Kristioso Saputra1, Nadelya Hartodi Putri1, Mufidah Zulfaa Mardiyyah1, Ratnah Lestari1*
1
Prodi S1 Pendidikan Matematika FKIP UNIB
email : 1*ratnah@unib.ac.id
* Korespondensi penulis
Cara menulis sitasi : Agustinsa, Ringki., Irsal, Nur Aliyyah., dan Aziza, Mela. 2020. Pedoman penulisan artikel
JP2MS. Jurnal Penelitian Pembelajaran Matematika Sekolah (JP2MS), 4 (1), 1-4
PENDAHULUAN
PERMASALAHAN PENELITIAN
Pada proses pembelajaran siswa melakukan kegiatan berpikir. Berpikir merupakan aktivitas
psikis yang dilakukan apabila seseorang mendapati permasalahan yang harus dipecahkan. Kemampuan
berpikir kritis merupakan kemampuan dasar untuk memecahkan masalah. Hal ini didukung dengan
pendapat dari Azizah (2018:62) kemampuan berpikir kritis adalah “proses kognitif siswa dalam
menganalisis secara sistematis dan spesifik masalah yang dihadapi, membedakan masalah tersebut
secara cermat dan teliti, serta mengudentifikasikan dan mengkaji informasi guna merencanakan
strategi pemecahan masalah”. Hal ini sejalan dengan pendapat Zafri (Ermatiana, 2019:22-23) yang
mengemukakan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan berpikir kritis siswa
diantaranya 1) kondisi fisik, 2) motivasi, 3) kecemasan, 4) perkembangan intelektual.
Sesuai dengan National Council of Teachers of Mathematics (NCTM) menuntut siswa untuk
mempunyai beberapa kemampuan diantaranya (1) representasi matematis (2) komunikasi matematis
(3) penalaran matematis, serta (4) memecahkan permasalahan matematis. Kemampuan penalaran dan
berargumentasi logis merupakan salah satu tujuan pembelajaran matematika (NCTM, 2000). Siswa
perlu dilatih membuat konjektur dan memeriksa kebenaran dari konjektur tersebut. Siswa juga perlu
dibekali dengan kemampuan mengembangkan dan mengevaluasi argumen dan pembuktian
matematika. Seterusnya, siswa juga dapat memilih dan menggunakan bermacam-macam jenis
penalaran dan metode pembuktian.
1
Ringki Agustinsa, Nur Aliyyah Irsal, Mela Aziza
Pedoman penulisan artikel JP2MS
Jurnal Penelitian Pembelajaran Matematika Sekolah (JP2MS), Vol. 4 No.1, April 2020 eISSN 2581-253X
Salah satu materi dalam pembelajaran matematika yang sulit dipelajari oleh siswa adalah
induksi matematika. Induksi matematika merupakan salah satu cabang ilmu tentang pembuktian suatu
pernyataan dalam matematika. Untuk dapat menguasai materi induksi matematika dibutukan penalaran
yang tinggi dari siswa, menguasai teknik manipulasi aljabar dalam matematika dan wajib menguasai
dasar-dasar matematika seperti perhitungan, sifat-sifat operasi dan sebagainya. Induksi matematika
merupakan salah satu kegiatan penalaran deduktif yang berkaitan dengan pembuktian matematika.
Dalam matematika, induksi matematika merupakan sebuah dasar aksioma bagi beberapa teorema yang
melibatkan bilangan asli. Pembuktian suatu pernyataan matematis dengan induksi matematika
dilakukan pada objek matematika yang bersifat diskrit, misalnya teori bilangan, teori graf, dan
kombinatorika. Matematikawan menggunakan induksi matematika untuk menjelaskan pernyataan
matematika yang telah diketahui kebenarannya.
