Anda di halaman 1dari 12

p-ISSN: 2086-4280

Sari & Afriansyah e-ISSN: 2527-8827

Analisis Miskonsepsi Siswa SMP pada Materi Operasi


Hitung Bentuk Aljabar
Herikeu Meidia Sari1 dan Ekasatya Aldila Afriansyah2*
1,2*Program
Studi Pendidikan Matematika, IPI Garut
Jalan Terusan Pahlawan No 32 Sukagalih, Garut, Jawa Barat, Indonesia
herikeumeidi@gmail.com; ekasatyafriansyah@institutpendidikan.ac.id

Artikel diterima: 18-04-2020, direvisi: 20-09-2020, diterbitkan: 30-09-2020

Abstrak
Rendahnya kemampuan pemahaman konsep siswa pada materi operasi hitung bentuk aljabar
menjadi salah satu permasalahan yang ditemui saat belajar materi Aljabar. Banyak miskonsepsi
yang ditemukan pada materi operasi hitung bentuk aljabar. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui bentuk miskonsepsi yang dialami siswa pada materi operasi hitung bentuk
aljabar. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif. Penelitian dilaksanakan di
SMP Negeri 1 Cibatu kelas VII-H yang berjumlah sebanyak 32 siswa dengan 3 siswa dipilih secara
purposive sampling untuk dijadikan partisipan pilihan. Teknik analisis data secara deskriptif
melihat hasil jawaban siswa, hasil wawancara, serta dokumentasi menggunakan model Miles and
Huberman, sehingga triangulasi data terpenuhi. Dari hasil penelitian ditemukan beberapa
miskonsepsi yang dialami siswa pada materi operasi hitung bentuk aljabar yang dikategorikan
dalam empat jenis, diantaranya miskonsepsi generalisasi, miskonsepi notasi, miskonsepsi
pengartian huruf dan misonsepsi aplikasi aturan. Diketahuinya keempat miskonsepsi ini
diharapkan guru-guru dapat lebih waspada saat mengajar materi aljabar terhadap keempat
miskonsepsi ini.
Kata Kunci: kemampuan pemahaman konsep, miskonsepsi, operasi hitung bentuk aljabar,
metode kualitatif.

Analysis of Middle School Students' Misconceptions on the Material of


Calculating Operations in Algebraic Forms
Abstract
The low ability of students to understand concepts in the algebraic arithmetic operation material
is one of the problems encountered when learning algebra material. Many misconceptions are
found in the arithmetic operation material in algebraic form. The purpose of this study was to
determine the form of misconceptions experienced by students in the algebraic form of arithmetic
operations. The research method used is qualitative. The research was conducted at SMP Negeri
1 Cibatu class VII-H, amounting to 32 students with 3 students selected by purposive sampling to
be selected participants. The descriptive data analysis technique saw the results of students'
answers, interviews, and documentation using the Miles and Huberman model so that data
triangulation was fulfilled. From the results of the study, it was found that several misconceptions
experienced by students in the algebraic arithmetic operation material were categorized into four
types, including generalization misconceptions, notation misconceptions, letter interpreting
misconceptions, and rule application misconceptions. Knowing these four misconceptions, it is
hoped that teachers will be more vigilant when teaching algebraic material regarding these four
misconceptions.
Keywords: ability to understand concepts, misconceptions, arithmetic operations in algebraic
forms, qualitative methods

Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika 439


Volume 9, Nomor 3, September 2020
Copyright © 2020 Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika
http://journal.institutpendidikan.ac.id/index.php/mosharafa

I. PENDAHULUAN pemecahan masalah beserta kemungkinan


Salah satu tujuan dari mata pelajaran akibat atau hasilnya.
matematika menurut Badan Standar Pada kenyataannya, pemecahan
Nasional Pendidikan (Pendidikan, 2006) permasalahan kompleks dan abstrak masih
yaitu memahami, menjelaskan, dan menjadi hambatan yang dialami oleh siswa
mengaplikasikan konsep. Hal ini SMP (Afriansyah, 2014) dikarenakan
dikarenakan matematika merupakan salah aljabar merupakan salah satu cabang
satu mata pelajaran yang banyak matematika yang rentan dengan
menekankan pada konsep (Afriansyah, miskonsepsi. Hal ini disampaikan pula oleh
2015). Sedangkan, konsep itu sendiri Afriansyah (2016) dan Nurmawanti &
merupakan suatu hal yang paling Sulandra (2020), simbol memiliki
mendasar untuk memahami suatu materi. interpretasi berbeda sehingga siswa
Jika terdapat konsep yang tidak dipahami, berpeluang mengalami miskonsepsi.
maka secara otomatis berpengaruh pada Miskonsepsi menurut Iryani, Tandililing,
pemahaman konsep lainnya, dikarenakan & Hamdani (2018) adalah konsepsi-
keterkaitan antar konsep (Afriansyah, konsepsi lain yang tidak sesuai dengan
2012). Oleh sebab itu, tujuan mata konsepsi keilmuan secara umum.
pelajaran matematika akan tercapai Leinhardt, Zaslavsky, & Stein (Herutomo
apabila para siswa belajar matematika dan Saputro, 2014) mendefinisikan
dengan pemahaman, dan secara aktif miskonsepsi sebagai pemahaman yang
membangun pengetahuan baru dari salah dalam pengetahuan siswa yang
pengalaman serta pengetahuan terjadi secara berulang dan eksplisit. Selain
sebelumnya. itu, Jumadi & Hamdani (2018)
Salah satu materi matematika yang menyebutkan bahwa miskonsepsi adalah
memuat banyak konsep di dalamnya yaitu konsepsi-konsepsi yang lain yang tidak
aljabar, karena itu bentuk aljabar sesuai dengan konsepsi ilmuwan secara
menempati posisi khusus dalam kurikulum umum. Adapun Brown (Utami, 2017)
matematika menengah. Konsep-konsep mendefinisikan miskonsepsi sebagai
aljabar erat kaitannya dengan masalah di penjelasan yang salah dan suatu gagasan
kehidupan sehari-hari yang dijumpai oleh yang tidak sesuai dengan pengertian
siswa (Utami, 2017), maka penanaman ilmiah yang diterima para ahli. Sedangkan
konsep awal untuk materi bentuk aljabar menurut Novak (Utami, 2017),
pada siswa SMP sangat penting karena miskonsepsi merupakan suatu interpretasi
masih mendasar. Selain itu, kemampuan konsep-konsep dalam suatu pernyataan
berpikir siswa SMP berkembang yang tidak dapat diterima. Berdasarkan
sedemikian rupa sehingga dapat dengan pendapat para ahli tersebut dapat
mudah membayangkan banyak alternatif disimpulkan bahwa miskonsepsi adalah

