul harus disikapi oleh sekolah dengan menambah jenis bahan ajar akuntansi sehingga guru dan peserta didik mudah mendapat referensi yang dibutuhkan.
komponen kelayakan yang dteliti, bahan ajar Kelayakan Bahan Ajar Yang Digunakan Dalam Lestari (2013:7) telah berupa modul seperti yang terdapat pada tabel 3 presentase rata-rata komponen kelayakan isi sebesar 80,71% dengan
menyatakan tentang manfaat bahan ajar yang begitu besar bagi siswa maupun guru, oleh sebab itu bahan ajar yang akan digunakan sudah seharusnya ditelaah
interpretasi sangat kuat. BSNP (2006) Komponen penyajian juga merupakan salah satu aspek penting dalam bahan ajar karena dalam penyajian terdapat beberapa sub komponen yang meliputi teknik penyajian, pendukung penyajian, penyajian
kelayakannya. BSNP (2006) menetapkan bahan ajar di anggap layak jika sudah memenuhi kriteria kelayakan yang telah ditetapkan meliputi komponen kelayakan isi, komponen kelayakan penyajian, komponen kelayakan kebahasaan dan komponen
12
pembelajaran, koherensi dan keruntutan alur pikir. Bahan ajar berupa modul yang digunakan mendapatkan presentase rata-rata
75,51%
untuk
komponen
kelayakan
kelayakan penyajian, komponen kelayakan kebahasaan dan komponen bahan kelayakan ajar berupa
penyajian dengan kriteria interpretasi sangat layak. Hal ini menunjukan modul akuntansi yang digunakan telah layak dari segi komponen kelayakan penyajian. Untuk menghindari multi tafsir dalam bahan ajar, bahan ajar juga harus memenuhi komponen kelayakan kebahasaan. Dalam BSNP (2006) sub komponen kebahasaan terdiri dari beberapa kesesuaian peserta subkomponen dengan didik tingkat dan
kegrafikan.Sehingga
modul layak untuk digunakan sebagai bahan ajar akuntansi dengan kriteria sangat layak 76%.
Sikap
dan
Respon
Siswa
Selama Dengan
Mengikuti
Pembelajaran
Menggunakan Bahan Ajar Sikap siswa Bahan ajar seperti yang disebutkan dalam Prastowo (2011:17) merupakan bahan yang sudah dirancang secara aktual, sistematis, dan sadar untuk pencapaian kompetensi siswa secara utuh selama proses
diantaranya
perkembangan
komunikatif. Bahan ajar berupa modul yang diteliti, komponen kelayakan kebahasaan mendapatkan interpretasi rata-rata sangat 100% dengan tersebut
layak.Hal
menunjukan bahan ajar telah memenuhi standar kelayakan kebahasaan. Komponen kelayakan yang terakhir adalah komponen kegrafikan.Dalam BSNP (2006) komponen kegrafikan terdiri dari ukuran buku, desain kulit buku, desain isi buku, dan kualitas ajar kertas berupa yang modul
pembelajaran. Sehingga siswa wajib untuk membawa bahan ajar selama proses
pembelajaran berlangsung agar tercapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Sikap siswa dari hasil penelitian telah
menunjukan semua siswa membawa bahan ajar dan mencatat materi saat guru
digunakan.Bahan
mendemonstrasikan
pembelajaran
dengan presentase 60% . Sikap siswa saat menggunakan bahan ajar selama proses pembelajaran berlangsung adalah aktif berpendapat dan berdiskusi dengan presentase sebesar 58% hal tersebut menunjukan bahan ajar berupa modul akuntansi mampu menbuat siswa berdiskusi dan berpendapat dengan teman maupun guru. Bahan ajar juga dapat membantu siswa siswa dalam mengerjalan soal latihan, hal tersebut dapat dilihat dari hasil penelitian yang menunjukan sikap siswa menggunakan
intrepretasi sangat layak. Sehingga dari segi kegrafikan modul akuntansi yang digunakan sangat layak Nilai keseluruhan telaah kelayakan bahan ajar berupa modul yang digunakan di SMA Negeri 2 Sidoarjo memperoleh nilai rata-rata 83,42%. Hal tersebut dikarenakan modul akuntansi sudah memenuhi semua aspek komponen kelayakan yang sudah ditetapkan komponen oleh BSNP yang isi, meliputi komponen
kelayakan
13
bahan ajar dalam mengerjakan semua dengan presentase 89%. Respon siswa Bahan ajar yang menarik dipelajari
digunakan sudah dapat memberi motivasi pada siswa untuk belajar akuntansi. Salah satu manfaat bahan ajar adalah membantu siswa mendapatkan kemudahan mempelajari tiap kompetensi yang harus dikuasai, pada modul akuntansi yang
merupakan salah satu faktor penting untuk memotivasi siswa dalam mempelajari materi akuntansi. penelitian Respon ini siswa pada pada
digunakan diperoleh respon siswa sebesar 75%, hal itu karena isi dalam bahan ajar berupa modul telah sesuai dengan
mendapatkan
presentase
sebesar 74%, hal tersebut menunjukan bahan ajar berupa modul yang digunakan di kelas XI IPS sudah menarik untuk dipelajari sehingga memperlancar proses kegiatan belajar mengajar. Untuk menghindari kesalahan pemahaman materi akuntansi, tulisan pada modul harus mudah dipahami oleh siswa.Tampilan
kompetensi yang akan dicapai sehingga siswa mudah memahami materi yang ada pada modul. Lestari (2013:3) dengan pemberian latihan diharapkan menambah keterampilan siswa terhadap meteri ajar yang telah
diberikan.Dengan bahan ajar yang baik, siswa dapat terbantu dalam mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh guru atau soal yang ada pada bahan ajar tersebut.Respon siswa terhadap latihan dalam bahan ajar memperoleh rata-rata presentase 74%, hal ini menunjukan penggunaan bahan ajar
tulisan pada modul yang sesuai dan baik juga dapat membantu siswa memahami materi, berdasarkan hasil respon siswa dengan presentase 82% menunjukan bahwa penggunaan bahasa pada modul akuntansi sudah baik. Informasi pendukung seperti gambar
berupa modul akuntansi dapat membantu siswa dalam mengerjakan soal latihan.
