Tugas kuliah ini dimaksudkan untuk membantu Mahasiswa dalam menempuh mata
kuliah Optik pada Program Studi Fisika, Jurusan Fisika, Fakultas Teknik dan Sains
(TEKSA) Universitas Nasional (UNAS). Mata kuliah Optik mempunyai bobot 3 (tiga)
SKS (Satuan Kredit Semester) yang diikuti oleh Mahasiswa semester 2 (dua). Tugas
kelompok ini berisi tentang Fisika Laser, hasil tugas terstruktur dilaporkan dan dinilai
sebagai bagian dari nilai tugas. Dalam kesempatan ini diucapkan banyak terima kasih
kepada Bapak Muzilman muslim selaku dosen pengampu mata kuliah Optik.
Teman-teman sejawat di Jurusan Fisika yang telah memberikan banyak teguran dan
masukan kepada kami.
Penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam penulisan
paper ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi
kesempurnaan paper ini.
KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN........................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................1
1.3 Tujuan......................................................................................................................1
BAB II
PEMBAHASAN.................................................................................................................2
2.1...................................................................................................Pengertian Laser
2
2.2 Kharakteristik Laser..............................................................................3
2.3..............................................................................................Prinsip Fisika Laser
3
2.4................................................................................................Jenis – Jenis Laser
6
BAB III
APLIKASI FISIKA LASER...........................................................................................10
3.1 Aplikasi Laser dalam bidang kedokteran.............................................................10
3.2 Kekurangan dan Kelebihan Laser........................................................................10
BAB IV
KESIMPULAN.................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................12
1.3 Tujuan
Laser dihasilkan dari proses relaksasi elektron. Pada saat proses ini maka sejumlah
foton akan di lepaskan berbeda sengan cahaya senter emisi pada laser terjadi dengan
teratur sedangkan pada lampu senter emisi terjadi secara acak. Pada laser emisi akan
menghasilkan cahaya yang memiliki panjang gelombang tertentu. berbeda dengan
lampu senter emisi akan mengasilkan cahaya dengan banyak panjang gelombang.
proses yang terjadi adalah elektron pada keadaan ground state (pada pita valensi)
mendapat energi kemudian statusnya naik menuju pita konduksi ( keadaan eksitasi)
kemudian elektron tersebut kembali ke keadaan awal (ground state) diikuti dengan
beberapa foton yang terlepas.
Kemudian agar energi yang dibawa cukup besar maka dibutuhkan sebuah resonator
resonator ini dapat berupa lensa atau cermin yang sering digunakan adalah lensa dan
cermin. ketika di dalam resonator maka foton-foton tersebut akan saling memantul
terhadap dinding resonator sehingga cukup kuat untuk meninggalkan resonator
tersebut. laser cukup kuat digunakan sebagai alat pemotong misalnya adalah laser CO2
laser yang kuat adalah tingkat pelebaranya rendah dan energi fotonya tinggi.
a. Penyerapan radiasi
Penyerapan radiasi adalah proses dimana elektron dalam keadaan dasar
menyerap energi dari foton untuk melompat ke tingkat energi yang lebih tinggi.
Elektron yang mengorbit sangat dekat dengan nukleus berada pada tingkat energi
rendah atau keadaan energi rendah sedangkan elektron yang mengorbit jauh dari
nukleus berada pada tingkat energi yang lebih tinggi. Elektron di tingkat energi
yang lebih rendah membutuhkan energi ekstra untuk beralih ke tingkat energi yang
lebih tinggi. Energi ekstra ini disediakan dari berbagai sumber energi seperti panas,
medan listrik , atau cahaya.
Pada dua tingkat energi (E1 dan E2 ) elektron. E1 adalah keadaan dasar atau
keadaan energi elektron rendah dan E2 adalah keadaan tereksitasi atau keadaan
energi elektron yang lebih tinggi. Elektron dalam keadaan dasar disebut elektron
energi rendah atau elektron keadaan dasar sedangkan elektron dalam keadaan
tereksitasi disebut elektron energi yang lebih tinggi atau elektron yang tereksitasi.
Secara umum, elektron dalam keadaan energi rendah tidak dapat beralih ke
keadaan energi yang lebih tinggi. Mereka membutuhkan energi yang cukup agar
bisa melonjak ke keadaan energi yang lebih tinggi. Ketika foton atau energi cahaya
sama dengan perbedaan energi dari dua tingkat energi (E 2 – E1 ) terjadi pada atom,
elektron keadaan dasar memperoleh energi yang cukup dan melompat dari keadaan
dasar (E1 ) ke keadaan tereksitasi (E2 ). Penyerapan radiasi atau cahaya hanya
terjadi jika energi foton kejadian sama persis dengan perbedaan energi kedua
tingkat energi (E2 – E1 ).
b. Emisi spontan
Emisi spontan adalah proses dimana elektron dalam keadaan tereksitasi
kembali ke keadaan tanah dengan memancarkan foton. Elektron dalam keadaan
tereksitasi hanya bisa bertahan dalam waktu singkat. Waktu sampai elektron yang
terekspresi dapat bertahan pada keadaan energi yang lebih tinggi (E 2 ) dikenal
sebagai elektron bersemangat. Masa pakai elektron dalam keadaan tereksitasi
adalah 10-8 detik.