Bukti matematis merupakan salah satu materi yang sulit bagi siswa. Pekerjaan memahami
bukti bukanlah sesuatu yang menarik bagi siswa karena banyak menggunakan simbol dan pernyataan
logika daripada berhadapan dengan angka-angka yang biasanya dianggap sebagai karakter
matematika. Rata-rata kemampuan pembuktian matematis mahasiswa belum memuaskan (Kusnandi,
2008). Mahasiswa mengalami kesulitan dalam melakukan pembuktian disebabkan pengalaman
berkaitan pembuktian ketika di sekolah sangat terbatas (Moore, 1994: 255). Kenyataan ini
mengindikasikan bahwa kemampuan pembuktian mahasiswa masih memprihatinkan dan belum
memuaskan, padahal pembuktian telah diajarkan kepada siswa sejak mereka duduk di bangku sekolah
menengah.
Oleh karena pengalaman siswa di sekolah menengah atas dalam menyusun pembuktian
berdampak pada kemampuan pembuktian ketika mengikuti kuliah di perguruan tinggi, maka
kemampuan pembuktian siswa perlu mendapat perhatian. Diperlukan informasi untuk mengetahui
proses berpikir siswa dalam menyusun bukti matematis. Informasi ini yang kemudian akan berguna
bagi guru dalam proses mengajar bukti matematis di sekolah.
Wawasan terhadap cara berfikir siswa dalam memecahkan masalah Induksi Matematika sangat
penting. Pertama, siswa perlu memiliki pemahaman yang kokoh tentang konsep dasar matematika,
seperti bilangan bulat, deret, dan ketidaksetaraan matematis. Selanjutnya, mereka harus memahami
langkah-langkah kritis dalam metode induksi, yaitu langkah dasar dan langkah induksi. Kemampuan
untuk berpikir kritis sangat diperlukan agar siswa dapat mengidentifikasi asumsi yang mereka buat dan
menguji validitas langkah-langkah mereka. Selain itu, siswa juga harus mampu berpikir kreatif, yaitu
dalam mencari pola dan hubungan antar bilangan bulat yang berbeda, sehingga dapat merumuskan
asumsi yang kuat dan merancang bukti yang efektif.
Rencana dalam pemecahan masalah Induksi Matematika oleh siswa melibatkan beberapa
langkah kunci. Pertama, siswa harus memahami masalah matematika dengan cermat dan
mengidentifikasi kasus dasar yang sesuai. Kemudian, mereka perlu melakukan bukti matematis yang
solid untuk kasus dasar, menjelaskan setiap langkah dengan jelas. Selanjutnya, dalam langkah induksi,
siswa harus mengasumsikan bahwa pernyataan tersebut benar untuk suatu bilangan bulat k
(hypothesis), dan membuktikan bahwa itu juga berlaku untuk k + 1 dengan menggunakan asumsi
mereka tentang k. Terakhir, siswa harus mampu membuat kesimpulan bahwa jika pernyataan tersebut
benar untuk kasus dasar dan benar untuk k, maka itu juga benar untuk semua bilangan bulat positif
2
Ringki Agustinsa, Nur Aliyyah Irsal, Mela Aziza
Pedoman penulisan artikel JP2MS
Jurnal Penelitian Pembelajaran Matematika Sekolah (JP2MS), Vol. 4 No.1, April 2020 eISSN 2581-253X
yang lebih besar dari kasus dasar. Dengan latihan yang tepat, siswa dapat mengembangkan cara
berfikir yang kuat dan efektif dalam memecahkan masalah menggunakan Induksi Matematika.
Rumusan Masalah:
1. Bagaimana siswa menghadapi tantangan memahami dan menerapkan konsep induksi matematika?
2. Apa jenis kesalahan umum yang sering dilakukan siswa saat mencoba memecahkan masalah yang
melibatkan induksi matematika?
3. Bagaimana perbedaan latar belakang pendidikan, motivasi, atau gaya belajar siswa memengaruhi
kemampuan mereka dalam memecahkan masalah induksi matematika?
4. Apakah ada hubungan antara kemampuan berpikir kritis siswa dan keberhasilan mereka dalam
mengatasi masalah-masalah yang melibatkan induksi matematika?