440 Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika


Volume 9, Nomor 3, September 2020
Copyright © 2020 Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika
p-ISSN: 2086-4280
Sari & Afriansyah e-ISSN: 2527-8827

suatu bagian kerangka konsep yang salah II. METODE


tetapi dianggap benar oleh siswa sehingga Metode penelitian yang digunakan
terjadi kesalahan yang muncul secara dalam penelitian ini adalah metode
berulang atau konsisten. kualitatif (Afriansyah, Puspitasari,
Dalam hasil penelitian yang telah Luritawaty, Mardiani, & Sundayana, 2019).
dilakukan oleh peneliti terdahulu, terdapat Subyek dalam penelitian ini yaitu siswa
miskonsepsi siswa SMP yang ditemukan SMP Negeri 1 Cibatu kelas VII-H tahun
pada materi aljabar khususnya dalam ajaran 2019/2020 yang berjumlah
operasi hitung bentuk aljabar, salah sebanyak 32 siswa dengan 3 siswa dipilih
satunya yaitu dapat dilihat dari hasil secara purposive sampling atau
penelitian Utami (2017), dimana siswa pengambilan sampel sumber data dengan
mengalami miskonsepsi dalam pertimbangan tertentu, yaitu dengan
menjumlahkan dan mengurangkan berdasarkan siswa berkemampuan tinggi,
koefisien dengan konstanta. Siswa siswa berkemampuan sedang dan siswa
menjumlahkan 5x  7  12x , 2x  5  3x . berkemampuan rendah untuk dijadikan
Siswa juga mengalami miskonsepsi dengan partisipan wawancara. Adapun
menganggap operasi penjumlahan sebagai pengambilan siswa partisipan yaitu
operasi perkalian, dimana siswa berdasarkan hasil diskusi bersama guru
mengerjakan x  5  5x . matematika yang bersangkutan. Teknik
Dari uraian sebelumnya, permasalahan pengumpulan data yang dilaksanakan
miskonsepsi telah bermunculan sejak dalam penelitian ini yaitu melalui
lampau, karena dengan adanya observasi, tes tertulis dan wawancara.
miskonsepsi, proses belajar siswa menjadi Sedangkan teknik analisis data dalam
terhambat dan memungkinkan siswa penelitian ini yaitu menggunakan teknik
untuk membuat kesalahan (Afriansyah, analisis model Miles and Huberman
2013) selama belajar materi aljabar dan (Sugiyono, 2018), dimana pada tahap
menyelesaikan materi terkait lainnya. Oleh reduksi data, peneliti menganalisis hasil
karena itu, peneliti mengadakan penelitian pekerjaan siswa untuk mengetahui bentuk
mengenai analisis miskonsepsi siswa SMP miskonsepsi yang dialami siswa pada
pada materi operasi hitung bentuk aljabar, materi operasi hitung bentuk aljabar dan
agar diperoleh pandangan global kemudian mengklasifikasikan bentuk
mengenai miskonsepsi dan kemampuan miskonsepsi tersebut dalam empat bentuk
siswa pada materi operasi hitung bentuk miskonsepsi. Selanjutnya yaitu
aljabar. mentranskip hasil wawancara partisipan.
Pada tahap penyajian data, peneliti
menyajikan data hasil tes dan transkip
wawancara yang telah direduksi dalam

Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika 441


Volume 9, Nomor 3, September 2020
Copyright © 2020 Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika
http://journal.institutpendidikan.ac.id/index.php/mosharafa

bentuk tabel, diagram dan deskripsi. Pada Tidak Jawab 9 5 14


(5,62%) (3,91%) (4,86%)
tahap penarikan kesimpulan, peneliti Benar 22 26 48
mulai menyimpulkan data yang telah (13,75%) (20,31%) (16,67%)
disajikan serta disesuaikan dengan Miskonsepsi didapat berdasarkan hasil
rumusan masalah yang telah ditetapkan, pekerjaan dari siswa yang tergolong
yaitu mengetahui bentuk miskonsepsi berkemampun tinggi, sedang, dan rendah
yang dialami siswa SMP pada materi (lihat Gambar 1) menunjukkan hasil
operasi hitung bentuk aljabar. pekerjaan siswa berkemampuan rendah
(S14) pada nomor satu saat pretest,
III. HASIL DAN PEMBAHASAN mengalami kesalahan dalam menentukan
Berdasarkan hasil analisis miskonsepsi, unsur-unsur dalam bentuk aljabar, yaitu
diperoleh banyak siswa yang mengalami menganggap koefisien sebagai suku yang
miskonsepsi pada materi operasi hitung paling depan, sementara variabel berada
bentuk aljabar, seperti yang ditunjukkan pada suku setelahnya, kesalahan ini
pada Tabel 1. hasil pekerjaan siswa saat termasuk bentuk miskonsepsi generalisasi.
pretest pada soal operasi hitung bentuk
aljabar mengalami beberapa miskonsepsi,
Gambar 1. Hasil Pekerjaan S14 Pretest Nomor 1.
diantaranya miskonsepsi generalisasi
Terdapat juga hasil pekerjaan siswa
sebanyak 130 (45,14%), miskonsepsi
yang mengalami kesalahan dalam
notasi sebanyak 27 (9,38%), miskonsepsi
mengoperasikan bentuk aljabar
pengartian huruf sebanyak 46 (15,97%),
miskonsepsi aplikasi aturan sebanyak 23 9 y 2  4 xy  5 y  7 y 2  3xy , (lihat
(7,98%). Sedangkan siswa yang tidak Gambar 2) yang menunjukkan hasil
menjawab sebanyak 14 (4,86%) dan siswa pekerjaan siswa berkemampuan tinggi (S9)
yang menjawab sebanyak 48 (16,67%). pada nomor dua saat pretest. Dimana
Tabel 1. siswa S9 mengalami miskonsepsi notasi
pada pengoperasian  4 xy  3xy karena
Data Hasil Analisis Pekerjaan Siswa Pretest pada
Soal Operasi Hitung Bentuk Aljabar

menganggap notasi negatif   di depan


Bentuk Hasil Soal Soal Jumlah
Pekerjaan Bentuk Bentuk
Siswa Uraian Option suku bukan merupakan satu kesatuan,
Miskonsepsi 60 70 130
Generalisasi (37,50%) (54,69%) (45,14%) sehingga hasilnya 7 xy dan memunculkan
kembali notasi negatif   tersebut pada
Miskonsepsi 19 8 27
Notasi (11,88%) (6,25%) (9,38%)
Miskonsepsi 28 18 46 hasil akhirnya menjadi  7 xy , kesalahan
Pengartian (17,50%) (14,06%) (15,97%)
Huruf ini termasuk miskonsepsi notasi.
Miskonsepsi 22 1 23
Pengaplikasian (13,75%) (0,78%) (7,98%)
Aturan

442 Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika


Volume 9, Nomor 3, September 2020
Copyright © 2020 Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika
p-ISSN: 2086-4280
Sari & Afriansyah e-ISSN: 2527-8827

seharusnya 6𝑦 5 , kesalahan itu termasuk


miskonsepsi pengaplikasian aturan.

Gambar 2. Hasil Pekerjaan S9 Pretest Nomor 2.


Selain itu, terdapat juga siswa yang
mengalami kesalahan dalam menentukan
Gambar 4. Hasil Pekerjaan S14 Pretest Nomor 4.
bentuk aljabar berdasarkan jumlah suku
Selanjutnya peneliti mengadakan tes
(lihat Gambar 3), yaitu hasil pekerjaan
akhir atau posttest. Pada hasil analisis
siswa berkemampuan sedang (S3) pada
posttest ditemukan juga miskonsepsi yang
nomor tiga saat pretest, menunjukkan
dialami siswa pada soal operasi hitung
kesalahan dalam menentukan suku
bentuk aljabar. Kemudian untuk
binomial. Dimana S3 memilih ii. 2 x  x
2
mengkonfirmasi dan menggali lebih dalam
iii. x  2 x  3
2
dan serta tidak mengenai miskonsepsi yang dialami siswa,
menyertakan alasannya. Sejalan dengan maka peneliti mengadakan wawancara
penelitian Ramdani, Hartoyo, & Mirza pada siswa partisipan yaitu S9 sebagai
(2015) yaitu siswa menganggap suku siswa berkemampuan tinggi, S3 sebagai
binomial ditentukan dari jumlah variabel siswa berkemampuan sedang, dan S14
𝑥, sehingga dapat dikatakan siswa sebagai siswa berkemampuan rendah.
mengalami miskonsepsi notasi. Data hasil analisis pekerjaan siswa posttest
pada soal operasi hitung bentuk aljabar
disajikan pada Tabel 2, dimana siswa
dengan miskonsepsi generalisasi sebanyak
Gambar 3. Hasil Pekerjaan S3 Pretest Nomor 3. 112 (38,89%), siswa dengan miskonsepsi
Selain itu, terdapat juga siswa yang notasi sebanyak 18 (6,25%), miskonsepsi
mengalami kesalahan dalam pengartian huruf sebanyak 12 (4,17%),
mengaplikasikan aturan (lihat Gambar 4) miskonsepsi pengaplikasian aturan
saat pretest yaitu hasil pekerjaan siswa sebanyak 19 (6,60%). Sedangkan untuk
berkemampuan rendah (S14) pada nomor siswa yang tidak menjawab sebanyak 6
empat, dimana S14 mengalami kesalahan (2,08%), dan siswa yang menjawab dengan
dalam mengoperasikan pangkat pada benar sebanyak 121 (42,01%).
konsep operasi perkalian bentuk aljabar Tabel 2.
 