merupakan informasi yang harus dikuasai oleh siswa yang menambah pengetahuan siswa. Respon siswa terhadap gambar pada modul diperoleh presentase sebesar 68%, jadi dengan adanya gambar pada modul dapat membantu siswa untuk memahami materi yang disampaikan guru sehingga siswa tidak kesulitan dalam proses
E. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan tentang penggunaahan bahan ajar akuntansi kelas XI IPS di SMA Negeri 2 Sidoarjo yang telah dikemukakan dapat dibuat pada bab
pembelajaran. Penggunaan bahan ajar yang layak akan meningkatkan minat belajar dan menambah motivasi siswa untuk belajar akuntansi. Dari hasil respon siswa diperoleh presentase 75% menunjukan bahan ajar berupa modul yang
14
sebelumnya,
kesimpulan
sebagai berikut : 1. Bahan ajar yang digunakan di kelas XI IPS adalah bahan ajar cetak berupa Modul Ekonomi Akuntansi, penerbit CV Hayati Tumbuh Subur yang disusun oleh
Tim Edukatif HTS. Modul dipilih karena sudah terdapat materi pembelajaran dan terdapat latihan soal yang menunjang proses belajar mengajar. 2. Modul akuntansi yang digunakan telah memenuhi empat komponen kriteria kelayakan yang telah ditetapkan BSNP yang meliputi komponen isi,komponen penyajian, komponen kebahasaan dan komponen kegrafikan dan layak untuk digunakan sebagai bahan ajar. 3. Sikap siswa dalam penggunaan bahan ajar berupa modul akuntansi pada saat kegiatan belajar mengajar baik. Respon siswa terhadap penggunaan bahan ajar berupa modul akuntansi baik. Saran Berdasarkan hasil analisis data dan
ini hanya terbatas pada 1 Kompetensi Dasar (KD), untuk penelitian yang lebih mendalam diperlukan obsevasi sikap dengan seluruh Kompetensi Dasar (KD) yang ada. 5. Penerbit buku juga harus
kekurangan pada kertas pada cover yang tipis dan mudah sobek. Selain itu
perlu tambahan gambar dan warna yang menarik dan sesuai dengan materi
Daftar Pustaka Prastowo, Andi. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Jogjakarta: Diva Press Badan Standar Nasional Pendidikan.2006. Instrumen Penilaian Buku Teks Pendidikan Dasar dan Menengah.Jakarta : Badan Standar Nasional Pendidikan Depdiknas.2005. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan.Jakarta : Biro Hukum dan Organisasi Depdiknas Depdiknas. 2003. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pandidikan Nasional. Jakarta : Biro Hukum dan Organisasi Depdiknas Hamalik, Oemar. 2006. Perencanaan Pengajaran : Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta : PT Bumi Aksara. Harian Analisa. 30 September 2012. Hindari Buku Tak Layak Baca, Disdikbud Dihimbau Bentuk Tim Pengawas,
kesimpulan di atas, dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut : 1. Dalam pemilihan bahan ajar yang akan digunakan peran guru harus lebih diutamakan, karena guru yang lebih mengetahui kebutuhan dan karekteristik peserta didik. 2. Perlu tambahan jenis bahan ajar lain seperti buku pelajaran dan LKS sebagai pendamping modul akuntansi yang ada untuk menunjang proses belajar
mengajar. 3. Penelitian ini hanya terbatas pada bahan ajar berupa modul akuntansi parusahaan jasa, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai bahan ajar akuntansi materi akuntansi lainnya. 4. Observasi sikap siswa terhadap
15
(online) (http://www.analisadaily.com, diakes pada tanggal 26 februari 2013) Info Publik.26 Desember 2012. Mutu Pendidikan Dan Kualitas Lulusan Masih Rendah , (online) (http://infopublik.org/, diakses pada tanggal 27 maret 2013)
Kualitatif, Alfabeta
dan
R&D.
Bandung:
Jusup, Haryono. 2005. Dasar Dasar Akuntansi Jilid 1. Yogyakarta: STIE YKPN Kompas.2 maret 2011. Indeks Pendidikan Indonesia Menurun, (online) (http://edukasi.kompas.com, diakses pada tanggal 28 maret 2013) Lestari, Ika. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kompetensi : Sesuai Dengan Kerikulum Satuan Pendidikan. Jakarta : Akademia Majid, Abdul. 2008. Perencanaan pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Mulyasa, E. 2007.Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Riduan.2011. Skala Penyusunan VariabelVariabel Penelitian.Bandung : Alfabeta. Sitepu, B.P. 2005. Buku Teks Pelajaran Berbasis Aneka Sumber. Jurnal pendidikan penabur, (online), Vol. 7, No. 10, (http//www.bpk-penabur.or.id, diakes pada 24 februari 2013). Sitepu, B.P. 2005. Memilih Buku Pelajaran. Jurnal pendidikan penabur, (online), Vol. 4, No. 04, (http//www.bpkpenabur.or.id, diakes pada 24 februari 2013). Sudjana, Nana, 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,
16
17