Tujuan Artikel:
1. Menganalisis tantangan umum yang dihadapi siswa dalam memahami dan menerapkan konsep
induksi matematika.
2. Mengidentifikasi jenis kesalahan yang sering terjadi dalam pemecahan masalah induksi matematika
oleh siswa.
3. Menyelidiki dampak latar belakang pendidikan, motivasi, dan gaya belajar siswa terhadap
kemampuan mereka dalam memecahkan masalah matematika berbasis induksi.
4. Meneliti hubungan antara kemampuan berpikir kritis siswa dan kesuksesan mereka dalam
menghadapi masalah-masalah yang melibatkan induksi matematika.
Rangkuman kajian teoritik yang berkaitan dengan cara berfikir siswa dalam pemecahan
masalah menggunakan Induksi Matematika mencerminkan beberapa aspek penting. Pertama,
pemahaman dasar matematika merupakan landasan utama. Siswa perlu memiliki pemahaman yang
kuat tentang konsep seperti bilangan bulat, deret, dan ketidaksetaraan matematis. Selanjutnya,
keterampilan berpikir kritis sangat diperlukan. Ini mencakup kemampuan siswa untuk mengidentifikasi
asumsi yang mereka buat dalam proses induksi, serta kemampuan untuk mengevaluasi keabsahan
langkah-langkah yang mereka ambil. Selain itu, berpikir kreatif juga menjadi faktor penting dalam
menyelesaikan masalah Induksi Matematika. Siswa yang mampu melihat pola, hubungan, dan analogi
antar bilangan bulat dapat lebih berhasil dalam merumuskan asumsi yang kuat dan merancang bukti
yang efektif. Keseluruhan, pemahaman konsep dasar, berpikir kritis, dan berpikir kreatif adalah
elemen-elemen utama dalam cara berfikir siswa saat mereka menghadapi pemecahan masalah
menggunakan Induksi Matematika, dan pendekatan ini dapat ditingkatkan melalui latihan yang terarah
dan pembelajaran yang mendalam.
METODE
RANCANGAN PENELITIAN
Pada proses pembuatan artikel ini kami menggunakan metode penelitian kualitatif untuk
mengetahui cara pikir siswa dalam menyelesaikan induksi matematika.
3
Ringki Agustinsa, Nur Aliyyah Irsal, Mela Aziza
Pedoman penulisan artikel JP2MS
Jurnal Penelitian Pembelajaran Matematika Sekolah (JP2MS), Vol. 4 No.1, April 2020 eISSN 2581-253X
penelitian kualitatif adalah pendekatan penelitian yang digunakan untuk memahami fenomena
manusia, perilaku, keyakinan, nilai, budaya, atau pengalaman sosial secara mendalam. Penelitian ini
berfokus pada pemahaman makna dan konteks di balik suatu fenomena, bukan sekadar mengumpulkan
data berjumlah besar atau mengukur variabel-variabel dengan angka
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA yang sedang mempelajari atau telah
mempelajari topik induksi matematika. Yang nanti akan dibagi berdasarkan kriteria seperti tingkat
Pendidikan, dan prestasi akademik.
Pengumpulan data akan dilakukan melalui dua metode utama yaitu, wawancara semi-
struktural dan observasi. Pertama, kami akan melakukan wawancara semi-struktural dengan siswa-
siswa di tingkat sekolah menengah atau perguruan tinggi yang telah mempelajari topik induksi
matematika. Wawancara ini akan mencakup serangkaian pertanyaan terkait pemahaman siswa tentang
induksi matematika, langkah-langkah yang mereka ambil dalam memecahkan masalah matematika
yang melibatkan induksi, serta strategi berpikir yang mereka gunakan dalam proses ini. Wawancara ini
akan memberikan wawasan mendalam tentang cara berpikir siswa. Kedua, kami akan melakukan
observasi saat siswa-siswa bekerja pada soal-soal matematika yang melibatkan induksi matematika.