Foton yang dipancarkan dalam proses emisi spontan merupakan cahaya biasa
yang tidak koheren. Cahaya yang tidak koheren adalah sinar foton dengan
perubahan fase acak yang sering dan acak di antara keduanya. Dengan kata lain,
foton yang dipancarkan dalam proses emisi spontan tidak mengalir persis ke arah
yang sama dengan foton kejadian.
c. Emisi terstimulasi
Emisi yang terstimulasi adalah proses dimana foton yang datang berinteraksi
dengan elektron yang tereksitasi dan memaksanya untuk kembali ke keadaan dasar.
Dalam emisi terstimulasi, energi cahaya dipasok langsung ke elektron yang
tereksitasi alih-alih memasok energi cahaya ke elektron keadaan dasar. Berbeda
dengan emisi spontan, emisi yang dirangsang / terstimulasi bukanlah proses alami
itu adalah proses buatan. Dalam emisi spontan, elektron dalam keadaan tereksitasi
akan tetap berada di sana sampai masa hidupnya berakhir. Setelah menyelesaikan
hidup mereka, mereka kembali ke keadaan dasar dengan melepaskan energi dalam
bentuk cahaya. Namun, dalam emisi terstimulasi, elektron dalam keadaan
tereksitasi tidak perlu menunggu selesainya masa pakainya. Teknik alternatif
digunakan untuk secara paksa mengembalikan elektron tereksitasi ke keadaan dasar
sebelum menyelesaikan masa pakainya. Teknik ini dikenal dengan
sebutan stimulated emission.
Foton
b. Laser yang menggunakan medium aktif solid : Laser Ruby, laser Garnet,
Cara kerja laser Ruby adalah laser ini dipompa secara optis (bisa disebut juga
penembakan foton).
Batang Ruby diletakkan di dalam tabung cahaya, hal ini dilakukan karena foton
– foton yang dihasilkan oleh tabung cahaya akan menumbuk ion Cr yang berada di
Ruby. Kemudian di dalam ion Cr akan terjadi perpindahan energi dari tingkat dasar
menuju tingkat energi tinggi, setelah itu dengan cepat energi akan turun menuju
tingkat metastabil, usia energi pada tingkat ini selama 0,005 detik sementara
pemompaan energi terjadi lebih cepat daripada usia energi di tingkat metastabil
sehingga terjadilah inversi populasi yang mengakibatkan jumlah energi di tingkat
metastabil bertambah dan akan bersama – sama turun menuju tingkat dasar dan
melepaskan energi yang disebut foton (inilah yang disebut laser).
Pada laser GaAs (dioda) ini, bahan harus diberi doping yang banyak agar
tingkat energinya besar. Hal ini berguna agar inversi populasi bisa terjadi. Lapisan
aktif terjadi apabila sambungan PN diberi tegangan maju, kemudian saat lapisan
aktif terbentuk, elektron elektron di pita konduksi akan memenuhi lubang (hole).
Bergabungnya elektron dan lubang inilah yang menghasilkan laser. Lapisan aktif
sendiri berfungsi sebagai resonator. Pada lapisan aktif tidak perlu diberi cermin
maupun perak seperti pada kasus laser Helium Neon dan laser Ruby karena bahan
dioda sudah mengkilat sehingga hanya perlu menggosok sisi bagian satunya agar
laser bisa memancar keluar.
Laser lainnya, seperti laser diode, sangat lemah dan digunakan pada pointer laser
saku. Laser ini memancarkan sebuah berkas sinar merah yang memiliki panjang
gelombang antara 630 nm – 680 nm. Berikut ini beberapa jenis laser dan panjang
gelombang sinar yang dipancarkannya:
Gambar 3.1 Penggunaan laser untuk memperluas permukaan gigi tempat perlekatan
breket ortodonti.
Kesimpulan
1. Laser (Light Amplification by Stimulated Emission of Radiation) merupakan
mekanisme suatu alat yang memancarkan radiasi elektromagnetik, biasanya
dalam bentuk cahaya yang tidak dapat dilihat maupun dapat lihat dengan mata
normal, melalui proses pancaran terstimulasi.
2. Menurut mediumnya, laser terbagi menjadi 3, yaitu: medium aktif gas, medium
aktif solid, dan medium aktif semikonduktor
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/44218/5/Chapter%20I.pdf
https://rahmisusmiati.wordpress.com/2013/04/04/pengertian-fotokimia/
http://id.wikipedia.org/wiki/Inframerah
http://www.nasa.gov/mission_pages/LRO/news/LRO_lr.html)
http://science.nasa.gov/science-news/science-at-nasa/2004/21jul_llr/)
http://www.plimbi.com/article/138312/sinar-laser
http://dw.de/p/1BxsX\
http://www.faktailmiah.com/2010/09/10/prosesor.html
http://dokumen.tips/documents/pengertian-laser.html#.WAftb-TrX1k.gmail
Pikatan,sugata,Laser, Seminar intern FT. Ubaya Januari 1991
https://www.google.com/