yaitu 3 y  4 y , S14 mengaplikasian
3 4 Data Hasil Analisis Pekerjaan Siswa Posttest pada
Soal Operasi Hitung Bentuk Aljabar
operasi perkalian pada pangkatnya, Bentuk Hasil Soal Soal Jumlah
Pekerjaan Bentuk Bentuk
12
hasilnya 12y . Selain itu, S14 melakukan Siswa Uraian Option
Miskonsepsi 58 54 112
kesalahan penulisan ulang soal 6𝑦 Generalisasi (36,25%) (42,19%) (38,89%)

Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika 443


Volume 9, Nomor 3, September 2020
Copyright © 2020 Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika
http://journal.institutpendidikan.ac.id/index.php/mosharafa

Miskonsepsi 14 4 18 S3 : “Karena operasinya ada dua.”


Notasi (8,75%) (3,12%) (6,25%) Peneliti : “Oh jadi kamu melihat suku dua itu
Miskonsepsi 3 9 12 dari banyaknya operasi?
Pengartian (1,88%) (7,03%) (4,17%) S3 : (Menganggukan kepala)
Huruf Kesalahan konsep juga ditemukan pada
Miskonsepsi 19 0 19
hasil pekerjaan siswa berkemampuan
Pengaplikasian (11,88%) (0,00%) (6,60%)
Aturan tinggi yaitu S9 pada nomor lima saat
Tidak Jawab 5 1 6 posttest. Dimana S9 mengalami kesalahan
(3,12%) (0,78%) (2,08%)
dalam mengoperasikan penjumlahan
Benar 61 60 121
(38,12%) (46,88%) (42,01%) bentuk aljabar (lihat Gambar 6) dan
Sama halnya dengan analisis sebagian transkip hasil wawancara
miskonsepsi saat pretets, miskonsepsi menunjukkan bahwa S9 mengalami
yang didapat pada saat posttest juga kesalahan dalam mengoperasikan
berdasarkan hasil pekerjaan dari siswa penjumlahan bentuk aljabar  20x  25x
yang tergolong berkemampaun tinggi, yaitu dengan demenganggap operasi
sedang, dan rendah (lihat Gambar 5) penjumlahan sebagai perkalian atau
menunjukkan hasil pekerjaan siswa konjoining operasi penjumlahan dan
berkemampuan sedang (S3) pada Nomor
perkalian sehingga hasilnya  5x .
2

tiga saat posttest dan sebagaian transkip


Karenanya, kesalahan ini termasuk
hasil yang mengalami kesalahan dalam
miskonsepsi notasi. Selain itu, S9 pun tidak
menentukan suku binomial. Dimana S3
dapat menentukan metode yang
menganggap suku binomial ditentukan
digunakan selanjutnya, sehingga S9 tidak
dari keberadaan operasi penjumlahan dan
dapat menyelesaikan secara tuntas.
pengurangan, kesalahan ini termasuk
miskonsepsi generalisasi.

Gambar 5. Hasil Pekerjaan S3 Posttest Nomor 3.


Peneliti : “Kenapa kamu menyebutkan ini
(menunjukkan 𝐱 𝟐 + 𝟐𝐱 − 𝟑) adalah
suku binomial?”
S3 : “Karena ada operasi penjumlahan Gambar 6. Hasil Pekerjaan S9 Posttest Nomor 5.
dan penguranganya dua.” Peneliti : “Oke, cara mengoperasikannya
Peneliti : “Jadi yang merupakan suku binomial bagaimana? Jelaskan.”
itu harus mempunyai operasi S9 : “X kuadrat dikurangi … (Sambil
penjumlahan dan pengurangan, dua- menunjukkan jawaban siswa)”
duannya harus ada?” Peneliti : “X kuadrat itu darimana?”
S3 : (Menganggukan kepala) S9 : “X kali x, x kuadrat. (Sambil
Peneliti : “Lalu kenapa kamu menyebutkan menunjukkan jawaban siswa)”
yang nomor lima 𝑦 3 + 2𝑦 2 − 𝑦 + 2 Peneliti : “Terus.”
bukan suku binomial? S9 : “X dikali dua puluh, dua puluh x.