Observasi ini akan memungkinkan kami merekam secara langsung interaksi siswa dengan soal-soal
tersebut, mencatat langkah-langkah yang mereka ambil, dan mengamati proses berpikir mereka saat
memecahkan masalah.
Menganalisis teknik wawancara semi-struktural dan observasi dalam pengumpulan data untuk
artikel "Cara Berpikir Siswa dalam Memecahkan Masalah Induksi Matematika" memerlukan
pendekatan yang hati-hati. Pertama, analisis wawancara semi-struktural melibatkan pengorganisasian
data wawancara, seperti transkripsi wawancara dan pencatatan temuan kunci. Pada tahap awal, perlu
mengidentifikasi pola-pola dalam respons siswa terhadap pertanyaan, mencari tema-tema umum yang
muncul, dan mengelompokkan pernyataan yang serupa. Selanjutnya, dapat menganalisis konsep-
konsep dan pemikiran yang muncul dalam wawancara, mengidentifikasi aspek-aspek yang berkaitan
dengan pemahaman siswa tentang induksi matematika.
Sementara itu, pada analisis observasi melibatkan tinjauan data yang dihasilkan selama
observasi siswa dalam Tindakan. Mencatat perilaku dan langkah-langkah yang diambil siswa saat
mereka bekerja pada soal-soal matematika yang melibatkan induksi matematika. Dalam analisis
observasi, fokus pada pola-pola tindakan yang muncul, seperti strategi pemecahan masalah yang
digunakan siswa, perubahan pendekatan saat mereka menghadapi kesulitan, dan tanda-tanda
pemahaman atau kebingungan.
4
Ringki Agustinsa, Nur Aliyyah Irsal, Mela Aziza
Pedoman penulisan artikel JP2MS
Jurnal Penelitian Pembelajaran Matematika Sekolah (JP2MS), Vol. 4 No.1, April 2020 eISSN 2581-253X
Spesifikasi alat menggambarkan kecanggihan alat yang digunakan sedangkan spesifikasi bahan
menggambarkan macam bahan yang digunakan. Jika memang diperlukan ada lampiran instrument
yang digunakan. Bagian ini ditulis maksmimal 15% untuk penelitian kuantitatif atau 10% untuk kualitatif dari
badan artikel.
5
Ringki Agustinsa, Nur Aliyyah Irsal, Mela Aziza
Pedoman penulisan artikel JP2MS
Jurnal Penelitian Pembelajaran Matematika Sekolah (JP2MS), Vol. 4 No.1, April 2020 eISSN 2581-253X
HASIL DAN PEMBAHASAN← Times New Roman 12, Tebal, Rata Kiri
Hasil dan pembahasan merupakan bagian utama artikel hasil penelitian dan biasanya merupakan
bagian terpanjang dari suatu artikel. Hasil penelitian yang disajikan dalam bagian ini adalah “bersih”.
Hasil penelitian disajikan terlebih dahulu kemduian dilanjutkan dengan pembahasan. Sub judul hasil
dan pembahsan ditulis terpisah.
Sedangkan untuk gambar, label gambar di bagian bawah gambar. Gunkan fitur text box pada Ms
Word untuk menampung gambar atau grafik, dengan format text wraping:in line with text. seperti
contoh gambar 1 berikut ini.
6
Ringki Agustinsa, Nur Aliyyah Irsal, Mela Aziza
Pedoman penulisan artikel JP2MS
Jurnal Penelitian Pembelajaran Matematika Sekolah (JP2MS), Vol. 4 No.1, April 2020 eISSN 2581-253X
α + β=γ
Hasil penelitian pendekatan kualitatif yang bersumber dari wawancara, pengamatan, penafsiran isi
teks, dan lain-lain dikondensasikan, disarikan, atau dibuat ke dalam ringkasan substansial. Jadi, yang
disajikan adalah temuan-temuan substansial yang dapat disajikan dalam bentuk tabel-tabel deskriptif
untuk memudahkan pemahaman oleh pembaca. Potongan wawancara, deskripsi hasil pengamatan,
kutipan teks, dan lain-lain yang memuat temuan-temuan utama atau jawaban dari pertanyaan
penelitian disajikan dalam pembahasan sebagai contoh otentik.
Pembahasan ← Times New Roman 12, Tebal, Rata Kiri
Pembahasan dimaksudkan untuk menginterpretasikan dan memaknai hasil penelitian sesuai
dengan teori yang digunakan dan tidak sekadar menjelaskan temuan. Pembahasan harus diperkaya
dengan merujuk atau membandingkan hasil-hasil penelitian sebelumnya yang telah diterbitkan dalam
jurnal ilmiah bereputasi dan tidak berasal dari jurnal abal-abal (predatory journal). Dalam pembahasan
disarankan juga berisi pengintegrasian hasil penelitian ke dalam kumpulan teori atau pengetahuan yang
telah mapan, penyusunan teori baru, modifikasi teori yang telah ada, serta implikasi hasil penelitian.
Pembahasan dalam artikel bertujuan untuk: (1) menjawab rumusan masalah dan pertanyaan-
pertanyaan penelitian; (2)menunjukkan bagaimana temuan-temuan itu diperoleh;
(3)menginterpretasi/menafsirkan temuan-temuan; (4)mengaitkan hasil temuan penelitian dengan
struktur pengetahuan yang telah mapan; dan (5)memunculkan teori-teori baru atau modifikasi teori
yang telah ada.
Ketentuan Penulisan:
Singkatan dan Akronim
Singkatan yang sudah umum seperti IEEE, SI, MKS, CGS, sc, dc, and rms tidak perlu diberi
keterangan kepanjangannya. Akan tetapi, akronim yang tidak terlalu dikenal atau akronim bikinan
penulis perlu diberi keterangan kepanjangannya.
Kutipan dan Acuan
Gagasan yang telah lebih dahulu diungkapkan orang lain diacu (dirujuk), dan sumber acuannya
dimasukkan dalam Daftar Pustaka. Setiap artikel memuat rujukan minimal 10 tulisan. Gaya pengutipan
dan penulisan daftar pustka merujuk pada style American psychological association edisi kelima (APA
Fifth Edition).
Daftar pustaka harus lengkap dan sesuai dengan acuan yang disajikan dalam batang tubuh artikel.
Artinya, sumber yang ditulis dalam daftar pustaka benar-benar dirujuk dalam tubuh artikel.
Sebaliknya, semua acuan yang telah disebutkan dalam artikel harus dicantumkan dalam daftar pustaka.
Untuk menunjukkan kualitas artikel ilmiah, daftar pustaka harus cukup banyak. Daftar pustaka disusun
secara alfabetis.
Penyajian gagasan orang lain di dalam artikel dilakukan secara tidak langsung. Gagasan yang
dikutip tidak dituliskan seperti teks asli, tetapi dibuatkan ringkasan atau simpulannya. Sebagai contoh,
Suharno (1973:6) menyatakan bahwa kecepatan terdiri dari gerakan ke depan sekuat tenaga dan
semaksimal mungkin, segerombolan otot, kemampuan reaksi otot atau segerommbolan otot dlaam
tempo cepat karena rangsangan.
Acuan ditulis dan dipisahkan dari kaimat kutipan dengan kurung buka dan kurang tutup (periksa
contoh-contoh di bawah). Acuan yang dituliskan di tengah kalimat dipisahkan dengan kata yang
mndahului dan kata yang mengikutinya dengan jarak, namun tidak dipisahkan dengan titik. Nama
pengarang ditulis tanpa jarak setelah tanda kurung pembuka diikuti koma. Tahun penerbitan dituliskan
setelah koma dan diberi jarak. Halaman buku atau artikel setelah tahun penerbitan, dipisahkan dengan
tanda titik dua tanpa jarak, dan ditutup dengan tanda kurung tanpa jarak. Sebagai contoh: karya tulis
ilmah adalah tulisan factual yang digunakan penulisnya untuk memberikan suatu
pengetahuan/informasi kepada orang lain (Riebel, 1978:1).