444 Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika


Volume 9, Nomor 3, September 2020
Copyright © 2020 Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika
p-ISSN: 2086-4280
Sari & Afriansyah e-ISSN: 2527-8827

ditambah dua puluh lima dikali x, Peneliti : “Waktu itu kamu berfikirnya
dua puluh lima x. dikurangi dua koefisienya tidak dibawa, gitu?”
puluh lima dikali dua puluh, negatif S14 : “Iya engga ada.”
lima ratus.” (Sambil menunjukkan “Jadi, dikira ini teh kan 𝑎 jadi
jawaban siswa)” variabelnya aja.”
Peneliti : “Setelah itu?” Peneliti : “Oh jadi kamu menyamakan dengan
S9 : “X kuadrat dikurangi lima x konsepnya. disini cuma satu huruf (a),
kuadrat…” (Sambil menunjukkan jadi a itu dimisalkan jadi y gitu. Jadi
jawaban siswa) yang diambilnya y aja, koefisienya
Peneliti : “Lima x kuadrat darimana?” tidak?”
S9 : “Dari dua puluh lima x dikurangi S14 : (Menganggukan kepala)
dua puluh x.” Peneliti : “Lanjutkan penjelasannya.”
Peneliti : “Apa kamu sudah yakin negatif S14 : “𝑦 3 dikali 𝑦 4 sama dengan 𝑦 12 . 𝑦 12
dua puluh x ditambah dua puluh dibagi 𝑦 6 sama dengan 𝑦 2.”
lima x itu hasilnya negatif lima x Peneliti : “Baik, kenapa 𝑦 3 × 𝑦 4 itu hasilnya
kuadrat?” 𝑦 12?”
S9 : “Yakin.” (menganggukan kepala)” S14 : “Karena dari rumus yang ini
Selain itu, ditemukan juga miskonsepsi pangkatnya ditambah”
Peneliti : “Pangkatnya udah benar tidak?”
pada hasil pekerjaan siswa berkemampuan S14 : “Salah. Harusnya ditambah.”
rendah yaitu S14 pada nomor empat saat Peneliti : “Iya ini 3 × 4 ya, harusnya 3 + 4 =
posttest (lihat Gambar 7) dimana S9 7?”
S14 : “Iya.”
menyamakan penulisannya dengan konsep Berdasarkan hasil analisis miskonsepsi
yang disajikan pada soal sehingga yang dialami siswa kelas VII-H di SMP
mengabaikan semua koefisien yang ada. Negeri 1 Cibatu, didapat bahwa dari
Karenanya, kesalahan ini termasuk dalam berbagai macam hasil pekerjaan siswa
miskonsepsi pengaplikasian aturan, siswa ditemukan beberapa miskonsepsi dalam
menerapkan konsep dasar operasi hitung mengerjakan soal mengenai materi
perkalian bentuk aljabar dan pembagian operasi hitung bentuk aljabar, baik saat
bentuk aljabar pada pemecahan masalah. pelaksanaan pretest maupun saat
Selain itu, S14 juga mengalami miskonsepsi pelaksanaan posttest. Miskonsepsi-
pada pengoperasian pangkat miskonsepsi yang tampak pada hasil
y 3  y 4  y 12 seharusnya y 7 . pekerjaan siswa selanjutnya dikategorikan
berdasarkan materi yang terkait dengan
miskonsepsi yang dialami oleh siswa.
Kategori bentuk miskonsepsi
Gambar 7. Hasil Pekerjaan S14 Posttest Nomor 4.
generalisasi, ditemukan pada semua soal
Peneliti : “Baik, Cara kamu menyederhanakan
bentuk ini dengan konsep ini seperti baik bentuk uraian mupun option. Pada
apa?Jelaskan” soal nomor satu bentuk uraian dan option
S14 : “3𝑦 3 dikali 4𝑦 4.”
yaitu mengenai unsur-unsur bentuk
Peneliti : “Iya. Tapi disini kamu menuliskan
semuanya tanpa koefisien. Kenapa?” aljabar, siswa mengalami kesalahan dalam
S14 : “Keliru.” menentukan koefisien, variabel dan

Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika 445


Volume 9, Nomor 3, September 2020
Copyright © 2020 Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika
http://journal.institutpendidikan.ac.id/index.php/mosharafa