7
Ringki Agustinsa, Nur Aliyyah Irsal, Mela Aziza
Pedoman penulisan artikel JP2MS
Jurnal Penelitian Pembelajaran Matematika Sekolah (JP2MS), Vol. 4 No.1, April 2020 eISSN 2581-253X
Apabila nama pengarang telah disebut di dalam teks, tahun penerbitan sumber informasi
dituliskan segera setelah nama penulisnya. Atau, apabila nama pengarang tetap ingiin disebutkan,
acuan ini dituliskan di akhir teks. Contohnya: menurut riebel (1978:1) karya tulis ilmah adalah tulisan
factual yang digunakan penulisnya untuk memberikan suatu pengetahuan/informasi kepada orang lain.
Nama dua pengarang dalam karya yang sama disambung dengan kata ‘dan’. Titik koma (;)
digunakan untuk dua pengarang atau lebih dari dua pengarang dengan karya yang berbeda. Contohnya:
karya tulis ilmah adalah tulisan factual yang digunakan penulisnya untuk memberikan suatu
pengetahuan/informasi kepada orang lain (Riebel dan Roger, 1980:5). Jika melibatkan dua pengarang
dalam dua karya yang berbeda, contoh penulisannya: karya tulis ilmah adalah tulisan factual yang
digunakan penulisnya untuk memberikan suatu pengetahuan/informasi kepada orang lain (Riebel,
1978:1, Roger, 1981:5).
Apabila pengarang lebih dari dua orang, hanya nama pengarang pertama yang dituliskan. Nama
pengarang selebihnya digantikan dengan ‘dkk’ (dan kawan-kawan). Tulisan ‘dkk’ dipisahkan dari
nama pengarang, yang disebutkan dengan jarak, diikuti titik, dan diakhiri dengan koma. Contohnya:
membaca adalah kegiatan interaksi antara pembeca dan penulis yang kehadirannya diwakili oleh teks
(Susanti dkk, 1994:8).
UCAPAN TERIMA KASIH← Times New Roman 12, Tebal, Rata Kiri
Bagian ini berisi ucapan terima kasih terutama kepada sponsor, pendonor dana, narasumber, atau
lembaga/pihak-pihak yang berperan sangat penting dalam pelaksanaan penelitian. Jika menyebutkan
nama seseorang atau lembaga sebagai ucapan terima kasih, penulis wajib meminta ijin kepadanya.
Penulis tidak perlu menuliskan ucapan terima kasih kepada redaktur. Ucapan terima kasih ditulis
dalam satu paragraph.
Daftar pustaka ditulis urut abjad dan baris kedua menjorok 0,7 cm dari baris pertama, dengan
mengikuti aturan penulisan sumber kepustakaan APA Style
Contoh:
Baxter, C. 1997. Race Equality in Health Care and Education. Philadelphia: Balliere Tinda
De Porter, B dan Hernacki, M. 1992. Quantum Learning. Menbiasakan Belajar Nyaman dan
Menyenangkan. Terjemahan oleh Alwiyah Abdurrahman. Bandung: Penerbit Kaifa
American Psychiatric Association. 1994. Diagnostic and Statistical manual of mental disorders 4 th ed.
Washington DC: Author
Mitchell, T.R., & Larson, J.R. 1987. People in Organizations: An Introduction to Organizational
Behavior 3rded. New York: McGraw-Hill
Koch, S. (Ed,). 1959-1963. Psychology: A Study of Science (Vol. 1-6). New York: McGraw-Hill
8
Ringki Agustinsa, Nur Aliyyah Irsal, Mela Aziza
Pedoman penulisan artikel JP2MS
Jurnal Penelitian Pembelajaran Matematika Sekolah (JP2MS), Vol. 4 No.1, April 2020 eISSN 2581-253X
9
Ringki Agustinsa, Nur Aliyyah Irsal, Mela Aziza
Pedoman penulisan artikel JP2MS