konstanta yaitu dengan menganggap berdasarkan jumlah suku, siswa


koefisien sebagai konstanta begitupun mengalami kesalahan dalam menentukan
sebaliknya. Selain itu, beberapa siswa pun suku binomial yaitu dengan menganggap
menganggap koefisien terletak pada suku bentuk aljabar berdasarkan jumlah suku
yang paling depan dan variabel terletak dapat ditentukan dari jumlah variabel x ,
pada suku setelahnya, hal ini sejalan serta ada juga siswa yang menganggap
dengan penelitian Muntikoh (2017) dan bentuk aljabar berdasarkan jumlah suku
Ramdhani, Hartoyo, & Mirza (2015) yang dapat ditentukan dari jumlah notasi
menyebutkan siswa menganggap hanya penjumlahan dan pengurangan, hal ini
angka di depan variabel yang merupakan sesuai dengan penelitian yang dilakukan
koefisien. Pada soal nomor dua bentuk oleh Ramdani, Hartoyo, & Mirza (2015)
uraian dan option yaitu mengenai yang menyebutkan bahwa siswa
penyederhanaan bentuk aljabar, siswa menganggap suatu bentuk aljabar
mengalami kesalahan dalam dikatakan binomial jika ada operasinya,
mengoperasikan suku sejenis yaitu dengan ada juga siswa yang menganggap binomial
menganggap suku yang memiliki variabel sebagai bentuk yang memuat variabel 𝑥.
yang sama dengan pangkat berbeda Selain itu, dalam penelitian ini ditemukan
merupakan suku sejenis, hal ini pun juga siswa yang menganggap suku
sejalan dengan penelitian Muntikoh (2017) binomial berdasarkan jumlah suku dapat
dan Ramdani, Hartoyo, & Mirza (2015) ditentukan dari jumlah keselurahan
yang menyebutkan bahwa siswa yang variabel, hal ini merupakan miskonsepsi
mengalami miskonsepsi penjumlahan dua baru yang ditemukan pada penelitian ini.
bentuk aljabar yang menganggap Siswa menganggap bahwa suatu bentuk
walaupun pangkat berbeda namun aljabar dikatakan suku apabila memuat
memiliki variabel yang sama maka dapat variabel 𝑥 dan 𝑦, sehingga pada soal
dijumlahkan. Selain itu, terdapat juga nomor tiga, seperti pada hasil pekerjaan
siswa yang kurang memahami operasi S14 yang mengalami kesalahan dalam
aritmatika, dimana siswa tidak dapat menyertakan alasan mengenai suku
mengoperasikan penjumlahan dan binomial, dimana S14 menganggap suku
pengurangan pada bentuk aljabar, hal ini binomial dapat ditentukan dari
sesuai dengan penelitian Wahyuni, keberadaan variabel 𝑥 dan 𝑦. Oleh karena
Yusmin, & Suratman (2016) yang itu, kesalahan ini termasuk dalam
menyebutkan ketidakmampuan miskonsepsi Generalisasi.
menggeneralisasi karena kurang Pada soal nomor empat bentuk uraian
memahami operasi aritmatika. Pada soal yaitu mengenai operasi perkalian dan
nomor tiga bentuk uraian dan option yaitu pembagian, siswa mengalami kesalahan
mengenai klasifikasi bentuk aljabar dalam mengoperasikan koefisien, hal ini

446 Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika


Volume 9, Nomor 3, September 2020
Copyright © 2020 Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika
p-ISSN: 2086-4280
Sari & Afriansyah e-ISSN: 2527-8827

sejalan dengan penelitian Wahyuni, merupakan satu kesatuan. Pada soal


Yusmin, & Suratman (2016) yang nomor dua bentuk uraian dan option yaitu
menyebutkan ketidakmampuan mengenai penyederhanaan bentuk aljabar,
menggeneralisasi karena kurang siswa mengalami kesalahan dalam
memahami operasi aritmatika. Sedangkan mengoperasikan suku sejenis, yaitu

dengan menganggap notasi negatif  


pada bentuk soal option yaitu mengenai
representasi matematika, siswa
bukan merupakan satu kesatuan
mengalami kesalahan dalam menentukan
(Ramdani, Hartoyo, & Mirza, 2015;
metode, dimana siswa tidak dapat
Muntikoh, 2017) yang menyebutkan siswa
menentukan metode sebagai bentuk
menganggap simbol operasi bukan bagian
alasan yang menunjukkan pernyataan dari
dari jawaban. Selain itu, ditemukan juga
soal tersebut merupakan benar. Hal ini
siswa yang mengalami konjoining operasi
sejalan dengan penelitian Muntikoh (2017)
penjumlahan dan perkalian, hal ini sesuai
yang menyebutkan bahwa siswa tidak
dengan penelitian Ramdani, Hartoyo, &
mampu menggeneralisasikan karena tidak
Mirza (2015) yang menyebutkan bahwa
mampu untuk menentukan metode yang
siswa mengalami miskonsepsi pada konsep
digunakan. Pada soal nomor lima bentuk
penjumlahan dua bentuk aljabar dengan
uraian yaitu mengenai soal cerita, siswa
memahami notasi penjumlahan sebagai
mengalami kesalahan dalam operasi
perkalian. Pada soal nomor empat bentuk
aritmatika, dimana siswa tidak dapat
uraian yaitu mengenai operasi hitung
mengoperasikan sifat distributif perkalian,
perkalian dan pembagian, siswa
hal ini sejalan dengan penelitian Wahyuni,
mengalami kesalahan dalam
Yusmin, & Suratman (2016) yang
mengoperasikan pangkat, yaitu dengan
menyebutkan ketidakmampuan
mengabaikan keberadaan notasi pangkat,
menggeneralisasi karena kurang
hal ini sesuai dengan penelitian yang
memahami operasi aritmatika.
dilakukan oleh Muntikoh (2017) dimana
Kategori bentuk miskonsepsi notasi,
siswa mengalami kesalahan dalam aturan
ditemukan pada soal nomor satu bentuk
pangkat. Sedangkan pada soal nomor lima
uraian, soal nomor dua baik bentuk uraian
uraian yaitu mengenai soal cerita, siswa
maupun option, soal nomor empat bentuk
mengalami kesalahan dalam
uraian, dan soal nomor lima bentuk urain.
mengoperasikan bentuk aljabar, dimana
Pada soal nomor satu bentuk uraian yaitu
mengenai unsur-unsur bentuk aljabar, siswa menganggap notasi negatif  
siswa mengalami kesalahan dalam bukan merupakan satu kesatuan, hal ini
menentukan koefisien, yaitu dengan sama dengan pada soal nomor satu dan

menganggap notasi negatif  bukan


dua bentuk uraian maupun option.

Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika 447


Volume 9, Nomor 3, September 2020
Copyright © 2020 Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika
http://journal.institutpendidikan.ac.id/index.php/mosharafa

Kategori bentuk miskonsepsi nomor dua bentuk uraian dan option yaitu
pengartian huruf, ditemukan pada soal mengenai penyederhanaan bentuk aljabar,
nomor empat baik bentuk uraian maupun siswa mengalami kesalahan dalam
option dan soal nomor lima bentuk uraian. manipulasi bentuk aljabar. Pada soal
Pada soal nomor empat bentuk uraian nomor empat bentuk uraian yaitu
yaitu mengenai operasi perkalian dan mengenai konsep operasi hitung perkalian
pembagian, siswa mengalami kesalahan dan pembagian, dimana siswa
yaitu dengan mengabaikan keberadaan menerapkan konsep kanselasi, hal ini
variabel. Sedangkan pada bentuk option sejalan dengan penelitian Herutomo
yaitu mengenai representasi matematika, (2017). Selain menerapkan konsep
dimana siswa menganggap variabel kanselasi, beberapa siswa juga
sebagai label. Pada soal nomor lima menerapkan operasi perkalian pada notasi
bentuk uraian mengenai soal cerita, siswa pangkat perkalian bentuk aljabar, serta
menganggap variabel dapat dimisalkan operasi pembagian pada notasi pangkat
dengan suatu bilangan. Selain itu, pembagian bentuk aljabar, hal tersebut
ditemukan juga siswa yang mengalami merupakan bentuk miskonsepsi baru yang
kesalahan dalam mengartikan soal ke ditemukan pada penelitian ini, beberapa
bentuk matematika, hal ini merupakan siswa menerapkan operasi yang sesuai
miskonsepsi baru yang ditemukan pada dengan notasi pada soal, seperti pada hasil
penelitian ini. Dalam soal cerita, siswa pekerjaan S14 pretest, dimana dalam
tidak mampu mengartikan atau mengubah 
mengoprasikan perkalian 3 y  4 y S14
3 4

soal cerita dalam bentuk matematika yang
mengaplikasikan operasi perkalian pada
tidak lain akan menggunakan variabel.
pangkatnya juga, sehingga hasilnya
Seperti yang ditemukan pada hasil 12
pekerjaan ketiga partisipan, untuk menjadi 12y . Selain itu, ditemukan juga
menemukan luas kebun Pak Restu, ketiga siswa yang menerapkan konsep dasar
partisipan tidak mengubah terlebih dahulu operasi hitung perkalian bentuk aljabar
soal dalam bentuk matematika. Melainkan dan operasi hitung pembagian bentuk
langsung memasukkan besaran-besaran aljabar pada pemecahan masalah yaitu
yang terdapat pada soal cerita ke dalam pada hasil pekerjaan S14 posttest, dimana
rumus untuk mencari luas kebun Pak siswa menganggap penulisan pada
Restu. pemecahan masalah harus sesuai dengan
Kategori bentuk miskonsepsi penulisan konsep dasarnya. Sehingga
pengaplikasian aturan, ditemukan pada dalam menyelesaikan soal operasi hitung
soal nomor dua baik bentuk uraian bentuk aljabar (3𝑦 3 × 4𝑦 4 ) ÷ 6𝑦 5 , S14
maupun option, soal nomor empat bentuk menghilangkan koefisien dan
uraian dan lima bentuk uraian. Pada soal menyamakan penulisannya dengan konsep

448 Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika


Volume 9, Nomor 3, September 2020
Copyright © 2020 Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika
p-ISSN: 2086-4280
Sari & Afriansyah e-ISSN: 2527-8827

𝑎𝑚 Afriansyah, E. A. (2013). Design Research:


dasar 𝑎𝑛 = 𝑎𝑚+𝑛 ; = 𝑎𝑚−𝑛 , sehingga
𝑎𝑛
Mengukur Kepadatan Bilangan
hasil akhirnya menjadi 𝑦 3 × 𝑦 4 = 𝑦 7 ÷
Desimal. In Seminar Nasional
𝑦 6 = 𝑦 2.
Matematika dan Pendidikan
Pada soal nomor lima bentuk uraian
Matematika STKIP Siliwangi (Vol. 1).
yaitu mengenai soal cerita, siswa
Afriansyah, E. A. (2014). Addition and
mengalami kesalahan dalam menerapkan
Substraction Numbers up to 10
sifat distributif perkalian, dimana siswa
through PMRI for SD/MI Level
menerapkan pengelompokkan suku
Students. International Postgraduate
sejenis pada sifat distributif, serta
Colloqium of Research in Education
menerapkan prinsip yang berada didalam
3rd IPCoRE.
kurung harus dioperasikan terlebih dahulu
Afriansyah, E. A. (2015). Students'
(Ramdani, Hartoyo, & Mirza, 2015; Efendi,
Misconception in Decimal Numbers.
2017; Muntikoh, 2017).
In International Seminar on Teacher
IV. PENUTUP Education 1st ISTE UIN Suska Riau.
Bentuk miskonsepsi yang dialami siswa Afriansyah, E. A. (2016). Enhancing
dibedakan menjadi empat kategori yang Mathematical Problem Posing via
dapat dijabarkan sebagai berikut: Realistic Approach. International
miskonsepsi generalisasi, miskonsepsi Seminar on Mathematics. Science, and
notasi, miskonsepdi pengartian huruf, dan Computer Science Education MSCEIS.
miskonsepsi aplikasi aturan. Guru perlu Afriansyah, E. A., Puspitasari, N.,
bersikap waspada terhadap keempat Luritawaty, I. P., Mardiani, D., &
miskonsepsi ini, sehingga tidak mengalami Sundayana, R. (2019, December). The
kesulitan yang berarti dalam proses belajar analysis of mathematics with ATLAS.
mengajar pada materi aljabar. ti. In Journal of Physics: Conference
Series (Vol. 1402, No. 7, p. 077097).
DAFTAR PUSTAKA IOP Publishing.
Afriansyah, E. A. (2012). Design Research: Clement, J. (1982). Algebra word problem
Konsep Nilai Tempat pada solutions: Thought processes
Penjumlahan Bilangan underlying a common
Desimal (Doctoral dissertation, Tesis misconception. Journal for research in
yang tidak dipublikasikan berasal dari mathematics education, 16-30.
Beasiswa DIKTI dengan program Efendi, M. A. (2017). Miskonsepsi Siswa
IMPoME (International Master Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Program on Mathematics Education). pada Pokok Bahasan Bentuk Aljabar.
Universitas Sriwijaya Palembang– (Skripsi). Universitas Pendidikan
Universitas UTRECHT Belanda). Indonesia, Bandung.

Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika 449


Volume 9, Nomor 3, September 2020
Copyright © 2020 Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika
http://journal.institutpendidikan.ac.id/index.php/mosharafa

Herutomo, R. A. (2017). Miskonsepsi Ramadhani, W. H., Hartoyo, A., & Mirza, A.


Aljabar: Konteks Pembelajaran (2015). Miskonsepsi Siswa Pada
Matematika pada Siswa Kelas VIII Materi Operasi Pada Bentuk Aljabar
SMP. Jurnal Pendidikan Dasar, 1(1), 1- Kelas VII SMP Haebat Islam (Doctoral
8. dissertation, Tanjungpura University).
Herutomo, R. A., & Saputro, T. E. M. Sugiyono. (2018). Metode Penelitian
(2014). Analisis Kesalahan dan Pendidikan Matematika. Bandung:
Miskonsepsi Siswa Kelas VIII pada Alfabeta.
Materi Aljabar. Edusentris, Jurnal Ilmu Utami, R. (2017). Analisis Miskonsepsi
Pendidikan dan Pengajaran, 1(2), 134- Siswa dan Cara Mengatasinya pada
145. Materi Bentuk Aljabar Kelas VII-C SMP
Iryani, I., Tandililing, E., & Hamdani, H. Negeri 13 Malang. Jurnal Pendidikan
(2018). Remediasi Miskonsepsi Siswa Matematika, 3(1), 37-44.
dengan Model Pembelajaran Children Wahyuni, T. N., Yusmin, E., & Suratman, D.
Learning in Science (CLiS) Berbantuan (2016). Miskonsepsi Siswa pada
Simulasi PhET. Jurnal Pendidikan dan Penjumlahan dan Pengurangan
Pembelajaran Khatulistiwa, 7(4). Bentuk Akar di Kelas X SMKN 1
Jumadi, S., & Hamdani, H. (2018). Pontianak (Doctoral dissertation,
Menggali Miskonsepsi Siswa SD Tanjungpura University).
tentang Tata Surya Secara Lisan dalam
Bahasa Dayak Suaid. Jurnal Pendidikan RIWAYAT HIDUP PENULIS
dan Pembelajaran Khatulistiwa, 7(5). Herikeu Meidia Sari, S.Pd.
Muntikoh, N. (2017). Strategi Lahir di Garut, 15 Oktober
pembelajaran pencapaian konsep 1996. Staf pengajar di
dalam pembelajaran matematika institusi mana. Studi S1
Pendidikan Matematika
untuk meminimalisasi miskonsepsi Institut Pendidikan
matematika siswa (Bachelor's thesis). Indonesia, Garut, lulus tahun
2020.
Nurmawanti, I., & Sulandra, I. M. (2020).
Exploring of Student’s Algebraic Ekasatya Aldila Afriansyah, M.Sc.
Thinking Process through Pattern
Lahir di Bandung, 4 April
Generalization using Similarity or 1986. Dosen Tetap Yayasan
Proximity Perception. Mosharafa: STKIP Garut. Studi S1
Jurnal Pendidikan Matematika, 9(2), Matematika Konsentrasi
Statistika UPI, Bandung, lulus
191-202. tahun 2009; S2 Pendidikan
Pendidikan, B. S. N. (2006). Standar Matematika UNSRI-
UTRECHT, Palembang-
isi. Jakarta: BSNP.
Utrecht, lulus tahun 2012.

450 Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika


Volume 9, Nomor 3, September 2020
Copyright © 2020 Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika

Anda mungkin juga menyukai